Manifesto Jakarta
Tan Malaka (1945)
Sumber: Tulisan ini diambil dari situs indomarxist.net
Kontributor: Nouval Merdeka. Diedit oleh Arief Chandra (April 2007)
Kata Pengantar
Lebih dari dua bulan lamanya MANIFESTO PARI JAKARTA, (adalah Manifesto kedua, yang pertama dibentuk di Bangkok pada bulan Juni 1927), disebarkan ke seluruh Indonesia. Sambutan yang sangat menggembirakan terjadi disemua tempat yang menurut susunan masyarakatnya harus mempunyai satu Partai yang berdasarkan Kelas Pekerja.
Penyebaran MANIFESTO JAKARTA tidak sedikit mendapatkan para Pejuang baru. Terutama pula penyebaran itu seolah-olah memanggil keluar Kawan seperjuangan lama yang-tersembunyi dan tidak dikenal oleh pembentuk Manifesto ini, sejak Manifesto Bangkok. Kejadian ini amat mengharukan hati-nya sang pembentuk, seperti seorang Bapak yang terharu hatinya setelah berjumpa dengan anak-nya sendiri, yang ditinggalkan ketika masih dalam kandungan ibunya.
Sekarang si pembentuk-nya sendiri sudah berada ditengah-tengah gelombang Pemberontakan seluruh Rakyat Indonesia, yang sudah lama diperkirakan, diharapkan dan ditunggu-tunggu datangnya. Rakyat Indonesia sekarang membuktikan Kesadaran Politik yang tidak akan bisa lagi dikaburkan atau diombang-ambingkan oleh segala tipu dan daya penjajah manapun juga diatas muka bumi ini. Dan Rakyat Indonesia dalam berlusin-lusin perjuangan di Jakarta dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya, sekarang di Surabaya dan sekitarnya, seperti juga di Sumatra, membuktikan kemauan dan kesungguhan yang tidak mungkin dapat dipatahkan begitu saja. Keberanian dan ketabahan yang disertai kecerdikan berjuang, sekarang baru mulai menggemparkan dunia Internasional yang menganga tercengang, Musuh yang Angkuh, Sombong dan Rendah.
Pula si-pembentuk Manifesto ini merasa berbahagia yang tidak terhingga, berada ditengah-tengah Kawan Seperjuangan dan berada juga ditengah-tengah para anak-anaknya Kawan seperjuangan – Maafkan perasaan seorang Veteran Revolusioner yang sebagai manusia tidak luput dari pengaruh perasaan !!! – Para anak-anak yang baru dijumpai, yang sedang mengambil bagian terbesar dalam usaha mendirikan dan mempertahankan Republik ini.
Lebih dari 18 tahun yang lalu. Manifesto sebagai satu penafsiran tentang gerakan Ekonomi—Sosial—Politik dunia dan Indonesia diuraikan di Bangkok, sesudah gerakan Rakyat mendapat pukulan hebat ditahun 1926.
Lebih dari dua bulan pula penafsiran tentang gerakan Ekonomi—Sosial—Politik luar dan dalam Indonesia diuraikan dalam Manifesto Jakarta ini. Diuraikan dalam masa perobahan dan segala kebimbangan. Pada satu pihak Imperialisme Jepang kalah dan menyerah serta siap kembali kenegaranya. Pada pihak lain Imperialis Inggris--Belanda sembunyi dibelakang kedok yang dinamai Sekutu ( United Nation ) belum siap untuk menyerbu masuk melakukan segala tipu muslihatnya, seperti sudah dikenal seluruh dunia. Pada saat itulah para pemimpin Indonesia, yang selamanya menjadi pembantu “sehidup semati” TENNO HEIKA ( Tuhannya Jepang )……………. Rezim Otokratis—Militeristik – Para Pemimpin Indonesia tadi, tidak mengherankan kalau dalam keadaan bimbang, karena dugaannya pasti memang itu dan “Politik Persatuan Jepang—Indonesia berdasarkan HAKKO ITJIU” itu gagal sama sekali. Kepada para Pemuda-lah Indonesia dikemudian hari akan berterima kasih karena mereka yang sebenarnya membangun Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu. Apabila Para Pemimpin Besar masih mengharapkan “Komando dari Tokyo” yang sudah bertekuk lutut sebelumnya “Pecah sebagai Ratna”. Maka golongan Pemuda mendorong dalam arti yang sebenar-benar dan sepahit-pahitnya Para Pemimpin Besar menyatakan Kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan Republik Indonesia yang berdaulat.
Sangat terharulah Pembentuk Manifesto ini, apabila sekarang mengetahui bahwa sebagian besar, boleh dikatakan semuanya para pemuda pendorong yang insyaf dan bertindak sebagai seorang Jantan itu sudah bertahun-tahun bergerak dengan Manifesto Bangkok sebagai Obor. Kegembiraan suci tak terharu itu bertambah pula ketika mendapat kepastian bahwa pelopor pemberontakan Surabaya yang sedang berlaku sekarang ini, sebagian besar terdiri dari Pengikut Partai Republik Indonesia ( PARI ) pula.
Berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu dan pembelaan yang gagah perkasa dan terus menerus dilakukan dimana-mana oleh para Pemuda dan pengikut PARI, membuktikan senyata-nyatanya, bahwa tafsiran Nasional dan Internasional dalam Manifesto Bangkok tidak berapa jauh dari kebenaran.
Komentar yang panjang, tidak perlu dan belum pada waktunya untuk diberikan.
Mudah-mudahan penafsiran gerakan Ekonomi—Sosial—Politik Indonesia dan Dunia sekitarnya yang diuraikan dalam MANIFESTO JAKARTA ini tidak seberapa pula jauhnya daripada kebenaran.
Tetapi tidak-lah bisa disimpan dalam hati saja, bahwa kita sekarang merasa sangat malang ( tidak beruntung ), karena sampai sekarang belum juga mendapat keterangan yang cukup dan syah tentang keadaan yang sebenarnya terhadap gerakan Ekonomi—Sosial—Politik tadi.
Tetapi akan lebih malang-lah kita jika “tafsiran” tiada dijalankan sama sekali. Lebih baik mempunyai Tafsiran yang berdasarkan bukti kurang sempurna, daripada tidak mempunyai tafsiran sama sekali.
Bukan-kah sesuatu “sikap” harus didasarkan atas suatu Tafsiran? Bukankah pula sikap yang pasti dan dijalankan dengan serempak walaupun berdasarkan bukti yang kurang cukup, lebih baik daripada sikap laksana “Pucuk Pohon Aur” yang terkenal ditiup angin kian-kemari, walaupun sikap tadi berdasarkan bukti yang sempurna.
Tentulah sikap yang sempurna itu adalah sikap yang yang berdasarkan bukti yang syah serta cukup dan dijalankan serempak-serentak dengan teguh-tetap, kebenaran ini-pun tidak perlu diberi komentar.
Ada pula para penerima MANIFESTO JAKARTA yang sangsi akan syahnya “sumber” MANIFESTO JAKARTA itu, karena katanya memakai perkataan baru; ialah “ASLIA”. Kalau kelak waktu dan tempat mengijinkan, maka akan dibuktikan senyata-nyatanya, bahwa istilah ASLIA itu mengandung satu tambahan yang bukan berarti satu “pemalsu” dari salah seorang penyamar yang menamakan dirinya Tan Malaka. Kalau waktu, tempat dan teman membenarkan tidak akan lama lagi akan dikeluarkan satu buku lagi yang dinamakan “GABUNGAN ASLIA”. Malah boleh jadi pengarangnya sendiri akan keluar dari goa persembunyiannya selama hampir dua lusin tahun.
Sudah nasibnya Tan Malaka sendiri menjadi bola sepakkan para tukang kabar angin yang mempunyai kepentingan sendiri. Empat kali kabar, bahwa ia masuk dengan kapal terbang jepang sebagai pembesar. Pada waktu menulis kata pengantar ini di Surabaya telah ditangkap beberapa penyamar musuh yang mengakui dirinya Tan Malaka. Pembaca dan pengikut PARI tentulah cukup mengerti akan maksud kaum Provokator dan Penghianat
Tan Malaka akan keluar menurut keadaan dan kekuatan Rakyat, dan dia sudah berada disini semenjak Jepang masuk. Tetapi dia masuk sendiri tidak dengan pertolongan dan perlindungan kapal perang atau kapal terbangnya Jepang. Dia memang bekerja pada salah satu perusahaan dibawah pengawasan Jepang. Tetapi dia menjadi Buruh dan tidak sedikit-pun mencampuri politik Imperialisme Jepang. Lagi pula belum pernah sepatah kata pun membenarkan apalagi memuji politik Jepang dimuka umum. Malah sebaliknya, dua atau tiga kali perkataan yang diucapkan didepan umum, yang membela Kemerdekaan dan Kaum Pekerja amat membahayakan dirinya. Cuma perkataan itu tidak diucapkan sebagai wakil dari salah satu badan yang mengandung politik dan bukan pula oleh seorang yang bernama Tan Malaka. Pendek kata Tan Malaka ada di Jawa semenjak kira –kira pertengahan tahun 1942. Dia mengabdi seikhlas-ikhlasnya kepada Kaum Buruh, Made in Jepang yaitu ROMUSHA dengan segala kegembiraan, hasil dari suatu pemerintahan yang semunafik-munafiknya, sekejam-kejamnya, serakus-rakusnya, dan sebinatang-binatangnya di kolong langit.
Dengan Amerika-pun pengalamannya cukup pahit! Penangkapan di Manila bulan Agustus tahun 1927, walaupun diprotes oleh seluruh rakyat Philiphina, tipu-muslihat kaki tangan Imperialis Amerika selalu digagalkan oleh Rakyat Philipina, akhirnya pembuangan dari Philipina serta percobaan dari Konsul Amerika dibantu oleh Konsul Inggris, Perancis dan Belanda di Amoy untuk “menculik” Tan Malaka di pelabuhan Amoy , tetapi gagal karena tindakan sendiri dan teman-teman, semua itu adalah pengalaman Tan Malaka berhubungan dengan Demokrasi Made in Amerika itu. Dengan Inggris-pun mengalami pengalaman yang tidak kurang pahitnya dengan Demokrasi Belanda dan Amerika. Juga Demokrasi Inggris dalam satu perkara pun tidak menjalankan Demokrasi yang dianggapnya sakti itu terhadap massa yang terpisah dari Negara dan Rakyatnya! Satu undang-undang Internasional yang dianggap sakti untuk dirinya sendiri dan untuk semua kulit putih diperbolehkan dilakukan terhadap Tan Malaka – Pengasingannya didalam Bui ( penjara ) Hongkong lebih kurang dua bulan lamanya ditahun 1932, desakkan dari semua Imperialisme dunia didalam Bui, pemindahan dari sel ke sel, dari sel kulit putih ke sel orang hukuman Tionghoa, penolakan semua negara Imperialis dengan negara jajahannya buat menerima Tan Malaka sebagai pelarian politik ( Political Refugee ), pengusirannya dari Hongkong dengan tidak menetapkan negara yang aman untuknya terlebih dahulu, menurut undang-undang bangsa “Sopan” didunia ini, ancaman dari Belanda yang berusaha keras untuk menculik, berbagai bahaya dijalani pada masa pembuangan ketiga kalinya itu dan sebagainya – semuanya adalah Pengalaman hidup seorang Pemimpin Indonesia yang pada masa saat itu amat pula terganggu kesehatannya. Semuanya berserah dengan darah diatas kulitnya Tan Malaka.
Cukup sebab maka Tan Malaka memilih Waktu, Tempat dan Teman untuk menyaksikan dirinya sendiri kedepan mata Rakyat Indonesia…………………………….
MERDEKA 100%
PEMBENTUK MANIFESTO JAKARTA
TAN MALAKA
****
PARI dahulu : PARTAI REPUBLIK INDONESIA
( Sekarang menjadi terbuka )
Sekarang kependekan : PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL
( Arti nama tertutup )
PARI yang didirikan oleh almarhum Subakat, Jamaludin Tamim dan Tan Malaka di Bangkok pada bulan Juni 1927, dalam keadaan dan penderitaan yang bagaimanapun juga, tidak menghentikan usaha untuk melaksanakan hasrat selama 18 tahun itu, perlu kini kita memperbaharui hasratnya itu. Suasana dan keadaan dunia akan berhubungan dengan perubahan itulah namanya PARI, sekarang yang mengandung arti yang lebih luas dan lebih dalam.
PARI yang asli adalah kependekan dari Partai Republik Indonesia, PARI sebagai nama akan terus dipakai, kalau Cuma untuk menghormati almarhum Subakat yang memilih nama itu, dan meninggal dalam Bui Belanda karena mempertahankan PARI. Lagipula PARI sudah cukup dikenal sebagai Partai Bawah Tanah ( Illegal ) di jaman Belanda, yang mana tidak sedikit pemimpinnya yang dibuang ke Digul atau dipenjara didalam atau diluar negara.
Akhirnya, tetapi tidak kurang pentingnya nama itu sesuai dengan suasana dan keadaan baru. Berhubung dengan ini, maka PARI mengandung arti yang lebih dalam, ialah PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL.
Jadi wataknya PARI tetap Proletaris seperti sediakala dan daerahnya tetap pula Internasional seperti dahulu, tetapi daerahnya sudah bertambah luas, daerahnya sekarang adalah daerah yang cocok dengan penyelidikan para ahli yang bersandarkan atas Ilmu Bumi dan Ilmu Bangsa ( Ethnology, Science of ……….), serta akhirnya cocok pula dengan kepentingan Perekonomian.
ASLIA ialah perkataan buatan kita sendiri sebagai gabungan dari suku kata perkataan ASIA dan AUSTRALIA. Yang digabungkan ialah permulaan kata ASIA dan suku akhirnya AUSTRALIA.
Syahdan ASLIA itu meliputi daerah Birma, Thai, Annam, Philipina, Semenanjung Malaya, seterusnya Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Sunda kecil dan akhirnya Australia Panas. Bagian Australia yang kita maksudkan itu luasnya kira-kira 1/3 dari keseluruhan wilayah Australia.
Adapun Australia putih itu sekarang diduduki oleh bangsa Eropa yang adalah keturunan orang-orang hukuman yang dipindahkan oleh kerajaan Inggris diwaktu lampau. Bangsa Pindahan ini seperti juga di Amerika membinasakan, lebih kurang memusnahkan bangsa Australia Asli dan peperangan lahir dan batin yang tiada henti-hentinya, diseluruh Australia Putih yang luasnya lebih kurang 1/3 pula dari seluruh dataran Australia yang luasnya 3 juta miles persegi itu. Dijaman gelap gulita ( Primitive ), lama sebelum sejarah tertulis dimulai, maka menurut penyelidikan Ilmu Pasti Asia, Indonesia dan Australia memang bersatu. Begitu-lah pula daerahnya bangsa Australia Asli, yang beberapa puluh ribu itu masih mengembara disana-sini, banyak masih mengalir kedalam badan Indonesia kita. Di Australia Panas, bangsa kulit putih tidak dapat tidak bisa hidup berkembang turun-menurun. Tetapi di Australia Sejuk bagian selatan, mereka bisa berkembang turun-menurun, selain itu persamaan antara Indonesia dengan Australia seperti yang sudah disebut diatas, maka ada lagi persamaan penting, persamaan penting ini meliputi pula Birma, Thai, Annam, Semenanjung Malaka, Kalimantan Utara serta akhirnya Philipina.
Seluruh ASLIA amat rapat dipengaruhi oleh iklim yang sama ialah panas dan dikendalikan oleh gerakan angin yang tetap teratur tiap-tiap tahun adalah angin moeson yang termahsyur itu, dipengaruhi musim yang berkuasa diseluruh ASLIA yang hawanya terus panas itu., dari tahun-ketahun dan dari abad-keabad, maka bangsa Indonesia sebagai paduan dari beberapa bangsa di ASLIA itu dalam hakekatnya beralat-perkakas, berekonomi, bersosial, berpolitik dan berjiwa ( paham keamanan dan perasaan ) dan berhasrat ataupun berimpian yang tidak berbeda satu sama lainnya. Pendek kata seluruh ASLIA kini dalam segala cara penghidupan berada dalam keadaan yang ber-samaan dan suasana serta keadaan dunia setelah perang dunia II ini membutuhkan pergabungan dan kerjasama. ( Bacalah nanti buku “ASLIA BERGABUNG” oleh Tan Malaka ).
HASRAT, IDAMAN, CITA
Hasrat PARI dari dahulu sampai sekarang tidaklah berubah, maksudnya adalah mendirikan Republik yang berdaulat kepada Rakyat Pekerja, Murba Kerja, yakni yang bekerja dengan tangan atau-pun otak, seperti yang bekerja didalam perusahaan yang berada didarat dan dilaut. Tambang, Pabrik, Bengkel, Kebun, Sawah, Kereta, Telphone, Listrik, Kantor, Kapal dan sebagainya. Dalam semua hal yang penting mengenai negara, maka pekerja tangan dan otak itulah yang kelak memberi keputusan dengan suaranya. Untuk mindring ( ? ), Kaum uang (Kapitalis) yang menganggur, juga buat pengemis tidaklah ada kesempatan untuk mengeluarkan suaranya dalam hal pilih-memilih—wakil atau pegawai negara, ataupun membenarkan atau membatalkan sesuatu undang-undang yang dibentuk oleh wakil Rakyat yang syah. Warga negara yang “bekerjalah” kelak dengan perantaraan wakilnya dalam Dewan Perwakilan akan mengatur Hak milik, Produksi, Upah, dan Hidup Sosial semuanya berdasarkan tolong menolong dan sama- rata. Tolong menolong dan Sama-Rata dalam semua cabang itulah, yang menjadi hasrat dari PARI. Dasar tolong-menolong ( gotong-royong ) dan sama-rata itulah yang menjadi dasar hidup yang dahulu kita laksanakan di Desa Jawa, Kampung Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain Itulah dasar yang pasti diundangkan, diterjemahkan dan dijalankan oleh seluruh masyarakat Minangkabau ketika masih satu negara yang merdeka.
SUASANA DAN KEADAAN BARU
Hasrat tadi selangkah demi selangkah akan kita laksanakan untuk seluruhnya di ASLIA. Ber-awal dari Indonesia Sempit, itulah Indonesia kita. Ditambah dengan Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara yang berarti hidup atau mati untuk kita karena penting daerah itu untuk siasat Perang dan Perekonomian kita selain dari persamaan 100% dengan kita lahir dan batin.
Dengan cara sukarela dari kedua belah pihak, Indonesia Sempit akan mencoba mengadakan penggabungan ataupun kerja bersama dengan Philipina adalah daerah yang paling dekat dengan Indonesia Sempit dalam segala-galanya.
Empat atau lima ratus tahun yang lampau Philipina memang langsung menjadi bagian politik dari Indonesia kita ini. ( Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Kalimantan Utara ). Lambat laun dan dengan cara yang tulus dan ikhlas pula serta dengan cara saling pengertian, penggabungan ASLIA akan dilaksanakan kedalam daerah yang disebut Jembatan untuk Asia dan Australia, diantara Samudra Hindia dan Lautan Teduh. Diantara seluruh bangsa yang oleh para ahli dinamakan “Indonesians” ( C.R. Logan dan Bastian ) atau juga disebut “Ocenia Mongols” adalah Tartaria Samudra ( oleh Hadion dan Smith ). Atau bangsa-bangsa yang menderita akibat Bumi, Iklim dan sejarah yang sama dan menunjukkan banyak persamaan pula dan akhirnya dalam hal perekonomian berhadapan dengan dunia luar sehingga membutuhkan satu perhubungan yang erat pula.
Dengan GABUNGAN ASLIA, yang sekarang diluar lautannya mempunyai daerah dataran kira-kira 3 juta miles-persegi dengan kira-kira berpenduduk 150 juta jiwa, bangsa Indonesia telah bisa memasuki badan Internasional yang hendaknya bisa meningkat menjadi 8-10 GABUNGAN RAKSASA dunia yang kita harapkan akan terbentuk. Dalam garis besarnya GABUNGAN RAKSASA itu lebih kurang yaitu:
Amerika Serikat dan Kanada kira-kira mempunyai wilayah 8 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk kira-kira 160 juta jiwa. Tiongkok dengan luas wilayah 4,5 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 400 juta jiwa, Sovyet Rusia mempunyai wilayah lebih kurang 9 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, Penduduk Eropa Barat dengan luas wilayah 3,75 juta miles-persegi dengan jumlah penduduk 350 juta jiwa,dan selanjutnya Hindustan dan Iran ( Indo-Iran ), Afrika dalam satu atau dua gabungan, Amerika Selatan jika ingin berdiri sendiri. Dengan 8-10 GABUNGAN RAKSASA didunia itu yang masing-masing dapat berdiri sendiri dalam hal Ekonomi, yang boleh diharapkan satu sama lain akan saling menghormati, karena Jago atau Anjing-besar jarang sekali berkelahi dengan lawannya yang sama besar, yang satu akan berdamai dengan yang lainnya untuk kebutuhan masing-masing, behubungan pula karena tiap-tiap anggota Gabungan akan mendapat bahan baku yang lebih kurang cukup untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri. Keamanan, Kemakmuran dan akhirnya Persatuan Dunia akan bisa terjamin.
PARI memang tidak percaya, bahwa perdamaian dunia itu akan bisa kekal, kalau dipegang oleh tiga atau empat negara besar saja, selama disampingnya masih ada negara-negara yang dijajah secara langsung maupun tidak langsung dan banyak pula negara kecil yang diluar Gabungan, Jajahan, Dominion, Mandat dan lain-lain bentuk penjajahan Cuma menimbulkan dendam-kemarahan dipihak yang dijajah dan timbul rasa Cemburu, Iri Hati kepada negara besar yang tidak mempunyai pasar yang dapat dimonopoli oleh negara Ibu ( Induk / negara Besar ) itu. Negara kecil yang tidak bisa berdiri sendiri dalam politik dan ekonomi itu akan terpaksa mencari kawan-kawan kesana dan kemari dan dijadikan “Kawan” oleh negara besar ini atau itu. Semua akan menimbulkan Kecurigaan, Kecemburuan, Permusuhan dan akhirnya Peperangan Dunia lagi.
Cuma badan Internasional yang terdiri dari GABUNGAN RAKSASA seperti diatas yang berdasarkan Kemerdekaan, Persamaaan, Self-Effisieny ( bisa berdri sendiri dalam perekonomian ) yang bisa menjamin perdamaian sebaik-baiknya dan selama-lamanya kalau dibandingkan dengan macam badan Internasional yang berbeda corak mana-pun juga.
Perhubungan yang semakin hari akan semakin rapat antara Manusia dan Manusia, Bangsa dan Bangsa juga dalam Politik, Ekonomi dan Kebudayaan kelak selangkah demi selangkah akan mengadakan Internasionalisme yang berdasarkan keaneka ragaman yang Bersatu-Padu ( Homogen ). Lihat “PARI dan Internasionalisme”.
CARA BERJUANG
Cara berjuang untuk mencapai kemerdekaan nasional itu ditentukan oleh susunan Sosial dan Politik ( Social Political Structure ). Dimana susunan itu mempunyai rasa saling tolong menolong karena ada persamaan kepentingan diantara banyak bangsa terjajah dan bangsa yang menjajah, jadinya ada perhubungan yang menguntungkan kedua belah pihak maka cara merebut kamerdekaan itu dilakukan dengan jalan damai, atau jalan PARLEMENTER. Si Penjajah selangkah demi langkah dengan Ikhlas atau Terpaksa bisa menambah kekuatan si Terjajah dengan mengadakan ½ Parlemen, 2/3 Parlemen , ¾ Parlemen………….999/100 Parlemen………. Dan seterusnya ad infinitum……..tidak henti-hentinya, karena terikat oleh persamaan keperluan pula diantara Modal Penjajah dengan Modal Borjuis terjajah ( Hindustan dan Philipina ). Tetapi kalau bangsa penjajah dengan bangsa terjajah itu kepentingannya sama sekali atau hampir sama sekali bertentangan, maka jalan Parlementer tidak dapat dilaksanakan. Dalam hal seperti ini maka Perjuangan Kemerdekaan itu akan berlaku Revolusioner. Di Indonesia Sempit kita ini pertentangan antara si Penjajah dengan si Terjajah itu sangat menyolok. Si Penjajah adalah Bangsa Kulit Putih yang ber-Modal besar, sedang diterjajah itu adalah Bangsa Kulit Berwarna yang tidak ber-Modal berupa uang dan mesin. Hisapan dan Tindasan Kapitalisme diperhebat pula oleh perbedaan Kebangsaan, Tabiat, Bahasa dan Adat-Istiadat. Dalam hal ini Parlementarisme tidak bisa jalan dan mustahil sekali Si Kapitalis Putih akan mempercayakan urusan negara kepada wakilnya Si Buruh Kulit Berwarna. Si Kapitalis Putih akan terus tetap berusaha memegang suara lebih ( Mayority ) dalam tiap-tiap badan pemerintahan. Jangan sampai terjadi Si Terjajah memperoleh suara lebih dalam Badan Perwakilan Pusat, sehingga wakil Si Terjajah berwarna bisa membuat undang-undang yang merugikan Si Penjajah Kulit Putih. Penjajah Belanda lebih susah mendapatkan wakil didalam Volksraad yang membela kepentingan Modal Jajahan dari pada mendapatkan wakil yang mementingkan kepentingan rakyat Indonesia. Sampai terbenamnya Volksraad, kekuasaaanya Cuma memberi nasehat belaka dan jumlah anggotanya boleh disebut Nasionalis belum lagi sampai 20 % dari jumlah seluruhnya.
Di Indonesia kemerdekaan nasional itu harus direbut oleh seluruh Rakyat dengan gerakan Murba teratur (Organized Mass Action) . Dalam Perjuangan itu Para Pekerja perusahaan besarlah yang seharusnya menduduki barisan terdepan. Mereka-lah yang sewaktu-waktu dengan jalan pemogokan bisa memberi Pukulan yang sehebat-hebatnya tehadap Modal Asing. Kalau pemogokan yang kuat dan teratur itu didukung dengan keras pula dengan pemogokan membayar Belasting (pajak) dari pihak Tani, dan Penduduk Kota memperkeras pula dengan melakukan Demonstrasi teratur yang mengemukakan tuntutan yang langsung terasa oleh umum, maka Imperialisme Belanda yang terdiri dari Kepintaran BB Ambtenaar Indonesia, Polisi, Lasykar yang sebagian besar orang Indonesia pula, tidak akan bertahan lama. Kodrat Pelopor Indonesia dalam merebut Kemerdekaan dan Pembangunan negara adalah Para Pekerja perusahaan penting, sebab merekalah yang belajar dalam hal Tehnik, Administrasi, dan Organisasi secara Barat. Pada satu pihak mereka pula-lah yang di Hisap dan di Tindas serta sudah dibangun kedisiplinan oleh para Pemodal sendiri, serta lebih gampang disusun, didisiplinkan dan dikerahkan untuk merebut kemerdekaan nasional dan social daripada tani dan pedagang yang biasa hidup atas dasar perseorangan dan terpisah-pisah.
SEJARAH GERAKAN KITA
Gerakan modern di Indonesia dalam lebih kurang 40 tahun ini adalah berupa pimpinan yang teratur, tetapi telepas dari Murba ( Pekerja ) atau Partai Pekerja yang kurang teratur. Pada golongan Pertama temasuk didalamnya Budi-Utomo, Perhimpunan Indonesia, PNI, dan PARINDRA, pada golongan yang Kedua termasuk didalamnya Syarikat Islam, PKI dan barangkali juga GERINDO. Yang pertama barangkali takut dengan sifat kata yang mau terus dengan lekas penuh, sempurna dan jitu dengan Titel dan Intelek yang tidak mengerti sama sekali keinginan Rakyat Djelata. Yang kedua penuh dengan semangat perjuangan tetapi Sunyi akan Filsafat Kelas, Taktik dan Strategi Kelas, Kesabaran dan Disiplinnya Kelas. Baik-pun Syarikat Islam atau PKI terdorong kelorong “PUTCH” ( Merebut Kemerdekaan / Kemenangan secara Militer belaka ). --- ( Untuk kesempurnaan lihatlah “Menuju Republik Indonesia”, “ Semangat Muda”, dan “Massa Aksi” oleh Tan Malaka ).
KEADAAN KINI ( AGUSTUS 1945 )
NIPPON akan meninggalkan Indonesia, dalam tiga tahun dibawah pimpinan Tentara Nippon, Indonesia mendapat perubahan yang Maha Hebat. Sejarah Indonesia belum pernah memperlihatkan perubahaan semacam itu. Ekonomi yang dahulu berdasarkan Imperialisme pada waktu damai ( mendapatkan bahan-bahan di Indonesia untuk negara Ibu / Belanda, menjualkan barang-barang pabrik yang didatangkan dari negara Ibu ke Indonesia, menamkan Modal di Indonesia ) sekarang dibelokkan menjadi Ekonomi Perang. Perusahaan barang untuk dikirim keluar negeri ( Gula, Getah, Tea, Kina, Kopi, Arang, Minyak Tanah, Timah dll ) sekarang dipakai untuk keperluan perang. Banyak perusahaan-perusahaan dikurangi karena hasilnya tidak bisa dikirim keluar ( Tea, Kopi, Getah dll ) tetapi perusahaan-perusahaan lainnya diperluas ( Besi, Baja, Mesin, Obat-obatan dan sebagainya serta perusahaan-perusahaan baru didirikan ( Perkapalan ).
Keadaan social mendapat kegoncangan yang luar biasa, berjuta-juta Petani dijadikan Romusha ( Prajurit - Pekerja ) yang dikirim keseberang lautan atau dikerahkan diseluruh pulau Jawa. Hampir tidak ada lagi Pemuda atau Orang Tua kuat yang terlepas dari ikatan atau disiplin perusahaan industri atau pun pertahanan negara ( Seinendan, Heiho, Peta, Kaigoenheiho ). Banyak pula saudagar kecil atau pun bekas juru tulis dan Studen yang menjadi majikan, saudagar, atau “tukang catut”. Dalam jabatan negara banyak sekali posisi pekerjaan yang tinggi yang dahulu dipegang oleh Belanda sekarang dipindahkan begitu saja ketangan orang Indonesia. Jadi dalam tiga tahun saja Petani menjelma menjadi Prajurit Perang dan Pekerja, juru Tulis dan Studen menjadi Pedagang. Bekas Pemimpin Pergerakan dijaman “Hindia Belanda” menjadi pegawai negara tinggi ataupun rendah. Perlu puluhan tahun untuk membuat penjelmaan yang besar itu di masa damai, tetapi hal itu sekarang cuma tiga tahun saja. Inilah panen panca-roba social yang sehebat-hebatnya didalam sejarah Indonesia.
Dalam keadaan begini, maka pada tanggal 17 bulan 8 tahun 1945 Indonesia menyatakan Kemerdekaannya kesekalian Umat Manusia ke dalam dan ke luar Indonesia. Negara Indonesia yang Merdeka itu adalah sebuah Republik kesatuan dan kedaulatannya terletak ditangan Rakyat.
SEKUTU DAN REPUBLIK INDONESIA
Republik Indonesia tadi tiadaklah barang yang direbut dari tangan siapapun juga. Dia didirikan pada saat yang istimewa. Saat yang seolah-olah jatuh dari langit, yakni: Pemegang kekuasaan yang lama akan berangkat ( NIPPON ) tetapi belum lagi rakyat Indonesia mengambil hak yang memang hak-nya sendiri pada saat yang istimewa . Dia ambil haknya, hak tiap-tiap bangsa ketika diambil, maka hak itu terlantar saja, belum direbut oleh yang tidak berhak ( Sekutu yang akan mengambil oper kekuasaan )
Hak itu adalah kemerdekaan yang oleh Filsafat Politik modern sudah diakui sebagai hak mutlaknya, sebagai “Geboorteres” ( Birt-Right ) sesuatu negara, dia ini hak hidup, tidak lebih dan tidak kurang. Selama bangsa Indonesia berada Di tanah Indonesia ini maka menurut hukum Ia berhak sepenuhnya atas tanah dan kemerdekaannya. Bangsa Indonesia Hidup dan Mati bersama dengan Tanah dan kemerdekaan tadi. Hak atas Tanah dan Kemerdekaan tadi tidaklah bisa dipindahkan ketangan bangsa asing atau dibagi-bagikan dengan bangsa asing. Hal ini akan bisa menimbulkan salah satu dari dua akibat:
Pertama: Bangsa Indonesia lambat laun akan musnah seperti bangsa Australia Asli atau bangsa Amerika Asli atau mati kutu, merana dan terdesak seperti bangsa Indonesia di Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara, atau
Kedua: Bangsa Indonesia akan bisa terus bertambah atau berkurang tetapi bercerai berai hidupnya diseluruh pelosok dunia, memang untuk mengambil hak hidupnya kembali, bangsa Indonesia tidak perlu malu atau minta maaf kepada siapapun juga.
Tetapi apakah sekutu akan mengakui Kemerdekaan itu? Apakah Atlantic Charter akan memperdulikan bangsa Indonesia? Inilah pertanyaan yang akan dijawab oleh sejarah dihari depan. Jawabannya itu Cuma sebagian saja terletak di tangan Sekutu tetapi sebagian lagi ada ditangan Rakyat Indonesia sendiri!!!
SUSUNAN SEKUTU
Amat sedikit sebenarnya kita mengetahui keadaan dalam kalangan sekutu adalah Inggris, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Sovyet Rusia. Sampai seberapa erat-kah persekutuan mereka itu? Apakah pertentangan atau bibit pertentangan dalam kalangan mereka itu?
Penerangan tentang sekutu itu amat sedikit sekali yang kita peroleh sejak Indonesia berada dibawah pemerintahan Bala-Tentara Dai NIPPON dalam 3 tahun setengah ini. Penyelidikan yang teliti tidak bisa kita jalankan.
Tetapi percobaan menurut jejak garis besar benang merah tidak ada salahnya kita jalankan. Apakah Inggris itu dari negara pemberi hutang sudah bertukar menjadi negara yang berhutang. Inilah yang belum kita bisa jawab dengan pasti tetapi selama Perang yang berlangsung lebih dari 5 tahun itu semua Export dan Import boleh dikatakan berhenti. Dan pada Export dan Import itulah terutama sumber hidup utama dari Kerajaan Inggris. Daya upaya Inggris dimasa damai pada hari depan tentulah merebut kembali pasar yang hilang. Pasar itu untuk Inggris dalam Perindustrian, Perdagangan, dan dalm hal makanan amat bergantung sekali pada pihak luar negeri. Pabrik di Inggris tidak akan jalan kalau bahan seperti minyak tanah, getah dan kapastidak datang dari luar negeri. Kalau jalan pun, Barang pabrik seperti Kain, Baja, Mesin, Barang obat-obatan dan sebagainya, akan bertumpuk-tumpuk saja kalau pasar diluar negeri tertutup. Uang kontan dari para hartawan Inggris akan tersimpan mati dalam petinya kalau tidak ada negara luar yang mau diterimanya untuk ditanam dan dikembangkan. Perkapalan Inggris yang besar itu akan berhenti kalau tidak ada barang yang diangkut kedalam dan luar negeri dengan jatuhnya perindustrian dan perdagangan Inggris, maka akan merosotlah pula kekuatan membeli bahan dan makanan ( Daging, Gandum, Gula, Tea, Kopi dan lain-lain ). Dari luar negara Eropa yang sekarang dalam keadaan kurus kering itubukanlan satu daerah yang yang memberi pengharapan amat besar sebagai pasar pabriknya seperti sedia-kala. Afrika boleh jadi pula tidak akan memberi harapan kalau Afrika Selatan memajukan perindustriannya sendiri, seperti juga Mesir. Hindustan masih dalam persoalan yang besar. Apakah Hindustan akan Merdeka dan menolak semua atau sebagian besar Modal Inggris ? Inilah beberapa persoalan yang akan menentuka terus atau berhentinya Inggris sebagai negara besar.
Tiongkok yang sudah jemu akan akibat masuknya modal Inggris tentu tidak akan menerima masuknya modal Inggris itu secara leluasa seperti di masa lampau. Australia, Afrika Selatan dan Kanada tentu lebih daripada sebelum perang dunia ke dua ini akan menolak masuknya barang pabrik Inggris yang sudah dihasilkan oleh Kanada sendiri pada masa perang dunia kedua ini. Amerika Selatan yang dalam Perang ini terpaksa lebih rapat kepada Amerika daripada dengan Inggris, barangkali kelak diwaktu damai lebih anti asing daripada lagi daripada yang sudah-sudah.
Memang Indonesia-lah salah satu daerah yang harusnya menjadi kenang-kenangan untuk Inggris. Semenanjung Malaka tentu akan tetap menjadi bulan-bulanannya Imperialisme Inggris itu. Lebih daripada sebelum Perang dunia kedua ini Inggris mengharapkan barang penting dari Indonesia seperti Minyak Tanah, Getah dan lain-lain. Untuk mencoba akan berdirinya kembali sebagai negara kelas satu Inggris akan mencoba mamasuki daerah yang dianggapnya cukup lemah, seperti Indonesia kita.
Partai Pekerja yang memegang tampuk Pemerintahan di Inggris sekarang harusnya berada dalam keadaan kebingungan dan kebimbangan. Dahulu walaupun Sosialisme Inggris sudah dua kali memegang kekuasaan negara. Tidak sanggup ia mengadakan Sosialisme. Sosialisme? Tetapi belum sekarang lagi, demikian kata mereka. “Sosialism but not in our time”. Apakah kelak Sovyet Rusia dan Sosialisme di Eropa Barat, Partai Pekerja di Inggris berani menjalankan Sosialisme di Inggris? Apakah Partai Pekerja di Inggris kelak cukup kuat mencegah perbuatan Imperialisme bangsanya sendiri terhadap Indonesia Merdeka?
Apakah Pekerja Inggris akan membantu Imperialisme negara? Atau mencegah dengan kodrat Murba ( Massa Aksi ) perbuatannya itu? Berdiam diri atau berpura-pura memprotes akan kita dianggap seperti membantu Imperialisme bangsanya. Bagaimana-pun juga hanya waktu saja kelak yang bisa memberi jawaban yang pasti.
Terjerumusnya Amerika kedalam Peperangan dunia yang kedua ini adalah karena gagal dalam usaha menegakkan kembali Kapitalisme yang sudah mau condong dalam negara ibu itu. Old-Dealnya presiden Hoover, atau pun New-Dealnya Presiden Roosevelt tidak bisa mengembalikan lebih kurang 10.000.000 orang penganggur Amerika kedalam perusahaannya. Kekuatan produksi Amerika yang sudah melewati kekuatan daya beli rakyat Amerika sendiri. Lapangan untuk memberi jalan baru kepada modal Amerika yang sudah bertumpuk-tumpuk itu dalam negara Amerika sendiri sudah bertambah sempit. Amerika membutuhkan pasar diluar negaranya sendiri.
Karena Amerika-lah diantara 4 negara bersekutu itu yang sama sekali tidak mendapat kerusakan dalam negaranya, maka pembangunan negara itu kelak untuk Amerika sesudah damai tidaklah berarti mendirikan Rumah, Gedung, Jembatan dan Pabrik seperti Inggris, Eropa Barat, Sovyet Rusia, Tiongkok dan Nippon. Barangkali pada tingkat pertama modal Amerika akan mendapat kesempatan untuk berkembang di beberapa daerah yang sudah disebutkan diatas. Tentu pula ribuan juta dolar perlu dipakai untuk pembangunan didaerah-daerah tersebut. Barang berupa Mesin, Alat Perkakas, Pakaian, Makanan dan lain-lain, perlu didatangkan dari Amerika yang masih segar-bugar itu kalau dibandingkan dengan negara lain. Dalam hal itu pabrik Amerika akan bisa berjalan terus dengan pesat dan denga begitu akan menghisap jutaan Buruh, walaupun dalam waktu yang sementara saja.
Tetapi bagaimanapun juga Minyak Tanah, Getah dan Timah Indonesia bukanlah barang yang tidak diperdulikan oleh Amerika. Inilah bahan yang senantiasa menarik perhatian Amerika ke Indonesia dan inilah pula bahan mentah yang memaksa Indonesia menaruh perhatian terhadap Amerika.
Persoalan Indonesia-Amerika, pendeknya Apakah kelak Amerika akan bersikap keras ingin memiliki dan mengurus sumber Minyak dan kebun Getah di Indonesia? Apakah Amerika akan senang dengan hasil “Minyak” yang dimiliki, diusahakan dan dipekerjakan oleh rakyat Indonesia saja dan mempertukarkan bahan mentah Indonesia dengan hasil pabrik Amerika?
Sovyet Rusia, negara setengah Feodal dalam seper-empat abad saja meningkat menjadi negara industri, dimana kaum Pekerja yang mengurus dan menyelenggarakan segala apa yang berhubungan dengan negara. Sebenarnya Proletar Rusia-lah yang dalam Perang dunia ke II ini yang menahan pukulan Jerman Nazi yang maha dahsyat itu, ketika pukulan dijatuhkan dengan sekuat-kuatnya dan segiat-giatnya ( 1941-1944 ). Tiga tahun inilah yang sebenarnya memeberi keputusan apakah Jerman Nazi ataukah persekutuan Demokrasi-Komunisme yang akan menguasai dunia.
Dengan kekuatan Sovyet Rusia, maka kolektivisme kerja-tolong menolong untuk pertama kalinya menyatakan kepada dunia Kapitalis dan perseorangan di abad ke 20 ini. Boleh jadi kelak para ahli sejarah akan menandai abad ke 20 ini sebagai abad Kolektivisme.
Seberapa jauh sekarang kekuatan produksi Sovyet Rusia, belumlah dapat kita pastikan. Apakah produksi itu Cuma cukup untuk rakyat Sovyet Rusia sendiri saja apakah sudah berlimpah, belumlah kita dapat menjawab karena kekurangan Informasi. Apakah pemakaian dalam negara bisa dipertinggi dan sampai dimana kesanggupannya atau sudah memuncak pula-kah kekuatan produksi itu, sampai rakyat Rusia mendapat daerah yang aman untuk menerima produknya itu? Pertanyaan ini pun tidak bisa dijawab disini begitu saja dengan tiada menunggu pemeriksaan para ahli terlebih dahulu.
Tetapi Republik Indonesia tidak bisa dan perlu untuk menggantungkan dirinya kepada beberapa kemungkinan Sovyet Rusia. Rusia mempunyai kepentingannya sendiri yang Cuma bisa diselesaikan oleh Rusia sendiri. Begitu pula Indonesia mempunyai kepentingan sendiri yang Cuma bisa diselesaikan oleh Indonesia sendiri. Seandainya Indonesia begitu lemah dan menggantungkan dirinya kepada Rusia, maka sikap ini, seandainya Rusia mau menerima pasti tidak akan memberi hasil yang memuaskan untuk Indonesia. Pertama kali:, jarak Indonesia dan Rusia terlalu jauh, Kedua: Diantara Rusia dan Indonesia terletak pula daerah Asia yang bukan menjadi bagian Sovyet Rusia adalah Tiongkok dan Hindustan. Ketiga: Rusia sekarang dan waktu yang lama di depan tidak akan bisa mengadakan armada yang akan menandingi armada Inggris-Amerika yang sekarang menguasai dunia, apalagi Lautan Hindia dan Lautan Teduh. Serta mereka mempunyai banyak sekali pengalaman disemua Lautan dan Samudra. Percobaan Rusia yang sebenarnya menyokong satu pemerintahan Indonesia yang dipimpin dari Moskow tentulah negara akan membawa akibat yang tidak diingini oleh rakyat Indonesia sendiri. Inggris dan Amerika tentulah akan tampil kemuka dengan armadanya untuk “membela” Indonesia yang begitu penting untuk strategi Perang dan untuk segala bahan mentah. Inggris dan Amerika dengan bersitumpu pada golongan Borjuis dan Feodal Indonesia akan memakai Indonesia sebagai medan peperangan untuk memepertahankan kekuasaaanya di Lautan Teduh dan Samudra Hindia. Indonesia pada akhirnya akan menjadi atau jatuh dibawah pengaruh salah satu pihak yang menang.
Ditilik dari padangan ini maka dalam suasana seperti sekarang sedikit sekali kemungkinan Rusia akan mencoba mendirikan atau membantu dengan sebenarnya satu pemerintahan Indonesia yang langsung didipimpin dari Moskow. Apalagi kalau dipikirkan bahwa sebagai negara serikat dari Inggris-Amerika dalam perang dunia ke II, Rusia tentu terikat dengan beberapa perjanjian berhubungan dengan bantuan uang atau mesin yang diberikan oleh Amerika kepada Rusia, ketika Rusia diserang oleh Jerman. Sebaliknya Rusia akan lebih merdeka sikapnya terhadap Indonesia yang berdasarkan kekuatan nasional, yakni terhadap Indonesia yang mendirikan suatu pemerintahan yang berdasarkan kemauan rakyat. Indonesia sendiri dan tidak dibantu oleh negara manapun juga diluar Indonesia. Rusia yang mempusakai dasar Komunisme yang akan membantu kemerdekaan suatu daerah jajahan, sekarang bisa melaksanakan dasarnya itu dengan jalan yang tidak kurang arti dan akibatnya ialah dengan jalan diplomasi. Pengakuan Republik Indonesia dalam suasana Internasional seperti sekarang ini adalah suatu bantuan yang sebesar-besarnya. Bantuan yang lebih daripada itu tidak akan menguntungkan Rusia dan akan mencelakakan Republik Indonesia Merdeka sendiri.
Marilah kita sebentar menoleh ke Tiongkok yang banyak sekali menderita akibat politik Imperialisme dan akibat perang dunia ke II ini. Negara yang begitu luas dengan penduduk yang begitu banyak jumlahnya, pintar dan rajin yang lama sebelum perang dunia kedua ini dalam kekacauan yang disebabkan oleh perang saudara yang berulang-ulang sangat membutuhkan modal dan mesin. Dalam keadaan begini, maka modal Tiongkok yang ada diseluruh ASLIA adalah satu factor yang besar untuk kemajuan Tiongkok. Di Birma, Thailand, Annam, Philipina, Semenanjung Malaka, dan Indonesia Sempit cukup banyak modal Tiongkok untuk langkah pertama dalam daya-upaya memajukan Tiongkok menjadi negara perindustrian, menurut rencana Dr Sun Yat Sen.
Tetapi apakah Tiongkok akan bisa lekas dan langsung memakai modal Tionghoa yang di ASLIA itu tergantung pada beberapa hal modal Tiongkok diseberang lautan ( Overseas Chinese ) tentulah ingin menunggu sampai negara Tiongkok betul-betul aman untuk menanmkan modal dimana-mana. Dimasa lampau sewaktu timbul perang saudara, modal Tionghoa diseberang lautan sangat takut sekali masuk kenegara bapaknya ( Tomsoa ). Sebelum pertikaian Komunis dan Nasionalis belum selesai dan berhubung perang saudara masih mengancam, maka modal Tionghoa diseberang tentu masih akan tinggal mengintip dari jauh saja.
Modal Tionghoa yang ada di Indonesia adalah satu perkara yang bisa mempertemukan Republik Tiongkok Merdeka dengan Republik Indonesia Merdeka. Tiongkok butuh modal orang Tionghoa yang ada di Indonesia dan Indonesia akan mendapatkan mendapat bahagia kalau modal Tionghoa itu dipindahkan dari Indonesia bersama dengan sebagia besar Tionghoa yang berpengalaman yang dibutuhkan oleh Tiongkok Baru. Dengan premufakatan Tiongkok-Indonesia dan bantuan dari kedua belah pihak bisa diadakan tindakan yang akan amat menguntungkan Indonesia dan Tiongkok keduanya.
Selain daripada kepentingan bersama seperti yang sudah disebutkan diatas, keduanya sedang mempertahankan diri terhadap Imperialisme asing. Kalau dipikirkan pula bahwa Tiongkok dan Indonesia mempunyai bentuk negara yang bersamaan yaitu Republik yang berdasarkan kedaulatan rakyat, maka sepantasnyalah kedua negara itu bermufakat dan bersekutu menghadapi musuh bersama.
Akhirnya dalam perhubungan Tiongkok dan Indonesia harus diperhatikan Perasaan Tionghoa terpelajar di Tiongkok terhadap Indonesia tidaklah sama dengan perasaan Hoa Kiau ( Tionghoa – Seberang ), umumnya terhadap Indonesia. Mereka di Tiongkok mempunyai pemandangan yang lebih jauh dan hati yang lebih lapang. Dalam dunia diplomasi satu negara dengan diplomat lain negara, karena banyak persamaan Paham, Adat Istiadat dan Tingkah laku tidak sedikit artinya dalam daya upaya merapatkan negara yang merdeka masing-masing wakil.
Sekian sekedar penyelidikan yang jauh daripada sempurna tentang Sekutu yang akan berhadapan dengan kita.
Sebagai kesimpulan dari penyelidikan diatas yang jauh dari sempurna itu, maka mungkin sekali Inggris dengan bantuan “mulut” dari Pihak Belanda, yang akan mengambil tindakan agresifnya (Ceroboh ) terhadap Indonesia, Untuk Kapitalis dan Imperialis Inggris. Republik Indonesia Merdeka apalagi Semenanjung Malaka dan Kalimantan Utara adalah satu perkara penting untuk pembangunan British Empire dan mempertahankan diri dan “muka” sebagai First Class Power ( Negara Kelas Satu ).
Amerika berada dalam kebimbangan,tetapi tidak mustahil Amerika akan mengakui Republik Indonesia Merdeka kalau Indonesia Sempit bekerja sama serapat-rapatnya dengan Philipina yang oleh Uncle Sam dianggap sebagai Foster Childnya (Anak Angkat ).
Akhir kesimpulan yang barangkali tidak akan jauh dari kebenaran adalah dari pihak Tiongkok dan Rusia, Republik Indonesia boleh mengharapkan bantuan diplomasi yang tetap tegak. Kalau Amerika bisa dihilangkan kebimbangannya, maka semua rencana Inggris-Belanda yang berdasarkan kecerobohan akan berhadapan dengan Rusia, Tiongkok dan Amerika. Diplomasi Republik Indonesia terutama harus dipusatkan pada upaya menarik Amerika kepada kemauan Rusia-Tiongkok.
Indonesia sesudah Perang dunia ke II ini, amat kekurangan benda berupa Mesin, Perkakas, Emas-Intan, Pakaian dan lain-lain. Tetapi masih kaya dalam bahan tersimpan hasil bumi yang keluar selama bumi-nya ada, iklim dengan sungai dan danaunya ada, selama itulah rakyat Indonesia masih satu rakyat yang terkaya dimuka bumi ini, walaupun kekayaan itu masih terpendam saja.
Semiskin-miskinnya Indonesia dalam hal mesin dimasa depan, dengan kepandaian dan pengalaman yang sudah diperoleh ia akan bisa mengadakan hasil yang tiada ternilai harganya dipasar dunia seperti Minyak Tanah, Emas, Arang, Timah, Gula, Tea, Getah, Kina, Kopi, Kopra dan sebagainya. Dengan menjual barang tersebut diluar negeri, Republik Indonesia dengan aman dan sentosa akan bisa mendapatkan mesin yang dibutuhkan. Dengan rencana 3,4,5……………tahun, Indonesia lambat laun bisa menimbulkan Industri berat sebagai jaminan yang pasti untuk kemerdekaannya. Kemerdekaan modern itu terutama berdasarkan industri berat ( Pembuatan Baja, Mesin Auto, Kereta, Kapal Laut, Pesawat, Listrik, Minyak dll ). Sebaliknya Industri berat berdasarkan kemerdekaan pula. Tidak bisa diadakan Industri berat kalau Indonesia Merdeka dihambat-hambat untuk menimbulkan industri yang dirasanya penting untuk kehidupan dan pertahanannya. Kalau Indonesia Merdeka tidak dibolehkan mendirikan “Tarrif-Wall” (Proteksi) untuk melindungi “Infant-Industri” ( Industri Bayi ), seperti bayi manusia atau pohon kecil yang harus dilindungi dari angin dan panas terik, begitu pula industri harus dilindungi dari pemasukan barang-barang luar negeri yang bisa menjadi saingan yang galak. Sesudah industri bayi tadi teguh-tegap karena pengalaman Indonesia sudah cukup, maka perlindungan itu bisa dilenyapkan. Indonesia mempunyai bahan yang banyak sifat dan bilangannya, lalu lintas yang paling bagus ( lautan dan sungai ) disamping pekerja yang dilatih dari jaman Pajajaran ( Pandai ) sampai kejaman Majapahit dan akhirnya Jaman Penjajahan Belanda. Kalau sudah beberapa tahun sudah cukup pengalaman, tidak perlu takut akan persaingan dengan negara manapun juga dimuka bumi ini, baru Kemerdekaan itu aman sentosa. Barulah “Tarrif Wall” bisa dirubuhkan.
PERTAHANAN INDONESIA MERDEKA
Ada Tiga Perkara yang terpenting untuk mempertahankan Republik Indonesia dihari depan:
1) Persatuan yang teguh tegap diantara semua golongan rakyat. Persatuan itu harus tahan uji terhadap serangan dari dalam maupun dari luar negara. Persatuan itu bisa diselenggaraka oleh satu Partai saja, apalagi dimasa Pancaroba yang istimewa, Pemerintah negara yang berdasarkan satu Partai itu lebih cepat mengambil tindakan yang perlu ataupun mengadakan koreksi ( pembetulan ) yang amat perlu. Persatuan rakyat itu juga bisa diselenggarakan oleh gabungan lebih dari satu Partai asal jangan terlalu banyak. Tetapi penggabungan Partai lebih berdasarkan Kerakyatan, lebih sukar pula dikendalikan karena berlainan aliran didalamnya. Memang dimasa Pancaroba yang maha hebat “Diktator Murba” -lah system yang sebaik-baiknya, tetapi harus diambil tindakan supaya Diktator satu Partai terhadap rakyat Murba jangan beralih menjadi Diktator seorang atas Partai. Didalam Partai, diantara anggota dengan anggota mestinya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengadakan “Kata Mufakat” yang berdasarkan Kemerdekaan untuk berfikir dan mengusulkan serta disiplin dalam hal mengambil suatu keputusan dan menjalankan keputusan itu.
2) Kemerdekaan yang penuh dan kini juga. Ini sama artinya dengan Persatuan. Kemerdekaan itu bisa diumpamakan satu besi berani yang menggetarkan jiwa rakyat Murba yang tidur lelap itu. Tetapi supaya getar-geraknya itu terus tetap, kemerdekaan itu seperti persatuan tadi, mesti didasarkan keperluan rakyat Murba sehari-hari. Jiwa Murba akan terus tetap menggetar dan bergelora kalau saja jasmani Murba terpelihara ( Makanan, Pakaian dan Perumahan ). Untuk memenuhi keperluan Murba yang memang dalam kekurangan itu, negara Indonesia harus menjalankan ekonomi teratur dengan Rencana, Kebulatan Hati, Tekad dan kegiatan kebulatan tenaga serta akhirnya dengan segera. Kemerdekaan penuh yang bisa menjalankan rencana ekonomi teratur itulah yang bisa menjamin kekokohan Republik Indonesia Merdeka.
3) Jangan dibolehkan modal asing mengganggu kemajuan perusahaan Indonesia. Hal ini pasti akan terjadi kalau modal asing diperbolehkan lagi menyewa tanah dan menguasai bahan Indonesia. Berapapun bagusnya rencana berapapun giat dijalankan selama negara asing dengan perantaraan modal di Indonesia bisa mempengaruhi jalannya produksi dan distribusi kita, maka rencana yang bagus itupun akan kandas juga. Dengan suka cita kita akan menukar hasil perusahaan kita dengan mesin luar negeri, tetapi Tanah-Produksi-Distribusi harus dikuasai oleh negara Indonesia.
4) Ekonomi harus dikendalikan ( diatur ) dan negara harus menjalankan ekonomi terencana. Produksi dan distribusi liar, sesuka masing-masing orang dengan tidak memakai perhitungan lebih dahulu, dengan tidak menyesuaikan kekuatan menghasilkan dengan keperluan memakai lebih dahulu harus ditolak dengan keras. Kalau produksi dan distribusi dilepaskan kedalam satu atau dua orang Kapitalis Indonesia yang kurang pengalaman dan pemandangan Internasional, yang tidak pula memperdulikan keperluan rakyat Murba, maka tidak akan lama perekonomian dan akhirnya politik Indonesia akan terlepas lagi ketangan asing. Lebih lagi dari Amerika Selatan dan Tiongkok sebelum perang ini, modal Indonesia yang dipercayakan kepada si-Kapitalis Indonesia itu akan segera menjadi bola-sepak dan sepak-bola Imperialisme Asing. Bolehlah dikatakan satu kebahagiaan untuk Indonesia sekarang yang rakyatnya tidak mempunyai golongan Kapitalis yang kuat dan bisa mempengaruhi jalan politiknya negara. Tidaklah susah untuk Indonesia Merdeka untuk memimpin majikan Bumiputera kearah Kolektivisme dan ekonomi terencana, yang mengatur Hak Milik, Penghasilan, Pembagian Hasil, Upah dan Hidup Sederhana.
SIFAT PROLETARIS
Kaum Buruh perusahaan besarlah kelak yang penting sekali diantara beberapa golongan rakyat, dalam upaya membangunkan Republik Indonesia dengan industri beratnya, maka Buruh itulah pula yang harus disadarkan dan dibangun dari sekarang. Mereka yang menduduki cabang perindustrian yang penting, sendirinya pula kelak akan menjadi golongan yang penting dalam satu masyarakat berdasarkan semata-mata keadilan. Keinsyafan mereka akan kedudukan yang penting, dalam masyarakat dihari depan itu pula kelak akan menimbulkan Tekad, Keberanian dan Kegiatan yang menyala-nyala dihati mereka menentang usaha dan tindakan Imperialisme asing menurunkan Indonesia Merdeka kembali ke derajat jajahan. Maka kaum pekerja yang dengan kulit dan tulangnya merasakan perekonomian Imperialis, tentulah tidak ingin dihisap dan ditindas kembali. Mereka inilah pelopor rakyat yang giat mempertahankan Republik Indonesia itu dengan kemakmuran dan keadilan.
PENGERAHAN MURBA
Siasat mengerahkan Murba untuk merebut kekuasaan negara sudah diterangkan dalam “Menuju Republik Indonesia” ( 1924 ), “Semangat Muda” ( 1925 ), “Massa-Aksi” ( 1926 ). Semuanya oleh Tan Malaka.
Siasat berdasarkan Murba itu masih amat sedikit dimengerti di Indonesia. Gerakan di Indonesia pada umumnya menganggap perebutan kekuasaan itu sebagai usaha Militer semata-mata ( PUTCH ). Persiapan susunan tertutup hampir sama-sekali dipusatkan pada bentukan satu pasukan yang kelak tiba-tiba akan menyerbu keluar untuk merebut kekuasan Politik dengan cara Militer.
Gerakan semacam itu terhadap satu susunan negara yang diatur oleh Imperialisme Modern Niscaya akan kandas sama sekali. Gerakan itu bisa berhasil, kalau benar seluruh atau sebagian terbesar rakyat jelata sudah memiliki kesadaran politik yang sedalam-dalamnya, Ikhlas berkorban mencapai idamannya serta tahan uji dalam aksi yang Sukar, Berbahaya dan Lama.
Kesadaran yang dalam serta kemauan laksana baja itu tidaklah diperoleh dengan jalan Propaganda secara ngomong saja, melainkan dengan Agitasi yang berisi bukti yang senyata-nyatanya dan dengan pengalaman Murba dalam aksi politik ( Demonstrasi ) dan Ekonomi ( Pemogokkan ). Pengalaman Murba itu perlu sekali dan bisa diperoleh dalam aksi memperbaiki kehidupan sehari-hari ( Minta Kenaikkan Upah, Minta Pengurangan Pajak dan sebagainya ).
Dalam masa berkerja tersembunyi suatu Partai mestinya mempunyai hubungan dengan perhubungan dengan rakyat Murba. Perhubungan terbuka itu ialah laksana kaleidoskopnya sebuah kapal selam, yang mesinnya bergerak dibawah permukaaan air. Dengan perantaraan susunan terbuka ( Pakbon atau Partai berupa jinak ), Partai tersembunyi jadi bisa mengukur kemauan rakyat Murba dan berapa luasnya kemauan itu sudah menjalar diseluruh negeri.
Ringkasnya, sesuatu Partai tersembunyi mesti selalu mempunyai susunan terbuka sebagai badan politik dan pengukur. Susunan terbuka juga harus mempunyai Partai tertutup sebagai benteng perjuangan terakhir.
Tiadalah bisa diharapkan selalu bahwa seluruh Murba akan bergerak serentak dan serempak. Sejarah dunia akan acapkali menunjukkan, bahwa gerakan Murba itu melalui beberapa tingkat. Pimpinan yang mengerti, Cerdik, Berpandangan jauh mesti mengerti watak dan sifatnya tiap-tiap tindakan yang sudah dan akan dijalani Murba tadi.
Buat mengertikan watak dan sifatnya tiap-tiap tingkat yang harus dilalui oleh Murba itu perlu diketahui Hasrat, Idaman kemauan dan Impian tiap-tiap golongan Murba itu. Murba tani berlainan hasrat dan kemauan dengan pedagang dan juru tulis kantor. Dalam kaum Pekerja sendiri ada pula bermacam hasrat, paham dan kemauan menurut bagian pekerjaan, didikan dan suasana hidup masing-masing. Begitu pula dalam golongan Tani dan Pedagang, semua itu bisa diketahui denagan memakai cara berpikir yang berdasarkan Materialisme Dialektika Logika ( Lihat Kitab “Madilog” oleh Tan Malaka, Tahun 1942 ).
Kalau satu pimpinan Murba mengerti betul akan hasrat dan kemauan tiap-tiap golongan Murba yang bergerak itu, maka pimpinan tadi bisa pula mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkatan aksi yang sudah tercapai.
Seandainya seluruh rakyat Indonesia bisa dikerahkan sampai tercapai kemerdekaan nasional, maka pada titik ini rakyat Murba akan terpecah menjadi dua. Golongan Borjuis tidak akan mau terus lagi, karena kemauan mereka Cuma buat memajukan modal kebangsaan saja. Kalau dalam Indonesia merdeka modal itu sudah jatuh ketangan mereka, maka mereka sudah sampai kepada hasratnya. Mereka tidak akan mau ditarik terus buat mendirikan masyarakat berdasarkan Kolektivisme. Kalau mereka ditarik juga maka boleh jadi sekali akan berbalik melawan Murba. Dari sifat Revolusioner mencapai kemerdekaan nasional mereka akan bertukar menjadi Kontra-Revolusioner ( melawan kaum Pekerja – yang berdasarkan Kolektivisme ). Kalau mereka merasa lemah dengan berhadapan bangsa sendiri, maka mereka tidak akan segan-segan menerima atau memanggil pertolongan dari luar negeri ialah kaum Borjuis pula. Dalam batinnya, Kapaitalis nasional itu bersifat internasional juga. Seperti dalam hakikatnya Pekerja dalam suatu negara itu bersifat internasional pula. Tetapi disebabkan oleh batasan negara yang ditentukan oleh politik dan sejarah masing-masing diperdalam pula oleh perbedaan bangsa, bahasa dan kebudayaan masung-masing, maka Borjuis dan Pekerja masing-masing negara terikat pada paham negara dan pandangan kenegaraan masing-masing.
Pada tingkat mencapai kemedekaan nasional, maka golongan Borjuis bersitumpu pada rakyat Murba. Tetapi kalau kemerdekaan nasional sudah tercapai dan Pekerja mau terus ketingkat Kolektivisme, maka golongan Borjuis akan bersitumpu pada golongan Tani Besar, Pedagang Tengah dan besar, sebagian golongan Intelektual serta pekerja yang belum insyaf. Kalau terdesak, maka mereka akan menerima pertolongan Imperialis.
