OBROLAN IBU DAN ANAKNYA
Ada sebuah keluarga bahagia yang terdiri dari sepasang suami istri dan dua orang anak laki-laki dan perempuan. Sang ayah seorang ilmuwan yang telah memiliki berbagai macam piagam penghargaan dan ditempelkan di dinding ruang keluarga. Berderet-deret tersusun rapi dan teratur.
Anak pertama keluarga tersebut seorang laki-laki yang pandai dan juga memilik banyak piagam penghargaan dan aneka tropi yang diperolehnya serta di pajang di ruang keluarga berderet rapi dan teratur berdampingan dengan piagam penghargaan milik sang ayah.
Tak ketinggalan pula prestasi yang telah diperoleh oleh si bungsu yang masih SD. Aneka piagam penghargaan yang diperolah setelah memenangkan aneka perlombaan, dari melukis, mengarang, dan lomba masak.
Suatu ketika si sulung sedang asik menikmati berbagai piagam yang diperolah keluarga tersebut. Lalu dia berkomentar, "Semua telah menyumbangkan berbagai macam piagam penghargaan, kecuali Mama."
"Ma, mana piagam yang pernah mama perolah, agar dinding kita ini semakin lengkap dengan adanya piagam penghargaan yang mama perolah."
Sang mama hanya termenung sebentar kemudian tertawa pelan. Dan keluarga tersebut tetap hangat dan akrab meski tanpa piagam dari mama.
Namun suatu pagi saat sang mama membersihkan ruang tengah, kata-kata si sulung telah membuka ingatan sang mama. Dia memang pernah sekolah dan seingat dia pernah memperolah beberapa sertifikat. Maka sang mama membongkar arsip-arsipnya, dan dia menemukan dua sertifikat yang didapatnya dengan penuh kebanggan. Dipandangnya sertifikat itu dengan penuh keharuan, lalu di laminating dan diberi pigura yang indah serta kemudian di pasang dipojok paling bawah dari dinding itu.
Sertifikat itu adalah akte kelahiran anak sulung dan anak bungsunya. Itulah piagam penghargaan yang terindah yang didapat sang mama, pemberian yang tak ada bandingnya di dunia ini dari Tuhan. Serta akan dijaganya dengan taruhan nyawanya sendiri.
Hatiku selembar daun...
No comments:
Post a Comment