Sunday, 5 December 2010

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1968

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1968



DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.
S.A.11

SERI AMANAT
11
PIDATO KENEGARAAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO
DIDEPAN SIDANG DPR-GR
16 AGUSTUS 1968
DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.

Presiden Republik Indonesia Djenderal Soeharto

Jang terhormat Saudara Ketua dan para Wakil Ketua DPR-GR;
Para Anggota jang saja hormati;
Dengan memandjatkan do'a sjukur jang sedalam-dalamnja kehadirat Tuhan Jang, Maha Esa, maka pada hari ini kita ber-kumpul bersama disini untuk menghadiri pembukaan Sidang DPR-GR.
Menurut Peraturan Tata-tertib DPR-GR, maka pada permu-laan tahun Sidang hari ini Presiden memberikan amanat seba-gai pengantar Nota Keuangan dan Rantjangan Anggaran Be-landja mengenai tahun dinas jang akan datang. Kesempatan ini akan saja gunakan untuk dapat memenuhi ketentuan tersebut. Kesempatan ini djuga ingin saja gunakan untuk menjampai-kan penghargaan dan utjapan terima kasih kepada DPR-GR, atas segala pengertian dan kerdjasama baik jang telah dapat kita wudjudkan selama tahun Sidang jang lalu, terutama dalam usaha kita bersama untuk menjelesaikan masalah-masalah Nasional jang besar. Adalah harapan kita semuanja, bahwa suasana jang baik itu selalu akan kita pelihara dan kita tingkat-kan diwaktu-waktu jang akan datang.
Disamping itu, seperti halnja tradisi jang telah kita rintis tahun jang lalu, maka tanggal 16 Agustus bukan sekedar mem-punjai arti penting bagi DPR-GR, jaitu sebagai hari permulaan Tahun Sidang; melainkan sangat djauh lebih besar artinja oleh
5
karena pada hari ini kita mentjoba membuat neratja setjara Nasional, hasil-hasil apa jang telah kita tjapai selama kemer-dekaan ini, chususnja hal-hal apa jang telah kita lakukan sela-ma setahun jang lalu, apa kemadjuan-kemadjuan jang telah kita peroleh, hal-hal apa jang belum dapat kita tjapai, ham-batan-hambatan apa jang terbentang dimuka kita, rentjana-rentjana kerdja apa jang akan kita lakukan diwaktu-waktu jang akan datang.
Saja merasa wadjib mengadjukan neratja Nasional itu dan melaporkannja kepada Dewan jang terhormat dan langsung kepada seluruh Rakjat, sebagai kewadjiban moril dan kewa-djiban konstitusionil saja selaku Kepala Negara. Dilihat dari segi momentum, saja anggap waktu ini djuga sangat tepat; oleh karena besok, tanggal 17 Agustus 1968, Insja Allah, selu-ruh Rakjat tanpa ketjuali akan merajakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan kita jang ke-23.
Persoalan-persoalan Nasional jang terpokok itulah jang harus kita djawab sendiri sekarang ini. Mendjelang peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan kita, djawab itu sangat penting artinja. Saat ini, segala perasaan dan hati nurani kita, marilah kita tjurahkan kepada renungan setjara Nasional dan menda-lam ini. Hasil renungan ini harus kita djadikan pendorong untuk berbuat lebih baik, berbuat lebih banjak dan berbuat lebih njata untuk mengisi kemerdekaan kita. Setiap Ulang Ta-hun Kemerdekaan hendaknja benar-benar kita djadikan pem-baharuan tekad untuk menjelesaikan perdjoangan kemerde-kaan.
Pembaharuan tekad perdjoangan itu, terus terang sadja, un-tuk sebagian besar harus dilakukan oleh mereka jang tergo-long pemimpin-pemimpin Rakjat, oleh pedjabat-pedjabat Nega-ra — baik ABRI maupun sipil —, oleh pengusaha-pengusaha swasta kita, pendeknja, oleh mereka jang tergolong dalam „lapisan” atas dan lapisan „pertengahan” susunan masjarakat kita dewasa ini. Sebagian ketjil daripada kita, memang telah merajakan nikmat kemerdekaan ini; sebagian ketjil diantara kita telah mampu hidup dengan sangat lajak, sebagian ketjil
6
diantara kita telah mempunjai djaminan dihari tua dan masa depan jang menenteramkan hati; sebagian ketjil diantara kita telah mampu menikmati kemakmuran lahiriah.
Akan tetapi dilain pihak, sebagian besar Rakjat masih me-rasakan perdjoangan hidup sehari-hari jang masih sangat be- rat; masih memerlukan lapangan pekerdjaan jang baik, masih memerlukan penghasilan jang lebih lajak, masih memerlukan pangan dan sandang jang tjukup, masih memerlukan sekolah anak-anaknja, masih memerlukan perumahan jang sehat, ma-sih memerlukan djaminan hari tua jang dapat didjagakan; pen-deknja mereka masih banjak memerlukan kebutuhan lahir dan ketenteraman batin.
Inilah tanda jang djelas, bahwa isi kemerdekaan kita itu masih merupakan satu perdjoangan tersendiri! Seperti jang pernah saja tegaskan, thema terpenting perdjoangan kita pada taraf sekarang ini adalah perdjoangan pembebasan Rakjat dari kemelaratan! Perdjoangan itu adalah bekerdja-keras buat pem-bangunan; oleh karena kesedjahteraan Rakjat hanja dapat di-tjapai melalui pembangunan besar-besaran. Oleh karena itu, pada pelaksanaan pembangunan disegala bidang inilah segala perhatian dan kemampuan harus kita pusatkan.
Dengan segala pengorbanan dan penderitaan, kita telah me-rebut dan menegakkan kemerdekaan Nasional. Kemerdekaan jang kita peroleh bukan sekedar berarti membebaskan diri dari kekuasaan asing, bukan berarti sekedar kemerdekaan politik dan berpemerintahan sendiri. Melainkan dengan kemerdekaan itu kita akan mewudjudkan kehidupan jang lebih baik lahir dan batin; kita akan mewudjudkan kehidupan jang mulia sesuai dengan harkat dan martabat kita sebagai machluk Tuhan.
Tjita-tjita kemerdekaan kita, sama sekali bukan sekedar ke-makmuran buat sebagian diantara kita; melainkan kemakmur-an dan keadilan bagi seluruh Rakjat Indonesia. Tudjuan Nasio-nal kita bahkan lebih djauh daripada itu, kita memperdjoang-kan djuga terwudjudnja satu dunia jang damai abadi, kita memperdjoangkan terwudjudnja kebahagiaan lahir dan batin
7
bagi seluruh ummat manusia, kita memperdjoangkan terwu-djudnja kemerdekaan bagi setiap Bangsa didunia, kita menen-tang setiap pendjadjahan dalam bentuk apapun djuga, — baik pendjadjahan setjara lahiriah maupun pendjadjahan ekonomi maupun pendjadjahan ideologi.
Akan tetapi, sementara kita memperdjoangkan tjita-tjita jang besar dan mulia itu, kita djuga wadjib tetap berdiri diatas kenjataan. Kita wadjib sadar akan keadaan dan kemampuan jang kita miliki. Kita wadjib dengan tenang meneliti keadaan kita sendiri setiap waktu, tanpa sedikitpun lengah terhadap tudjuan djangka pandjang.
Kita wadjib menserasikan harapan dan kenjataan!
Harapan dan kenjataan memang selalu merupakan bagian jang terpenting bagi perdjoangan hidup setiap Bangsa, bahkan merupakan perdjoangan hidup setiap ummat manusia.
Harapan jang terlampau tinggi harapan jang tidak berpi-djak pada kenjataan sama halnja dengan suatu impian atau lamunan kosong; lebih-lebih apabila harapan itu tidak disertai suatu usaha njata, tidak disertai suatu perdjoangan. Harapan jang terlampau tinggi dan terlepas dari kenjataan dapat ber-akibat sangat buruk, jaitu timbulnja ke-putus-asa-an. Sebalik-nja, apabila kita hanja terpaku kepada kenjataan, lebih-lebih apabila hanja jang kita hadapi setiap hari; maka kita akan kehilangan semangat untuk mentjapai harapan dan tjita-tjita.
Hendaknja kita sadar bahwa sesuatu Bangsa jang kehilangan semangat sebenarnja telah merupakan Bangsa jang mati; oleh karena Bangsa itu telah kehilangan djiwa hidupnja, telah ke-hilangan kemauannja. Tanpa kemauan kita tidak mungkin hidup terus, tanpa kemauan kita tidak mungkin bisa madju; sedang-kan kita, bukan sekedar mau hidup; melainkan kita mau madju. Oleh karena itu kita sama sekali tidak boleh (kehilangan sema-ngat dan memang tidak akan kehilangan semangat!
Saudara-saudara sekalian;
Kita harus pandai dan tepat menilai, kenjataan, kita djuga harus memegang teguh harapan dan tjita-tjita. Agar dengan
8
demikian, kita tidak kehilangan pegangan; agar dengan demi-kian kita tidak kehilangan tempat berpidjak. Oleh karena itu, sekali lagi, sudah seharusnja pada saat-saat penting seperti sekarang ini pada saat-saat kita memperingati ulang tahun kemerdekaan, kita membuat neratja Nasional kita dengan tenang.
Saudara Ketua;
Idjinkan saja pada kesempatan ini mengadjak kita semua menengok sedjarah kebelakang. Tengokan sedjarah kebelakang itu bukan maksud saja untuk terus-menerus meng-kambing-hitam-kan masa lampau, bukan pula untuk sekedar „menente-ramkan hati” atau „alasan untuk memaafkan” keadaan seka-rang; akan tetapi perlu untuk kita gunakan sebagai bahan pe- ladjaran.
Berdasarkan hasil pengalaman masa lampau, dengan mem-perhatikan kenjataan dan kebutuhan mendesak kita dewasa ini serta dengan tetap melihat tjita-tjita kedepan, maka kita akan mampu menemukan masalah Nasional jang terpokok jang kita hadapi dewasa ini, jalah mengisi kemerdekaan kita ini dengan pembangunan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Dalam sedjarah kemerdekaan, kita sebenarnja te1ah beberapa kali mempunjai rentjana pembangunan. Salah satu pengalaman pahit, jang mengakibatkan kegagalan pelaksanaan pembangun-an itu adalah karena tidak adanja stabilitas politik jang mantap dan sehat.
Dalam masa liberal, terutama karena terlalu banjaknja djum-lah partai-partai politik, maka kita terlalu sering mengalami penggantian pemerintahan dalam djangka waktu jang sangat pendek. Keadaan sematjam ini djelas tidak memungkinkan satu pemerintahan-pun sempat menjusun rentjana kerdja jang baik dan melaksanakannja dalam djangka waktu jang tjukup lajak.
Dalam periode berlakunja kembali Undang-undang Dasar 1945, sedjak tahun 1959 sajangnja kita mengalami praktek pe-musatan kekuasaan pada satu tangan. Pemusatan kekuasaan sematjam ini, lebih-lebih tanpa kontrol efektif dari manapun
9
telah mengakibatkan berbagai akibat negatif jang sangat luas, mengakibatkan penjalah-gunaan kekuasaan dan matinja inisia-tif masjarakat dan telah memberikan lapangan jang luas dan subur bagi geraknja PKI jang tidak sadja menghambat usaha pembangunan Negara, tetapi membahajakan tegaknja Pantja-Sila dan mengindjak-indjak azas-azas demokrasi.
Djustru oleh karena itulah Bangsa Indonesia telah berhasil menumbangkan kekuatan fisik PKI dan praktek-praktek a-de-mokratis dan in-konstitusionil. Kita bertekad bulat untuk mem-baharui kehidupan kita jang demokratis dan konstitusionil berlandaskan pada Pantja-Sila jang murni, sebagai sarana sa-rana jang fundamentil dalam mentjapai tjita-tjita Bangsa, masjarakat jang adil dan makmur dengan melaksanakan pem-bangunan jang berentjana dan bertahap.
Kehidupan demokrasi jang sehat djelas pula merupakan sjarat mutlak bagi stabilisasi Nasional jang mantap dan di-namis. Keinginan-keinginan masjarakat dapat tersalur setjara bebas, baik dan terarah. Kehidupan demokrasi jang sehat de-ngan sendirinja menuntut rasa tanggung-djawab, menuntut disiplin. Artinja, keinginan dan pendapat masjarakat jang ter-atur setjara baik dan terorganisir harus disalurkan melalui pro-sedur-prosedur jang telah ditentukan. Tanpa melalui prosedur-prosedur sematjam itu, maka kebebasan hanja berarti kekatjau-an.
Disini saja meminta pengertian kita bersama, bahwa terwu-djudnja demokrasi jang sehat tidak sama artinja dengan pe-ngertian bahwa „politik adalah pemegang komando”. Kehidupan demokrasi jang sehat tidak berarti semua golongan lalu hanja „beramai-ramai” berbitjara soal politik sadja. Kita djuga harus dapat menarik peladjaran jang pandai dalam hal ini. Selama lebih kurang 20 tahun jang lalu, baik dalam masa liberal mau-pun pada waktu berlangsung kekuasaan jang terpusat pada pimpinan Negara, kita selalu mengalami bahwa perhatian selu-ruh masjarakat, perhatian setiap golongan hanja ditjurahkan pada masalah-masalah politik ini. Akibatnja sangat buruk, jai-
10
tu semua masalah-masalah lainnja ditundukkan pada perhi-tungan-perhitungan politik dan dengan sendirinja masalah pembangunan ekonomi diabaikan. Kekuatan-kekuatan produk-tif dan kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masjarakatpun ikut berbelok perhatiannja semata-mata kepada masalah politik. Kaum buruh melalaikan tugasnja, kaum tani mengabaikan tanaman padinja, nelajan mengabaikan pentjaharian ikan, tjendekiawan dan pekerdja-pekerdja ilmu pengetahuan mening-galkan objektivitas dan pekerdjaan-pekerdjaan research, pega-wai negeri dan pedjabat-pedjabat Negara meninggalkan tugas dan tanggung-djawabnja untuk mengusahakan kesedjahteraan dan kemakmuran Rakjatnja, mahasiswa melupakan kuliah, dan anak-anak sekolah melalaikan peladjaran. Pendeknja hampir semua bidang terbengkalai, karena semua orang, semua go-longan, hanja menaruh perhatian pada soal-soal politik. Disam-ping itu antara golongan-golongan dalam masjarakat timbul ketegangan-ketegangan akibat meruntjingnja semangat dan faham golongan. Karena selalu menggunakan ukuran-ukuran politik dalam segala hal maka segala sesuatu, baik atau tidak baik, biasanja diukur dengan kepentingan golongan. Akibat jang paling buruk adalah timbulnja pola fikiran jang abstrak dan tertjerai-berai pada sebagian masjarakat kita. Ekses-ekses pola berfikir sematjam ini tetap kita rasakan akibat-akibatnja sam-pai saat ini.
Saudara-saudara sekalian;
Sungguh, kita, terutama para pimpinan Rakjat di Pusat mau-pun di Daerah-daerah harus menjadari sedalam-dalamnja bah-wa pengalaman pahit selama ini, ialah penilaian dan pengurusan masalah-masalah jang dihadapi semata-mata ditindjau dari motif-motif politik dan mengabaikan perhitungan-perhitungan jang wadjar dan objektif, hanja akan menghambat usaha pengi-sian kemerdekaan, hanja menimbulkan apatisme dan merosotnja kemakmuran dikalangan Rakjat.
Sekali lagi saja tekankan, kehidupan demokrasi jang sehat dan kesadaran politik bukanlah harus diartikan tertjurahnja
11
segala perhatian dan kegiatan-kegiatan kita kepada soal-soal politik. Demokrasi jang sehat dan kesadaran politik harus di-artikan kesadaran dan tanggung-djawab ber-Negara.
Hal ini berarti tanggung-djawab terhadap arti dan isi ke-merdekaan, tanggung-djawab kepada terwudjudnja pembangun-an Negara, satu-satunja usaha untuk rneningkatkan kesedjah-teraan lahir dan batin dari Rakjat.
Saudara-saudara sekalian;
Mengenai masalah pembangunan ekonomi, kita memang ha-rus berani mengakui bahwa hampir selama kemerdekaan ini hal tersebut terbengkalai. Kondisi sosial-ekonomi pada tahun-tahun pertama setelah pengakuan kemerdekaan kita jang relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun belakangan ini, tidak sempat kita djadikan landasan jang kuat bagi per-tumbuhan ekonomi selandjutnja jang kuat dan madju. Bahkan „modal” jang kita miliki waktu itu selama belasan tahun telah mendjadi terbengkalai pengurusannja, sehingga lebih melemah-kan potensi pembangunan kita.
Sekali lagi, kita tidak perlu menjesali dan menjalahkan masa lampau, soalnja sekarang adalah mendapatkan djalan keluar jang harus kita djamin pelaksanaannja.
Sementara itu, saja pribadi dan Pemerintah sadar sepenuhnja akan perasaan Rakjat banjak mengenai hal ini. Mereka telah terlalu lama menderita dan sampai scat inipun sebagian besar Rakjat masih merasakan beban hidup sehari-hari jang tetap berat. Kesadaran akan arti kemerdekaan, kemadjuan pendidik-an dan meluasnja pengetahuan, sekaligus membawa tuntutan kehidupan pang lebih baik dan lebih banjak. Kebutuhan-kebu-tuhan hidup sehari-hari jang pada masa pendjadjahan dahulu tergolong kebutuhan jang „mewah” atau hanja terbatas pada segolongan ketjil masjarakat, sekarang telah banjak berobah mendjadi kebutuhan penting bagi Rakjat banjak.
Meningkatnja kesadaran sebagai Bangsa jang merdeka, makin banjak djenis dan djumlah kebutuhan hidup sehari-hari,
12
mengakibatkan keinginan Rakjat jang sangat kuat untuk segera melihat perbaikan dan kemadjuan disegala bidang. Rakjat seolah-olah tidak sabar lagi melihat „1ambat-nja ke-madjuan dan perbaikan jang dapat kita tjapai dengan susah-pajah dalam dua tahun terachir ini. Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut pembangunan disegala bidang! Diseluruh pelosok Tanah-Air Rakjat menuntut lapangan pekerdjaan jang lebih banjak dan lebih baik, karena Rakjat memang ingin be-kerdja untuk dapat hidup lebih baik!
Semangat ini merupakan pertanda jang sangat baik; oleh karena itu momentum ini harus dipelihara dan segera disalur-kan dengan baik. Sementara itu, saja meminta pengertian jang sedalam-dalamnja akan masalah-masalah pembangunan jang kita hadapi dewasa ini. Pengertian sematjam itu sangat pen-ting, agar kenjataan tidak menghantjurkan harapan.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Setiap perbaikan keadaan, setiap pembangunan ekonomi, se-tiap usaha menaikkan taraf hidup dan kemakmuran Rakjat tidak dapat ditjapai begitu sadja dalam waktu jang sangat singkat. Jang dapat kita usahakan adalah mempertjepat pro-ses pelaksanaan pembangunan itu melalui perentjanaan jang setepat-tepatnja dan sebaik-baiknja. Untuk melaksanakan pem-bangunan itu, masih banjak jang kita butuhkan dan masih banjak pula jang harus kita kerdjakan.
Kita memerlukan modal jang besar, kita memerlukan per-alatan, kita memerlukan keachlian dan ketrampilan, kita me-merlukan pengusaha-pengusaha jang baik, kita memerlukan kemauan bekerdja dan keberanian berusaha.
Apabila kita melihat bangsa-bangsa lain jang telah madju; mereka sebenarnja telah bekerdja keras puluhan tahun, bah-kan sebagian telah bekerdja keras ratusan tahun. Mereka telah bekerdja keras dan sekarangpun mereka masih terus bekerdja keras.
Tuhan Jang Maha Esa sungguh telah melimpahkan karunia-Nja kepada Bangsa Indonesia dengan memberikan kekajaan
13
alam Tanah-Air jang sangat kaja-raja dan melimpah limpah. Akan tetapi, kekajaan alam itu masih harus kita gali dan kita kerdjakan untuk dapat memberikan nikmat kehidupan kepada kita semuanja.
Kita memang memiliki bahan-bahan tambang jang besar nilainja jang terkandung dalam bumi Indonesia. Akan tetapi kita harus sadar, bahwa keadaan geologi jang kita ketahui baru sedjumlah 5%. Kita memiliki hutan seluas lebih dari 100 djuta ha. Akan tetapi kita masih harus menebang atau mem-bukanja mendjadi sawah pertanian. Kita memiliki lautan se-luas djutaan mil persegi, dengan ikan dan kekajaan laut lain-nja jang belum dapat dinilai besarnja. Akan tetapi kita harus sadar bahwa untuk menggali kekajaan laut itu kita memerlu-kan ribuan kapal-kapal penangkap ikan, pabrik pengalengan dan sebagainja. Kita memiliki sungai-sungai jang besar dan deras. Akan tetapi kita harus sadar bahwa kita harus memiliki bendungan-bendungan, memiliki irigasi-irigasi jang baik, agar air sungai itu bermanfaat buat pertanian dan mentjegah ban-djir. Kita harus membuat pembangkit-pembangkit tenaga listrik, untuk industri dah penerangan perumahan Rakjat.
Dipulau Djawa kita hidup seolah-olah berdjedjal-djedjal, lebih dari 550 orang tiap km2; sedang diluar Djawa tanah jang dapat dikerdjakan dan dapat didiami masih sangat luas.
Saudara-saudara sekalian;
Dari beberapa kenjataan jang raja tundjukkan itu, tampak djelas bahwa, masih banjak jang kita butuhkan; akan tetapi masih djauh lebih banjak lagi jang harus kita kerdjakan!
Kita masih terus harus berlomba dengan waktu untuk men-dekatkan kenjataan dengan harapan. Waktu jang tersedia terasa djauh lebih sempit apabila kita mengingat hasrat Rak-jat jang sangat besar untuk segera melihat perbaikan.
Perbedaan antara harapan dan kenjataan inilah yang kadang-kadang menimbulkan sematjam kegelisahan. Sebagai suatu gedjala sosial, kegelisahan ini adalah wadjar; bahkan merupa-
14
kan pertanda fikiran jang kritis, suatu pertanda kemauan untuk perbaikan dan kemadjuan.
Satu hal jang perlu diperhatikan, bahwa dalam keadaan bagaimanapun kita harus tenang dan wadjar dalam melihat semua persoalan jang kita hadapi.
Saja selalu menghargai pandangan-pandangan dan usul-usul jang konkrit untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi sebalik-nja, adalah sangat berbahaja usaha-usaha mengobarkan ke-gelisahan masjarakat untuk tudjuan-tudjuan jang negatif. Djuga sangat tidak bertanggung djawab adanja usaha jang dengan sadar atau tidak sadar memberikan gambaran jang keliru tentang keadaan sebenarnja jang kita hadapi dewasa ini. Ada djuga sementara golongan jang menjebarkan benih-benih apatisme, sinisme dan skeptisisme dalam masjarakat.
Usaha-usaha negatif itu tidak akan memperbaiki keadaan; bahkan sebaliknja dapat merusak suasana dan hasil-hasil jang kita tjapai dengan susah-pajah hingga saat ini.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Satu-satunja djawaban jang tepat untuk memperbaiki ke-adaan kita sekarang adalah pelaksanaan Rentjana Pembangun-an Lima Tahun dengan sungguh-sungguh dan dengan mengerah-kan seluruh daja dan kekuatan Bangsa jang tersedia. Saja djuga meminta pengertian, bahwa Pembangunan Lima Tahun jang akan datang baru merupakan tahap pertama dari serangkaian pembangunan Nasional jang masih harus kita lakukan.
Dengan dilaksanakannja permulaan pembangunan dalam tahun depan, maka hat itu tidak berarti bahwa keadaan dengan „mendadak” mendjadi berobah. Tahun depan merupakan masa peralihan, dari berachirnja program stabilisasi dan rehabilitasi jang kita selesaikan tahun ini dengan masa permulaan daripada pembangunan dalam arti jang sebenarnja.
Disamping faktor-faktor ekonomi, maka pelaksanaan pem-bangunan memerlukan prasarana politik dan prasarana mental.
15
Hal ini perlu kita sadari, oleh karena pada hakekatnja pemba-ngunan itu dilakukan oleh manusia dan untuk manusia.
Prasarana ekonomi disatu fihak dan prasarana politik serta prasarana mental dilain fihak merupakan dua prasarana pokok bagi bangsa jang sedang membangun. Berapa banjak modal dan peralatan jang kita miliki, apabila kita tidak mau bekerdja dengan teratur dan tekun; maka semuanja akan habis dengan sia-sia. Sebaliknja tanpa modal dan peralatan kita djuga tidak mungkin mengadakan pembangunan ekonomi.
Saudara-saudara sekalian;
Pembangunan Nasional harus kita laksanakan tahun depan, tidak ada lagi waktu dan alasan untuk menunda-nunda lebih lama lagi. Penundaan berarti akan membawa akibat-akibat jang lebih parah bagi kita semuanja.
Disamping itu, sukses atau gagalnja pelaksanaan pemba-ngunan jang akan datang akan merupakan taruhan bagi martabat kita sebagai suatu Bangsa jang merdeka.
Kita wadjib membajar kembali hutang-hutang luar-negeri jang sangat besar djumlahnja, baik jang telah dihambur-ham-burkan oleh Pemerintah masa orde-lama maupun hutang-hutang baru jang kita perlukan untuk melaksanakan program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi sekarang ini.
Adalah kewadjiban kita bersama sekarang ini untuk beker-dja keras demi kebahagiaan anak-tjutju kita. Sungguh satu dosa, apabila kita meninggalkan kemelaratan dan beban hutang kepada generasi jang akan datang.
Saudara-saudara sekalian;
Apakah persiapan-persiapan jang telah kita lakukan untuk melaksanakan Pembangunan Lima Tahun jang akan datang itu? Apakah kondisi-kondisi kita telah memungkinkan untuk melaksanakan Pembangunan Lima Tahun ?
Untuk itu marilah kita lihat hasil-hasil jang telah dapat kita tjapai saat ini; terutama hasil-hasil jang kita tjapai dalam
16
waktu setahun jang terachir ini, serta langkah-langkah selan-djutnja jang akan kita lakukan.
Hasil-hasil jang telah kita tjapai dan langkah-langkah jang akan kita lakukan itu, sekaligus merupakan laporan saja ke-pada seluruh Rakjat mengenai pelaksanaan tugas jang dibe-bankan dan dipertjajakan diatas pundak saja. Walaupun demi-kian saja menjadari sedalam-dalamnja, bahwa tanpa bantuan seluruh aparatur negara, tanpa bantuan dari semua pegawai negeri, tanpa bantuan dari seluruh ABRI, tanpa bantuan dari kerdjasama dengan Lembaga-lembaga Negara Tertinggi, tidak mungkin bagi saja untuk melakukan tugas itu seorang diri sadja.
Saja djuga meminta pengertian, bahwa dalam menilai hasil-hasil jang kita tjapai sekarang ini, hendaknja digunakan ukuran-ukuran jang objektif. Penilaian atas hasil-hasil itu hendaknja dihubungkan dalam rangka keseluruhan; artinja: kita harus melihat apakah hasil-hasil itu merupakan kemadjuan atau kemunduran, demikian djuga kita harus melihat kondisi-kondisi jang kita miliki sebelumnja.
Satu hal jang perlu sangat diperhatikan dalam menilai hasil-hasil jang kita tjapai semendjak dua tahun jang terachir ini adalah, bahwa haluan Negara jang digariskan oleh Sidang Umum ke-IV, Sidang Istimewa dan Sidang Umum ke-V MPRS terutama dibidang politik dan ekonomi, sebenarnja merupakan perombakan total daripada kebidjaksanaan jang ditempuh oleh Pemerintah dalam tahun-tahun sebelumnja.
Saja ingin mengingatkan untuk kesekian kalinja, bahwa dilihat dari segi prosesnja, orde-baru jang kita tegakkan seka-rang ini sebenarnja merupakan suatu proses sosial jang sangat besar.
Dalam waktu dua tahun jang terachir ini, sebenarnja kita mengadakan penatanan-kembali atau rekonstruksi Nasional jang meliputi hampir segala bidang. Penatanan-kembali itu kita letakkan pada pelaksanaan kemurnian Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945.
17
811546-(2)
Dalam taraf sekarang ini, penatanan-kembali itu dengan sen-dirinja baru dapat ditjapai pada landasan-landasannja sadja. Oleh karena itu hasil-hasilnjapun memang belum dapat kita rasakan setjara langsung sekarang djuga. Landasan-landasan jang telah kita letakkan dengan kuat itu, masih memerlukan pe-njempurnaan dan tambahan-tambahan lainnja dalam rangka keseluruhan kehidupan perumahan Negara dan Bangsa kita.
Rekonstruksi Nasional sematjam itu, dengan sendirinja meng-akibatkan pula perobahan dalam nilai-nilai masjarakat, perobahan pola berfikir dan perobahan dalam sikap mental. Itulah sebabnja, maka tahun-tahun ini kita namakan periode transisi.
Kita dahulu berfikir setjara abstrak, sekarang kita berani melihat semua masalah setjara riil. Kita dahulu sangat emo-sionil, sekarang kita telah lebih rasionil. Kita dahulu ditekan dari atas setjara otokratis, sekarang kebebasan tumbuh dari bawah setjara demokratis. Dahulu segala-galanja ditentukan dari atau oleh Pemerintah, sekarang kita merasakan kebebas-an dan memberikan kesempatan pada inisiatif masjarakat. Dahulu kita mendewakan politik, sekarang kita mentjurahkan perhatian kepada perbaikan ekonomi.
Inilah gambaran umum perobahan pola berfikir dan sikap mental jang berkembang dewasa ini. Perkembangan sematjam ini sebenarnja merupakan satu kemadjuan jang sangat penting; kemadjuan pola berfikir jang akan mendorong kemadjuan-ke-madjuan dalam kehidupan politik, ekonomi dan social kita.
Kemadjuan-kemadjuan pola berfikir ini, membawa kita lebih kritis dalam melihat semua persoalan, membawa kesadaran-kesadaran akan kekurangan-kekurangan kita, bahkan sering mengakibatkan perasaan tidak puas terhadap keadaan jang kita tjapai dewasa ini.
Kemadjuan pola berfikir ini perlu dipelihara dengan baik, dan harus kita djadikan pendorong untuk berbuat lebih baik, lebih banjak dan lebih produktif dalam bidang tugas kita ma-sing-masing.
18
Saudara-saudara sekalian ;
Mengenai stabilisasi politik kita telah meletakkan landasan-landasan jang kuat walaupun disana-sini masih terdapat bebe-rapa kekurangan jang harus kita sempurnakan bersama-sama.
