Friday, 12 November 2010

PANJI DAN DINNI

PANJI DAN DINNI






In Memoriam Situ Gitung… The last time before disaster .





SILAHKAN DIRENUNGKAN. ......... ......... .....


Saat hidup kita lagi diatas, kadang kita terlena. Ga mau liat orang lain. Ga mau liat teman, sodara bahkan orang tua. Kadang waktu kita memiliki rezeki, kita tetap merasa kekurangan. Kadang di beberapa orang yg ga kuat, akan merubah dia menjadi seorang yg rakus. Yg agak lebih mendingan, kadang kita jadi workaholic, kita ga punya waktu utk keluarga, teman, pacar bahkan untuk diri sendiri.... Alasannya "ini kan untuk masa depan"

Well.... Bagaimana kalau masa depan itu ngga dateng? Gimana kalau tomorrow never come? Gimana kalau ternyata Tuhan kasih hari ini adalah hari terakhir kita didunia. Atau hari terakhir dari orang2 yg kita cintai...

Gue baru aja pulang dari TKB jebolnya tanggul situ gintung. Wah semua perasaan campur aduk. Padahal, ini bukan pertama buat gue. Aceh, Jogja, Lapindo, Banjir 2007, 2005. Tapi tetap aja perasaannya masih ajaib.

Gue sempat ngobrol panjang dengan salah satu korban di tempat pengungsi. Namanya Panji.Panji ini rumahnya hanya beberapa meter dari tanggul itu. Dia tinggal sendiri di rumah warisan dari pamannya. Ortu dan pamannya dah meninggal, dan bibinya tkw di Singapura. Dia kerjanya sebagai kurir di pagi hari, malemnya teknisi di salah satu pabrik di daerah kampung rambutan. Dia punya pacar namanya Dinni. Yg tinggal di sebelah rumahnya. Rencananya mereka akan menikah tahun ini.

Malam kejadian sekitar pukul 8, mereka berkelahi. Alasannya, sebenarnya Panji libur malam itu, jadi dinni mengajak Panji untuk jalan2 ke bogor bersama keluarganya. Menginap di rumah uwak Dinni. Tapi Panji menolak dengan alasan dia ditawari mengantar barang ke daerah karawang. Uangnya lumayan.Mendengar alasan ini Dinni jadi marah dan teriak2 karena memang Panji hampir ga pernah punya waktu untuk Dinni. Alasannya karena cari uang utk pernikahan. Sampai akhirnya Dinni bilang kalau Panji egois, percuma cari uang utk menikah kalau kelakuan Panji malah bikin hilang selera untuk menikah. Panji tersinggung dan bilang kalau Dinni ga menghargai Panji. Akhirnya malam itu mereka bertengkar hebat. Dan Panji tetep pergi mengantar barang.

Karena ada masalah sedikit di Karawang, Panji tertahan lama disana. (gue rasa karena jalan Tuhan). Akhirnya Panji sampai di Jakarta sekitar jam 4.45 menit. Sampai dideket rumah, Panji bingung karena di jalan Ciputat Raya banyak tetangganya berkerumun, menangis dan berteriak. Panji bingung. Semua ditanya tapi ga ada yg jawab. Semua seperti sibuk dengan tangisannya sendiri. Ga berapa lama Panji ketemu sama Iksan, sepupu Dinni. Tapi si Iksan udah nangis sampai ga bisa ngomong. Setelah ditenangkan barulah iksan bercerita.

Iksan bilang bahwa tadi uwak (papa Dinni) suruh dia anter uwak dan keluarga ke Bogor karena uwak Nani (adik papanya) abis melahirkan ga ada yg jaga. Pas Iksan tanya Dinni kok ga ikut, kata papanya Dinni ga mau ikut. Dia lg ga enak hatinya. Mungkin berantem sama Panji. Jadi dia mau di rumah. Jadi Iksan pergi. Iksan ketiduran di Bogor, pas pulang ternyata tanggul jebol. Dinni ga tau dimana... Rumahnya kerendem.Sampai tadi gue pulang, Dinni belum ada kabarnya. Dari 68 orang yang jadi korban, belum ada jenazah Dinni. Dan Panji belum tidur. Dia belum bisa. Dia menyesal sekali. Dia belum berhenti menangis saat gue pulang. Dia ditemenin sama ayah Dinni yg luar biasa bijaksana dan masih bisa menjadi luar biasa tenang walau kehilangan putri sematawayangnya. ..

Terakhir Panji bilang sama gue... "Mba, kalau saya tau mba, saya akan ikut mba sama dia. Kalau saya ikut saya ga akan begini mba. Dia ga akan begini mba. Kasihan Dinni mba. Semua salah saya.. Sekarang uang tabungan saya ga berarti mba. Semuanya udah ga ada artinya kalau ga ada Dinni mba..... Buat apa saya kerja mba, buat Dinni mba.. Kalau ga ada Dinni semuanya ga ada artinya..." Gue ga bisa nenangin karena gue pun jadi ikut menangis....

Well, gue ga bisa bilang apa2 tentang ini. Gue cuma bisa bilang, ayuk kita belajar dari Panji. Percuma kerja terus2an tapi kita ga bisa menikmati hasilnya. Alasan kita kerja adalah untuk cari uang. Cari uang untuk keluarga atau menikah dgn pasangan kita. Tapi inget, hubungan kita dgn mereka bukan hanya sekedar uang. Tapi ada jalinan yg harus dipertahankan. Ada cinta yang harus dirawat. Dan semuanya itu ga bisa dilakukan dgn uang.

Hidup itu harus Balance. Bekerja dan bersenang2nya. ... Segala sesuatunya deh. Kalau ga, kita ga akan bisa nikmatin. Dan lihat sekeliling kita, orang2 yg kita sayang. Bagaimana kalau ternyata besok mereka sudah tidak ada lagi untuk selamanya.. Waktu ga bsa diputer. Dan kematian datang seperti pencuri. Spend sometimes with your love one. Supaya kalau mereka benar2 akan dipanggil Tuhan, atleast kita dah berbuat yg terbaik. Begitu juga kalau kita yg dipanggil, atleast we leave them no regrets... Just a sweet and very good memmories... .

Gue bingung harus ngomong apa. This story just got me over the edge of my emotion. No wise words I could give. No advice.

Gue cuma bisa bilang, coba bayangin kalau lo ada di posisi Panji.....

Deepest condolance.. ....Situ Gintung, 27th March 2009

No comments:

Post a Comment