Friday, 12 November 2010

Nasehat 'Si Burung Merak'

Nasehat 'Si Burung Merak'


Ketika Hisyam bin Abdul Malik menjadi khalifah di zamannya, tersebutlah seorang tabi'in yang sangat termasyhur. Namanya Dzakwan bin Kisan yang sering dijuluki Thawus alias si Burung Merak.

Suatu hari Hisyam bin Abdul Malik datang ke Makkah untuk menunaikan haji. Saat memasuki Tanah Haram, dia berkata kepada para pemuka Makkah, "Carikan saya seorang sahabat Rasulullah SAW." Lalu para pemuka itu menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, para sahabat telah wafat susul-menyusul hingga tak satu pun dari mereka yang tersisa." Mendengar perkataan para pemuka Tanah Haram itu Hisyam bin Abdul Malik berkata lagi, "Kalau begitu carikan saya tabi'in."

Maka para pemuka Makkah memanggil Dzakwan bin Kisan.

Ketika menemui sang khalifah, Dzakwan bin Kisan membuka sepatunya di tepi permadani, lalu memberi salam tanpa menyebut "Wahai Amirul Mukminin". Dzakwan bin Kisan hanya menyebut namanya saja tanpa sebutan kehormatan lainnya. Sesudah itu, ia langsung duduk sebelum khalifah memberi izin dan mempersilakannya.

Hisyam sangat geram diperlakukan seperti itu, hal tersebut terlihat dari kerutan marah di wajahnya. Dia menganggap kelakuan si Burung Merak itu sudah keterlaluan dan kurang sopan. Apalagi peristiwa itu disaksikan oleh pengawal dan para pembantunya. Tapi sang khalifah sadar, ia tidak marah, karena ia sedang berada di Tanah Haram, Baitullah.

Dengan sabar sang khalifah bertanya kepada Dzakwan bin Kisan, "Mengapa Anda berbuat seperti itu wahai Dzakwan?"

Kemudian Dzakwan dengan enteng menjawab, "Lho, apa yang saya lakukan?"

Kemudian khalifah menjawab, "Anda melepas sepatu di tepi permadani saya. Anda tidak memberi salam kebesaran, hanya memanggil nama, lalu duduk sebelum saya persilakan," Mendengar kegundahan khalifah Hisyam bin Abdul Malik, Dzakwan malah memberi nasihat dengan arif.

"Kalau soal melepas sepatu, saya melepasnya lima kali sehari di hadapan Rabb yang Maha Esa. Maka hendaknya Anda tidak gusar karena itu. Kalau soal saya tidak memberi salam kehormatan, itu karena tidak seluruh kaum muslimin berbaiat kepada Anda. Oleh karena itu saya takut dikatakan pembohong apabila memanggil Anda sebagai Amirul Mukminin. Anda tidak rela saya menyebut nama Anda tanpa gelar kebesaran, padahal Allah SWT memanggil nabi-nabinya dengan nama mereka, "Wahai Daud..., Wahai Yahya..., Wahai Musa..., Wahai Isa..., Wahai Adam...". Sedangkan persoalan bahwa saya duduk sebelum dipersilakan, itu karena saya mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata," Apabila engkau hendak melihat seorang ahli neraka, maka lihatlah pada seseorang yang duduk sedangkan orang-orang di sekelilingnya berdiri." Nah, saya tidak suka melihat Anda masuk neraka," katanya dengan enteng.

Usai memberi nasihat Dzakwan bangkit dari duduknya, lalu pergi.


Sabili No.27 Th.IX

No comments: