PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1988
DEPARTEMEN PENERANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1988
Presiden Republik Indonesia
Soeharto
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat yang saya muliakan;
Hadirin yang saya hormati;
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Besok pagi, Insya Allah, seluruh bangsa Indonesia kembali
akan memperingati hari yang paling besar dalam sejarahnya, ialah
hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Besok pagi, peringatan itu akan kita adakan untuk yang ke-43
kali. Tahun depan kita akan memperingatinya lagi. Kita akan
memperingati hari ulang tahun Kemerdekaan itu setiap tahun
sepanjang zaman, karena kita bertekad mempertahankan Negara
Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus '45 itu buat selamalamanya.
Walaupun demikian peringatan Hari Proklamasi tidak akan
pernah kita lakukan secara rutin belaka.
Sebab, peringatan Hari Proklamasi yang berlangsung setiap
tahun itu, selalu akan berlangsung dalam kehidupan kita yang berkembang
dinamis. Kendatipun demikian, setiap kali kita mem-
5
peringati Hari Proklamasi, maka secara rohaniah jiwa dan semangat
kita terasa kembali kepada hari bersejarah 17 Agustus '45.
Dalam saat-saat seperti ini, jiwa dan semangat kita semuanya seolah-
olah menyaksikan dan ikut menghayati setiap detik peristiwa
yang terjadi di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, 43 tahun
yang lalu. Kita semua tanpa kecuali, dari generasi ke generasi, dari
zaman ke zaman, seolah-olah mengikuti kata demi kata Proklamasi
Kemerdekaan yang dikumandangkan ke seluruh dunia oleh Soekarno-
Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Kata-kata sederhana, tapi penuh kekuatan jiwa yang dahsyat,
yang mengubah jalannya sejarah bangsa Indonesia!
Setiap kali kita memperingati Hari Proklamasi, maka hati
sanubari kita semuanya menyatukan diri dengan cita-cita dan nilainilai
luhur yang berada di belakang Proklamasi Kemerdekaan kita,
seperti yang telah kita langgengkan dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar'45.
Setiap kali kita memperingati Hari Proklamasi, maka untuk
beberapa saat, seolah-olah lenyaplah jarak waktu pemisah antara
kita yang hidup sekarang dengan para pendahulu yang telah melahirkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila ini. Untuk beberapa saat, jiwa dan semangat kita seolaholah
ikut memproklamasikan Kemerdekaan.
Itulah arti peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan kita
yang setiap tahun sepanjang zaman akan kita adakan. Setiap kali
kita memperingati Hari Proklamasi, maka kita semua tanpa
kecuali, akan menyegarkan kembali jiwa dan semangat kita dalam
menghayati dan tekad mewujudkan cita-cita dan nilai-nilai luhur
Proklamasi Kemerdekaan. Karena itulah tadi saya katakan, bahwa
peringatan Hari Proklamasi setiap tahun sepanjang zaman, oleh
semua generasi, tidak pernah akan menjadi peristiwa yang bersifat
biasa dan rutin saja.
Menyegarkan kembali dan menghayati cita-cita dan nilai-nilai
luhur Proklamasi berarti, bahwa kita memahami cita-cita dan
6
nilai-nilai luhur Proklamasi itu dalam memberi jawaban yang setepat-
tepatnya terhadap tantangan-tantangan baru yang sedang dan
akan kita hadapi sebagai bangsa.
Kita adalah laksana bangsa yang mengadakan perjalanan panjang.
Dalam perjalanan bangsa kita yang panjang dan berat tetapi
mulia itu, maka generasi akan mengganti generasi. Jika semua
generasi di masa datang ingin mencapai kemajuan yang lebih jauh
dari yang telah kita capai, maka generasi demi generasi di masa
datang itu perlu tetap menggabungkan diri dengan pendahulu-pendahulunya,
dengan cita-cita dan semangat Proklamasi Kemerdekaan.
Artinya, semua generasi sepanjang zaman harus sepenuhnya
menghayati, mengamalkan dan memperjuangkan nilai-nilai dan
cita-cita luhur yang melandasi Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus '45. Jika tidak, mereka terpaksa menghadapi tantangan
masa depan itu tanpa landasan, tanpa pegangan, tanpa arah.
Penghayatan, pengamalan dan perjuangan tadi akan selalu
kita hadapkan dengan tantangan-tantangan baru yang berada di
depan kita. Masalah dan tantangan yang kita hadapi itu terang berbeda
dengan masalah dan tantangan yang dihadapi bangsa kita
dalam kurun-kurun waktu sebelumnya. Karena itu jawaban yang
kita berikan juga jelas akan berlainan dari generasi ke generasi,
walaupun semangat dan nilai-nilai dasarnya tetap sama.
Bangsa kita perlu terus menerus mengembangkan wawasan
yang luas, mendasar dan mendalam, dengan melihat jauh ke depan.
Dalam arti itulah mengapa tadi saya katakan, bahwa jiwa dan
semangat Proklamasi Kemerdekaan harus kita segarkan terus
menerus.
Penyegaran yang terus menerus itulah yang telah dilakukan
oleh bangsa kita selama ini. Penyegaran inilah yang menjadi
kekuatan hidup bangsa kita. Penyegaran itulah yang akan tetap
menjadi kekuatan hidup bangsa kita.
7
Di tahun 1908 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga
mampu meningkatkan perjuangan lokal menjadi perjuangan nasional,
meninggalkan cara-cara perjuangan pramoderen menjadi perjuangan
moderen. Di tahun 1928 bangsa kita telah menyegarkan
diri sehingga dapat bergerak maju dari perjuangan yang menonjolkan
paham-paham kedaerahan menjadi perjuangan sebagai satu
bangsa yang bertanah air satu dan berbahasa nasional yang satu. Di
tahun 1945 bangsa kita menyegarkan diri sehingga siap untuk
menjadi bangsa yang merdeka, dan bersatu berdaulat dalam rangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Di tahun 1966 bangsa kita menyegarkan diri sehingga kita mampu
memasuki tahap Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama.
Sekarang dan di tahun-tahun yang akan datang, bangsa kita
juga harus menyegarkan diri untuk bersiap-siap memasuki tahap
tinggal landas dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun
kedua.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kali ini, ulang tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan kita peringati
dalam suasana penuh kegembiraan, persaudaraan yang
akrab dan kesegaran, karena beberapa bulan yang lalu kita telah
menyelenggarakan Sidang Umum MPR.
Suasana gembira meliputi kalbu kita semua karena Sidang
Umum Majelis itu telah berjalan lancar, sukses dan selamat. Suasana
persaudaraan yang akrab menyelimuti hati kita semua karena
keputusan-keputusan Majelis yang mengejawantahkan kedaulatan
rakyat telah diambil dengan hati yang ikhlas, pikiran yang jernih
serta semangat persatuan dan kesatuan nasional yang kokoh.
Kita merasakan kesegaran baru, karena secara bersama kita
telah mengembangkan wawasan yang luas, mendasar dan mendalam
dalam upaya-upaya kita menjawab tantangan dan aspirasiaspirasi
baru. Semuanya itu telah kita tuangkan dalam dokumen
konstitusional yang sangat penting, ialah dalam GBHN 1988 dan
8
keputusan-keputusan MPR lainnya. Hal itu terwujud berkat semangat
persatuan dan kenyalnya cara-cara yang telah kita tempuh
dalam mempersiapkan dan melangsungkan.Sidang Umum MPR itu
sendiri. Penyegaran diri juga kita rasakan berkat kemampuan kita
bersama untuk menyalurkan secara kreatif semua aspirasi dan
kekuatan yang telah dan akan muncul dalam masyarakat kita
sebagai hasil dari pembangunan di segala bidang yang telah kita
lakukan selama dua dasawarsa terakhir.
