Om Telolet Om
Om berasal dari bahasa Belanda Oom artinya Paman atau orang yang lebih tua.
Telolet berasal dari bahasa Jawa yang merujuk pada bunyi terompet atau klakson yang suaranya nyaring dan meliuk-liuk.
Jadi Om Telolet Om artinya Om tolong dinyalain klaksonnya Om. Anak-anak di daerah pantai pesisir utara Jawa (Pantura), khususnya di daerah Kudus-Jepara-Demak-Semarang, terkenal dengan busnya (terutama bus malam) sebagai sarana transportasi antar daerah. Bus-bus ini sering kebut-kebutan mengejar penumpang sehingga suara klakson identik dengan bus itu sendiri. Ini dikarenakan jika kalah ngebut, penumpang yang menunggu bus akan diserobot bus yang datang duluan.
Dimulai dari beberapa sopir bus yang memodifikasi klaksonnya dan suara klaksonnya menjadi khas (bunyinya terdengar seperti 'telolet'), anak-anak mulai tertarik dengan bunyi klakson tersebut. Akhirnya banyak yang minta kepada sopir bus supaya dibunyikan klaksonnya. Karena ada bus yang bunyinya biasa dan ada bunyinya telolet, maka ketika klakson bus berbunyi telolet mereka gembira, tapi kalau bunyinya klakson biasa anak-anak tersebut tertawa kecewa. Itulah yang membikin Om Telolet Om jadi menyenangkan. Tidak semua bus bunyinya telolet. Di Jawa banyak orang memanggil sopir bus dengan sebutan Om karena sopir bus di Jawa dulu termasuk kelas sosial yang hidupnya berkecukupan (jaman dulu selalu ada tempat kaca mata hitam di pinggangnya) karena tidak banyak moda transportasi seperti sekarang ini.
Jadi kesimpulannya, orang-orang yang menyangkutkan Om Telolet Om dengan agama tertentu seperti Hinduism dan Jewish adalah orang yang pikiran dan wawasannya sempit dan kurang piknik. Selalu menghubung-hubungkan sesuatu pakai ilmu kira-kiralogi dan 'gatuk entuk'. Mereka ini tidak memahami budaya Jawa. Om Telolet Om hanyalah keriangan anak dan remaja di Jawa yang rindu akan hiburan yang sedikit berbeda... *No Offense
Om berasal dari bahasa Belanda Oom artinya Paman atau orang yang lebih tua.
Telolet berasal dari bahasa Jawa yang merujuk pada bunyi terompet atau klakson yang suaranya nyaring dan meliuk-liuk.
Jadi Om Telolet Om artinya Om tolong dinyalain klaksonnya Om. Anak-anak di daerah pantai pesisir utara Jawa (Pantura), khususnya di daerah Kudus-Jepara-Demak-Semarang, terkenal dengan busnya (terutama bus malam) sebagai sarana transportasi antar daerah. Bus-bus ini sering kebut-kebutan mengejar penumpang sehingga suara klakson identik dengan bus itu sendiri. Ini dikarenakan jika kalah ngebut, penumpang yang menunggu bus akan diserobot bus yang datang duluan.
Dimulai dari beberapa sopir bus yang memodifikasi klaksonnya dan suara klaksonnya menjadi khas (bunyinya terdengar seperti 'telolet'), anak-anak mulai tertarik dengan bunyi klakson tersebut. Akhirnya banyak yang minta kepada sopir bus supaya dibunyikan klaksonnya. Karena ada bus yang bunyinya biasa dan ada bunyinya telolet, maka ketika klakson bus berbunyi telolet mereka gembira, tapi kalau bunyinya klakson biasa anak-anak tersebut tertawa kecewa. Itulah yang membikin Om Telolet Om jadi menyenangkan. Tidak semua bus bunyinya telolet. Di Jawa banyak orang memanggil sopir bus dengan sebutan Om karena sopir bus di Jawa dulu termasuk kelas sosial yang hidupnya berkecukupan (jaman dulu selalu ada tempat kaca mata hitam di pinggangnya) karena tidak banyak moda transportasi seperti sekarang ini.
Jadi kesimpulannya, orang-orang yang menyangkutkan Om Telolet Om dengan agama tertentu seperti Hinduism dan Jewish adalah orang yang pikiran dan wawasannya sempit dan kurang piknik. Selalu menghubung-hubungkan sesuatu pakai ilmu kira-kiralogi dan 'gatuk entuk'. Mereka ini tidak memahami budaya Jawa. Om Telolet Om hanyalah keriangan anak dan remaja di Jawa yang rindu akan hiburan yang sedikit berbeda... *No Offense
No comments:
Post a Comment