Tuesday, 24 May 2011

Lulusan terbaik Demak, Jawa Tengah, terancam tidak akan menerima ijazah

DEMAK - Lulusan terbaik pelajar SMK di Demak, Jawa Tengah, terancam tidak akan menerima ijazah karena ditahan sekolahnya. Ketiadaan biaya membuatnya harus menunggak pembayaran biaya sekolah hingga jutaan rupiah.

Shobar dan ibunya, Lianah, tampak lesu ketika dipanggil bagian tata usaha SMK Al Kautsariyah untuk segera menyelesaikan tunggakan administrasi. Selama tiga tahun belajar di jurusan multimedia, Shobar belum pernah sama sekali membayar sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) yang besarnya Rp50 ribu per bulan.

Selain itu, sejumlah pembayaran lain juga tidak dipenuhi, hingga totalnya mencapai Rp4.185.000. Biaya sebesar itu meliputi SPP, pendaftaran ulang, biaya ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Menurut Kepala Bagian Tata Usaha SMK Al Kautsariyah, Mushonef, meski menunggak pembayaran sekolah, namun Shobar masih tetap diizinkan mengikuti pelajaran dan ujian nasional (UN) beberapa waktu lalu. Apalagi selama ini, Shobar tercatat sebagai siswa yang berprestasi dan sering mewakili sekolah mengikuti berbagai lomba.

Pada ujian kompetensi keahlian Shobar, memperoleh peringkat pertama di Kabupaten Demak untuk SMK negeri maupun swasta. Sementara pada UN lalu, dia memperoleh nilai 9 pada mata pelajaran bahasa Inggris, dan nilai rata-rata semua mata pelajaran 8,2. Jika hingga akhir bulan Mei ini Shobar belum melunasi tunggakannya, maka ijazah tidak dapat diberikan.

Sementara ibu Shobar, Lianah, hanya bisa pasrah jika nanti ijazah anaknya ditahan sekolah. Sebagai pembuat tali tampar dari tanaman gebang, dengan penghasilan Rp6.000 per hari, tentu kesulitan untuk mengumpulkan uang lebih dari Rp4 juta itu dalam waktu singkat.

Lianah berharap, pihak sekolah melunak dan bersedia memberikan ijazah anaknya, agar dapat digunakan untuk mendaftar pekerjaan.(Taufik Budi/SUN TV/rfa)

No comments: