Tuesday, 19 April 2011

PENDEKAR HINA KELANA DAN BIMA

Dalam mencari kesempurnaan hidup Bima berjuang mencari hakekat kehidupan sejati yang dilambangkan dengan air suci (Tirtapawitra). Atas petunjuk gurunya, Pandita Durna, Bima menuju Hutan Tibrasara yang di dalamnya terdapat sebuah gua di sisi Gunung Candramuka. Gua ini dihuni oleh dua orang raksasa yang bernama Rukmuka dan Rumakala. Kedua raksasa ini ingin memangsa Raden Bimasena. Akan tetapi kedua raksasa tersebut dapat dibinasakan oleh Bima. Kedua raksasa itu menjelma menjadi Bathara Bayu dan Bathara Indra yang kemudian memberi petunjuk kepada Bima. Oleh kedua dewa ini Bima disuruh bertanya kembali kembali kepada gurunya, Pandita Drona perihal keberadaan air suci Tirta Pawitrasari.

Bimasena kembali menemui gurunya, Pendita Drona. Oleh Drona ia disarankan untuk mencari Tirtapawitra di tengah samudera. Bimasena pun mengarungi samudera. Di tengah samudera ini Bimasena bertemu dengan Dewi Urang Ayu yang muncul dari dasar samudera. Keduanya terlibat jalinan asmara. Setelah itu Bimasena bertemu denga ular raksasa yang ingin memangsanya. Bimasena berhasil membinasakan ular ini. Dalam pertarungannya dengan ular ini Bimasena menderita kelelahan yang luar biasa.

Dalam kelelahan yang luar biasa itu ia bertemu dengan makhluk bertubuh kecil yang sangat mirip dengan dirinya. Makhluk kecil ini bernama Dewa Ruci. Dewa Ruci ini memberi wejangan-wejangan yang sangat luar biasa. Bimasena sangat kagum dengan wejangan-wejangan Dewa Ruci ini. Ia bahkan tidak bisa mengerti ketika Dewa Ruci meminta agar Bimasena yang bertubuh sangat besar ini diminta masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci. Akhirnya Bima pun mengikuti segala petunjuk Dewa Ruci. Setelah Bima bisa memasuki tubuh Dewa Ruci ia merasakan ketenteraman, kedamaian, kebahagiaan yang tidak terhingga. Akibatnya Bima tidak mau keluar dari tubuh Dewa Ruci. Namun Dewa Ruci memerintahkan kepada Bima untuk keluar dari dirinya karena Bima diharuskan membangun dunia. Dengan bekal air suci Tirta Pawitra itu Bima ditugaskan membangun dunia menjadi lebih baru dan cantik, memayu hayuning buwana.

No comments: