Monday, 14 February 2011

(Tak ada judul)

(Tak ada judul)

Oleh: Agam Wispi



Disadur dari: Kepada Partai, kumpulan sandjak; Yayasan Pembaruan,
Jakarta 1965. (Terima kasih kepada Perhimpunan Dokumentasi Indonesia
atas naskah puisi yang berharga ini)

dia jang lahir dalam kantjah perdjuangan
kini sudah besar dan mendjadi dewasa;
dia jang dibesarkan dalam dadung pertempuran
beribu-ribu gugur, namun berdjuta mengangkat pandjinja.

orang-orang munafik dan kerdil pikiran sia-sia mengintip rahasia:
mengapa sedjarah berpihak kepada klas jang paling muda?
mengapa komunisme kian merata, terudji, dan ditjinta?
dan bagi rakyat pekerdja, pedjuang proletariat ubanan tetap remadja?

siang bertukar malam dan malam berganti pagi
ribuan tahun manusia terbenam di lumpur perbudakan
dan di kegelapan pikiran itu marx dan engels memertjikkan api
dan di tiap negeri berkumandanglah lagu kebangkitan..

seorang egom mati di tiang-gantungan
seorang aliarcham tewas di tanah-buangan;
generasi baru datang, beladjar tentang keberanian dan kearifan
satu demi satu musuh dikalahkan dan satu demi satu direbut kemenangan.

marxisme-leninisme menemap perdjuangan kelas
dan perdjuangan klas menjemai marxisme-leninisme;
o, repolusi tjermelang, jang sedang disiapkan nasion-nasion tertindas
dalam abad ini djuga kita punahkan imperialisme.

pada hari ke-empat-puluh- lima
dia sudah besar dan dewasa;
diutjapkan atau tidak, rakyat pekerdja menjebut namanja
sederhana dan terang: Partai Komunis Indonesia

No comments:

Post a Comment