Walaupun demikian sifat dan hasratnya Borjuis tengah dan kecil itu, Partai pekerja seperti PARI tidak boleh dan tidak bisa mengabaikan mereka dalam tiap-tiap tingkat perjuangan. Mereka harus ditarik kedalam medan perjuangan. Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan nasional itu akan ternyata kegiatan dan keberanian Tani Kecil, Pedagang Kecil dan sebagian Intelek Borjuis itu. Sebaliknya kalau mereka diabaikan apalagi kalau dimusuhi maka boleh dikatakan mustahil bisa merebut kemerdekaan nasional. Lebih mustahil pula membangun negara berdasarkan Kolektivisme . Dengan sadar atau tidak mereka dalam perjuangan nasional itu akan bisa dijadikan perkakas oleh Imperialisme asing dan dengan pertolongan Borjuis nasional membasmi semua gerakan kaum Pekerja yang Revolusioner, berdasarkan Kolektivisme.
IKHTISAR PENGERAHAN MURBA
1) Karena rakyat Murba terdiri atas berjenis-jenis golongan, maka hasrat dan kemauan dalam Murba juga berlain-lainan. Makin dekat tiap-tiap golongan itu kepada tujuan perjuangannya, makin susut kegiatannya bertarung. Kalau hasrat ( keinginan/kemauan ) sesuatu golongan itu sudah tercapai dan dipaksa meneruskan perjuangannya maka golongan itu boleh jadi sekali akan membalik melawan bangsanya sendiri dan menerima pertolongan asing.
2) Pengerahan Murba seluruhnya untuk buat mencapai tingkatan kemerdekaan nasional sampai ketingkat Kolektivisme adalah perkara yang perlu sekali dijalankan. Tetapi harus diadakan segala persiapan buat meneruskan Murba bergerak, sesudah tingkat kemerdekaan nasional tercapai. Pun tidak bisa diabaikan tindakan cepat-cepat terhadap Borjuis nasional dan konconya yang terbuka atau tersembunyi dalam dan luar negara.
3) Tipu-Muslihat Klas ( Taktik dan Strategi Klas ) Amat sulit dan berseluk-beluk. Ia selalu berubah menurut tempoh dan tempat. Dalam kalangan Murba itu kawan sekarang bisa menjadi musuh dikeesokan harinya. Dalam perjuangan itu tingkat pemogokan ekonomi dihari ini, besok boleh bertukar menjadi pemogokan ekonomi yang mengandung politik. Demonstrasi damai hari ini besok bisa bertukar menjadi demonstrasi yang diperkeras dengan pemogokan. Mogok dan demonstrasi damai bisa berubah menjadi mogok demonstrasi, sabot, gerilya terus menerus sampai kemerdekaan nasional dan social tercapai. Partai Pekerja yang menuju kepada Kolektivisme harus mengetahui sifat tiap-tiap golongan yang berjuang, sifatnya tingkat perjuangan yang sudah dicapai serta tindakan yang mesti diadakan pada tiap-tiap tingkat itu.
4) Keulungan satu Partai Pimpinan Murba tidalah terletak pada keberanian semata-mata. Keberanian Partai saja yang tidak disertai oleh perhubungan yang rapat dengan golongan Murba dan pengetahuan yang dalam atas jiwanya Murba, adalah salah satu rombongan kecil yang sanggup berkorban, tetapi kalau sudah berkorban tidak akan mendapatkan hasil yang sepatutnya dan secukupnya. Mereka karena terburu oleh nafsunya sendiri saja tiada disertai oleh nafsunya Murba, boleh jadi mudah dihancurkan oleh musuh. Partai Murba yang tulen, Jatuh dan Berdiri dalam dan dengan Murba. Akan bergerak serentak daan serempak dengan Murba dan di dalam Murba (Pekerja).
5) Memimpin Tentara Perang membutuhkan satu kader opsir serta pengetahuan terkhusus tentang siasat perang. Lagipula pengetahuan teristimewa tentang pimpinan, latihan dan persenjataan sesuatu tentara perang.
Memimpin Murba membutuhkan satu kader pemimpin ialah Partai dan pengetahuan terkhusus tentang siasat Revolusi yakni siasat Klas. Lagipula pengetahuan istimewa tentangan Pimpinan, Latihan dan Persenjataan Murba.
Menaklukan dan merebut satu negara dengan memakai Tentara perang sebagai alat perkakas, berlainan sekali sifatnya dengan menaklukan dan merebut kekuatan politik dengan memakai Murba sebagai alat perkakas. Pada sesuatu peperangan, tehniknya yang memberi keputusan terakhir, tetapi pada suatu Revolusi baik nasional maupun social jiwa Murba-lah ( Mass-Phsycology ) yang memberi putusan terakhir. Buat mempelajari jiwa Murba itu Ilmu Materialisme dan Dialektika-lah yang memberi pertolongan.
6) Dalam keadaan persenjataan Tentara Republik Indonesia seperti sekarang yang dalam keadaan serba kurang itu, maka senjata kita harus dipusatkan pada: senjata Diplomasi terhadap luar negeri dan pergerakan Murba didalam negara. Perjuangan senjata ialah sekedar untuk memperkuat perjuangan ekonomi-politik dan diplomasi. Semboyan kita: 75 % senjata batin dan 25 % senjata lahir.
7) Kecerdikan dan ketetapan hati ialah perkara yang terpenting buat pimpinan Murba. “Persatuan dan Disiplin adalah kunci kekuatan Murba”.
USAHA KITA
### Dengan Murba, Dalam Murba, Untuk Murba menuju Republik Indonesia yang Sosialistis, terus ke Proletaris ASLIA Republik, akhirnya ke PENGGABUNGAN BEBERAPA NEGARA YANG ( HAMPIR ) SAMA BESAR SAMA RATA DUNIA.
### Menolak semua percobaan mendirikan Republik Indonesia yang Kapitalis dan membatalkan semua daya upaya dari luar menjajah Indonesia dengan cara dan memakai bentuk dan corak jajahan apapun juga.
### Menambah anggota PARI atas dasar 30 % Pekerja perusahaan penting, 20 % Tani Melarat, 20 % Kaum Intelektual, Penduduk Kota, Pedagang, Pekerja Kantor dan lain-lain
SERUAN KITA
HIDUP PEKERJA TANGAN DAN OTAK !!!
TAMPILLAH PEMUDA SOSIALISTIS !!!
BANGUNLAH PROLETARIS REPUBLIK INDONESIA !!!
BERDIRILAH DAN BANGUNLAH ASLIA !!!
SOKONGLAH GABUNGAN DUNIA YANG ADIL !!!
Disetujui oleh
PUCUK PIMPINAN
JAKARTA, 7 September 1945
PROGRAM PARI
1) Menuju Republik Proletaris di ASLIA ( ASIA–AUSTRALIA )
2) Kedaulatan atas rakyat yang Kerja.
3) Tanah, bahan dan Perusahaan penting ( vital ) dimiliki negara.
4) Produksi dan Distribusi secara SOSIALISTIK.
5) Menjalankan Ekonomi Teratur.
6) Milisia dan Lasykar tetap berdasarkan pekerjaan buat kehidupan.
7) Didikan yang Praktis-Teoritis.
8) Menuju kehakiman rakyat ( Juri sebagai Hakim ).
9) Pertukaran Internasional dengan perentaraan biro internasional.
10) Menuju Federasi Dunia.
TAKSIRAN KASAR TENTANG GABUNGAN DUNIA
1) Amerika Utara ( Amerika dan Kanada).
Luas wilayah 8 juta mile-persegi, dengan penduduk lebih kurang 160.000.000 jiwa
2) Amerika Selatan
Luas wilayah 7 juta mile-persegi dengan penduduk 100 juta.
3) Tiongkok
Luas wilayah lebih kurang 4,5 juta mile-persegi dengan penduduk 400.000.000 jiwa
4) Indo-Iran ( Hindustan dan Asia Muka ).
Luas wilayah lebih kurang 3 juta mile-persegi dengan jumlah penduduk lebih kurang 450.000.000. Boleh juga dua gabungan besar.
5) ASLIA
Luas wilayah lebih kurang 3 juta mile-persegi ( Daratan saja ) dengan jumlah penduduk lebih kurang 150.000.000 jiwa
6) Afrika
Luas wilayah lebih kurang 11,5 juta mile-persegi dengan jumlah penduduk lebih kurang 100.000.000 jiwa. Boleh juga 2 Gabungan besar.
7) Eropa Barat
Luas wilayah lebih kurang 3,75 juta mile-persegi dengan jumlah penduduk lebih kurang 350.000.000 jiwa
8) Sovyet Rusia
Luas wilayah lebih kurang 9 juta mile-persegi dengan jumlah penduduk lebih kurang 200.000.000 jiwa
( Pembagiaan dunia ini diambil menurut persamaan atau berdekatan daerah, Kebangsaan. Kebudayaan, Sejarah dan Keperluan hidup. Australia Putih tidak ada salahnya kalau mau bergabung dengan kulit putih pula ).
USAHA LANGSUNG ( WERK PROGRAM )
1) Menyusun PARI di tempat penting.
2) Menyusun Serikat Sekerja.
3) Menyusun Tani.
4) Menyusun Pembelaan.
5) Menyusun Pemuda ( termasuk Pekerja ).
6) Menyusun Wanita ( termasuk Pekerja ).
7) Membasmi Penjilat dan Penghianat.
8) Bersiap menentang Imperialisme Modern.
9) Menyusun Perhubungan ASLIA
10) Propaganda luar ASLIA.
Catatan : Arti kata Murba pada tulisan diatas adalah kelas Pekerja/Buruh atau Proletariat di Eropa
No comments:
Post a Comment