Monday, 21 March 2011

INCEST

INCEST


Saut Situmorang

(Di sebuah kamar hotel di pinggir Danau Toba. Menjelang subuh. Awal 1990an.)

… Jadi … dia kawin dengan saudara laki lakinya lalu diusir dari negerinya lalu berpisah dari saudara laki lakinya itu lalu kawin dengan anak laki lakinya?
Hm.
?
?
Bukan main.
Hm. Bukan main.
Luar biasa.
Hm. Luar biasa.
Ini merupakan sebuah plot yang luar biasa buat sebuah cerita. Lebih dramatik daripada nasib Jokasta. Dan lebih kontemporer.
Hm. Lebih up-to-date. Lebih feminis.
Coba bayangkan. Seorang perempuan muda jatuh cinta sama abang kandungnya, berhubungan seks dengannya, bunting, ketahuan keluarganya, diusir dan dikejar kejar dari negerinya, pisah dari abang kandungnya, melahirkan seorang putra, membesarkan putranya, pisah dari putranya, jatuh cinta sama seorang laki laki muda dan berhubungan seks dengannya yang ternyata adalah putranya yang dulu pisah darinya.
Hm. Keturunan mereka sampai sekarang malah masih ada! Bahkan jumlahnya seperti pasir di pantai dan bintang bintang di malam tak berawan.
?
?
Kau sudah tidur?
Hm.
Entah kenapa, aku tak bisa memejamkan mataku lagi malam ini. Pikiranku, ah mungkin lebih tepat khayalanku, mengembara jauh ke luar kamar menembus malam menembus siang ke suatu tempat di masa lalu, ke sebuah kampung kecil di pinggir sebuah danau besar…
Hm. Sebuah danau besar yang dipagari barisan gunung terjal yang dihuni manusia manusia kasar…
dan aku lihat seorang perempuan muda, masih belasan tahun umurnya, sedang termenung seorang diri sambil kedua tangannya yang mungil tak henti menggeser geser benang di alat tenun di depannya…
hanya suara angin yang memain mainkan daun bambu di sekeliling kampung yang terdengar, hanya suara ombak kecil air danau yang mengguling gulingkan dirinya di pasir pantai…
kedua matanya yang besar yang hitam seperti kosong seperti buta di wajahnya yang menyunggingkan senyum kekanak kanakannya…
sayup sayup terdengar…
dan kedua tangannya yang mungil tak henti menggeser geser benang di alat tenun di depannya…
?
?
Kau sudah tidur? Entah kenapa aku tak bisa memejamkan mataku lagi malam ini.
Hm. Entah kenapa.
?
?
Jadi, dia tidak tahu kalau laki laki muda itu putranya sendiri?
Hm.
Laki laki muda itu sendiri? Dia tidak tahu kalau perempuan muda itu ibunya sendiri?
Hm.
?
?
Tiba tiba kedua tangannya mendadak berhenti bekerja dan kedua matanya jadi hidup, jadi gugup…
Tiba tiba terdengar suara teriakan burung burung enggang dari pucuk pucuk pohon di hutan hutan…
Wajah itu tiba tiba muncul di mulut pintu…
Suara suara orang berteriak teriak dan memaki maki tiba tiba pecah dari lembah gunung…
Wajah yang dicintainya!
Suara suara orang marah!
Ah.
Ah.
?
?
Kau masih belum tidur, kan?
Hm.
?
?
Aku selalu sulit tertidur tiap kali teringat ceritanya itu.
?
Entah apa yang timbul di hatinya waktu rahasia itu diketahuinya akhirnya.
?
Mungkin dia menangis. Mungkin dia lari keluar dari rumah dan meratapi langit yang biru yang seperti atap rumah jatuh di balik gunung di ujung danau mengurungnya selamanya.
?
Mungkin dia cuma diam saja dan terus melanjutkan tenunannya sebelum kelahiran bayinya tiba…
Hm. Kelahiran bayinya yang keturunannya sampai sekarang masih ada.
?
?
Sungguh kuat dia! Semuda itu dengan perut sebesar itu dikejar kejar seperti binatang liar.
Hm. Dikejar kejar seperti binatang liar oleh manusia manusia kasar.
Tapi untunglah dia selamat!
Hm. Untunglah mereka gagal.
Kau belum tidur, kan?
Hm.
Jadi, dia akhirnya punya anak sembilan?
Hm. Sampai sekarang masih ada. Sebanyak pasir di pantai dan bintang bintang di malam tak berawan…
Tapi aku takut! Aku tiba tiba merasa sangat takut. Bayangkan dikejar kejar seperti binatang liar!
?
Ah, kau belum tidur, kan? Aku selalu sulit tertidur tiap kali rasa takut itu muncul dalam diriku.
?
Kau masih belum tidur, kan?
Hm.
?
?
Aku pikir ini merupakan sebuah plot yang luar biasa buat sebuah cerita. Kau setuju, kan?
?
?
?
Kau masih belum tidur, kan?
Hm.
?
?
Dan harimau itu…
?
Seekor harimau tiba tiba saja muncul di depan pintu rumah yang secara darurat dia dirikan di tengah hutan…
?
Waktu itu anak laki lakinya itu baru saja lahir dan saudara laki lakinya pergi entah kemana.
?
Kau belum tidur, kan?
?
Harimau itulah yang membawakan makanan mereka sehari harinya.
?
Perempuan malang. Entah apa yang dipikirkannya waktu itu.
?
?
?
?
?
?
?
Ah, aku ingat sekarang! Rumah itu! Aku ingat ada satu beringin besar di depan rumah itu! Ya, beringin itu subur dan lebat daunnya dan akar akarnya menjuntai juntai sampai ke tanah. Di situlah anak itu dulu main main dengan harimaunya!
Oh, Ompu Mulajadi Nabolon!
Oh, aku ingat lagi! Di situ jugalah, di bawah beringin tua itu kesembilan anak itu sering main main sementara dia sibuk memikirkan rencana rumah barunya!
Oh!
Ah, Sariburaja, kau masih ingat, kan! Kau masih belum tidur, kan!

Wellington, Awal Winter 1992
(Sebuah tafsir atas kisah kelahiran Marga Lontung di Batak)

1 comment: