SAMINISME
PENGERTIAN
•Ajaran samin atau saminisme adalah sebuah konsep penolakan terhadap budaya kolonial Belanda dan penolakan terhadap kapitalisme pada masa abad ke-19.
•Ajaran ini disebarkan oleh Samin Surisentiko,oleh karena itu dikenal dengan ajaran samin(saminisme).
ASAL AJARAN SAMINISME
Saminisme muncul sebagai akibat atau reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda yang sewenang-wenang. Perlawanan tidak secara fisik tetapi berwujud penentangan terhadap segala peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan rakyat terhadap Belanda misalnya dengan tidak membayar pajak. Terbawa oleh sikapnya yang menentang tersebut mereka membuat tatanan, adat-istiadat dan kebiasaaan-kebiasaan tersendiri.
KONSEP AJARAN SAMIN
1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci,tapi memakai “iket”,yaitu semacam kain yang dikaitkan dikepala mirip orang jawa dahulu.
3.Tidak berpoligami
4.Tidak memakai celana panjang,tapi hanya memakai celana selutut
5.Tidak berdagang
6.Penolakan terhadap kapitalisme.
Pokok-pokok ajaran saminisme
1.Paham samin tidak membeda-bedakan agama karena agama adalah senjata atau pegangan hidup.
2.Jangan menggangu orang,jangan bertengkar,jangan suka iri hati,dan jangan suka mengambil milik orang.
3.Bersikap sabar dan jangan sombongMenurut orang samin, roh orang yang meninggal tidaklah meninggal,namun hanya menanggalkan pakainnya.
4.Bila berbicara harus bisa menjaga mulut, jujur dan saling menghormati. Berdagang bagi orang samin dilarang karena dalam perdagangan ada unsur “ketidak jujuran”. Juga tidak boleh menerima sumbangan berupa uang.
Sikap orang samin
Walaupun masa penjajahan Belanda dan Jepang telah berakhir, tetapi orang samin masih menilai pemerintahan Indonesia tidak jujur. Oleh karenanya, ketika menikah, mereka tidak mencatatkan dirinya ke KUA ataupun ke catatan sipil.
Tetapi secara umun orang samin sangatlah jujur dan polos tetapi kritis.
Pakaian dan bahasa orang samin
Bahasa yang digunakan oleh orang samin adalah bahasa jawa ngoko. Bagi orang samin menghormati orang lain bukan dari bahasa, tetapi dari perbuatan.
Pakaian orang samin biasanya terdiri dari baju lengan panjang tidak ada kerah,berwarna hitam,laki-laki memakai ikat kepala.
Untuk wanita bentuknya kebaya lengan panjang,berkain sebatas di bawah tempurung lutut atau di atas mata kaki
Pernikahan bagi orang samin
Menurut orang samin, perkawinan itu sangat penting. Bagi mereka perkawinan itu alat untuk meraih keluhuran budi yang seterusnya untuk menciptakan “atmaja (u)tama” (anak yang mulia).
menurut orang samin perkawinan sudah dianggap sah walaupun yang menikahkan hanya orang tua pengantin.
Sikap terhadap lingkungan
Pandangan orang samin terhadap lingkungan sangat baik mereka memanfaatkan alam secukupnya saja dan tidak pernah mengeksploitasi. Hal ini sesuai dengan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak berlebihan dan apa adanya. Tanah bagi mereka merupakan pemberi kehidupan. Masyarakat samin menyadari isi dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya
Pemukiman
•Biasanya masyarakat samin hidup dalam satu deretan rumah untuk memudahkan berkomunikasi.
•Rumah tersebut biasanya terbuat dari kayu, yang cukup sederhana dan relatif luas.
•Kamar mandi dan sumur digunakan untuk beberapa keluarga(untuk digunakan bersama).
Upacara dan tradisi
Upacara tradisi yang ada pada masyarakat samin antara lain nyadran(bersih desa) termasuk juga menguras air pada sebuah sumur tua yang banyak memberi manfaat.
Tradisi keselamatan yang berkaitan dengan daur hidup yaitu kehamilan, kelahiran, khitanan, perkawinan,dan kematian. Mereka melakuakan tradisi tersebut dengan sederhana.
Masyarakat samin saat ini
Sekalipun masyarakat samin berusaha mempertahankan tradisi namun tidak urung kemajuan jaman juga mempengaruhi mereka, namun yang diharapkan tidak hilang terpupus zaman adalah nilai-nilai positif atau kearifan yang telah ada pada masyarakat samin tersebut,misalnya kejujuran dan kearifanya dalam memakai alam, semangat gotong-royong dan saling menolong yang masih tinggi.
http://djie-sis.blogspot.com/2008/01/saminisme.html
No comments:
Post a Comment