Saudara-saudara sekalian;
Masalah-masalah politik adalah masalah-masalah jang me-njangkut kehidupan kita ber-Negara dan ber-Bangsa. Dida-lamnja menjangkut masalah-masalah jang fundamentil seperti dasar dan tudjuan Negara, penentuan dan pelaksanaan haluan Negara, penjelenggaraan kekuasaan Negara, hak-hak dan ke-wadjiban warga-negara dan sebagainja; jang kesemuanja ini bagi kita Bangsa Indonesia harus dilandaskan kepada Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945.
Mengenai dasar dan tudjuan Negara sudah djelas; jaitu seperti jang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Da-sar kita jang menegaskan kedudukan Pantja-Sila.
Pembukaan Undang-undang Dasar jang mengandung Pantja-Sila tetap harus kita pertahankan. Pembukaan Undang-undang Dasar tidak boleh berobah, oleh karena perobahan Pembukaan Undang-undang Dasar berarti perobahan Negara Republik Indonesia jang kita proklamasikan pada 17 Agustus 1945; seperti jang setjara tepat telah ditegaskan dalam Ketetapan MPRS No. XX.
Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat;
Stabilisasi politik jang harus kita wudjudkan adalah keada-an jang mantap dan dinamis, dimana Rakjat menentukan kehendaknja, dimana Rakjat mengawasi djalannja pemerin-tahan, dimana Rakjat menikmati hak-hak azasi dan hak-hak demokrasinja guna mengembangkan bakat, kepandaian dan kemampuannja. Berkenaan dengan itu, Rakjat djuga harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh kewadjiban-kewadjib-annja sebagai warga-negara. Kesemuanja harus didjalan-kan dengan tertib dan teratur menurut tata-tjara jang telah
19
kita tentukan bersama, menurut saluran hukum dan peraturan perundang-undangan jang berlaku jang didasarkan pada Undang-undang Dasar dan landasan falsafah Pantja-Sila. Oleh karena itu, maka adanja konsensus Nasional mengenai program bersama dan adanja konsensus Nasional mengenai tjara-tjara melaksanakan program itu merupakan salah satu hal jang esensiil dalam mentjiptakan stabilisasi politik.
Dalam tahun ini, MPRS telah berhasil menetapkan beberapa Ketetapan jang sangat penting artinja bagi stabilisasi politik ini; jaitu: Ketetapan MPRS No. XLI tentang Tugas Pokok Kabinet Pembangunan dan Ketetapan MPRS No. XLIV tentang pengangkatan Pengemban Ketetapan MPRS No. IX sebagai Presiden Republik Indonesia. Kedua Ketetapan ini merupakan kesatuan tekad kita semuanja untuk membulatkan stabilitas politik dan segera melaksanakan Pembangunan.
Mengenai Kabinet Pembangunan, MPRS menegaskan bahwa tugas pokoknja adalah melandjutkan tugas-tugas Kabinet Ampera dengan perintjian :
a. Mentjiptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai sjarat untuk berhasilnja pelaksanaan Rentjana Pembangunan Lima Tahun dan Pemilihan Umum;
b. Menjusun dan melaksanakanRentjana Pembangunan Lima Tahun;
c Melaksanakan Pemilihan Umum sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XLII/MPRS/1968;
d. Mengembalikan ketertiban dan keamanan Masjarakat dengan mengikis habis sisa-sisa G-30-S/PKI dan setiap pe-rongrongan, penjeleweng serta pengchianatan terhadap Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945;
e. Melandjutkan penjempurnaan dan pembersihan setjara menjeluruh Aparatur Negara dari tingkat Pusat sampai Daerah.
Kelima perintjian tugas pokok itu kemudian saja beri nama Pantja Krida.
20
Pantja Krida adalah merupakan program Nasional kita semuanja tanpa ketjuali! Tidak satu golonganpun boleh mempunjai satu program jang bertentangan dengan Pantja Krida; oleh karena Pantja Krida ini ditetapkan sendiri oleh MPRS. Bahkan saja mengharapkan, bahwa partisipasi setiap fihak dalam melaksanakan Pantja Krida itu, tidak sadja dalam bentuk-bentuk utjapan ataupun rentjana-rentjana jang abstrak, melainkan harus setjara konkrit dan aktif melaksanakan pro-gram jang disetudjui bersama.
Tugas pokok Kabinet Pembangunan dan penundjukan Presi-den/Mandataris MPRS adalah hasil-hasil konsensus Nasional, bahkan merupakan hasil-hasil konsensus Nasional jang paling penting dewasa ini. Oleh karena itu pelaksanaan tugas Kabinet Pembangunan sekaligus merupakan tanggung-djawab Nasional jang harus kita laksanakan bersama-sama.
Saudara-saudara sekalian;
Memang, belum semua masalah jang penting dapat mentjapai konsensus dalam Sidang Umum ke-V MPRS itu. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa Sidang Umum tersebut telah gagal. Marilah kita laksanakan hal-hal jang telah diputuskan oleh MP-RS. Djangan sampai membesar-besarkan perbedaan-perbedaan pendapat jang ada didalam MPRS, lebih-lebih djangan perbe-daan-perbedaan pendapat itu diruntjing-runtjingkan didalam masjarakat sehingga menimbulkan tegangan-tegangan jang sama sekali tidak perlu.
Dalam kesempatan ini saja ingin mengadjak semua fihak dan seluruh Rakjat untuk berusaha mentjapai kebulatan pandangan dan pendapat dalam hal-hal jang belum terselesaikan dalam Sidang MPRS jang lalu.
Dalam usaha ini, hendaknja selalu didasarkan pada kepen-tingan Nasional, persatuan bangsa, djiwa musjawarah dan ke-gotong-rojongan seluruh Rakjat. Disamping itu, hendaknja kita selalu sadar dan waspada, bahwa dengan membesar-besarkan perbedaan pendapat jang tertjermin dalam Sidang MPRS jang
21
lalu; antara lain dengan djalan berusaha memaksakan pandang-an masing-masing setjara sefihak, tanpa memperhatikan pen-dirian fihak lain, akan merupakan peluang jang berbahaja bagi usaha adu-domba musuh bersama seluruh Bangsa, jaitu sisa-sisa G-30-S/PKI jang sekarang ini sedang giat kita usahakan untuk memberantasnja.
Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat ;
Pada tanggal 6 Djuni 1968, saja telah mengumumkan susun-an Kabinet Pembangunan seperti jang ditugaskan oleh MPRS itu.
Didalam menjusun Kabinet ini, saja memperhatikan sema-ngat dan ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar, Ketetap-an MPRS No. XLI dan penjusunan organisasi Pemerintahan jang baik sehingga dapat efektif dan efisien dalam melaksana-kan tugasnja.
Mengenai personalia Menteri-menteri, maka sedjauh mung-kin diperhatikan pengalaman dan keachlian dalam bidang ma-sing-masing, sehingga dapat diharapkan bahwa setiap Menteri benar-benar akan dapat mentjurahkan fikiran dan kemampu-annja pada pelaksanaan tugas Departemennja. Disamping itu, persjaratan-persjaratan lain djuga sangat diperhatikan, anta-ra lain : kekompakan kerdja seluruh anggota Kabinet sebagai satu kesatuan dan persjaratan dukungan dari Rakjat. Oleh ka-rena itu, Kabinet Pembangunan ini terdiri dari tenaga-tenaga jang berasal dari partai-partai politik, dari ABRI dan golongan karya dan memiliki berbagai keachlian dalam masjarakat.
Dengan demikian, diharapkan bahwa setiap Menteri akan mampu melaksanakan bidang tugasnja sebaik-baiknja dan Ka-binet sebagai satu keseluruhan mendapatkan dukungan masja-rakat jang seluas-luasnja.
Dengan ketegasan mengenai kedudukan dan masa djabatan Presiden, dan dengan susunan Kabinet seperti saja djelaskan tadi, maka berarti ada stabilisasi pada pimpinan Pemerintahan. Dengan demikian, maka puntjak pimpinan Pemerintahan diha-
22
rapkan merupakan djuga salah satu alat untuk mewudjudkan stabilisasi. Nasional sebagai landasan untuk melaksanakan pembangunan.
Saudara Ketua dan Sidang DPR-GR jang terhormat;
Untuk mewudjudkan Pantja Krida itu, maka fungsi Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong adalah sangat penting, oleh karena DPR-GR merupakan partner dari Pemerintah dalam me-laksanakan konsensus Nasional itu dibidang legislatif dan alat pengawasan pelaksanaan tugas-tugas jang dipertanggung-djawabkan kepada Pemerintah.
Saling pengertian dan kelantjaran kerdja-sama jang selama ini telah terbina harus dapat kita pelihara dan bahkan perlu ditingkatkan. Hal ini tidak sadja perlu untuk tetap memelihara konsensus dan memantapkan stabilisasi politik, tetapi terlebih-lebih perlu untuk pelantjaran pelaksanaan Pantja Krida, jang memerlukan banjak hasil-hasil legislatif dan terselenggaranja pengawasan jang konstruktif.
Saudara Ketua;
Menemukan bentuk-bentuk kerdjasama jang efektif antara Lembaga-lembaga Negara tertinggi dengan Pemerintah inilah jang antara lain selalu diusahakan oleh Pemerintah selama ini.
Untuk itu, antara lain dalam Kabinet Pembangunan sekarang ini diadakan seorang Menteri Negara Penghubung Pemerintah dengan MPRS, DPR-GR dan DPA. Dengan adanja Menteri Ne-gara Penghubung ini, maka diharapkan MPRS, DPR-GR dan DPA dapat segera mendapatkan informasi-informasi dan data-data jang tjepat, lengkap dan tepat mengenai segala masalah jang dihadapi oleh Pemerintah, kebidjaksanaan-kebidjaksanaan dan langkah-langkah jang diambil oleh Pemerintah, sepandjang hal-hal tersebut perlu diketahui oleh Lembaga-lembaga Negara tertinggi tersebut.
Sepandjang pengalaman jang ada selama dua tahun jang terachir ini, perbedaan pendapat antara Pemerintah dengan Lembaga-lembaga Negara lainnja untuk sebagian besar dise-
23
babkan karena perbedaan-perbedaan niengenai kelengkapan dan kebenaran data-data dan keterangan-keterangan jang di-miliki.
Saudara-saudara sekalian;
Pada awal tahun ini kita telah memiliki Dewan Pertimbang-an Agung berdasarkan Undang-undang No. 3 tahun 1967 dalam suasana pelaksanaan kemurnian Undang-undang Dasar 1945. Presiden bukan lagi Ketua Dewan seperti jang telah terdjadi pada tahun-tahun sebelumnja.
Dengan susunan Dewan tanpa pengaruh langsung dari ke-kuasaan eksekutif, maka diharapkan bahwa Dewan tersebut akan benar-benar dapat memberikan nasehat-nasehat jang objektif, baik dengan maupun tanpa diminta oleh Presiden.
Selama ini hubungan kerdjasama antara Pemerintah dengan Dewan Pertimbangan Agung sangat baik. Dalam waktu jang singkat Dewan Pertimbangan Agung telah memberikan pan-dangan dan nasehat-nasehatnja kepada Presiden; baik dibidang ekonomi, politik maupun social.
Kesempatan ini ingin saja gunakan untuk menjampaikan utjapan terima kasih dan penghargaan kepada Dewan Pertim-bangan Agung atas segala pandangan dan nasehatnja itu. Mudah-mudahan dalam waktu-waktu jang akan datang hu-bungan kerdjasama jang telah dirintis selama ini dapat lebih ditingkatkan lagi.
Sidang jang terhormat;
Dalam rangka usaha kita bersama untuk melaksanakan ke-tentuan-ketentuan Undang-undang Dasar, maka saat kita djuga telah dapat mentjapai kemadjuan setapak lagi jang sa-ngat penting artinja. Kemadjuan jang sangat penting artinja itu adalah berfungsinja kembali Badan Pemeriksa Keuangan dalam arti jang sebenarnja.
Menurut ketentuan pasal 23 ajat (5) Undang-Undang Dasar, maka: ,,Untuk memeriksa tanggung djawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, jang per-
24
aturannja ditetapkan dengan Undang-undang. Hasil pemerik-saan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakjat”.
Ketentuan ini sebenarnja merupakan wudjud daripada salah satu tjiri dari pemerintahan jang demokratis; jaitu bahwa Rak-jat – melalui Dewan Perwakilan Rakjat – menetapkan sendiri tjaranja buat hidup dan dari mana belandja hidup itu akan didapatkan. Sebagai kelandjutan prinsip ini, maka tjara Peme-rintah mempergunakan uang belandja jang sudah disetudjui Rakjat itupun harus sesuai dengan tudjuannja. Pemeriksaan dan penilaian terhadap pertanggungan djawab Pemerintah dibidang ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, seba-gai badan jang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Peme-rintah.
Berdasarkan kemauan jang sungguh-sungguh dari Pemerin-tah untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar dan menegakkan demokrasi, maka Pemerintah telah me-njampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan pertanggungan djawab perhitungan Anggaran Tahun 1967.
Saudara Ketua;
Dengan Ketetapan Badan Pemeriksa Keuangan No. A/BPK/ 1968 tanggal 5 Agustus 1968, maka Badan tersebut antara lain telah memutuskan: menerima baik Perhitungan Anggaran Tahun 1967:
Kesempatan ini saja gunakan djuga untuk menjampaikan Hasil pemeriksaan Badan tersebut kepada DPR-GR.
Pertanggungan djawab konstitusionil mengenai Keuangan Negara seperti jang sekarang dilakukan oleh Pemerintah ini, sungguh merupakan satu kemadjuan besar, oleh karena baru pertama kali ini terdjadi dalam sedjarah Republik Indonesia selama 23 tahun kemerdekaannja.
Walaupun demikian, Pemerintah akan terus berusaha agar dalam waktu-waktu jang akan datang Pemerintah akan dapat memenuhi ketentuan tersebut dengan lebih tepat dan lebih tjermat. Pertanggungan djawab sematjam ini djuga merupakan
25
salah satu alat untuk mentjegah kemungkinan penjelewengan-penjelewengan dalam penggunaan uang Negara.
Kesempatan ini djuga ingin saja gunakan untuk menjampai-kan penghargaan atas kerdjasama baik jang telah diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada Pemerintah.
Sementara itu Pemerintah akan memperhatikan dan melak-sanakan petundjuk-petundjuk jang telah diberikan oleh Badan tersebut dalam rangka lebih menertibkan Keuangan Negara.
Saudara Ketua, Sidang jang terhormat;
Dalam rangka melengkapi dan menjempurnakan Lembaga-lembaga Tertinggi, maka pada awal tahun ini kita djuga telah melengkapi susunan Mahkamah Agung; jang kesemuanja dilaksanakan berdasarkan prosedur dan tata-tjara berdasarkan hukum.
Dalam rangka usaha kita jang sungguh-sungguh untuk menegakkan sistim konstitusionil dan menegakkan hukum, maka kita dapat menjatakan dewasa ini, bahwa kekuasaan Kehakiman benar-benar telah merupakan kekuasaan jang merdeka, artinja terlepas dari pengaruh kekuasaan Pemerintahan.
Badan-badan pengadilan kita sekarang benar-benar sedang bergerak kearah pertumbuhannja jang sehat, sudah mulai dapat mengambil keputusan-keputusan jang adil dan menurut keja-kinan dan rasa keadilannja; tanpa chawatir tindakan-tindakan paksaan dari penguasa.
Walaupun pelaksanaan hukum dan keadilan melalui badan-badan pengadilan ini belum memuaskan, akan tetapi dapat dikatakan telah banjak mentjapai kemadjuan.
Dewasa ini Pemerintah sedang menjiapkan pembaharuan hukum-hukum atjara, jang sekiranja lebih sesuai dengan tjita-hukum Bangsa Indonesia dan djiwa Pantja-Sila, oleh karena hukum jang berlaku hingga dewasa ini masih berasal dari masa pendjadjahan jang lampau.
Pemerintah menjadari bahwa tugas dan tanggung djawab para hakim adalah tjukup berat, sedangkan sebagai alat-alat
26
penegak hukum dan keadilan, para hakim harus memegang teguh martabat dan kewibawaan hukum itu sendiri.
Dalam hubungan ini, Pemerintah menaruh perhatian jang chusus kepada para hakim, untuk memungkinkan mereka men-tjurahkan segala perhatian dan pengabdiannja kepada pelak-sanaan tugasnja demi tegaknja hukum dan keadilan.
Saudara-saudara sekalian;
Seperti tadi saja djelaskan, stabilisasi akan terwudjud bila tertjapai konsensus Nasional jang seluas-luasnja.
Untuk terus-menerus memelihara konsensus Nasional itu, maka konsultasi dan dialoog djuga diadakan oleh Pemerintah dengan Pimpinan partai-partai politik, organisasi-organisasi massa, organisasi-organisasi karya dan kesatuan-kesatuan aksi.
Melalui usaha-usaha ini dimaksudkan djuga agar pimpinan partai, organisasi massa, organisasi karya dan kesatuan-kesatu-an aksi tersebut dapat memberikan pendjelasan-pendjelasan kepada lapisan masjarakat luas jang mendjadi anggota-anggota-nja mengenai masalah-masalah jang dihadapi setjara sewadjar-nja. Dengan demikian, dapat dipenuhi fungsi partai sebagai alat pendidikan politik jang sehat bagi Rakjat; artinja Rakjat me- miliki kesadaran untuk mengetahui, memetjahkan dan meng-atasi masalah-masalah besar jang dihadapi oleh seluruh Bangsa dan Negara.
Sekali lagi saja perlu menegaskan, bahwa kesadaran politik bukan berarti fanatisme golongan atau kesempitan pandangan golongan.
Kesadaran politik adalah kesadaran tanggung djawab hidup ber-Negara jang merdeka, kesadaran untuk ikut memetjahkan masalah-masalah bersama, kesadaran untuk melaksanakan program bersama demi kemadjuan untuk mentjapai kemadjuan Bangsa dan Negara. Dengan demikian, partai politik bukan sekedar alat untuk memperoleh pengikut sebanjak-banjaknja sadja, bukan sekedar alat untuk memenangkan Pemilihan Umum, bukan sekedar alat untuk memperoleh kekuasaan dalam Pemerintahan.
27
Partai politik memang merupakan salah satu alat demokrasi jang penting. Adanja partai-partai politik dalam sesuatu Negara memang merupakan salah satu tanda adanja demokrasi. Oleh karena itu, partai-partai politik kita djuga berkewadjiban untuk mendjadi alat demokrasi jang sehat dan berkewadjiban memberi bentuk kepada pertumbuhan demokrasi jang sehat.
Demokrasi jang sehat mengenal tanggung djawab bersama. Oleh karena itu kepada partai-partai politik dan semua organi-sasi-organisasi jang lain, saja serukan untuk ikut serta men-dorong anggota-anggotanja melaksanakan program-program Nasional seperti jang telah ditetapkan oleh MPRS; jaitu melaksanakan Pantja Krida dalam bidang dan kemampuan masing-masing.
Saudara-saudara sekalian;
Sedjalan dengan usaha kita untuk mengembalikan kehidupan demokrasi, maka pelaksanaan hak-hak azasi manusiapun telah banjak pula kemadjuan jang kita tjapai. Kebebasan mengeluar-kan pendapat dan fikiran telah banjak dapat dinikmati, kebe-basan pers telah banjak digunakan, kebebasan mimbar di Per-guruan-perguruan Tinggi telah terwudjud, kebebasan untuk memilih pendidikan dan kebudajaan jang disukai, inisiatif ma-sjarakat telah banjak berkembang. Kesemuanja ini merupakan hasil-hasil besar jang dapat ditjapai dalam waktu dua tahun jang terachir ini.
Sementara itu saja ingin selalu memperingatkan agar segala kebebasan itu digunakan dengan penuh rasa tanggung djawab.
Perlu disadari, bahwa tidak ada hak-hak azasi jang absolut atau tanpa mengenal batas; oleh karena hak-hak jang tidak mengenal batas sekaligus berarti melanggar hak-hak jang sama dari orang lain. Tanpa rasa tanggung djawab, maka kebebasan hanja akan membawa kita kepada kekatjauan. Ke-bebasan sekedar untuk „kebebasan” akan merusak usaha stabi-lisasi Nasional dan bertentangan dengan semangat Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar. Oleh karena itu Pemerintah merasa wadjib untuk mengambil tindakan terhadap penjalah-gunaan hak-hak kebebasan; jang kesemuanja itu akan dilaksanakan
28
berdasarkan hukum jang berlaku dan wewenang sah jang dimilikinja demi untuk melindungi kepentingan umum, demi mendjamin terwudjudnja stabilisasi Nasional, tegaknja Pan-tja-Sila dan Undang-undang Dasar.
Dalam rangka menggunakan dan menikmati hak-hak azasi ini, saja mengharapkan kesadaran dan pengertian dari masja-rakat umumnja, para penanggung djawab surat kabar dan madjalah beserta para wartawannja, para pemuda, mahasiswa dan peladjar, para seniman serta karyawan-karyawan dibidang lainnja, agar supaja dalam menjalurkan djiwa dinamika dan kreasinja selalu disertai dengan rasa tanggung djawab sebagai Bangsa Indonesia jang berkepribadian Pantja-Sila, diarahkan untuk membantu suksesnja pelaksanaan tugas-tugas Nasional jang masih berat dewasa ini, chususnja stabilisasi politik dan ekonomi.
Saudara-saudara sekalian;
Sehubungan dengan masalah hak-hak azasi manusia ini saja meminta perhatian kita semuanja mengenai soal Agama. Un-dang-undang Dasar kita telah menegaskan, bahwa „Negara berdasarkan atas ke-Tuhan-an Jang Maha Esa” dan „Negara mendjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanja masing-masing dan untuk beribadat menurut aga-manja dan kepertjajaannja itu”. Ketentuan ini merupakan penegasan Sila Ke-Tuhan-an Jang Maha Esa daripada Pantja-Sila.
Perlu kita sadari sedalam-dalamnja, bahwa antara Agama dan Pantja-Sila mempunjai hubungan jang sangat erat bahkan saling menguatkan. Didalam Negara kita jang berdasarkan Pantja-Sila ini maka setiap Agama diberi hak dan kesempatan untuk hidup dengan subur; dan sebaliknja, makin hidup dan suburnja pelaksanaan kehidupan ber-Agama di Negara kita berarti Pantja-Sila benar-benar dilaksanakan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Setiap Agama mengadjarkan hidup rukun 1diantara sesama manusia, mengadjarkan toleransi Agama. Tidak ada satu Aga-
29
ma-pun jang berdasarkan paksaan; oleh karena Agama sendiri bertolak dari kepertjajaan jang bersemajam dalam hati nurani setiap ummat manusia. Oleh karena itu praktek-praktek penje-baran Agama dengan paksaan, atau tipu-daja adalah berten-tangan dengan adjaran Agama itu sendiri.
Dalam rangkaian falsafah Pantja-Sila, maka pelaksanaan kehidupan ber-Agama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan seluruh Rakjat Indonesia, harus dapat mewudjudkan nilai-nilai kemanusiaan jang adil dan beradab, harus dapat menjehatkan pertumbuhan demokrasi; jang kesemuanja itu akan membawa seluruh Rakjat Indonesia menudju terwudjud-nja keadilan dan kemakmuran serta kebahagiaan lahir dan batin.
Agama adalah untuk dunia dan achirat; oleh karena Tuhan Jang Maha Esa menurunkan Agama memang untuk perbaikan dan kemadjuan ummat manusia. Bagi kita, perbaikan dan kemadjuan itu hanja akan dapat tertjapai apabila kita semua-nja bersatu-padu. Agama apapun jang kita peluk, satu hal jang harus benar-benar kita sadari, bahwa Tuhan Jang Maha Esa telah mentjiptakan kita ini sebagai satu kesatuan Bangsa, jaitu Bangsa Indonesia. Inilah satu hal jang hendaknja kita perhatikan sedalam-dalamnja. Agama dan kesatuan Bangsa bukan hal jang harus 1dipertentangkan.
Hukum-hukum Agama adalah hukum-hukum kemadjuan! Agama-agama jang telah diturunkan oleh Tuhan Jang Maha Esa selalu merupakan rintisan djalan kearah kemadjuan itu. Oleh karena itu, bagi pemeluk-pemeluk Agama wadjib meng-amalkan adjaran Agamanja masing-masing untuk membawa kehidupan kita kearah kemadjuan.
Kesempitan pandangan, sama sekali bukan kesempitan adjar-an Agama; melainkan sebenarnja kesempitan pemeluk-pemeluk-nja sendiri. Sebagai ummat ber-Agama kita jakin, bahwa adjar-an Agama adalah mutlak benar dan berlaku untuk segala djaman. Adjaran Agama djustru memberikan dasar-dasar mo-ralitas jang kuat sehingga kemadjuan djaman tidak akan meng-akibatkan kehantjuran peradaban ummat manusia. Orang jang
30
merasakan bahwa Agamanja terdesak, sebenarnja orang jang kurang teguh imannja dan kurang mengamalkan adjaran Agama itu sebaik-baiknja.
Saja menegaskan, bahwa di Indonesia tidak ada antjaman terhadap sesuatu Agama; Pemerintah akan sekuat tenaga me-laksanakan kewadjibannja untuk melindungi setiap Agama di Indonesia.
Kepada semua fihak, terutama kepada pemimpin-pemimpin masjarakat, saja minta untuk tidak memberikan tafsiran-taf-siran jang sempit atau menjalah-gunakan ketaatan Agama ma-sjarakat untuk kepentingan golongan.
Tepat setahun jang lalu saja mengingatkan, „Suatu masja-rakat, suatu Bangsa jang memperuntjing perbedaan Agama jang ada didalamnja; akan senantiasa mengalami kesulitan-kesulitan didalam seluruh tubuh Bangsa itu sendiri jang apa-bila tidak dapat dikendalikan mengakibatkan hantjurnja kesa-tuan Bangsa itu”.
Sekarang saja akan menambahkan bahwa apabila kita terus-menerus mentjiptakan pertentangan Agama; maka hal itu ber-arti kita memberikan peluang dengan tjuma-tjuma kepada PKI untuk hidup dan berkuasa kembali, jang akan merupakan antjaman bahaja terhadap Bangsa Indonesia jang ber-Ketuhan-an Jang Maha Esa.
Sidang DPR-GR jang terhormat;
Dalam usaha mewudjudkan stabilisasi politik, menumbuhkan demokrasi jang sehat, pelaksanaan hak-hak azasi manusia, maka peranan pers adalah sangat penting. Pers dan mass-media lainnja — terutama surat-surat kabar — merupakan salah satu djembatan penghubung jang penting, merupakan salah satu alat komunikasi dan dialoog jang penting, baik antara masjarakat sendiri maupun antara masjarakat dengan Pemerintah. Saja pernah mengatakan, bahwa kekuatan pers dalam beberapa hal lebih hebat akibatnja daripada „seribu meriam”. Hal ini me-nundjukkan betapa hebat peranan jang dapat dimainkan oleh pers. Oleh karena itu, dalam mendjalankan tugasnja, terutama
31
dengan menggunakan kebebasan pers, saja sangat meminta pengertian kepada pekerdja-pekerdja pers kita untuk selalu menggunakan dengan rasa tanggung djawab jang sebesar-besar-nja. Pemberitaan, ulasan dan kritik-kritik jang dimuat dalam pers hendaknja bermanfaat bagi kepentingan umum, bersifat mendidik dan memberi penerangan kepada masjarakat, berda-sarkan fakta-fakta jang benar dan objektif, mendorong pemba-ngunan dan memperkuat persatuan Bangsa.
Kebebasan pers jang sekarang telah dapat dinikmati, hendak-nja benar-benar didjaga dan didjundjung tinggi oleh pers sari-diri. Seperti halnja dengan kebebasan-kebebasan lainnja jang dimungkinkan dalam suasana Orde-Baru sekarang ini, kebe-basan pers-pun mengenal batas-batas, sehingga benar-benar harus disertai dengan rasa tanggung djawab kepada Tuhan Jang Maha Esa, mendjundjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan jang adil dan beradab, memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia, menumbuhkan kehidupan demokrasi jang sehat dan mempertjepat pelaksanaan pembangunan.
Kehidupan pers dan mass media kita sekarang memang telah berkembang mendjadi bentuk perusahaan dan sebagian memang merupakan alat partai politik, walaupun demikian, saja minta agar segi-segi komersiil dan kedudukannja sebagai alat politik praktis itu djangan hendaknja mengalahkan ideaalisme pers Nasional jang bertanggung djawab. Setjara terus terang saja djuga ingin mengingatkan, bahwa ada sementara pers kita jang tjenderung untuk memuat berita-berita jang sensasionil atau jang dengan sengadja mempermainkan selera-selera masjarakat jang rendah. Sungguh mengchawatirkan, bahwa hal itu djustru dilakukan dengan berlindung dibalik benteng „kebebasan pers” jang sebenarnja sangat mulia itu. Gedjala ini sungguh meminta perhatian dan keprihatinan kites semuanja. Adalah sangat ber-tanggung djawab, apabila ketjenderungan-ketjenderungan ne-gatif ini dapat ditjegah oleh kalangan pers sendiri daripada harus menunggu tindakan-tindakan tegas dari jang berwadjib.
Dalam usaha mewudjudkan stabilisasi dan pelaksanaan pem-bangunan, Pemerintah menganggap pers sebagai salah satu
32
partner untuk bekerdja; oleh karena itu Pemerintah sungguh meminta bantuan sebesar-besarnja dari pers Nasional kita dalam hal ini.
Saudara-saudara sekalian;
Dalam mewudjudkan stabilisasi Nasional, maka hubungan antara Pusat dan Daerah djuga merupakan salah satu faktor jang sangat penting. Pada dasarnja wudjud hubungan itu di-letakkan pada prinsip jang memperhatikan dua segi; jaitu di-satu fihak tetap didjamin sifat Negara Kesatuan, sedangkan dilain fihak kepada Daerah diberi kesempatan jang seluas-luas-nja untuk mengembangkan inisiatif dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan jang dimiliki. Dari hasil kundjungan saja kedaerah-daerah, terdapat hasrat jang sangat besar dari Daerah-daerah untuk melaksanakan pembangunan.
Dalam mengembangkan inisiatifnja, kepada Daerah telah diberi petundjuk hendaknja pengembangan inisiatif itu terarah dan terintegrasi. Terarah, artinja sesuai dengan sasaran-sasar-an jang akan ditjapai oleh program Nasional; sedangkan ter-integrasi artinja, rentjana-rentjana Daerah hendaknja merupa-kan bagian daripada keseluruhan rentjana kerdja Nasional. Dengan demikian, maka ada keserasian jang tepat antara ke-giatan-kegiatan dalam ruang lingkup Nasional dan kegiatan-kegiatan disemua Daerah.