Kemampuan penyegaran diri yang demikian tadi harus tetap
kita miliki dalam menghadapi perkembangan di dunia pada umumnya
menjelang akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 mendatang. Kita
perlu berpikir dalam kerangka dunia itu, karena kita adalah
bagian dari dunia. Kesadaran bahwa perjuangan kita adalah bagian
dari perjuangan yang meliputi seluruh dunia telah diungkapkan
dalam kalimat pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar '45.
Di sana dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan. Pembukaan Undang-Undang Dasar
juga menegaskan bahwa kita memikul tanggung jawab untuk
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Perjuangan bangsa kita memang dipengaruhi oleh perkembangan
dunia. Bersamaan dengan itu perjuangan bangsa kita juga
ikut mempengaruhi perkembangan dunia. Kita hidup saling
berhubungan dan saling membutuhkan dengan bagian-bagian
dunia yang lain, dengan bangsa-bangsa yang lain. Makin maju kita
dalam pembangunan bangsa, akan makin mampu pula kita
mengendalikan pengaruh perkembangan dunia terhadap perkembangan
kita. Dan makin mampu pula kita ikut mempengaruhi perkembangan
dunia dalam rangka panggilan tugas mulia untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
9
Ada tanda-tanda yang kuat bahwa menjelang akhir abad ke20
dan awal abad ke-21 ini dunia akan mengalami perubahanperubahan
yang besar dan mendasar dii berbagai bidang dan
tingkatan. Tanggung jawab moral kita adalah ikut menghindarkan
dunia dari kehancuran karena perang nuklir, karena ketidakadilan
antara Utara dan Selatan, karena ketidakadilan dalam pembangunan
suatu negara dan karena kerusakan lingkungan hidup.
Di mana-mana kita juga menyaksikan gejala krisis di berbagai
bidang, antara lain di bidang moral dan spiritual.
Kita harus mengikuti dengan cermat perubahan-perubahan
yang sedang dan akan berlangsung di dunia tadi, agar pada satu
pihak, kita dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari
peluang yang dibawa perubahan itu bagi kelanjutan pembangunan
kita dan dapat menghindarkan diri dari akibat-akibat negatif dari
perubahan-perubahan tadi. Di lain pihak, melalui pembangunan
yang kita lanjutkan, kita berusaha memberi sumbangan yang
sebesar-besarnya kepada upaya seluruh umat manusia untuk menikmati
kehidupan yang lebih tenteram, lebih maju dan lebih
sejahtera dari yang dirasakan sampai sekarang.
Menyadari semua kemungkinan, tantangan dan harapan akan
masa depan seperti yang saya gambarkan sekilas tadi, --baik
di dalam negeri maupun di luar negeri-- maka dalam melaksanakan
semua amanat MPR yang memberi tugas kepada saya selaku
Presiden Republik ini, saya telah merumuskan Panca Krida Kabinet
Pembangunan V. Panca Krida itu berupa lima tugas pokok
dan sekaligus sasaran untuk kurun waktu lima tahun mendatang,
yang meliputi
Pertama : Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan
memperluas pelaksanaan pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila yang bertumpu
pada Trilogi Pembangunan dan ketahanan nasional.
10
Kedua : Meningkatkan disiplin nasional yang dipelopori
oleh aparatur negara menuju terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
Ketiga : Membudayakan ideologi Pancasila, Demokrasi
Pancasila dan P4 (Ekaprasetia Pancakarsa) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Keempat : Melaksanakan politik luar negeri yang bebas
aktif untuk kepentingan nasional.
Kelima : Melaksanakan pemilihan umum yang langsung,
umum, bebas dan rahasia dalam tahun 1992.
Izinkan saya selanjutnya, Saudara Ketua yang terhormat,
menguraikan pokok-pokok Panca Krida itu, yang sekaligus merupakan
penegasan-penegasan sikap dan wawasan Pemerintah mengenai
masalah-masalah di berbagai bidang, yang sedang atau akan
kita hadapi di masa datang.
Krida yang pertama, mencerminkan tugas pokok kita yang
utama dan kebulatan tekad kita untuk melaksanakan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila. Dalam melaksanakan
pembangunan sebagai pengamalan Pancasila kita telah maju selangkah
lagi, karena GBHN 1988 memberi arah yang makin jelas dari
pelaksanaan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila itu. Ini
menunjukkan bahwa kita mampu mengembangkan wawasan yang
makin luas, mendasar dan mendalam dalam mempersiapkan diri
menghadapi tantangan masa datang, seperti yang saya katakan
tadi. Hal ini juga membuktikan keberhasilan kita dalam memahami
Pancasila secara makin jernih, kritis, kreatif dan dinamis.
Dengan demikian Pancasila tidak kita kerdilkan menjadi dogma
nasional yang beku dan kaku, melainkan menjadi ideologi terbuka
yang pengembangannya kita lakukan melalui rangkaian konsensus-
konsensus nasional.
Upaya melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas
pelaksanaan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila
11
itu kita kaitkan dengan Trilogi Pembangunan dan dengan Ketahanan
Nasional.
Dengan Trilogi Pembangunan kita akan menyerasikan unsurunsur
stabilitas nasional dengan dinamika pembangunan untuk
mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi, yang sekaligus kita
kaitkan dengan pemerataan pembangunan menuju keadilan sosial.
Dengan Ketahanan Nasional kita meningkatkan kemampuan
dan ketangguhan bangsa kita untuk menjamin kelangsungan hidup
berdasarkan kondisi yang dinamis dalam mengintegrasikan tiaptiap
segi dari kehidupan bangsa dan negara kita. Kita tidak dapat
menerima pembangunan yang tidak meningkatkan ketahanan
nasional. Kita menolak pembangunan yang mengakibatkan kemunduran
ketahanan nasional kita. Pembangunan sebagai pengamalan
Pancasila justru kita maksudkan untuk terus menerus meningkatkan
ketahanan nasional itu.
Ketika kita memproklamasikan Kemerdekaan pada tahun
1945 kita berketetapan hati untuk membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang bersumber
kepada kepribadian kita sendiri dengan arah dan tujuan yang jelas.
Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mempertahankan dan
menumbuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila itu, kita tidak mengambil alih begitu saja konsep-
konsep kenegaraan yang telah ada di dunia. Kita justru telah
mengembangkan konsep-konsep kenegaraan yang paling sesuai
dengan kepribadian dan perkembangan sejarah kita di masa lampau
serta harapan kita di masa datang.
Sama seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila, maka pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila menuju tinggal landas mempunyai dasar, kepribadian,
arah dan tujuan yang jelas; yang akan mampu menyalurkan semua
aspirasi dan kekuatan yang terdapat dalam masyarakat kita secara
serasi dan kreatif.
12
Dengan demikian kita dapat menangkal dan menanggulangi
beraneka ragam ancaman yang dapat menghadang proses pembangunan
menuju tinggal landas, seperti yang pernah dan sedang
dialami oleh bangsa-bangsa lain.
Ancaman itu antara lain berupa kekosongan dalam kehidupan
moral, etik dan spiritual. Dapat juga berupa ancaman terhadap
martabat serta hak-hak dan kewajiban asasi warga negara. Dapat
pula berupa ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Juga ancaman otoriterisme, militerisme dan totaliterisme. Atau
ancaman makin melebarnya jurang antara yang kaya dan yang
miskin.
Dengan melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila menuju tinggal landas, maka kita berupaya untuk
meniadakan berbagai ancaman tadi. Pengalaman pembangunan
bangsa-bangsa menunjukkan bahwa tidak sedikit bangsa-bangsa
yang gagal untuk mencapai tinggal landas. Dengan melaksanakan
pembangunan sebagai pengamalan Pancasila kita mengupayakan
agar kita termasuk bangsa yang berhasil mencapai tinggal landas
dalam pembangunan.
Dalam memperkuat landasan pembangunan yang kokoh menuju
tinggal landas tadi kita berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan
kondisi kemantapan dan kemajuan di bidang-bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, keagamaan serta kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pertahanan keamanan dan seterusnya.
