KELOMPOK SOSIAL SAMIN
Oleh : Reni Utami
Masyarakat Samin merupakan sebuah masyarakat dengan budaya eksklusif. Budaya ini terbentuk oleh Samin Surosentiko atau Raden Kohar yang lahir pada tahun 1859 di Randublatung, Blora.
Sejak tahun 1890, Samin menyebarkan ajarannya dari Desa Klopodhuwur, Blora hingga mencapai Pati, Rembang, Purwodadi, Bojonegoro, Madiun, Kudus, dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia. Tahun 1907, Samin Surosentiko ditangkap asisten wedana, dan dibuang ke luar Jawa hingga meninggal dunia pada tahun 1914.
Kehidupan orang Samin lebih mengedepankan tata harmoni kehidupan, keselarasan dengan alam. Sekalipun tidak pernah mengakui Kantor Urusan Agama (KUA) dalam perkawinan, mereka jarang bercerai. Agama mereka pahami sebagai gaman (senjata), yaitu alat vital seperti ajaran Dharmogandhul.
Bahasa terutama bahasa Jawa, katanya, menjadi salah satu kendala yang harus dia hadapi saat bermain di film ini. Pasalnya pada beberapa scene, mantan staf Kedutaan Belanda di Indonesia ini harus berdialog menggunakan bahasa Jawa.
Masyarakat mengenai keberadaan budaya minoritas yang bernama Samin. Sebagai bangsa yang multikultural, Indonesia seharusnya tidak melupakan budaya minoritas yang banyak tersebar di hampir semua daerah di Indonesia.
Penelusuran Pembaruan di Pati dan Kadus menunjukkan, masyarakat yang sering disebut Samin sebenarnya sama sekali tidak suka dengan penyebutan tersebut. Mereka sering menyebut dirinya sendiri sebagai warga Sedulur Sikep.
No comments:
Post a Comment