Mengenai keinginan daerah-daerah untuk membentuk Dae-rah-daerah otonom, Pemerintah sangat menghargai. Akan tetapi satu sjarat hendaknja benar-benar dipenuhi, terutama kemampuan-kemampuan untuk mengatur rumah tangganja sendiri. Djangan hendaknja pembentukan Daerah-daerah oto-nom itu merupakan tambahan beban Pemerintah, oleh karena kelangsungan hidupnja harus terus-menerus dibantu dengan subsidi dari Pemerintah Pusat. Kepada masjarakat didaerah saja ingin mengingatkan, bahwa terutama pada taraf-taraf permulaan pembentukan Daerah otonom selalu memerlukan "overheed cost" jang sangat besar. Oleh karena itu, sampai dewasa ini Pemerintah belum melihat adanja kemungkinan
33
811546 -(3)
pembentukan Daerah otonom baru jang dapat dipertanggung djawabkan. Kita hendaknja lebih memusatkan perhatian dan berusaha sekuat tenaga untuk menjehatkan kehidupan dan penjelenggaraan Pemerintahan Daerah jang sekarang telah ada.
Pemerintah menjadari sepenuhnja, bahwa salah satu faktor jang menjebabkan ,,lambat”-nja perkembangan Daerah adalah karena terbatasnja sumber-sumber keuangan jang dapat digali oleh Daerah. Masalah ini setjara prinsipiil akan dipetjahkan dalam rangka perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah.
Walaupun demikian, Pemerintah sangat menghargai usaha keras dan inisiatif beberapa Daerah jang benar-benar dapat dibanggakan; sehingga kemadjuan jang bermanfaat sungguh-sungguh terasa.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Daerah jang meminta perhatian kites semuanja setjara chusus adalah Propinsi Irian Barat.
Masalah pembangunan dawn memadjukan Daerah ini telah kita sadari sepenuhnja sebelum dan sesudah kita membebaskan Propinsi itu dari tangan pendjadjahan asing. Sedjak Propinsi itu setjara formil dan riil dapat kita masukkan kembali kedalam lingkungan kekuasaan Pemerintahan Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963, maka kita telah mengusahakan pembangun-an-pembangunan njata diberbagai bidang kehidupan masjara-kat, terutama dibidang pendidikan dan kemasjarakatan, dengan hasil-hasil jang sangat memuaskan. Ribuan guru-guru dari Daerah-daerah Indonesia lainnja, — wanita dan pria — dengan segala pengorbanan dan keichlasan telah melaksanakan tugas-nja didaerah-daerah jang sangat terpentjil, susah ditjapai, ter-lantar dan terbelakang itu. Ratusan pemuda peladjar dari Dae-rah Irian Barat mendapatkan kesempatan untuk beladjar lebih landjut didaerah-daerah Propinsi lainnja. Di Propinsi itu bah-kan telah berdiri sebuah Universitas Negeri. Pemerintah djuga telah membantu, kemadjuan kehidupan ke-Agamaan jang sangat mendalam dianut oleh Rakjat. Dalam waktu jang sangat singkat putera-putera Daerah telah diberi tanggung djawab jang besar
34
bidang pemerintahan dan kemasjarakatan, terutama djabatan-djabatan jang dahulu hanja boleh diduduki oleh orang-orang Belanda. Djabatan Gubernur/Kepala Daerah, Bupati-bupati dan seluruh Kepala Pemerintah setempat (dahulu: hoofd van plaatselijk bestuur) sekarang telah didjabat oleh putera Daerah sendiri. Bagi Rakjat didesa-desa telah tampak kemadjuan-kemadjuan njata dibidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Sementara itu, kegontjangan-kegontjangan dan kesulitan-kesulitan ekonomi jang kita alami dalam masa pra-gestapu dan masa-masa sesudahnja mempunjai pengaruh djuga didaerah itu. Hal ini mengakibatkan terasanja banjak kekurangan, terutama dirasakan oleh penduduk dikota-kota jang memang telah lebih banjak kebutuhan-kebutuhannja. Kesulitan-kesulitan dibidang perhubungan dan transport merupakan masalah jang chusus bagi daerah itu sedjak dahulu, terutama oleh karena keadaan alam dan geografinja.
Walaupun demikian, dalam waktu-waktu jang terachir ini kesulitan-kesulitan telah banjak dapat kita atasi dan perbaikan-perbaikan jang teratur telah mulai berhasil.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Saja meminta perhatian dan pengertian chusus mengenai masalah „penentuan pendapat Rakjat” (act of free choice) jang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia sebelum achir tahun 1969. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kita mengorbankan Rakjat Propinsi Irian Barat, hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kita melepaskan hasil-hasil perdjoangan pambebasan Irian Barat jang penuh pengorbanan itu, lebih-lebih hal ini sama sekali tidak berarti kita melepaskan prinsip Ne-gara Kesatuan Republik Indonesia jang berwilajah dari Sabang sampai Merauke. Pelaksanaan „penentuan pendapat Rakjat” itu akan merupakan penjelesaian terachir daripada Persetudju-an Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat jang telah ditanda-tangani di New York pada tanggal 15 Agustus 1962 dan dengan penjaksian Sekdjen PBB. Hal ini berarti bahwa kita menun-
35
djukkan iktikad baik untuk melaksanakan persetudjuan-per-setudjuan internasional jang kita sendiri telah menjetudjuinja.
Sedjak masa UNTEA (tahun 1962/1963) Rakjat Propinsi Irian Barat sendiri telah berulang kali menjatakan pendirian-nja bahwa mereka adalah sebagian dari Rakjat Indonesia, bahwa Daerah Irian Barat adalah bagian jang tidak terpisah-kan dari wilajah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa mereka selama-lamanja tidak mau dipisahkan oleh siapapun dari persatuan Bangsa Indonesia dan kesatuan Republik Indo-nesia. Pernjataan-pernjataan jang berulang-ulang itu djelas telah memperlantjar penjelesaian Persetudjuan New York tersebut.
Sesuai dengan persetudjuan, maka dewasa ini telah tiba di Indonesia utusan Sekdjen PBB, Tuan Ortis-Sanz; jang akan bekerdja-sama dan membantu Pemerintah Republik Indonesia untuk menentukan tehnik jang sebaik-baiknja, jang demokra-tis, jang sesuai dengan kondisi dan keadaan chusus Irian Barat, guna melaksanakan dan menjelesaikan phase terachir Perse-tudjuan New York.
Pada dasarnja, telah ditjapai saling pengertian antara Peme-rintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Sekdjen PBB, bahwa pelaksanaan „penentuan pendapat Rak-jat” itu dilakukan dan atas tanggung djawab Pemerintah kita. Djadi, tidak oleh PBB, sedangkan Pemerintah Belanda tidak ikut tjampur tangan lagi.
Pembangunan dan kemadjuan Propinsi itu merupakan tan-tangan jang djauh lebih berat dari Daerah-daerah lainnja; oleh karena itu pembangunan Daerah inipun mendapatkan tempat jang chusus dalam rangka Pembangunan Lima Tahun jang akan datang.
Sementara itu, Dana Irian Barat (Fund West Irian) jang berada ditangan Sekdjen PBB jang sekarang sedang dipakai, perlu dimanfaatkan sebaik-baiknja dalam rangka pembangun-an Daerah ini.
Demi ketenteraman Rakjat dan kelantjaran pembangunan Daerah tersebut, alat-alat keamanan negara telah bertindak
36
tegas terhadap timbulnja gangguan keamanan dibeberapa tempat; sehingga dewasa ini telah mendekati penjelesaian jang sebaik-baiknja.
Kepada seluruh Rakjat Propinsi Irian Barat saja serukan untuk tetap bersatu padu dalam menghadapi dan menjelesai-kan masalah-masalah chusus jang dihadapi Daerahnja. Kepa-da Pemerintah Daerah, seluruh pegawai sipil dan ABRI saja minta untuk lebih meningkatkan pengabdian kepada Rakjat dengan bekerdja lebih keras, lebih tekun ,dan lebih tertib lagi.
Masalah Irian Barat benar-benar merupakan salah satu masalah Nasional kita jang besar. Kita telah banjak memberi-kan pengorbanan perdjoangan untuk membebaskan daerah itu dari pendjadjahan asing; seluruh Rakjat Indonesia akan tetap berdjoang bersama-sama Rakjat Irian Barat untuk memper-tahankan Daerahnja tetap berada dalam wilajah Negara Ke-satuan Republik Indonesia, seperti halnja kita mempertahankan setiap djengkal wilajah kita jang lain.
Pengamanan dan Pembangunan Daerah Irian Barat adalah tanggung djawab kita semuanja tanpa ketjuali. Pembangunan Irian Barat berarti kemadjuan Indonesia; sebaliknja, Pemba-ngunan Indonesia harus djuga bermanfaat bagi Irian Barat.
Saudara-saudara sekalian ;
Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik, lebih-lebih bagi pelaksanaan Pembangunan jang akan datang, djelas diperlukan adanja aparatur Negara dan aparatur pere-konomian Negara jang kuat, tertib, efektif, efisien dan berwi-bawa.
Langkah-langkah telah diambil untuk melaksanakan pe-njempurnaan dan penertiban itu; antara lain berupa reorgani-sasi, penjempurnaan tata-kerdja, perbaikan prosedur, ketegas-an mengenai bidang tugas dan wewenang, pertanggungan-djawab, pengawasan jang efektif dan sebagainja. Dengan sen-dirinja perbaikan dan penjempurnaan itu tidak dapat dilaksa-nakan sekaligus, sebab banjak faktor-faktor lain jang harus diperhitungkan.
37
Sebagian masjarakat ada jang berpendapat, bahwa djumlah pegawai negeri kita jang terlampau besar itu sebaiknja ,diku-rangi setjara drastis, agar supaja biaja untuk pegawai dapat segera ditekan dan aparatur dapat segera diefisiensikan. Saja ingin mendjelaskan, bahwa Pemerintah bertekad untuk meme-tjahkan masalah ini dalam hubungan jang lebih luas, jaitu dalam ruang lingkup Nasional. Memberhentikan pegawai ne-geri setjara massal dengan begitu sadja bukan merupakan pe-metjahan masalah; sebab tindakan sematjam itu berarti akan menimbulkan problim-problim sosial jang lain. Tindakan sema-tjam ini hanja berarti memindahkan persoalan dari satu bi-dang, tetapi menimbulkan persoalan baru dibidang lain. Oleh karena itu kebidjaksanaan jang ditempuh sekarang adalah meng-efisiensikan pegawai negeri jang ada, antara lain dengan re-alokasi dan peningkatan mutu daripada pegawai negeri. Re-alokasi pegawai negeri memerlukan pendidikan chusus, se-hingga dapat melaksanakan tugas ditempat pekerdjaannja jang baru.
Salah satu gedjala jang sekarang tampak adalah, disatu fihak terdapat instansi jang kelebihan djumlah pegawai sedangkan dilain fihak terdapat kekurangan tenaga; disatu fihak terda-pat sedjumlah ketjil pegawai-pegawai negeri jang tjakap dan memiliki persjaratan-persjaratan tehnis sehingga harus me-ngerdjakan „terlampau banjak pekerdjaan”; sedangkan dilain fihak terdapat sedjumlah pegawai-pegawai jang tampaknja „menganggur”
Sebagai satu gambaran keseluruhan pegawai negeri kita adalah sebagai berikut :
Hankam
Sipil
Pusat
Daerah
Otonom
Djumlah
1.
ABRI
597.540


597.540
2.
Pegawai Sipil
165.756
478.521
646.684
1.290.961
3.
Pensiun

279.656
38.170
317.826
4.
Pekerdja Pemerintah
56.500
100.000
108.358
264.858
819.796
858.177
793.212
2.471.185
Djumlah :
38
Dari 478.521 Pegawai Pemerintah Pusat terdapat 454.846 orang jang bekerdja di 20 Departemen, sedangkan sisanja sebe-sar 23.675 orang bekerdja di 23 Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen.
Sebagian besar dari Pegawai Pemerintah Pusat bekerdja di 6 Departemen jaitu:
1.
Departemen Pendidikan dan Kebu-
dajaan
— 154.151 orang
2.
Departemen Agama
— 101.536 orang
3.
Departemen Dalam Negeri
— 37.734 orang
4.
Departemen Kesehatan
36.829 orang
5.
Departemen Keuangan
30.000 orang
6.
Departemen Kehakiman
— 21.043 orang
Djumlah — 382.176 orang
Sehingga jang bekerdja di 6 Departemen tersebut diatas me-liputi 84% dari djumlah seluruh Pegawai Pemerintah Pusat. Sedangkan sisanja sedjumlah 48.991 orang atau 11% dari djum-lah seluruh Pegawai Pemerintah Pusat, bekerdja di 14 Depar-temen lainnja dan di 23 Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen.
Peng-efisien-an pegawai negeri antara lain djuga ditempuh dengan pemberian pensiun bagi mereka jang telah memenuhi sjarat. Tindakan lain adalah membebaskan sementara waktu dari pekerdjaannja, sementara menanti penempatan atau penu-gasan ditempat lain jang memerlukan. Kebidjaksanaan ini perlu ditempuh, oleh karena kelebihan djumlah pegawai dari batas-batas maksimal jang diperlukan, bahkan mengakibatkan lam-batnja penjelesaian tugas, kekatjauan dan pemborosan jang lebih besar.
Pemerintah tjukup menjadari, bahwa nasib pegawai negeri umumnja masih belum memuaskan, sehingga mereka dalam me-laksanakan tugasnja masih selalu memikirkan usaha-usaha untuk mentjukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini djelas mengurangi perhatian dan ketekunan terhadap pelaksanaan
39
tugasnja, disamping mendorong melakukan tindakan-tindakan negatif jang merugikan Negara maupun merugikan masjarakat. Walaupun disadari kelemahan-kelemahan ini, akan tetapi Peme-rintah sama sekali tidak akan membiarkan penjalah-gunaan kekuasaan dan penjelewengan-penjelewengan lain. Disamping tindakan-tindakan berdasarkan hukum dan tindakan-tindakan administratif lainnja; saja menjerukan kepada seluruh pedja-bat, pegawai negeri, pegawai-pegawai perusahaan negara — baik sipil maupun ABRI — untuk terus-menerus mawas diri dan lebih tertib bekerdja.
Hendaknja disadari, bahwa pegawai negeri dan anggota ABRI adalah abdi masjarakat, harus melajani masjarakat, bukan sebaliknja, bukan madjikan daripada masjarakat.
Penertiban-penertiban djuga terus dilakukan pada aparatur perekonomian Negara, antara lain dengan membubarkan badan-badan jang sama sekali tidak perlu, seperti BPU-BPU, penje-derhanaan Perusahaan-perusahaan Negara dan sebagainja.
Penjederhanaan organisasi Pemerintahan pads tingkat per-tama telah dimulai dari atas, jaitu penjederhanaan djumlah Departemen-departemen.
Sementara itu usaha untuk memperbaiki nasib pegawai negeri, tetap mendapatkan perhatian dari Pemerintah dalam batas-batas kemungkinan dan kemampuan anggaran belandja jang tersedia.
Keseluruhan masalah pendaja-gunaan pegawai negeri dan tenaga kerdja umumnja akan diletakkan dalam penjelesaian jang lebih integral dan prinsipiil dalam rangka Pembangunan Lima Tahun. Dalam hubungan ini masalah jang terpokok ada-lah menimbulkan kegiatan-kegiatan ekonomi jang dapat me-nampung lapangan kerdja baru, terutama pembangunan jang dapat menampung sebanjak-banjaknja tenaga kerdja.