Proses tinggal landas berarti bahwa secara berangsur-angsur
kita akan makin mengembangkan dan memantapkan ciri-ciri
suatu negara dan masyarakat yang maju, adil, makmur dan lestari
berdasarkan Pancasila.
Karena itu, pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
menuju tinggal landas akan merupakan ujian yang berat
13
dan besar bagi ketangguhan kita sebagai bangsa pejuang menjelang
akhir abad ke-20 dan awal abad ke-2 1.
Semua golongan, kalangan, lapisan dan generasi bangsa kita
akan ikut menentukan keberhasilan atau kegagalan bangsa kita
dalam menempuh ujian yang berat dan besar tadi.
Di bidang pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka
bangsa kita dan khususnya golongan-golongan beragama dan berkepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan menghadapi
ujian yang berat dan besar untuk secara terus menerus dan bersama-
sama meletakkan landasan moral, etik dan spiritual yang
kokoh bagi pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Di bidang pengamalan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
bangsa kita akan menghadapi ujian yang berat dan besar
untuk meningkatkan penghormatan terhadap martabat serta hak
dan kewajiban asasi warga negara serta penghapusan penjajahan,
kesengsaraan dan ketidakadilan di muka bumi.
Di bidang pengamalan Sila Persatuan Indonesia bangsa kita
akan menghadapi ujian yang berat dan besar untuk meningkatkan
pembinaan bangsa di semua bidang kehidupan manusia,
masyarakat, bangsa dan negara, sehingga makin kuat rasa kesetiakawanan
dan kebersamaan dalam rangka memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa.
Di bidang pengamalan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan kita
akan menghadapi ujian yang berat dan besar untuk makin menumbuhkan
dan mengembangkan sistem politik Demokrasi Pancasila
yang mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis, mengembangkan
kesadaran dan tanggung jawab politik warga negara
serta bergairahnya rakyat dalam proses politik.
Dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan Demokrasi
Pancasila ini, dwi fungsi ABRI tetap akan merupakan faktor
yang positif dan kreatif untuk menjawab ujian yang berat dan
besar yang akan dihadapi oleh bangsa kita.
14
Di bidang pengamalan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia kita akan menghadapi ujian yang berat dan besar
untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Demikianlah tugas-tugas besar bangsa kita tahun-tahun yang
akan datang dalam melanjutkan, meningkatkan, memperdalam
dan memperluas pelaksanaan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila menuju tinggal landas yang bertumpu pada
Trilogi Pembangunan dan Ketahanan Nasional.
Para Anggota Dewan yang terhormat;
Krida kedua adalah meningkatkan disiplin nasional yang
dipelopori oleh aparatur negara menuju terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
Disiplin nasional dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa
merupakan prasyarat mutlak bagi tahap tinggal landas
pembangunan kita nanti. Pengalaman menunjukkan bahwa di
antara bangsa-bangsa yang berhasil dalam pembangunannya
ada sejumlah bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam yang
melimpah. Yang mereka miliki adalah sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi dan berdisiplin nasional.
Meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat
Indonesia itulah yang merupakan warna dasar dari GBHN 1988.
Hal ini sejalan dengan hakekat pembangunan yang sejak semula
menjadi tekad kita, ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam
rangka ini kita memandang sangat penting penggarapan Rancangan
Undang-undang mengenai pendidikan nasional yang dewasa
ini sedang dikaji bersama oleh Dewan yang terhormat dan Pemerintah.
Kita perlu membahas Rancangan Undang-undang itu secara
15
mendasar dan berorientasi kepada cita-cita, tujuan dan sasaran
nasional kita.
Dalam hubungan dengan peningkatan kualitas manusia itu
kita memberi perhatian yang besar kepada upaya untuk meningkatkan
disiplin nasional. Disiplin nasional yang kita perlukan jelas
bukan disiplin yang mati dan statis atau yang hanya berpegang
kepada perintah dan peraturan secara harfiah semata-mata.
Yang kita perlukan untuk menjamin keberhasilan pembangunan
menuju tinggal landas adalah disiplin nasional yang hidup, dinamis
dan kreatif; yang dijiwai oleh kesadaran akan nilai-nilai dan
tujuan luhur yang telah kita sepakati bersama, ialah pengamalan
Pancasila.
Disiplin nasional itu tidak hanya berlaku dalam kehidupan
bernegara saja, akan tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. Ini berarti panggilan tugas bersama dari tokohtokoh
dan pemuka-pemuka masyarakat kita, pemimpin-pemimpin
politik kita, pemuka-pemuka keagamaan kita, dari semua kalangan
dan lapisan. Apabila dalam Panca Krida Kabinet Pembangunan V
dinyatakan bahwa aparatur negara harus merupakan pelopor
dalam menegakkan disiplin nasional, maka hal ini mencerminkan
adanya tanggung jawab moral dan tanggung jawab formal aparatur
negara yang tugasnya memang untuk melayani bangsa dan masyarakatnya.
Kepeloporan di sini berarti, bahwa aparatur negara harus
menjadi kekuatan pendorong yang memberi tauladan yang baik,
dengan menegakkan disiplin dalam dirinya sendiri dan dalam
pelayanan terhadap masyarakat. Dengan demikian aparatur negara
sekaligus memainkan peranan yang aktif dalam mewujudkan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Dalam rangka semuanya
itu telah diambil langkah awal untuk membudayakan dan
melaksanakan pengawasan melekat yang kini sedang giat-giatnya
dilancarkan di kalangan; aparatur negara.
Pemerintah terus mengharapkan dukungan dan bantuan
yang aktif dari masyarakat dalam upaya mengefektifkan pengawas-
16
an di semua bidang. Peningkatan disiplin nasional menuju terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tidak hanya
terbatas pada pengawasan terhadap aparatur saja. Pengawasan
terhadap Pemerintah sendiri harus kita kembangkan secara efektif
sesuai dengan jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar. Sesuai
dengan jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar, sesuai dengan
prinsip kedaulatan yang berada di tangan rakyat, maka setiap
kekuasaan di negara ini diawasi oleh rakyat dan dipertanggungjawabkan
kepada rakyat melalui mekanisme dan tata cara yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Dasar, penyelenggaraan negara yang
berkembang dalam praktek dan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan seperti itu merupakan unsur yang penting dalam
menegakkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Demikian
pula, masyarakat umumnya, antara lain melalui peranan pers yang
bebas dan bertanggung jawab, mempunyai peranan penting dalam
rangka meningkatkan disiplin nasional tadi.
Krida yang ketiga --yaitu membudayakan ideologi Pancasila,
Demokrasi Pancasila dan P4 dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara--, merupakan salah satu tugas utama
kita untuk memantapkan kerangka landasan pembangunan yang
akan kita tuntaskan dalam Repelita V.
Pembangunan tidak hanya berupa pertumbuhan di segala
bidang; seperti di bidang ekonomi, penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta bidang bidang lainnya saja. Bagi kita, pembangunan
juga berarti perubahan yang menyeluruh menjadi
masyarakat yang maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan
Pancasila, seperti yang saya kemukakan tadi. Ini berarti.
bahwa perubahan yang menyeluruh itu tidak lalu menyimpang
dari kepribadian, cita-cita dan tujuan-tujuan kita semula; akan
tetapi justru harus makin mengungkapkan secara nyata segenap
kepribadian bangsa kita yang telah kita langgengkan dalam Pancasila.
Ini berarti bahwa Pancasila, Demokrasi Pancasila dan P4
tidak cukup hanya kita pahami belaka; melainkan harus kita hayati
17
sehingga menyentuh semua segi-segi kemanusiaan kita, termasuk
kesadaran, perasaan, perilaku kita semua tanpa kecuali.
Upaya membudayakan ideologi Pancasila, Demokrasi Pancasila
dan P4 memerlukan keterlibatan pemuka-pemuka dan lembaga-
lembaga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Semuanya tadi melibatkan semua orang tua yang mendidik
anak-anak mereka; para guru dari Taman Kanak-kanak sampai perguruan
tinggi; para pemikir di bidang kehidupan manusia, masyarakat,
bangsa dan negara; tokoh-tokoh politik dan pemuka-pemuka
masyarakat; prajurit ABRI, pegawai negeri, para usahawan, petani
dan pekerja, kalangan pers dan seterusnya.
Selanjutnya Krida keempat adalah pelaksanaan politik luar
negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional. Hal ini sama
sekali tidak berarti bahwa kita menjalankan politik luar negeri
dengan sikap nasionalisme yang sempit. Politik luar negeri yang
demikian tadi justru menunjukkan perhitungan yang cermat dan
kesadaran yang realistis mengenai kedudukan dan peranan yang
dapat kita lakukan di tengah-tengah kekuatan kekuatan dan kecenderungan-
kecenderungan di dunia.
Politik luar negeri kita yang bebas aktif itu memang pertamatama
ditujukan untuk menyukseskan pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila menuju tinggal landas. Tetapi politik
luar negeri kita itu juga sekaligus kita tujukan kepada cita-cita
untuk ikut menyelenggarakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Keberhasilan
kita dalam pembangunan nasional akan memberi bobot yang
makin besar bagi pelaksanaan politik luar negeri kita yang memperjuangkan
tujuan-tujuan yang luhur tadi.
Dewasa ini umat manusia hidup dalam keadaan perekonomian
dunia yang lamban pertumbuhannya. Kebanyakan negaranegara
yang sedang membangun mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang disebabkan oleh mening-
18
katnya beban hutang, meningkatnya proteksionisme dan menurunnya
harga barang-barang ekspor pertanian. Singkatnya umat
manusia sekarang hidup dalam lingkungan ekonomi dunia yang
rawan, sedang bagian terbesar umat manusia belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar untuk hidup yang layak. Itulah sebabnya,
kita tetap meletakkan bidang ekonomi sebagai prioritas. Karena
itu pula pelaksanaan politik luar negeri harus diabdikan kepada
tercapainya prioritas nasional itu.
Pembangunan memerlukan suasana dunia yang damai. Karena
itu politik luar negeri kita selalu mendorong terciptanya suasana
ke arah terwujudnya perdamaian yang didasarkan atas kemerdekaan
nasional, penghormatan kedaulatan, saling menghormati dan
saling bekerjasama. Sikap dan langkah-langkah kita sangat jelas
dalam rangka ini; baik dalam menghadapi perlombaan persenjataan
antara negara-negara besar dunia, menghadapi perkembangan
di Asia Tenggara, di Afganistan, di Timur Tengah, dan menghadapi
politik rasialis dan apartheid di Afrika Selatan.
Dalam rangka itu kita menyambut dengan penuh harapan
akan dimulainya gencatan senjata dalam perang Iran-Irak yang
telah membawa bencana dan penderitaan bagi kedua bangsa.
Dalam rangka itu pula prioritas utama politik luar negeri kita
tertuju pada pembinaan dan pengembangan ASEAN, yang makin
hari makin kuat dan terus akan kita perkuat di masa datang.
Mengembangkan suasana damai di kawasan ini, mendorong kita
bersedia menjadi tuan rumah Pertemuan Informal Jakarta. Dilihat
dari rumitnya masalah Kampuchea, maka kita merasa berbahagia
bahwa Pertemuan Informal Jakarta itu telah menghasilkan momen
yang historis, yang mudah-mudahan menjadi awal bagi penyelesaian
secara tuntas masalah Kampuchea selanjutnya.
Kita juga memandang KTT Non Blok sebagai forum yang
sangat penting untuk mendorong perdamaian dunia dan pembangunan
bangsa-bangsa, terutama bagi dunia ketiga.
19
Krida yang kelima adalah pelaksanaan Pemilihan Umum yang
langsung, umum, bebas dan rahasia dalam tahun '92. Pelaksanaan
pemilihan umum merupakan bagian yang penting dari usaha kita
untuk terus menerus menyegarkan kehidupan kita sebagai bangsa,
menyegarkan gagasan-gagasan kita dan menyalurkan aspirasiaspirasi
yang berkembang dinamis dalam masyarakat kita: Dengan
demikian kita dapat mengembangkan terus sistem Demokrasi
Pancasila ke tahapan-tahapan pertumbuhan yang makin maju
dalam menghadapi tantangan dan masalah-masalah baru yang akan
terus muncul dalam masyarakat yang dinamis. Karena itu, pemi
lihan umum yang kita lakukan lima tahun sekali juga harus memperlihatkan
kemajuan dalam pertumbuhan sistem politik Demokrasi
Pancasila dari satu pemilihan umum ke pemilihan umum
berikutnya. Dalam proses kemajuan itu, di satu pihak, harus
tetap terjamin kelangsungan hidup dan sistem politik Demokrasi
Pancasila itu sendiri; dan demikian juga harus terjamin persatuan,
kesatuan, stabilitas dan keamanan nasional. Di lain pihak, pelaksanaan
dan hasil-hasil pemilihan umum itu harus mampu menjadi
pendorong bagi pertumbuhan dan kegairahan pembangunan di
bidang yang lain.
Dalam mempersiapkan langkah maju tadi kita harus selalu
waspada terhadap gagasan-gagasan bagi perubahan-perubahan yang
dapat membawa kita kepada penyimpangan dari sistem politik
Demokrasi Pancasila. Dalam hubungan inilah kita perlu memahami
benar-benar Pancasila dan penjabarannya dalam sistem politik,
sistem ekonomi, sistem sosial budaya maupun sistem pertahanan
kearnanan kita.
Pemilihan Umum tahun '87 telah menunjukkan kemajuankemajuan
dibandingkan dengan pemilihan umum-pemilihan umum
sebelumnya. Sebabnya ialah karena dalam pemilihan umum tahun
'87 semua kekuatan sosial politik telah menegaskan Pancasila sebagai
satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pemilihan Umum tahun '92 nanti akan mempunyai
20
arti yang sangat penting bagi perkembangan bangsa kita, sebab
dalam pemilihan umum nanti itu semua kekuatan sosial politik
akan menyampaikan gagasan-gagasan dan program-program
mereka kepada masyarakat mengenai Pembangunan Jangka Panjang
25 tahun kedua, yang akan kita tuangkan dalam GBHN '93.
Karena itu baik pemerintah maupun kekuatan-kekuatan sosial
politik dan juga semua golongan dan kekuatan dalam masyarakat
kita secara dini harus menyiapkan diri agar pelaksanaan
pemilihan umum tahun '92 nanti dapat berjalan sebaik-baiknya.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Demikianlah arah yang akan kita tempuh bersama dalam
persiapan kita memasuki proses tinggal landas pembangunan. Kita
perlu secara jernih melihat perspektif perjalanan panjang bangsa
kita itu, agar kita dapat mengarahkan secara mantap apa yang kita
lakukan dalam bidang masing-masing menuju cita-cita dan arah
bersama dalam jangka panjang tadi. Kita perlu menyadari, bahwa
apa yang kita lakukan dan apa yang tidak kita lakukan dewasa ini
akan mempengaruhi keadaan kita di masa datang.
Pandangan jauh ke depan itulah yang kita gunakan untuk
menyusun Repelita V sebagai penjabaran GBHN 1988.
GBHN 1988 menegaskan bahwa Repelita V harus dapat menjadi
landasan pembangunan yang kuat, sebagai tahap penutup dari
Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Bersamaan dengan
itu, Repelita V sekaligus harus mampu menjadi ancang-ancang
bagi persiapan kita memasuki proses tinggal landas yang akan kita
mulai dalam Repelita VI, yang merupakan awal dari Pembangunan
Jangka Panjang 25 tahun kedua.
Sidang Dewan yang terhormat;
Sesuai dengan arah yang diberikan oleh GBHN, maka dalam
Repelita V prioritas pembangunan tetap kita letakkan pada pembangunan
bidang ekonomi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
21
taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang
makin merata dan adil. Bersamaan dengan itu juga meletakkan
landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Titik
beratnya ditekankan pada sektor pertanian dan sektor industri.
Pembangunan pertanian diarahkan untuk memantapkan swasembada
pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya.
Sedangkan pembangunan sektor industri terutama ditujukan
pada industri yang menghasilkan barang-barang ekspor, industri
yang menyerap banyak tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian, dan industri yang menghasilkan mesin-mesin industri.
Sebagai upaya untuk mewujudkan kerangka landasan pembangunan
yang kuat, maka struktur ekonomi kita juga harus
makin seimbang pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Ini berarti
kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertumbuhan sektor industri
dan sektor-sektor lainnya maju lebih cepat dari pertumbuhan
sektor pertanian, sedangkan sektor pertanian sendiri harus terus
kita tingkatkan.
Berdasarkan perkiraan kemampuan kita untuk mendorong
pertumbuhan di berbagai sektor, dan juga dengan memperkirakan
pertumbuhan ekonomi dunia, maka laju pertumbuhan ekonomi
selama Repelita V diperkirakan sebesar rata-rata 5% setahun.
Perkiraan itu cukup realistis, mengingat sejak memasuki Repelita
IV kita menghadapi ujian dan tantangan berat di bidang ekonomi,
yang terutama disebabkan oleh perkembangan ekonomi dunia
yang tidak menguntungkan pembangunan kita.
Sebagai bagian dari ekonomi dunia, perkembangan ekonomi
kita juga akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dunia itu.
Dengan beberapa pengecualian, sampai sekarang negara industri
maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah dan tersendat-
sendat. Kalaupun ada perbaikan, maka tidak akan menjadi
kekuatan yang cukup kuat untuk mendorong perkembangan
ekonomi dunia. Unsur lain yang mempengaruhi kemampuan kita
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah perubahan-
22
perubahan besar dalam nilai tukar sejumlah mata uang asing dan
belum mantapnya harga minyak bumi di pasaran dunia.
Hal-hal tadi meminta kesadaran kita semua tanpa kecuali
untuk membulatkan tekad dan mengerahkan segala daya upaya
agar sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5% setahun dalam
Repelita V nanti benar-benar dapat kita capai. Dalam pada itu laju
pertumbuhan penduduk harus kita usahakan dapat turun dari
2,1% dalam Repelita IV sekarang, menjadi 1,9% dalam Repelita V
nanti. Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5% setahun dan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,9% setahun, maka produksi
nasional nyata per jiwa akan meningkat dengan rata-rata 3,1 % per
tahun selama Repelita V yang akan datang.
Saudara Ketua yang terhormat;
Izinkan saya melanjutkan secara ringkas gambaran umum
mengenai Repelita V.
Pembangunan pertanian akan meliputi pertanian tanaman
pangan dan tanaman perkebunan, perikanan, petemakan serta
kehutanan; yang kita arahkan pada berkembangnya pertanian
yang maju, efisien dan tangguh. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan dan
taraf hidup petani serta petemak dan nelayan, memperluas lapangan
kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan
industri serta meningkatkan ekspor. Dalam melaksanakan pembangunan.
pertanian kita manfaatkan secara efisien segala sumber
daya yang ada dan yang dapat kita kembangkan. Semuanya ini
kita laksanakan sehingga menjadi upaya yang terpadu dan saling
menunjang dengan pembangunan di sektor lain terutama pembangunan
industri, pembangunan daerah dan pedesaan, transmigrasi,
serta upaya memelihara kemampuan sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Pembangunan pertanian akan didukung oleh
pengaturan tata ruang dan tata guna tanah agar penggunaan,
23
penguasaan, pemilikan dan pengalihan hak atas tanah dapat menjamin
kemudahan dan kelancaran usaha-usaha pertanian serta
benar-benar sesuai dengan asas adil dan merata. Dalam pada itu
keikutsertaan petani akan makin didorong lagi melalui koperasi
unit desa dan kelompok tani, sedangkan usaha pertanian yang
besar dikembangkan agar dapat membantu berkembangnya usaha
pertanian rakyat.
Dengan arah tadi kita harapkan sektor pertanian secara keseluruhan
dapat mencapai pertumbuhan yang memadai, dan
sekaligus dapat memberi dukungan kepada perkembangan industri
dalam rangka memperkuat struktur ekonomi kita.
Dalam pada itu pembangunan industri ditujukan untuk memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menyediakan
barang dan jasa yang bermutu dengan harga yang bersaing di pasar
dalam negeri dan di luar negeri, meningkatkan ekspor dan menghemat
devisa, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor
pembangunan lainnya serta sekaligus pengembangan penguasaan
teknologi. Usaha-usaha tadi didukung oleh peningkatan efisiensi
serta pengembangan iklim usaha dan iklim investasi yang sehat.
Segala upaya tadi dilakukan dengan memperkuat keterkaitan yang
saling menguntungkan dan saling menunjang antara industri kecil,
industri menengah dan industri besar, serta antara industri hilir,
industri antara dan industri hulu.
Sampai sekarang industri kita telah mampu menghasilkan
mesin-mesin dan peralatan industri. Malahan juga berhasil membuat
pabrik-pabrik tertentu. Di waktu-waktu yang akan datang
kemampuan tadi terus- kita kembangkan dan kita arahkan agar
secara bertahap makin banyak macam serta jumlah mesin dan
peralatan industri yang dapat kita hasilkan. Demikian pula kita
kembangkan terus penguasaan teknologi, rancang bangun dan
perekayasaan yang dalam tahun-tahun terakhir ini mencapai
kemajuan pesat. Dengan tetap memperhatikan prioritas pembangunan
nasional, kita juga meningkatkan kemajuan-kemajuan
24
yang telah kita capai dalam industri maritim, industri penerbangan,
industri alat-alat berat, industri elektronika dan industri pertahanan
keamanan.
Dalam rangka memperluas pemerataan dan memantapkan
landasan pembangunan industri maka industri kecil, industri
kerajinan, industri rumah tangga, termasuk kegiatan yang informal
dan tradisional, juga terus kita dorong perkembangannya. Demikian
pula kita lanjutkan pengembangan wilayah-wilayah pusat
pertumbuhan industri di seluruh Tanah Air yang didasarkan atas
potensi-potensi yang dimiliki wilayah yang bersangkutan. Dalam
hubungan ini sangat diperhatikan keterpaduan pengembangan
industri antar daerah dalam rangka memperkokoh kesatuan ekonomi
nasional. Dalam keseluruhan pembangunan industri itu
kemampuan dan peranan usaha swasta dan koperasi terus kita
kembangkan.
Mengenai pembangunan pertambangan, maka arahnya adalah
pemanfaatan yang sebesar-besarnya dari kekayaan tambang bagi
pembangunan nasional. Tujuannya untuk menyediakan bahan
baku bagi industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan penerimaan
devisa, memperluas kesempatan berusaha dan lapangan
kerja. Pemanfaatan bahan dan hasil tambang kita tingkatkan, baik
untuk ekspor maupun untuk keperluan dalam negeri.
Dalam pada itu kita menyadari tetap pentingnya peranan
minyak dan gas bumi dalam pembangunan nasional, baik sebagai
sumber penerimaan negara maupun sumber penerimaan devisa.
Karena itu sejalan dengan upaya memperbesar dan menganekaragamkan
sumber penerimaan negara dan penerimaan devisa, akan
terus kita lanjutkan peningkatan produksi minyak dan gas bumi
serta penemuan cadangan baru.
Guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan,
serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan terus
kita lakukan pembangunan prasarana ekonomi pada umumnya :
25
seperti pembangunan perhubungan di darat dan di laut serta
melalui udara, pembangunan telekomunikasi, pembangunan kelistrikan
dan energi pada umumnya serta lain-lainnya lagi.
Peningkatan produksi di berbagai bidang di masa datang, jelas
memerlukan dukungan sistem tata niaga dan distribusi nasional
yang efisien dan efektif melalui kebijaksanaan perdagangan yang
terpadu dan saling mendukung dengan kebijaksanaan di bidangbidang
lainnya. Pengembangan perdagangan ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan produsen dan sekaligus menjamin kepentingan
konsumen, meningkatkan penerimaan devisa, memperluas
lapangan kerja dan makin memeratakan kesempatan berusaha.
Guna terus mendorong ekspor non migas, kita tingkatkan daya
saing serta kita buat terobosan-terobosan baru dan perluasan
pasaran di luar negeri. Kebijakan impor terutama ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa; khususnya barang
modal, bahan baku dan bahan penolong serta teknologi yang
diperlukan untuk pembangunan di berbagai sektor dan berkembangnya
industri dalam negeri yang efisien. Sementara itu, kebijaksanaan
perdagangan yang mendorong berkembangnya koperasi dan
pengusaha golongan ekonomi lemah akan dilanjutkan dan disempurnakan.
Dalam rangka membangkitkan semua potensi ekonomi dalam
masyarakat agar dapat memberi sumbangan yang sebesar-besarnya
bagi kelanjutan pembangunan di masa datang, akan dilanjutkan
kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi yang selama ini telah
membawa hasil yang membesarkan hati.
Makin terwujudnya demokrasi ekonomi harus makin tampak
dalam Repelita V, agar kita benar-benar mampu meletakkan landasan
pembangunan yang kokoh kuat dalam ancang-ancang kita
memasuki proses tinggal landas.
Karena itu dalam lima tahun mendatang dan seterusnya,
koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat harus terus kita dorong
agar benar-benar menjadi kekuatan ekonomi nasional. Koperasi
26
harus menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri dan tumbuh
dengan akar-akar yang kuat di dalam masyarakat. Untuk itu perlu
ditingkatkan kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat
luas dalam berkoperasi. Untuk membudayakan koperasi di tengahtengah
masyarakat harus kita perluas pengertian tentang koperasi
serta pembinaan koperasi secara profesional. Dorongan bagi berkembangnya
koperasi terus kita lanjutkan; seperti bantuan tenaga
manajemen, penyelenggaraan latihan ketrampilan dan pendidikan
keahlian. Dengan jalan itu maka kita akan memperbesar kemampuan
koperasi untuk berperan dalam berbagai sektor dan kegiatan
ekonomi. Untuk itu perlu dorongan-dorongan bagi berkembangnya
kerjasama antara koperasi dengan usaha negara dan usaha
swasta.
Para Anggota Dewan yang saya hormati;
Dalam menyongsong peningkatan pembangunan yang makin
luas dan berat akan tetapi penuh harapan di masa datang, kita
harus memperluas kesempatan dan tanggung jawab bersama. Masalah
dan tantangan pembangunan di masa datang tidak memungkinkan
negara membiayai sendiri atau melaksanakan semua kegiatan
pembangunan. Di samping hal itu tidak mungkin, juga keliru karena
bertentangan dengan semangat kebersamaan dan demokrasi
ekonomi kita. Ini berarti di tahun-tahun mendatang kita harus
makin mengembangkan kemampuan dan peranan dunia usaha
nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dunia usaha
nasional yang terdiri dari usaha negara, koperasi dan usaha swasta
itu harus kita kembangkan dengan semangat kekeluargaan, sehingga
saling menunjang dan saling menguntungkan. Di samping
koperasi, perhatian yang khusus akan kita berikan kepada pengusaha-
pengusaha kecil, informal dan tradisional serta golongan
ekonomi lemah umumnya. Potensi mereka sangat besar dan dapat
menjadi kekuatan penyangga terhadap pukulan-pukulan ekonomi
yang datang dari luar.
27
Dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, maka pembangunan
daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi agar pembangunan
setiap daerah sesuai dengan prioritas dan potensi daerah,
sedang secara keseluruhan pembangunan di daerah merupakan satu
kesatuan pembangunan nasional. Dengan jalan ini, di satu pihak,
daerah memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan potensinya sendiri dalam membangun; dan di
lain pihak, integrasi nasional tetap dapat kita mantapkan. Dalam
rangka ini perhatian khusus diberikan kepada daerah-daerah yang
relatif masih tertinggal, daerah dan kepulauan terpencil serta
daerah-daerah perbatasan. Menyadari luasnya wilayah Tanah Air
kita, serta keadaan dan tingkat pembangunan daerah yang berbeda-
beda, akan didorong berkembangnya kerjasama antar daerah
dalam pembangunan, sehingga daerah-daerah dalam suatu wilayah
tumbuh secara serasi dan dapat memecahkan masalah-masalah
wilayah secara bersama-sama. Demikian pula perhatian yang besar
tetap tertuju pada pembangunan pedesaan, karena di desa-desa
inilah bertempat tinggal bahagian terbesar penduduk kita. Desadesa
akan kita bangkitkan lebih lanjut kemampuannya untuk
berproduksi, mengolah dan memasarkan hasil produksinya.
Dalam pada itu sekarang mulai terasa tekanan-tekanan berat
kepada daerah-daerah perkotaan. Karena itu pembangunan perkotaan
dilaksanakan secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan
perkembangan penduduk, sehingga terwujud lingkungan
yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha.
Sidang Dewan yang saya hormati;
Segala upaya kita untuk meningkatkan pertumbuhan di
segala bidang tadi, pada akhirnya harus terasa nanti dalam wujud
bertambah baiknya tingkat kesejahteraan rakyat.
Kesejahteraan rakyat akan terangkat, apabila makin banyak
orang yang melakukan pekerjaan produktif sehingga memperoleh
28
penghasilan yang lebih baik dan memiliki harga diri. Karena itu
semua kebijakan dan pelaksanaan pembangunan diarahkan untuk
memperluas kesempatan kerja, terutama bagi angkatan kerja usia
muda yang akan bertambah besar jumlahnya. Demikian pula
penting sekali kita lanjutkan pelaksanaan transmigrasi sebagai
salah satu upaya pendayagunaan tenaga kerja dan penyebaran
penduduk; yang serentak dikaitkan dengan perbaikan mutu
kehidupan, peningkatan pendayagunaan sumber daya alam dan
pembangunan daerah. Dengan mengembangkan pusat-pusat
pemukiman baru yang dikaitkan dengan pembukaan dan pengembangan
daerah produksi, akan makin terdorong bergeraknya
transmigrasi swakarsa.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, akan kita
lanjutkan pembangunan' perumahan dan perbaikan lingkungan,
terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Demikian
pula kita lanjutkan upaya-upaya perbaikan derajat kesehatan
masyarakat dan perbaikan kesejahteraan sosial pada umumnya.
Tingkat kesejahteraan rakyat akan tampak antara lain pada
tingkat kematian bayi dan ibu. Dalam Repelita V yang akan datang
kita usahakan agar tingkat kematian bayi menurun dari 62
per 1000 kelahiran hidup seperti yang sekarang menjadi 50;
sedangkan tingkat kematian ibu akan kita turunkan pula. Di
balik penurunan tingkat kematian bayi dan ibu tadi, sesungguhnya
terbentang pekerjaan luas, sebab hal itu berarti langkahlangkah
besar untuk meningkatkan kualitas hidup ditengah-tengah
masyarakat kita. Kita harus meningkatkan pendapatan masyarakat,
memperbaiki lingkungan hidup sehari-hari, meningkatkan
pendidikan dan pengetahuan ibu, memperbaiki mutu gizi makanan,
memperbanyak air yang bersih dan banyak perbaikanperbaikan
kehidupan nyata lainnya. Dan semuanya itulah yang
memang kita tuju dengan melaksanakan segala kegiatan pembangunan.
29
Pembangunan kita jelas tidak hanya mengejar kemajuankemajuan
serba benda, sebab kecukupan lahir saja tidak menjamin
kesejahteraan dan kebahagiaan. Karena itu kita perlu terus memelihara,
membina dan mengembangkan kebudayaan kita yang mencerminkan
nilai-nilai luhur. Dengan ini pembangunan kita akan
terasa mempunyai makna rohaniah yang dalam.
