Sunan Panggung dan Suluk Malang Sumirang
Sunan Panggung
Sunan Kalijogo berputera Sunan Panggung dari hasil pernikahannya dengan Retna Siti Zaenab yang saudaranya Sunan Gunung Jati.
Sunan Panggung muda, semula mempelajari Syari'ah sampai menguasai hal-hal syari'ah tersebut. Selanjutnya beliau juga mempelajari Thoriqoh, dan Sunan Panggung muda kemudian sangat-sangat tertarik dengan Hakikat dan Ma'rifat, dan diceritakan beliau juga sakti mandraguna disamping beliau adalah sufi terkemuka.
Kelakuan Sunan Kudus yang punya juga darah Parsi yang fundamentalis yang sangat radikal, dengan kesukaannya menghasut-hasut dan membunuh, sangat tidak disukai masyarakat pada waktu itu, dan melaporkan ketidaksukaan mereka kepada Sunan Panggung Muda.
Sunan Panggung muda bertafakur, memikirkan dengan cara bagaimana menyampaikan ketidaksukaan masyarakat ini.
Beliau kemudian memelihara dua ekor anjing, yang kemudian dinamai dengan Ki Iman dan Ki Tokid. Dua ekor anjing ini sering dibawa pergi ke pasar dan sering dipanggil-panggil namanya, Imaaaaan, ..... Tokiiiiid....
Peristiwa itu menyebar dan dilaporkan kepada Sunan Kudus. Sunan Kudus marah, tetapi beliau takut dengan Sunan Kalijogo, yang mempunyai lebih banyak pengaruh daripada beliau.
Sunan Panggung muda kemudian melaksanakan puncak skenarionya, ialah dengan mengajak kedua anjingnya itu masuk ke Masjid Sunan Kudus, dan berlarian di dalam Masjid dengan sengaja.
Sunan Kudus yang dilapori merasa senang, punya alasan untuk menangkap Sunan Panggung muda. Sunan Panggung muda, yang sengaja membiarkan agar dia ditangkap Sunan Kudus, tidak melawan. Fatwa Sunan Kudus ialah, Sunan Panggung harus dibakar hidup-hidup.
Sejarah mencatat, Sunan Panggung muda bisa lolos dari hukuman itu, dan tetap mengejek Sunan Kudus.
Versi yang di masyarakat adalah : Sunan Kudus jadi membakar Sunan Panggung muda, tetapi Sunan Panggung muda malahan enak-enak duduk-duduk saja tersenyum, Malahan beliau pada waktu itu sambil menulis Suluk Malang Sumirang.
Ada beberapa tulisan Sunan Panggung, antara lain cuplikannya ialah :
Orang yang tak mengetuk pintu rahasia Allah, hanyalah terbelenggu oleh aturan syari'ah. Sembahyang sunnah dan fardu tak pernah tertinggal, tetapi lalai terhadap tetangganya yang lapar. Sepedati penuh kertasnya... tetapi... Yang dibicarakan hanyalah masalah halal dan haram. Sebuah ejekan terhadap Sunan Kudus, sang fundamentalis radikal.
Source:
http://mistikus-sufi.blogspot.com/2008/11/sunan-panggung.html
No comments:
Post a Comment