Kepada Yth.
Media Massa
di
Tempat
Kepada teman-teman Press yang saya hormati.
Saya meminta dengan hormat kepada teman-teman Press untuk memuat surat
bantahan saya di surat pembaca. Atas perhatian dan kerjanya saya ucapkan
banyak terima kasih.
salam
Hercules do Rosario
Kasus Ninja Lewat Tabloit Adil
Sebuhungan dengan berita tentang kasus Ninja yang dimuat oleh Tabloit Adil
pada Nomor 06 KE Tahun 67, tanggal 11 - 17 Nopember 1998 yang melibatkan
saya. Dengan ini saya membantah dengan keras bahwa saya tidak tahu menahu
soal kasus tersebut. Apalagi memberi dana atau terlibat secara langsung
dengan kasus ini. Dan sangat tidak masuk akal kalau saya memberi dana untuk
kasus ini. Dan dari mana saya mendapat dana untuk membiaya untuk kasus ini.
Untuk makan sehari-hari bersama dengan teman-teman saya saja sudah sangat
sulit apalagi mau melakukan hal seperti itu. Dan saya hanya dijadikan
sebagai kambing hitam pada kasus tersebut. Dan saya sudah menghubungi ke
pihak Redaksi Adil tetapi jawaban yang saya terima tidak masuk akal .
Tabloit Adil menyatakan bahwa kami hanya mendapat berita ini dari Kapoltabes
Semarang, Kol. Pol. Soekarko D.A. tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada
saya. Pada hal selama ini aktivitas saya hanyalah mencari makan bersama
dengan teman-teman saya. Dan saya tidak pernah tahu tentang kasus tersebut.
Untuk itu saya sangat keberatan kalau kasus tersebut dikaitkan dengan diri saya.
Untuk itu dengan tegas saya membantah dan menuntut kepada Tabloit Adil
sebagai berikut:
1. Meminta kepada Tabloit Adil untuk mencabut kembali berita tersebut.
2. Meminta kepada Tabloit Adil untuk minta maaf secara tertulis lewat
media massa.
3. Sambil menunggu proses hukum selanjutnya.
Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 11 Nopember 1998
Hormat saya,
Hercules do Rosario
Jl. Hayam Wuruk 101, Raja Kota
Jakarta Barat
Lampiran:
Cacatan:
Ditulis berdasarkan Tabloit Adil Nomor: 06 KE Tahun 67 11 - 17 Nopember 1998
KILAS KRIMINALITAS
Ninja Anak Buah Hercules
Santri ponpes Az Zuhri, Ketileng, Semarang, merasa geram. Beberapa kali
K.H. Saiful Anwar pengasuh mereka, di teror orang-orang tidak dikenal.
Karenanya para santri mengintensifkan pengamanan swakarsa. Hasilnya, dua
tukang teror berkedok ninja Rabu (4/10) malam, berhasil mereka tangkap.
Yang mengejutkan, saat interogasi, kedua 'ninja' berlogat bahasa Sunda itu
mengaku bila aksi mereka atas perintah Hercules, preman Tanah Abang,
Jakarta. Untuk setiap nyawa kiai, kami masing-masing dibayar 2 juta rupiah
kata Didi, salah seorang ninja. Dia juga menyebut, kedatangannya bersama
empat kawan lainn didrop dari Jakarta dengan mobil mini bus.
Sebelum beraksi, mereka---- semuanya sehat jasmani dan rohani ---
diturunkan di depan RS Tlogorejo, kemudian disuruh terpencar. Tapi sial. Dua
diantaranya kepergok puluhan santri. Terjadilah perkelahian tak seimbang.
"Mereka mahir ilmu bela diri dan kebal senjata tajam. Jadi saya yakin mereka
sudah dipersiapkan lama sebelum diterjunkan," tutur K.H. Saiful.
Hanya saja, Kapoltabel Semarang Kol. Pol. Soenarko D.A. yang dihubungi Adil
menyebut bila semua 'ninja' - jumlahnya delapan orang - yang ditangkap massa
dan kini ditahan di Mapoltabes, semuanya adalah orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa. johny
No comments:
Post a Comment