Thursday, 11 November 2010

WASHINGTON DAN NYONYA KAYA

WASHINGTON DAN NYONYA KAYA


Sesaat setelah Booker T. Washington menjadi kepala Tuskee Institute di Alabama, ia berjalan melewati rumah sebuah keluarga kaya. Nyonya rumah itu, mengira Washington adalah salah satu pekerja kebun yang dipekerjakan suaminya, dia bertanya apakah Washington mau membelah kayu untuknya. Profesor Washington tersenyum, mengangguk, melepaskan jasnya dan membelah kayu.

Ternyata gadis pelayan mengenalinya dan berlari menemui majikannya untuk memberitahukan identitas Washington. Pagi berikutnya wanita itu muncul di kantor Washington untuk meminta maaf. Washington menjawab dengan murah hati, “Sama sekali tidak apa-apa, nyonya. Saya suka bekerja dan saya senang memberi pertolongan kepada teman-teman saya.”

Terkesan dengan kerendahan hati Washington, wanita ini memberi sumbangan yang besar kepada institut itu. Dia pun kemudian menggerakkan teman-temannya yang kaya untuk melakukan hal yang sama.

Orang besar selalu bersedia menjadi kecil. Kesediaan untuk melayani orang lain merupakan inti dari kepemimpinan sejati. Kerendahan hati itu nampak bukan melalui kalimat-kalimat indah yang diucapkan tetapi melalui kesediaan melakukan tindakan yang melayani dengan tulus.





Hatiku selembar daun...

No comments:

Post a Comment