Sunday 5 December 2010

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TERPILIH MASA JABATAN 1999 - 2004 K.H. ABDURRAHMAN WAHID PADA UPACARA SUMPAH JABATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI HADAPAN SIDANG UMUM MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PADA TANGGAL 20 OKTOBER 1999



Assalamu'alaikum wa-Rahmatullahi wa-Barakatuh;
Bismillahirrahmannirrahim, Alhamdulillahirobbil alamin, wabihi nasta'inu 'ala umuriddunya waddin, washolatu wassalamu 'ala asrofill ambiyai walmursalin, sayidina wahabibina, wasafiina, wamaulana Muhammad SAW, wa'ala alihi washobihi ajma'in;
Saudara Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan para Wakil Ketua, para undangan terutama mantan Presiden B.J. Habibie dan Ibu, para Duta Besar dan Kepala Perwakilan negara-negara sahabat;
Sidang Majelis yang saya muliakan;
Alhamdulillah pada malam ini telah berlangsung pengambilan sumpah jabatan saya selaku Presiden RI untuk masa jabatan 1999 hingga 2004. Ini adalah kehormatan yang diberikan kepada saya oleh Majelis. Dan beban yang sangat berat hanya mungkin terlaksana karena adanya bantuan isteri saya sekeluarga serta didahului oleh langkah-langkah yang diambil oleh Bapak mantan Presiden B.J. Habibie dan keluarga.
Yang terbentang di hadapan kita adalah tugas maha berat dari sidang yang berbahagia. Majelis dituntut melalui Presiden di bawah bimbingan pimpinannya untuk menunjukkan
kepada masyarakat bangsa kita bahwa kita sanggup melakukan kerja berat untuk memasuki kehidupan sebagai bangsa dan sebagai negara ke alam modern di ribuan tahun yang akan datang. Karena itu, memang bukan merupakan hal yang mudah, apalagi kita berada di tengah-tengah arus persaingan begitu ketat dengan negara-negara lain. Kita telah berketetapan untuk tetap berada dalam lingkup perdagangan internasional yang bebas, kita telah berketetapan hati pula untuk tetap menggunakan prinsip-prinsip pencarian keuntungan dan peningkatan efisiensi serta penggunaan akal dan budidaya yang kita miliki untuk mematangkan kehidupan kita bersama dan menaikkan tingkat pendapatan dari rakyat. Ini adalah tugas yang maha berat, bukan tugas yang ringan. Karena di dalamnya ada implikasi bahwa kita semua, Sidang Majelis yang berbahagia, memberikan tugas kepada saya di bawah bimbingan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang baru, untuk menegakkan keadilan dan untuk mendatangkan kemakmuran bagi sebanyak mungkin warga masyarakat.
Dalam situasi persaingan yang demikian keras, dalam suasana yang demikian berat kita juga harus tetap mempertahankan keutuhan wilayah bangsa kita. Kita harus tetap mempertahankan keutuhan negara kita di hadapan negara-negara lain yang terkadang menganggap ringan perasaan dan harga diri kita. Demikian pula, kita tetap mempercayai bahwa hubungan internasional yang baik di antara semua negara haruslah didasarkan pada prinsip saling menghormati dan saling menghargai. Karena itu, kita tetap tidak bisa menerima adanya campur tangan dari negara lain atau bangsa lain kepada bangsa dan negara kita. Apa pun akan kita lakukan untuk mempertahankan keutuhan wilayah kita, untuk mempertahankan harga diri kita sebagai bangsa yang berdaulat. Kita akan melakukan upaya sebanyak-banyaknya untuk dapat menunjukkan kebaikan dan kemajuan kehidupan kita sebagai bangsa di negara yang terletak di daerah khatulistiwa ini. Karena itu, saya tidak lain hanya berharap, mudah-mudahan Majelis yang berbahagia membimbing saya selaku Presiden Republik Indonesia beserta pembantu-pembantu saya di segala bidang agar dapat memelihara harga diri dan kedaulatan kita sebagai bangsa.
Demikian pula kita harus meletakkan sendi-sendi kehidupan yang sentosa bagi bangsa kita di masa-masa yang akan datang. Ini bukanlah tugas yang ringan, ini tugas yang berat. Apalagi karena pada saat ini kita tengah didera oleh perbedaan faham yang sangat besar oleh longgarnya ikatan-ikatan kita sebagai bangsa. Apa yang oleh Bung Karno diajarkan melalui ucapan Ernest Renan, kita mempunyai raison d'etre alasan untuk menjadi satu bangsa, kini harus tetap kita junjung tinggi. Karena itu saya mengucapkan terima kasih sekali kepada Saudari saya, Megawati Soekarnoputri yang telah menunjukkan pengertiannya yang mendalam terhadap keadaan kita semua, di samping juga sanggup melaksanakan kehidupan berdemokrasi bersama-sama dengan saya sebagaimana terbukti dalam jalannya pemilihan umum Presiden kali ini.
Demokrasi hanya dapat dipelihara dan dikembangkan oleh orang-orang yang mengerti tentang hakikat demokrasi. Karena itu, saya berharap bahwa kita semua sebagai warga dari bangsa Indonesia sanggup memahami hal ini dan akan tetap menjunjung demokrasi sebagai sendi kehidupan kita menuju masa yang akan datang. Hanya dengan cara seperti itu, kita dapat menegakkan kedaulatan hukum, kebebasan berbicara, persamaan hak bagi
semua orang tanpa memandang perbedaan keturunan, perbedaan bahasa, perbedaan budaya dan perbedaan agama.
Demikian pula kita juga harus memahami bahwa pemerintah pada dasarnya harus memberikan pertanggungjawaban yang jujur kepada rakyat bukannya membohongi mereka. Di samping itu pula, harus tetap diingat bahwa kita berada di tengah-tengah kompetisi berat, yang dapat membuat kita kelelahan, kecapaian. Tetapi hasilnya insya Allah akan kita rasakan bersama yaitu adanya bangsa yang kuat, bangsa yang beradab, bangsa yang berbudi luhur, bangsa yang berteknologi maju dan bangsa yang berpengetahuan di masa-masa yang akan datang.
Demikianlah Saudara Pimpinan Majelis yang terhormat saya tidak akan berpanjang-panjang mengucapkan apa yang saya kemukakan pada kali ini, karena semakin panjang yang saya kemukakan akan semakin banyak hal-hal yang harus kita pertanggungjawabkan kelak di kemudian hari. Karena itu, Saudara Ketua, melalui forum ini saya sampaikan kesanggupan untuk melaksanakan tugas. Tetapi harus tetap diingat sabda dari Rasulullah SAW, yaitu Al insanu mahalul khotoi wa nisyan, manusia adalah tempatnya keluputan dan kelupaan. Karena itu bimbinglah saya dan pembantu-pembantu saya di dalam melaksanakan tugas dalam masa lima tahun yang akan datang.
Wassalamu'alaikum wa-Rahmatullahi wa-Barakatuh.



Sumber: http://www.ri.go.id/istana/speech/ind/20okt99.htm

No comments: