Pada tanggal 21 Juli 1967, kw sudisman mulai di-mahmilub. Dalam kesempatan itu, dia membacakan beberapa puisi. Puisi nr. 06 dibacakan ketika dia akan di eksekusi.
La Luta Continua!
-----------------------------
01.
samodera berpantai krakatau
samodera berpantai krakatau
krakatau berpantai samodera
samodera pantang asat
walau prahara bergunjing
krakatau tak menekuk
walau taufan membadai.
samodera itulah rakyat
krakatau itulah partai
keduanya saling mempantai
samodera berpantai krakatau
krakatau berpantai samodera.
02.
disergap
seisi rumah lagi enak nyenyak,
mendadak terperanjat, bangun terbentak,
oleh gedoran pintu dibarengi derap sepatu,
todongan pistol bernikkel menuding-nuding,
mengabakan, ayo jongkok di pojok,
dengan baju celana dalam thok,
alangkah berkesan bagiku adegan ini,
disergap sesaat mentari merekah pagi.
03.
kata intan tanggung jawab
kuhadapi, razia demi razia,
kuhadapi, pemeriksa demi pemeriksa
kuhadapi selsiksa demi selsiksa.
kuhadapi, penjara demi penjara
dengan kepala dan hati,
rela mati bagi pki,
demikian makna kata intan tanggung jawab.
sungguh [kilau kemilau] cahaya,
kata intan tanggung jawab
tapi, kalau
diingkari sama dengan insan khianat
dan lari menanggalkan itulah laknat
sebab, terang
tanggungjawab mengamanatkan
tri eka tunggal dalam fikiran, hati dan tujuan
kalau petir menyambar dan mati menghadang,
kuhadapi
tanggungjawab silih berganti
ku tak ingkar, ku tak lari
apalagi menanggalkan
kuhadapi dengan teguh dan tenang
sederhana dan rendah hati
demi rakyat, pki dan revolusi
demi proletariat sejagad dan pki,
demikian makna
kata intan tanggung-jawab
04.
pujaan pada partai
kucabut segala darimu
noda dan dosa duka dan derita
kudapat segala darimu
kasih dan cinta bintang dan surya
partaiku, partaiku segenap hatiku bagimu
pki pki segenap hatiku bagimu
pki pki kuteruskan jejak juangmu
05.
jeritan
kalau kau tatap
jenazah diangkat dini hari
itulah mayat
yang selagi sakit
tak terawat lagi
karena,
obat tak terbeli
dan rumah sakit
klas kambingpun
tak terbayar
oleh kantong buruh
tak berisi –
06.
janjiku
setelah mengalami pengendapan,
perenungan dan perubahan sejak 12 februari 1968
– sudisman
janjiku tetap setia padamu kasih
di tengah puncak nyeri tersiksa
kini kuulangi janji setiaku padamu
untukmu kurelakan jiwa dan ragaku
masa damaimu kuturut menyenyam
di kala ditimpa bencana kini
dengan juang tetap kau kan kubela
tetes leleh darah di tubuhku
ini suatu tanda kemenangan pendirian
dengan baja hati sepuhan darah
sebulat tekadku
hidup dalam juang
juang dalam hidup......
No comments:
Post a Comment