Peningkatan derajat hidup dan tanggung jawab terhadap kelanjutan
pembangunan di masa datang, mengharuskan kita terus
menaruh perhatian besar terhadap pembangunan pendidikan.
GBHN 1988 menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses
budaya untuk meningkatkan derajat dan martabat manusia; dan
menjadi tanggung jawab Pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Pembangunan pendidikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang
akan kita pusatkan pada peningkatan mutu setiap jenjang
dan jenis pendidikan, serta perluasan pendidikan menengah dalam
rangka persiapan perluasan wajib belajar untuk pendidikan menengah
tingkat pertama.
Abad ke-21 yang akan kita masuki 12 tahun dari sekarang,
akan merupakan abad kehidupan dan peradaban manusia yang
sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat. Bangsa yang tertinggal dalam kedua bidang ini
akan makin tertinggal oleh kemajuan bangsa-bangsa lain. Ini
berarti di tahun-tahun yang akan datang kita juga harus terus
mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini.
Pengalaman pembangunan bangsa-bangsa lain menunjukkan
bahwa pembangunan dapat merusak sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Sebab itu dalam memantapkan landasan pembangunan
menuju tinggal landas nanti, segala upaya pembangunan
sekaligus memperhatikan dengan sungguh-sungguh kelestarian
kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup tadi. Dengan
ini kita menunjukkan tanggung jawab kepada generasi-generasi
yang akan datang, karena kita tetap akan meninggalkan bumi
yang subur.
30
Saudara Ketua yang terhormat;
Pembangunan memerlukan biaya besar. Makin banyak yang
kita bangun makin besar pula dana-dana yang kita kerahkan; baik
yang bersumber dari dalam negeri maupun yang bersumber dari
luar negeri.
Sesuai dengan tanggung jawab kita sebagai bangsa merdeka,
dan untuk memantapkan landasan pembangunan yang kuat, maka
dana-dana pembangunan harus kita utamakan dari sumber dalam
negeri. Untuk itu pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
negara akan terus kita sempurnakan agar penerimaan negara
meningkat; sedangkan pengeluarannya makin terkendali, terarah
dan efisien.
Dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan perkembangan
harga minyak bumi di pasaran dunia, tidak ada jalan
lain kecuali memperbesar penerimaan negara yang berasal dari
non migas. Demikian pula pengerahan dana-dana tabungan masyarakat
harus makin digalakkan. Peningkatan penerimaan devisa
melalui ekspor non migas, jasa jasa dan kepariwisataan harus merupakan
perjuangan habis-habisan.
Karena besarnya masalah dan tantangan pembangunan yang kita
hadapi, maka pinjaman luar negeri tetap kita perlukan guna
mendukung pembangunan. Kebijakan pinjaman luar negeri yang
sekarang kita lanjutkan dalam arti tanpa ikatan politik, syaratsyaratnya
tidak memberatkan dan dalam batas-batas kemampuan
kita untuk membayarkan kembali.
Mengenai pinjaman luar negeri perlu saya jelaskan bahwa
yang menjadi masalah utama bukanlah besamya jumlah pinjaman;
akan tetapi kemampuan kita untuk membayar kembali tadi. Pinjaman
luar negeri yang berada dalam batas kemampuan membayar
kembali bukan merupakan warisan beban hutang kepada
generasi yang akan datang. Sebab, pinjaman luar negeri itu akan
terbayar oleh hasil-hasil pembangunan yang kita biayai dari
pinjaman tadi.
31
Kemampuan untuk membayar kembali dari hasil pembangunan
tercermin dalam besarnya "debt service ratid" (DSR).
Memang, karena berbagai perkembangan ekonomi dunia yang
datang bersamaan --yaitu terutama merosotnya harga minyak
bumi dan perubahan nilai tukar sejumlah mata uang asing--
dewasa ini tingkat "debt service ratio" kita cukup tinggi, ialah
sekitar 35%. Kita bertekad untuk menurunkan tingkat tadi, agar
pada akhir Repelita V nanti menjadi di bawah 25%.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Demikianlah gambaran umum mengenai apa yang ingin
kita kerjakan dan arah yang kita tuju dalam kurun waktu lima
tahun yang akan datang.
Masalah yang kita hadapi cukup besar dan tantangan yang
harus kita tundukkan cukup besar. Tetapi kita tetap mempunyai
kepercayaan yang teguh terhadap masa depan kita.
Sampai sekarang kerangka landasan pembangunan di berbagai
bidang telah dapat kita letakkan; yang selanjutnya akan kita
mantapkan dalam Repelita V yang akan datang.
GBHN menyatakan bahwa kerangka landasan ekonomi itu
berupa struktur ekonomi yang makin seimbang antara bidang
industri dan pertanian, sedangkan kebutuhan pokok masyarakat
sudah tersedia dan terjangkau oleh rakyat banyak.
Di bidang pertanian kita mencapai kemajuan-kemajuan besar,
terutama setelah kita berhasil mencapai swasembada beras sejak
tahun 1984. Ini merupakan sukses awal yang membesarkan hati.
Kemajuan lain di bidang pertanian, juga dapat kita capai; seperti
perikanan, peternakan, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya.
Diperkirakan selama Repelita IV yang akan berakhir nanti,
pertumbuhan pertanian kita akan mencapai sekitar 3,4% per
tahun. Kita menyadari bahwa kewaspadaan dan keraa keras masih
harus kita lakukan di bidang pertanian ini di masa datang.
32
Kemajuan-kemajuan penting dan terobosan-terobosan baru
juga berhasil kita lakukan di bidang industri. Tanda yang sangat
jelas adalah makin besarnya sumbangan industri terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Dalam Repelita IV ini pertumbuhan
industri diperkirakan dapat mencapai 10,2% per tahun, yang
berarti melampaui pertumbuhan ekonomi nasional kita.
Hasil industri kita mutunya bertambah baik dan harganya
makin memadai. Malahan hasil industri kita berhasil menerobos
pasaran dunia; seperti tekstil, pakaian jadi, semen, pupuk, kertas,
ban, besi baja dan banyak lagi jenis lainnya. Dalam jumlah yang
masih terbatas kita juga mengekspor peralatan alat-alat berat,
kendaraan bermotor, elektronika. Dewasa ini kita merupakan
pengekspor kayu lapis terbesar di dunia; dan dalam waktu dekat
ini mudah-mudahan disusul dengan ekspor barang-barang jadi
dari rotan yang merupakan kekayaan alam yang sedikit dimiliki
oleh negara-negara lain. Yang jauh lebih penting lagi adalah terobosan
ke pasaran dunia yang berhasil kita lakukan atas barangbarang
hasil industri kecil dan kerajinan rakyat, dengan nilai
yang besar. Dengan pembangunan industri kita bertekad untuk
mengolah sebanyak-banyaknya kekayaan alam di negeri sendiri,
agar nilainya bertambah tinggi sehingga dapat memperbesar lapangan
kerja dan menaikkan pendapatan masyarakat.
Seperti telah saya singgung tadi, kemajuan-kemajuan penting
juga kita capai dalam rancang bangun dan rekayasa industri,
sehingga sekarang kita mampu membuat komponen-komponen
mesin, peralatan dan membangun pabrik-pabrik tertentu, mulai
dari yang menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi
maju. Industri hulu dan industri hilir pada bagian-bagian yang
penting telah berhasil kita bangun, sehingga di tahun-tahun yang
akan datang terbuka luas kesempatan untuk mengisi dengan
industri-industri antara dalam rangka pemantapan landasan pembangunan
di sektor industri. Kemampuan mengelola industri dan
kewiraswastaan juga tumbuh pada berbagai tingkatan dan kemam-
33
puan. Dengan kata lain secara keseluruhan kita telah mulai meletakkan
dasar-dasar perkembangan masyarakat industri.
Pertumbuhan di bidang pertanian dan industri tadi telah
membuat struktur ekonomi kita makin seimbang pada tingkat
yang lebih tinggi.
Kemajuan-kemajuan di bidang pertanian dan industri tadi
berhasil kita capai berkat pembangunan prasarana ekonomi;
seperti pengairan, perhubungan, telekomunikasi dan sebagainya.
Sementara itu pemerataan pembangunan berhasil makin kita
sebarkan ke semua daerah, sampai ke desa-desa. Kebutuhan dasar
manusia makin dapat kita penuhi dengan mutu yang makin baik;
seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan seterusnya.
Secara umum dapat kita katakan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat kita makin meningkat. Hal ini tampak jelas
karena makin sedikitnya anggota masyarakat kita yang hidup
di bawah garis kemiskinan.
Penerimaan negara meningkat dari tahun ke tahun dan bertambah
sehat. Sejak tahun '86 penerimaan negara dari sektor
non migas melampaui penerimaan negara dari sektor migas. Nilai
ekspor kita juga terus naik dari tahun ke tahun, dan sejak tahun
'87 penerimaan nilai ekspor non migas juga berhasil melampaui
nilai ekspor migas. Ini berarti bahwa kita mulai berhasil mengatasi
kerawanan dari ketergantungan yang besar terhadap penerimaan
dari sektor migas, baik dalam penerimaan negara maupun
dalam ekspor.
Kita memang merasakan tekanan-tekanan berat dalam pembayaran
kembali pinjaman luar negeri, terutama karena perubahan
nilai sejumlah mata uang asing yang kuat di dunia. Akan tetapi
kita menunjukkan kemampuan dalam mengelola secara bertanggung
jawab pinjaman-pinjaman luar negeri tadi. Ini membawa
pengaruh yang positif terhadap dunia luar, sehingga negara-negara
lain tetap menaruli kepercayaan kepada kita dengan tetap mem-
34
beri pinjaman dengan syarat-syarat yang memadai. Kepercayaan
dunia luar itu tercermin dengan tetap mengalirnya penanaman
modal asing ke negeri kita.
Kemampuan kita dalam mengelola pinjaman luar negeri,
langkah-langkah yang kita ambil secara tepat dalam pengendalian
moneter dan meningkatnya ekspor non migas telah membuat
cadangan devisa kita cukup memadai untuk mengamankan
kehidupan ekonomi nasional dan memelihara gerak pembangunan.
Karena semuanya tadi, dengan perasaan lega, kita dapat
mengatakan bahwa dalam Repelita IV kita dapat meletakkan
kerangka landasan pembangunan di bidang ekonomi seperti yang
digariskan oleh GBHN.
Demikian pula, dengan rasa syukur yang sedalam-dalamnya
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kita telah dapat meletakkan
kerangka landasan di bidang politik karena kita telah menegaskan
Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan makin meluasnya penataran
P4 dan dialog-dialog nasional, makin terasa kesadaran mengenai
hak dan kewajiban warga negara dalam rangka pelaksanaan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar '45. Pelaksanaan mekanisme
kepemimpinan nasional dalam putaran lima tahunan makin
mantap dengan pelaksanaan pemilihan umum tahun '87 yang
berjalan lebih baik dan lebih berbobot dari pemilihan-pemilihan
umumyang terdahulu; yangkemudian disusul oleh Sidang Umum
MPR tahun '88 yang memberi arahan-arahan baru dalam perjalanan
bangsa kita untuk lima tahun berikutnya serta terpilihnya
Presiden dan Wakil Presiden. Penjabaran pembangunan sebagai
pengamalan Pancasila dalam GBHN '88 merupakan unsur yang
sangat penting dalam kerangka landasan di bidang politik. Sidang
Umum MPR tahun '88 telah memperkaya wawasan dan pengalaman
kita mengenai pelaksanaan dari musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam rangka Demokrasi Pancasila, yang akan
35
merupakan sumbangan besar bagi perkembangan kehidupan
politik yang makin dinamis dan stabil di masa datang.
Di bidang sosial budaya kita dapat makin memantapkan
keserasian dalam masyarakat kita yang majemuk dan terus bergerak
dinamis.. Corak khas kedaerahan.dapat kita pertahankan,
kita perdalam dan kita perkaya dalam memberi warna yang
makin indah terhadap semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika.
Kehidupan keagamaan makin terasa dalam, sedangkan kerukunan
hidup antar umat beragama mulai melangkah maju kepada hasrat
menuju kerjasama yang saling menghormati dalam upaya besar
pembangunan masyarakat kita. Semuanya tadi menunjukkan
bahwa kerangka landasan sosial budaya juga dapat kita bangun.
Kerangka landasan di bidang pertahanan keamanan terasa
dalam suasana umum keamanan dan ketertiban tanpa adanya
pergolakan-pergolakan yang dapat membahayakan keamanan
nasional. Dalam hal ini ABRI telah memberi sumbangan yang
sebaik-baiknya dengan melaksanakan dwifungsi secara bertanggung
jawab.
Saudara Ketua dan para Anggota Dewan yang terhormat;
Demikianlah menjelang peringatan hari ulang tahun Proklamasi
Kemerdekaan besok pagi, hari ini kita telah membuat neraca
perjuangan kita.
Kita telah melihat kembali ke belakang, ke titik awal perjuangan
kita memproklamasikan Kemerdekaan Nasional pada
tanggal 17 Agustus '45. Kita telah meneliti kembali perjuangan
kita sejak melaksanakan pembangunan selama dua dasawarsa
sampai menjelang akhir Repelita IV sekarang. Kita bersiap-siap
melaksanakan Repelita V sebagai penutup babak Pembangunan
Jangka Panjang 25 tahun pertama, ialah menyusun landasan
pembangunan masyarakat adil makrnur berdasarkan Pancasila.
Kita merasa lega atas keberhasilan kita meletakkan kerangka
pembangunan nasional. Kita menyadari betapa masih banyak
36
yang harus kita tangani dan betapa besar tantangan-tantangan
yang masih harus kita atasi. Kita juga melihat peluang dan harapan
kita mengenai masa depan.
Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, bahwa betapapun beratnya tantangan dan ujian
yang kita hadapi, namun kita tetap diberiNya petunjuk untuk
mengatasi, menangkal dan bahkan menanggulanginya.
Pandangan kita ke tahun-tahun yang akan datang memperlihatkan
besarnya masalah dan beratnya tantangan yang kita
hadapi. Namun kita juga melihat di masa depan itu terbentang
harapan-harapan kita. Karena itu kita akan melanjutkan perjalanan
dengan keteguhan tekad dan kebulatan semangat, yang kita
ilhami dari Proklamasi Kemerdekaan yang kita peringati besok
pagi.
Kita semua digugah oleh kalimat-kalimat dari bagian penutup
GBHN 1988, bahwa berhasilnya pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila tergantung pada partisipasi seluruh rakyat
serta sikap mental, semangat, ketaatan dan disiplin penyelenggara
negara serta seluruh rakyat Indonesia. Kita juga disadarkan oleh
pesan, agar semua kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan
menyusun program menurut bidang dan kemampuan
masing-masing dalam rangka melaksanakan GBHN.
Hati kita dikuatkan oleh keyakinan yang kita percayai,
bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kalau
bukan bangsa itu sendiri yang mengubahnya. Dan kita memang
menyadari bahwa keberhasilan pembangunan nasional di masa
datang akan ditentukan oleh peranan sentral manusia Indonesia
yang berkualitas.
Semoga Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Pemurah tetap
melimpahkan rahmatNya kepada kita semua, kepada bangsa
pejuang yang memutuskan untuk mendirikan Negara Kesatuan
37
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila pada tahun '45,
sebagai wahana luhur untuk mengatur dan menentukan nasib
kita sendiri.
Terima kasih.
Jakarta, 16 Agustus 1988
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEHARTO
38
No comments:
Post a Comment