Untuk lebih memberikan perhatian dan penjempurnaan apa-ratur Negara inilah maka dalam Kabinet Pembangunan diang-kat seorang Menteri Negara Penjempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara. Perlu saja tegaskan, bahwa pengertian
40
penjempurnaan dan pembersihan aparatur ini bukan berarti hanja mentjari-tjari kesalahan seseorang pedjabat atau pega-wai negeri, melainkan ditudjukan untuk mewudjudkan suatu aparatur Pemerintahan jang sehat, bersih, efektif dan efisien.
Disamping usaha penjempurnaan dan pembersihan aparatur Pemerintah tersebut, maka Pemerintah telah mengadakan sistim kerdja jang dapat meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara berbagai Departemen/Instansi dalam penjusunan rentjana-rentjana dan pelaksanaan operasionilnja untuk mentjapai sasaran jang penting dan kompleks. Sistim ini, jang dinamakan sistim projek, menegaskan Menteri/Pedja-bat mana jang bertanggung-djawab penuh atas tertjapainja sasaran tertentu dan Menteri/Pedjabat-pedjabat mana jang berkewadjiban memberikan bantuan sepenuhnja untuk sukses-nja pentjapaian sasaran tersebut.
Agar supaja sistim kerdja sematjam ini dapat terbina dengan baik, dan agar supaja setiap projek dapat diikuti setjara teliti dan terus menerus, maka saja menundjuk seorang Menteri jang chusus membantu Presiden dalam mengawasi perkembangan projek-projek tersebut.
Saudara Ketua;
Dalam usaha njata untuk mewudjudkan aparatur Negara jang tertib dan bersih maka tindakan-tindakan chusus telah diadakan untuk memberantas korupsi. Agar supaja tindakan-tindakan itu dapat dilakukan lebih tegas, tjepat dan tertib terhadap setiap orang baik sipil maupun ABRI, maka dibentuk Team Pemberantasan Korupsi jang dipimpin oleh Djaksa Agung.
Disamping itu, Team ini djuga bertugas untuk mengadakan penjelidikan terhadap pedjabat-pedjabat jang menurut dugaan masjarakat melakukan tindakan korupsi; agar dengan demikian dapat segera diadakan clearing.
Saja meminta pengertian masjarakat, bahwa Pemerintah dengan sungguh-sungguh bertindak memberantas penjakit
41
korupsi ini, baik dengan tindakan-tindakan represif maupun tindakan-tindakan preventif.
Dalam memberantas korupsi ini Pemerintah sepenuhnja akan bertindak berdasarkan hukum jang berlaku sehingga dengan demikian dapat dihindarkan segala maksud-maksud negatif untuk tudjuan-tudjuan politik, sentimen pribadi maupun se-kedar prasangka dari masjarakat sadja. Bagi pedjabat-pedjabat atau pegawai-pegawai jang benar-benar djudjur tidak perlu ada kegelisahan. Sementara itu, terhadap segala bentuk penje-lewengan lainnja jang berdasarkan hukum tidak dapat ditin-dak, Pemerintah telah mengambil tindakan-tindakan adminis-tratif jang perlu.
Sidang jang terhormat;
Dalam rangka penertiban Keuangan Negara, maka tindakan jang diutamakan adalah mengambil kembali uang jang men-djadi hak Negara dan menertibkan prosedur-prosedur keuangan.
Objek-objek jang mendapatkan perhatian chusus adalah apa jang dahulu dikenal dengan nama Dana Revolusi (mengenai de-ferred payment chusus dan kredit-kredit jang diberikan dari Dana Revolusi, Tjadangan Nasional, Pampasan Perang Dje-pang, PN-PN dan PT-PT jang memperoleh kredit dari Peme-rintah serta Lembaga/Instansi lain jang diserahi tugas dan tanggung-djawab Keuangan Negara dan sebagainja.
Hasil-hasil positif jang telah dapat ditjapai sampai saat ini adalah :
(1) Uang Negara jang telah berhasil dikembalikan kepada Negara sedjumlah:
US $
9.571.586,33
YEN
145.381.442,––
Rp.
494.947.761,37
(2) E m a s :
100,5403 kg.
(3) P e r a k :
100 kg.
Disamping hasil-hasil tersebut diatas, maka dengan adanja penelitian dan pemeriksaan itu, telah memperketjil pemborosan
42
dan penjalah-gunaan Keuangan Negara oleh berbagai Instansi jang bersangkutan.
Saudara-saudara sekalian;
Inilah usaha-usaha penertiban jang terutama ditudjukan untuk perbaikan dan sehatnja pertanggungan-djawab Keuang-an Negara, sama sekali bukan dimaksudkan sekedar untuk mentjari-tjari kesalahan seseorang atau pedjabat.
Sidang jang terhormat;
Usaha penjempurnaan aparatur tidak sadja dilakukan diling-kungan sipil melainkan djuga dilingkungan ABRI. Dalam hu-bungan ini maka langkah jang sangat penting adalah mengem-balikan Angkatan Kepolisian kepada fungsinja jang semula, jaitu sebagai alat penertiban masjarakat dan alat penegak hukum.
Mendudukkan kembali Angkatan Kepolisian ini kepada fungsi-nja jang pokok itu merupakan satu kebutuhan jang sangat men-desak dewasa ini, mengingat bahwa tegaknja hukum dan ke-tertiban masjarakat merupakan sjarat mutlak bagi terwudjud-nja stabilisasi keadaan dan pelaksanaan pembangunan.
Salah satu langkah jang sangat mendapatkan perhatian ada-lah konsolidasi Angkatan dan re-disiplinering. Walaupun dewasa ini anggaran jang tersedia bagi ABRI sudah djauh berkurang bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnja, akan tetapi ABRI sebagai alat pertahanan-keamanan tetap memelihara ke-siap-siagaannja untuk melindungi Negara. Penjempurnaan ABRI sebagai alat keamanan Negara dengan sendirinja tidak akan mengurangi fungsi ABRI jang lain, jaitu sebagai golongan karya, dan kekuatan sosial politik, seperti jang telah diakui dan diterima oleh masjarakat pada umumnja.
Kesempatan ini saja gunakan untuk menegaskan kesekian kalinja, bahwa kekaryaan dan kedudukkan ABRI sebagai ke-kuatan sosial politik itu tidak perlu menimbulkan kechawatiran akan adanja militerisme di Indonesia; oleh karena dalam peranan dan kedudukikannja itu ABRI djuga tunduk kepada
43
segala hukum jang berlaku, tunduk pada Undang-undang Dasar, tunduk kepada Demokrasi dan meletakkan, dirinja sederadjat. dengan kekuatan-kekuatan sosial politik jang lain. Demikian pula tidak perlu menimbulkan keragu-raguan, bahwa peranan ABRI dalam kehidupan kenegaraan dan pemerintahan itu akan mendesak dan mempersempit bidang gerak dari golongan-golongan kekuatan jang lain atau tenaga sipil, oleh karena. tata-hidup kita dilandaskan pada djiwa kegotong-rojongan. Meskipun dewasa ini relatif banjak tenaga-tenaga ABRI men-duduki djabatan-djabatan non-ABRI, tetapi hukum jang berlaku di Indonesia sekarang bukan hukum militer, sama sekali bukan hukum jang menjimpang dari ketentuan-ketentuan konstitu-sionil.
Saja mengetahui dengan pasti bahwa ABRI dengan berpe-doman pada Sapta Marga dan Sumpah Pradjurit, akan memper-djoangkan pendirian atau konsepsinja, dalam usahanja turut serta memetjahkan masalah-masalah jang dihadapi oleh Bangsa dan Negara akan tetap melalui djalan-djalan demokrasi dan setjara konstitusionil; dan selamanja tunduk serta melaksana-kan Ketetapan-ketetapan MPRS dengan penuh rasa tanggung-djawab dan kedjudjuran.
Saja minta, agar pengertian jang wadjar tentang fungsi kekaryaan dan peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik ini benar-benar difahami oleh semua fihak. Dengan tjara ini berarti kita dapat lebih memantapkan stabilisasi politik dan mentjiptakan suasana kerdjasama gotong-rojong antara semua kekuatan-kekuatan sosial politik atas dasar persamaan hak dan kewadjiban serta tanggung-djawab bersama.
Dengan sendirinja, ABRI senantiasa menerima baik segala koreksi-koreksi jang membangun dari manapun datangnja; bahkan ABRI sendiri harus selalu berani melakukan self-koreksi.
Kepada seluruh warga ABRI, chususuja kepada mereka jang bertugas dan mendapatkan kepertjajaan untuk mengabdikan dirinja dalam tugas-tugas karya, saja serukan untuk selalu ma-was diri dalam rangka meningkatkan pengabdian dan prestasi
44
kerdjanja. Hendaknja selalu disadari dan didjaga agar djangan sampai kepertjajaan dan harapan Rakjat terhadap peranan dan kemampuan ABRI berubah mendjadi keketjewaan dan kesangsian.
Saudara-saudara sekalian;
Operasi Bhakti jang sarnpai saat ini dilakukan oleh ABRI telah menundjukkan hasil-hasil jang positif. Diseluruh Indo-nesia ABRI telah memberikan sumbangan njata, jaitu menje-lesaikan perbaikan/pembuatan djalan-djalan raya sepandjang 257,3 km jang lebarnja 4 — 6 m. Didaerah Djawa Tengah sekarang sedang diselesaikan djalan sepandjang 134 km.
Perbaikan lapangan terbang, berupa perataan tanah dan perbaikan landasan, perbaikan irigasi meliputi pekerdjaan penggalian, perataan, pemadatan, pemindahan tanah, pengga-lian sumur, perbaikan tanggul dan sebagainja, sedjumlah 1,5 djuta m3. Djembatan-djembatan jang telah diperbaiki dan dibuat (baru) sebanjak ± 200 buah dengan djumlah pandjang seluruhnja 2.313 m.
Dalam rangka membantu mempertinggi produksi pangan, ABRI telah membuka tanah perladangan, dengan mane- bang pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan liar seluas 800 ha didaerah Sulawesi Utara. Pembukaan tanah jang lain seluas 49.740 ha untuk persawahan, tersebar didaerah-daerah: Suma-tera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lam-pung, Kalimantan Selatan, Djawa Barat, Djawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Dibidang angkutan laut, chususnja pengangkutan transmi-grasi dari Djawa Tengah ke Kalimantan Selatan dengan meng-gunakan LST dan coasters telah dilaksanakan sedjumlah 207 djuta ton/miles.
Sedangkan angkutan darat untuk membantu transmigrasi telah mentjapai 6.414 djuta ton/km dengan menggunakan truk.
Untuk memperlantjar fasilitas-fasilitas dipelabuhan, telah dilakukan pengangkatan kerangka kapal-kapal jang tenggelam dipelabuhan Tjilatjap sebanjak 541.000 unit/djam dengan alat-
45
alat berat; disamping 541.000 unit/djam dengan alat-alat ringan.
Didaerah pertanian di Krawang, telah dilakukan bantuan pemberantasan hama tanaman dari udara dengan mengguna-kan pesawat terbang.
Didaerah bentjana alam di Sempor, daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, ABRI telah membangun perumahan bagi Rakjat seluas 27.933 m2.
Untuk dapat membantu Rakjat didaerah jang terpentjil dan dalam kesulitan, maka pesawat-pesawat Hercules ABRI telah melakukan pengiriman/dropping bahan-bahan kebutuhan Rak-jat; didaerah-daerah pedalaman di Irian Barat. Demikian pula, pesawat-pesawat Helicopter telah dikerahkan untuk menolong Rakjat jang sedang ditimpa oleh bentjana bandjir di Djawa Barat dan Djawa Timur.
Untuk waktu-waktu jang akan datang, operasi Bhakti ABRI akan lebih dikoordinir, lebih ditertibkan dan lebih integral si-fatnja; dan terutama ditudjukan untuk membantu suksesnja pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun. Usaha-usaha jang dengan dalih Operasi Karya tetapi kenjataannja djustru me-nimbulkan hambatan atau merugikan atas djalannja pereko-nomian, seperti pungutan liar, rekuirasi kendaraan dengan paksa dan sebagainja, perlu segera dihentikan.
Mengenai angka-angka kriminalitas pada kwartal pertama tahun 1968 ini menundjukkan djumlah jang lebih tinggi djika dibandingkan dengan djumlah rata-rata pada triwulan tahun 1967. Kenjataan ini, merupakan tantangan bagi ABRI umumnja dan AKRI paella chususnja. Tindakan-tindakan mengurangi kri-minalitas untuk waktu-waktu jang akan datang perlu diatasi dengan tjara-tjara jang lebih integral dalam rangka penjelesaian masalah-masalah Nasional lainnja; disamping tindakan-tin-dakan tegas jang bersifat represif.
Dengan dalih apapun, tindakan-tindakan kriminalitas dalam segala bentuknja, — seperti penodongan dan penggarongan, perampasan, pembunuhan, tindakan main hakim sendiri dan
46
sebagainja —, baik jang dilakukan oleh oknum-oknum sipil dan lebih-lebih oleh anggota-anggota ABRI harus ditindak dengan tegas.
Untuk mewudjudkan tertib Hankam, ABRI terus menerus mengadakan perbaikan-perbaikan dalam bidang disiplin, peng-gunaan pakaian seragam, peningkatan tata-tertib didalam dan diluar asrama, meningkatkan efisiensi kerdja dan penghematan.
Dalam rangka memberantas penjelundupan telah dilakukan tindakan-tindakan jang lebih intensif dan dengan bekerdja sama dengan instansi-instansi sipil; sehingga sampai dengan medio tahun ini penjelundupan telah menurun hingga 60 sampai dengan 70%. Angka-angka ini memang belum memuaskan, akan tetapi telah menundjukkan kemadjuan-kemadjuan.
Saudara-saudara sekalian;
Diatas saja telah setjara pandjang lebar menguraikan masa-lah-masalah jang berhubungan dengan usaha stabilisasi politik dan penertiban aparatur Pemerintahan.
Marilah kita tindjau sekarang masalah stabilisasi ekonomi, hasil-hasil jang ditjapai sampai sekarang dan langkah-langkah untuk bulan-bulan jang akan datang.
Apabila kita teliti Pantja Krida setjara mendalam, maka tampak djelas, bahwa antara Krida-krida dari Pantja Krida itu sangat erat hubungannja jang satu dengan jang lain.
Artinja, berhasilnja suatu tugas berarti akan memperlantjar pelaksanaan tugas jang lain; sebaliknja, gagalnja pelaksanaan sesuatu tugas akan menghambat pelaksanaan tugas-tugas jang lain. Demikian pula kita dapat djuga melihat, pelaksanaan pem-bangunan lima tahun itu hanja akan dapat kita laksanakan dengan sukses apabila kita mampu mewudjudkan stabilisasi politik dan stabilisasi ekonomi.
Oleh karena itulah, maka sampai achir tahun ini dan per-mulaan tahun 1969 — jaitu sebelum kita memasuki masa pem-bangunan — maka Pemerintah mentjurahkan segala perhatian dan kemampuan jang dimiliki untuk mewudjudkan stabilisasi
47
politik dan stabilisasi ekonomi, disamping mengembalikan ketertiban dan keamanan masjarakat, serta melandjutkan pe-njempurnaan dan pembersihan aparatur. Ini berarti bahwa da-lam djangka pendek ini Kabinet Pembangunan pada pokoknja akan melandjutkan, memantapkan dan menjempurnakan garis-garis kebidjaksanaan jang ditempuh oleh Kabinet Ampera.
Dalam rangka mewudjudkan stabilisasi ekonomi, maka sesuai dengan Ketetapan MPRS, perhatian Pemerintah ditjurahkan pada stabilisasi harga dengan sasaran pengendalian inflasi dan pemulihan produksi dengan skala prioritas pentjukupan kebu-tuhan pangan, rehabilitasi prasarana, peningkatan ekspor dan pentjukupan kebutuhan sandang.
Sebagaimana kita telah mengetahui semua, maka dalam men-tjapai sasaran-sasaran tersebut sedjak bulan Oktober 1966 Pe-merintah telah mengambil kebidjaksanaan diberbagai bidang jang berhubungan dengan masalah-masalah moneter, produksi dan distribusi.
Hasil-hasil jang ditjapai, baik jang positif maupun jang ku-rang sukses dalam tahun 1967 telah kita ketahui pula. Dan berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam tahun 1967 telah dilakukan penjempurnaan-penjempurnaan jang masih diperlu-kan, sehingga keadaan pada saat ini dapat dikatakan lebih mantap dan memberikan harapan lebih baik apabila dibanding-kan pada keadaan setahun jang lalu.
Meskipun kita memasuki tahun 1968 dengan kondisi ekonomi jang kurang menggembirakan, jang disebabkan oleh kenaikan harga beras dan BE jang begitu melondjak pada kwartal ter-achir 1967 dan bulan Djanuari 1968, tetapi beberapa kenjataan dan data-data memberikan kejakinan pada kita, bahwa dewasa ini harga-harga telah mendjadi stabil dan Insja Allah akan dapat dipertahankan hingga pada saat dimulainja dengan pemba-ngunan. Apabila dalam bulan Djanuari 1968 kita mentjatat kenaikan tingkat harga 39,8% dibandingkan dengan achir tahun 1967, maka sedjak permulaan Pebruari hingga achir Djuli 1968 hanja mengalami kenaikan ± 20% jang berarti hanja 3% se-bulan.
48
Harapan dan optimisme untuk dapatnja dipertahankan ke-mantapan stabilitas harga ini didasarkan pada kenjataan bahwa dewasa ini kita telah melakukan persiapan persiapan jang lebih sempurna daripada tahun jang lalu.
Hal-hal jang menggembirakan itu antara lain adalah :
1. Penjediaan pangan :
Sebagai telah kita ketahui bersama, target penjediaan beras untuk tahun 1968 dan kwartal I tahun 1969 adalah ± 1,5 djuta ton jang terdiri dari 600.000 ton pembelian dalam negeri, 600.000 ton impor dan 300.000 ton sisa persediaan tahun 1967.
Pelaksanaan pembelian beras dalam negeri tahun 1968 oleh Pemerintah dalam musim panen rendengan sadja, telah dapat mentjapai lebih dari 90%, suatu hasil pembelian jang belum pernah dapat ditjapai dalam tahun-tahun sebelumnja. Demi-kian pula pelaksanaan pembelian dari luar negeri akan dapat terlaksana tepat pada waktunja.
Disamping itu kita masih akan memperoleh bahan-bahan pa-ngan lainnja seperti terigu dan bulgur, tidak kurang dari 500.000 ton dari luar negeri jang akan datang dalam tahun ini djuga, sedangkan produksi dalam negeri dari bahan pangan pengganti beras, jaitu beras tekad telah mulai dilakukan setjara besar-besaran oleh pabrik-pabrik beras tekad di Bandung dan Jogjakarta.
Masalah penjediaan beras tidak dapat dilepaskan daripada penjalurannja pada Rakjat jang membutuhkannja; dalam hal ini persiapan-persiapan pengangkutan ketempat-tempat kon-sumen itu telah dilakukan sebaik-baiknja.
Dalam hubungan ini saja menjerukan kepada seluruh ma-sjarakat untuk bersiap-siap menggunakan djuga tepung, bulgur dan beras tekad sebagai bahan pangan disamping betas.
2. Produksi pangan :
Sudah mendjadi tekad dari Pemerintah bahwa kita harus meningkatkan produksi pangan didalam negeri, chususnja be-
49
811546-(4)
ras. Dalam tahun 1968 ini, target kenaikan produksi beras adalah 5%, ialah 9,3 djuta ton mendjadi 9,8 djuta ton; sedang-kan pada tahun-tahun sebelumnja kenaikan itu tidak lebih dari 3%. Ini disebabkan karma usaha intensifikasi pertanian baik dengan bimas dan inmas jang meliputi perbaikan, prasarana irigasi, penemuan bibit unggul PB-5 dam. PB-8, penjediaan pu-puk dan obat-obatan hama jang tjukup serta penjuluhan pena-naman padi setjara teknis. Usaha-usaha intensifikasi ini untuk tahun-tahun jang akan datang akan kita tingkatkan dan per-luas.
Disamping usaha-usaha intensifikasi tersebut, Pemerintah telah menetapkan kebidjaksanaan harga beras bagi petani jang tjukup menarik dan dapat memberikan gairah, kerdja bagi me-reka; jaitu sebesar minimal harga 1 kg pupuk untuk 1 kg beras (rumus tani). Dengan demikian Pemerintah mengharapkan kenaikan penghasilan dan daja beli para petani jang akan men-dorong kegiatan produksi dibidang-bidang lain.
3. Produksi Sandang dan bahan pokok lainnja :
Penjediaan sandang baik dalam tahun 1967 jang lalu mau-pun untuk tahun 1968 ini tidak akan mengalami kesulitan, Per-bedaan antara tahun 1967 dan 1968 adalah, bahwa pada tahun 1968 produksi dalam negeri telah dapat ditingkatkan, dise-babkan karena adanja perobahan kebidjaksanaan dalam peng-gunaan bea masuk bagi berbagai matjam tekstil dalam rangka memberikan proteksi produksi dalam negeri. Disamping itu impor bahan baku, (benang tenun dan kapas) telah dapat di-tingkatkan, sehingga paberik-paberik pemintalan dan perte-nunan jang dalam tahun 1967 tampak lesu, dalam tahun 1968 ini dapat mulai memutarkan roda produksinja.
Mengenai tingkat harga tekstil, terutama jang dibutuhkan oleh Rakjat banjak, dengan adanja peningkatan produksi dan proteksi itu akan dapat tetap stabil.
Disamping produksi tekstil, maka bahan-bahan pokok lainnja seperti minjak tanah, minjak goreng, sabun, gula dan ikan asin,
50
akan diusahakan tetap tersedia dalam djumlah jang tjukup dan dalam tingkat harga jang mantap.
4. Rehabilitasi Prasarana :
Didalam bidang prasarana ini telah diusahakan rehabilitasi-nja semaksimal mungkin sepandjang anggaran belandja me-mungkinkan.
Dalam bidang ini dapat dibedakan prasarana jang mendukung usaha-usaha produksi pertanian dan industri; dan prasarana perhubungan darat, laut, udara dan telekomunikasi.
Dalam dua tahun ini telah dapat diselesaikan rehabilitasi dan perluasan irigasi diberbagai Daerah pertanian, antara lain : projek Djatiluhur sehingga dapat memperluas areal tanah persawahan ± 160.000 ha jang dapat ditanami dalam musim gadu; projek serbaguna Brantas jang telah dapat menjelesai-kan rehabilitasi terowongan Tulungagung Selatan, sehingga kita telah dapat madju selangkah lagi dalam usaha mentjegah dan mengendalikan bandjir didaerah tersebut. Projek pengair-an Karang Anjar di Djawa Tengah jang telah dilakukan reha-bilitasinja, dan diharapkan dapat diselesaikan dalam tahun 1968 ini djuga. Dengan selesainja rehabilitasi ini, produksi pertanian akan dapat meningkat lagi dan bahaja bandjir akan dapat di-kurangi.
Projek irigasi Kelara, Sulawesi Selatan jang telah dimulai pada bulan Maret jang lalu dan akan selesai pada bulan Maret 1968, sehingga akan mendjamin pengairan untuk daerah seluas 10.5 ribu ha.
Disamping projek-projek besar tersebut diatas, maka usaha-usaha rehabilitasi irigasi dan sungai-rawa diberbagai daerah di Sumatera seperti daerah Batanghari Utara dan Raman Uta-ra (Lampung) akan dapat diselesaikan pada tahun 1968.
Mengenai rehabilitasi djalan dan lapangan udara telah dila-kukan hal-hal sebagai berikut
Rehabilitasi dan up-grading dilakukan pada djalan-djalan Negara dan djalan-djalan Propinsi diseluruh Indonesia, jang mempunjai arti ekonomis penting, terutama djalan-djalan de-ngan intensitas lalu-lintas jang tinggi.
51
Di Pulau Djawa rehabilitasi diutamakan pada djalan ekonomi sepandjang pantai utara dan selatan (Djakarta - Tjirebon - Semarang - Surabaja - Solo - Jogjakarta - Bandung - Djakarta), jang merupakan djaring-djaring ekonomi segi-tiga, dan akan selesai dikerdjakan sampai achir tahun 1968 ini, ketjuali bagian-bagian jang perlu dibongkar sama sekali dan kemudian dibangun kembali seperti Sukamandi - Djatibarang dan se-bagainja. Dalam pada itu telah dimulai dengan rekonstruksi/ up-grading dengan "butas" (Baton-Aspal) dan aspal beton (hot mixed).
Diluar Pulau Djawa diutamakan rehabilitasi djalan-djalan dari daerah produksi kepelabuhan-pelabuhan, diantaranja:
Rehabilitasi dan up-grading djalan Lho Sumawe - Langsa - Batas Sumatera Utara diperkirakan selesai 50%. Rehabilitasi djalan-djalan : Bukit Tinggi - Kotanopan - Sipirok (Sumatera Barat dan Sumatera Utara). Rehabilitasi djalan-djalan pro-duksi di Sulawesi, Kalimantan, Nusatenggara sedang dikerdja-kan setjara intensip sesuai dengan dana jang tersedia.
Melandjutkan projek-projek pembangunan djalan-baru/up-grading berat antara lain: Projek Djalan Kalimantan: Balik-papan - Samarinda selesai 90%, Tandjung - Koaro selesai 36%, Tandjung - Barabai (selesai dengan pengkrikilan).
Projek Djalan Nusatenggara Timur: Ende - Maumere (pada achir tahun pembangunan/rehabilitasi) djembatan selesai 97%; Kupang - Kefamenanu (pembangunan/rehabilitasi) djembatan selesai 68%; Projek Djalan Takengon (dalam rangka pemba-ngunan pabrik kertas) akan selesai 74%.
Projek Airport Tuban (Bali) jang sangat penting artinja bagi peningkatan kegiatan tourisme, apabila tidak ada gang-guan tjuatja pada achir 1968 akan selesai bagian pekerdjaan sipil-tehnisnja.
Dengan hasil-hasil jang ditjapai dari rehabilitasi dan up-grading djalan-djalan/djembatan pada achir tahun 1968 jang akan datang, maka dapat diharapkan bahwa pembangunan
52
djangka pendek dan djangka pandjang telah diperoleh landas-an jang kuat.
Mengenai usaha rehabilitasi bidang perhubungan kereta-api, hubungan laut, udara dan telekomunikasi telah diambil lang-kah-langkah untuk dengan segera mengatasi sebagian besar kematjetan jang ada dan kemerosotan kapasitas serta potensi angkutan lebih landjut. Dalam hal ini terutama masalah pe-njediaan spare-part diberikan prioritas pertama, disamping tindakan-tindakan penertiban management dan administrasi serta prosedur dipelabuhan dan sebagainja, untuk memper-lantjar lalu lintas dan arus barang.
5. Perdagangan Luar Negeri :
Dalam bidang ini Pemerintah telah berusaha keras untuk dapat meningkatkan ekspor, karena hal ini sangat penting da-lam rangka penjediaan devisa jang sangat kita butuhkan guna mendatangkan bahan baku dan barang-barang konsumsi lain-nja. Usaha peningkatan ekspor ini dilakukan dengan memberi-kan daja perangsang kepada eksportir dan mengadakan penjederhanaan prosedur dan administrasi ekspor.
Apabila diikuti angka-angka jang dapat dikumpulkan, maka dibandingkan dengan semester I tahun 1967, sebesar US $ 210,1 djuta, maka realisasi ekspor dari Djanuari sampai dengan Djuni 1968 menundjukkan suatu kenaikan ± 5% ialah sedjumlah US $ 220,1 djuta. Angka-angka tersebut tidak ter-masuk djumlah overprice sedjumlah ± $ 48 djuta. Pengguna-an devisa hasil ekspor tersebut untuk impor sebesar US $ 258,-djuta sehingga neratja perdagangan kita untuk semester I ini masih mengalami surplus. Perlu didjelaskan bahwa Peme-rintah selalu mengambil langkah-langkah untuk mengarahkan impor kita untuk mendatangkan barang-barang jang benar-benar kita butuhkan, chususnja bahan-bahan baku dan setengah djadi untuk memungkinkan unit-unit produksi dalam negeri terus bekerdja baik.
Melihat angka-angka tersebut diatas maka Pemerintah mengharapkan bahwa sasaran ekspor tahun 1968 ini akan
53
dapat ditjapai; dan dengan demikian pemenuhan impor setjara terarah akan dapat pula kita laksanakan dengan baik.
6. Hubungan Luar Negeri : Sidang jang terhormat;
Sedjalan dengan usaha-usaha stabilisasi dalam negeri; maka dalam waktu setahun jang terachir ini Pemerintah telah ber-usaha sekuat tenaga untuk menundjukkan kepada dunia bahwa kita tetap menganut politik luar negeri jang bebas dan aktif. Sesuai dengan haluan jang digariskan oleh MPRS, maka pe-laksanaan politik luar negeri jang bebas dan aktif itu diabdikan kepada kepentingan Nasional, terutama kepada kepentingan ekonomi kita jang mendesak dewasa ini.
Berdasarkan pada kebidjaksanaan tersebut diatas, maka pelaksanaan hubungan luar negeri kita dititik-beratkan kepada masalah-masalah ekonomi, antara lain dalam mentjari kredit-kredit luar negeri, penanaman modal asing serta bentuk-ben-tuk kerdjasama ekonomi lainnja.
Ternjata tanggapan dan perhatian dunia internasional, baik bilateral maupun multilateral serta pengusaha-pengusaha swasta asing, sangatlah meningkat dalam tahun 1968 ini di-bandingkan dengan tahun 1967 dan sebelumnja.
Ini dapat dibuktikan bahwa usaha mendapatkan kredit luar negeri jang kita perlukan guna pembiajaan pembangunan, ter-njata telah berhasil dengan sukses, bahkan melampaui djum-lah jang kita harapkan. Apabila kita pernah mengadjukan djumlah 325 djuta dollar pada Amsterdam Meeting bulan No-pember 1967, maka ternjata sekarang bahwa kesediaan efektif negara-negara kreditor itu telah mentjapai djumlah disekitar 400 djuta dollar, dalam bentuk-bentuk kredit BE, kredit projek dan "grant".
Disamping itu tawaran-tawaran serta persetudjuan dalam rangka investasi modal asing dalam rangka Undang-undang Pe-nanaman Modal Asing dan Undang-undang Pertambangan, dju-
54
ga sangat meningkat. Sampai bulan Djuli 1968, maka telah disetudjui oleh Pemerintah Indonesia tidak kurang dari 60 in-vestasi penanaman modal asing diberbagai bidang, tidak ter-masuk bidang minjak dan perbankan. Djumlah modal asing jang ditanamkan itu meliputi djumlah tidak kurang daripada 300 djuta dollar.
Kerdjasama teknik dengan luar negeripun mengalami pening-katan. Tidak kurang dari 1.300 orang telah mendapatkan tugas beladjar keluar negeri dalam tahun 1967 dan 1968 atas beban negara jang bersangkutan. Sedjumlah lebih dari 240 orang expert telah datang di Indonesia untuk membantu Indonesia dalam hal survey, riset dan sebagainja; kesemuanja atas biaja negara atau badan-badan internasional lainnja.
Dalam kesempatan ini saja ingin menjampaikan penghargaan dan terimakasih Bangsa Indonesia atas pengertian dan good-will dari negara-negara sahabat dalam membantu dan beker-djasama dengan Indonesia dalam melaksanakan perbaikan ekonominja.
Disamping peningkatan hubungan luar negeri dengan negara-negara sahabat pada umumnja, kegiatan politik luar negeri kita sekarang memang pertama-tama ditudjukan kepada peng-galangan kerdjasama jang lebih mantap diantara negara-nega-ra tetangga disekitar kita, sebab disinilah terletak kepentingan Nasional kita jang vital.
Hubungan baik dan saling pengertian jang telah dapat kita pulihkan, kita usahakan untuk ditingkatkan mendjadi kerdja-sama dibidang ekonomi dan kebudajaan jang saling meng-untungkan.
Dengan negara-negara Asia Tenggara, hubungan itu bukan sadja bersifat bilateral, melainkan telah dapat meningkat mendjadi regional; jaitu dengan terbentuknja Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara setahun jang lalu.
Walaupun masih berusia singkat, Perhimpunan ini telah da-pat meletakkan landasan-landasan jang sehat dan bentuk-ben-tuk kerdjasama jang njata; chususnja dibidang ekonomi, so-sial dan kebudajaan.
55
Pertemuan Menteri Luar Negeri dari Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara jang beberapa hari jang lalu diadakan di Djakarta, telah memutuskan untuk menjetudjui projek-projek bersama jang meliputi: produksi dan penjediaan pa-ngan (termasuk perikanan), kepariwisataan, pengangkutan (darat) dan telekomunikasi, pengangkutan laut dan penerbang-an sipil. Dalam waktu dekat mudah-mudahan segera disusul dengan projek-projek mass-media serta perdagangan dan industri.
Jang penting diperhatikan disini adalah, bahwa untuk per-tama kalinja dalam sedjarah bangsa-bangsa di Asia Tenggara telah berusaha dengan njata dan sungguh-sungguh untuk me-menuhi kebutuhannja sendiri dan dengan kemampuan jang dimilikinja sendiri. Projek-projek memang sengadja dimulai dari projek-projek jang mendjadi kebutuhan bersama, mampu dibiajai sendiri dan dapat dikerdjakan.
Dengan demikian maka setiap projek jang dapat diselesai-kan, berarti akan menambah kepertjajaan pada diri sen-diri dan kepada Perhimpunan ini.
Kemampuan dan kepertjajaan pada diri sendiri inilah jang harus kita pupuk bersama, sebab tanpa kemampuan dan ke-pertjajaan itu, tjepat atau lambat Asia Tenggara akan djatuh kelembah kekuasaan asing.
7. Produksi industri :
Usaha untuk mentjiptakan iklim jang baik bagi industri da-lam negeri dengan berbagai peraturan jang bersifat melindungi terhadap barang-barang impor, tarip bea masuk, perkreditan, perpadjakan dan sebagainja, telah dilakukan dan usaha-usaha penjempurnaan terus dilakukan.
Usaha rehabilitasi, perluasan dan penjelesaian pabrik-pabrik djuga mendapatkan perhatian dalam batas-batas biaja dan persjaratan tehnis jang telah ada.
Dalam rangka ini maka usaha meningkatkan produksi ke-radjinan Rakjat seperti pembatikan, keradjinan perak, ukiran
56
kaju dan lain-lain akan terus diusahakan dengan menjediakan bahan dan alat-peralatan jang diperlukan.
Berbagai djenis industri ringan telah dapat meningkatkan produksinja seperti pabrik korek-api, plastik, sabun, minjak goreng dan sebagainja.
Saudara-saudara sekalian;
Apabila kita melihat pada fakta-fakta dan data-data terse- but diatas, maka tampaklah bahwa usaha-usaha stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi kita telah mentjapai kemadjuan. Ke-madjuan-kemadjuan tersebut telah kita tjapai sebagai hasil- hasil maksimal sampai sekarang daripada usaha-usaha dan kerdja keras dengan kondisi ekonomi jang serba terbatas se- djak Kabinet Ampera mulai melaksanakan tugasnja. Sudah barang tentu tidak semua usaha berdjalan lantjar, djelas ada hal-hal jang menimbulkan keketjewaan-keketjewaan, tetapi kiranja kurang beralasan untuk mengatakan bahwa kegiatan ekonomi dan perdagangan kita mengalami kelesuan atau ke-matjetan.
Dengan hasil rehabilitasi jang telah ditjapai serta kesta- bilan relatif dari harga-harga barang, maka kiranja kita akan segera dapat memasuki babak pembangunan.
Saudara-saudara sekalian;
Sebelum saja mendjelaskan pokok-pokok rentjana, pemba-ngunan lima tahun, maka saja ingin mengemukakan masalah anggaran belandja.
Mengenai pelaksanaan anggaran belandja 1968, saja tidak akan memberikan uraian disini; oleh karena Menteri Keuangan telah memberikan laporan tertulis serta pendjelasan-pendje-lasan setjara luas dan mendalam kepada fihak DPR-GR. Da- lam kesempatan ini saja hanja ingin menegaskan, bahwa pe-laksanaan anggaran belandja tahun ini akan merupakan alat jang penting dalam mempersiapkan landasan-landasan pemba-ngunan dalam tahun depan, baik dalam usaha memantapkan
57
stabilisasi harga-harga, dalam rangka meningkatkan kegiatan perdagangan dan produksi dalam masjarakat maupun dalam memperlantjar pelaksanaan rehabilitasi prasarana jang men-djadi beban tanggung-djawab Pemerintah.
Saudara Ketua dan Saudara-.saudara sekalian;
Sebagai salah satu usaha dalam mempersiapkan diri untuk pelaksanaan pembangunan tahun depan, maka setelah diada-kan penindjauan setjara mendalam, Pemerintah bermaksud untuk mengadakan perubahan Tahun Anggaran jang dewasa ini berlaku, jaitu dari 1 Djanuari sampai dengan 31 Desember, mendjadi dari 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikut-nja. Kesimpulan dan putusan Pemerintah ini didasarkan atas pertimbangan kegunaan dan kedaja-gunaan penjelenggaraan APBN dengan diserasikan pasang-surutnja penerimaan dan pengeluaran negara dengan pasang-surutnja kegiatan ekonomi dalam masjarakat dalam djangka waktu satu tahun anggaran.
Maksud Pemerintah ini setjara resmi telah saja adjukan pada pimpinan DPR-GR sebulan jang lalu dan telah pula di-adakan pembitjaraan setjara tehnis antara fihak DPR-GR dan Saudara Menteri Keuangan, jang mendapatkan tanggapan jang sangat positif dari fihak DPR-GR.
Oleh karena itu pada hari ini Pemerintah akan mengadju-kan dengan resmi Rantjangan Undang-undang tentang peru-bahan tahun anggaran jang dimaksud dan sekaligus djuga Rantjangan Undang-undang APBN untuk kwartal pertama tahun 1969, jang merupakan anggaran pendapatan dan belandja Negara Peralihan sebelum kita mengindjak pada tahun angga-ran jang baru pada tanggal 1 April 1969.
Pengadjuan Rantjangan Undang-undang APBN tahun 1969 (tahun anggaran baru) akan diadjukan oleh Pemerintah pada bulan Desember, jang mudah-mudahan akan merupakan tra-disi baru jang akan berlangsung setiap tahun.
Pokok-pokok kebidjaksanaan dalam penjusunan Anggaran Pendapatan dan Belandja Negara Peralihan itu dapat ditegas-kan sebagai berikut :
58
P e r t a m a: Diarahkan untuk membulatkan usaha reha-bilitasi dan stabilisasi ekonomi untuk meletakkan batu-batu terachir dalam mempersiapkan landasan pembangunan. Dalam rangka ini, maka usaha pengendalian inflasi tetap me-rupakan, salah satu usaha utama, sehingga prinsip anggaran belandja jang seimbang tetap dipegang teguh.
K e d u a: Keseluruhan anggaran dipergunakan untuk me-laksanakan program-program Pemerintah setjara keseluruhan, sehingga penggunaannja disesuaikan dengan prioritas kegiatan dalam rangka rehabilitasi dan stabilisasi itu.
K e t i g a: Penggunaan anggaran routine diprioritaskan kepada pengeluaran-pengeluaran jang membantu usaha sta-bilisasi dan rehabilitasi ekonomi itu, sehingga pengeluaran-pengeluaran jang sifatnja dapat mendorong inflasi harus, di-hindarkan. Dalam batas-batas ruang gerak tersebut diatas, perbaikan penghasilan pegawai negeri dan ABRI harus men-dapatkan perhatian sepenuhnja.
K e e m p a t: Penggunaan Anggaran Pembangunan, prio-ritas diberikan kepada kegiatan rehabilitasi alat-alat produksi dan prasarana, sebagai kelandjutan daripada rentjana tahun 1968. Disamping itu prioritas djuga akan diberikan kepada usaha-usaha rehabilitasi pedesaan jang dilakukan langsung oleh Rakjat didesa; dalam hubungan ini pengeluaran anggaran akan merupakan bantuan untuk mengerahkan kemampuan masjarakat desa, antara lain dengan memberikan fasilitas kredit desa.
Selandjutnja mengenai pendjelasan dan materi setjara ter-perintji daripada APBN „Peralihan” akan dapat dipeladjari da-lam Nota Keuangan serta Rantjangan APBN Peralihan itu sendiri.
Saudara Ketua dan para Anggota Dewan jang terhormat;
Apabila kita menilai kondisi-kondisi sekarang berdasarkan hasil-hasil jang telah dapat ditjapai dalam tahap stabilisasi dan rehabilitasi, jang akan dimantapkan dalam beberapa bulan jang akan datang ini, maka jakinlah kita bahwa pada tahun
59
depan Insja Allah pelaksanaan pembangunan lima tahun dapat kita mulai.
Sudah djelas bahwa Rentjana Pembangunan Lima Tahun itu harus kita lakukan dengan teliti dan konsisten.
Penjusunan Rentjana Pembangunan Lima Tahun didasarkan atas kondisi-kondisi dan keadaan objektif jang kita miliki, di-hubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan jang mendesak bagi Rakjat banjak. Walaupun demikian, .dalam keseluruhan sasaran pembangunan itu diletakkan pula dalam rangka keseluruhan pembangunan ekonomi kita djangka pandjang.
Sebagaimana Saudara-saudara telah maklum, Pemerintah telah menjusun konsepsi Pola Program Umum Nasional dan Pola Dasar Rentjana Pembangunan Lima Tahun jang telah diadjukan kepada Badan Pekerdja MPRS mendjelang Sidang Umum ke-V MPRS.
Konsepsi tersebut pada pokoknja akan didjadikan pegangan oleh Pemerintah, dan kini sedang disempurnakan dan diperintji oleh BAPPENAS dengan bekerdja sama dengan Departemen-departemen.
Dalam kesempatan ini, saja ingin mengemukakan pokok-pokok rentjana tersebut untuk pengarahan sementara daripada pembangunan lima tahun tahap pertama.
Landasan perhitungan daripada sasaran bidang pangan di-dasarkan pada nilai gizi makanan Rakjat, jang pada tahun 1968 sekarang ini baru dapat ditjapai djumlah 1700 kalori per-kapita/ sehari dan 35 gram protein per-kapita/sehari. Padahal kebu-tuhan jang diperlukan bagi manusia Indonesia adalah 2100 ka-lori dan 55 gram per-kapita/sehari, kebutuhan ini tidak akan berobah dalam djangka waktu sepuluh tahun.
Pemerintah telah merentjanakan untuk mentjapai target itu dalam tahun 1973, hal ini berarti bahwa produksi pangan harus ditingkatkan, chususnja beras sebagai bahan makanan pokok Rakjat harus dapat mentjapai kenaikan produksi dari 9,8 djuta ton pada tahun 1968 sekarang ini mendjadi 15,4 djuta ton pada achir tahun 1973, suatu pertambahan produksi sebesar lebih dari 50% dalam djangka waktu 5 tahun.
60
Dalam masa jang lampau, untuk djangka waktu 1950-1960 produksi beras rata-rata bertambah sekitar 2,4% setahunnja, sedangkan dalam djangka waktu 1960-1967 rata-rata hanja bertambah sekitar 1,5% setahunnja. Tapi perlu diingat pula bahwa dalam masa-masa jang lampau itu bidang pertanian, chususnja prasarana pertanian sebenarnja sangat terbengkalai.
Disamping beras, produksi bahan pangan jang lain djuga wadjib ditingkatkan antara lain, djagung, sagu, ubi-ubian, katjang-katjangan, ikan, daging, telur, susu, sajur majur, buah-buahan, gula, lemak, dan minjak, jang dapat melengkapi djum-lah kebutuhan akan kalori dan protein itu jang diperlukan.
Untuk mentjapai target-target tersebut diatas dalam masa pembangunan lima tahun dari djumlah areal sawah teknis 1,7 djuta ha, dan areal sawah setengah teknis 760.000 ha, akan di-selenggarakan perbaikan dan penjempurnaan prasarananja meliputi areal sawah teknis 580.000 ha dan areal sawah sete-ngah teknis 250.000 ha.
Disamping itu akan diadakan perluasan pengairan teknis jang dapat mengairi areal sedjumlah 430.000 ha.
Usaha-usaha ini bukan sadja memperluas tanah pertanian jang memperoleh pengairan setjara teratur, melainkan djuga menambah daerah jang dapat menjelenggarakan panenan dua kali setahun.
Dengan demikian diperhitungkan bahwa dalam tahun 1973 areal panenan baik rendengan maupun gadu jang dapat meng-gunakan bibit unggul PB 5 dan PB 8 dengan sistim pemupukan intensif akan dapat mentjapai areal 3,5 sampai 4 djuta ha.
Perbaikan-perbaikan dan pembangunan-pembangunan projek-projek pengairan jang tjukup besar akan dilaksanakan didaerah pertanian seperti Atjeh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Djawa Barat, Djawa Tengah, Djawa Timur, Bali, Lombok, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan dan lain-lain.
Dalam tahun 1969 nanti akan dimulai dan dilandjutkan pem-bangunan projek-projek seperti Krueng Djrue, Krueng Baro
61
di Atjeh; Way Seputih; Way Djepara dan Punggur Utara di Lampung; projek-projek Tjisadane, Tjidurian, Tjiudjung dan Rentang di Djawa Barat; projek-projek Semarang Timur, Pe-mali, Gambarsari, Pesanggrahan, Sempor dan Tadjum di Djawa Tengah; projek-projek Sampean Baru dan projek serbaguna sungai Brantas dengan bendungan-bendungan Karang Kates, Kalikonto, dan Kali Porong di Djawa Timur; projek-projek Kelara dan Sandang di Sulawesi Selatan dan projek Dumoga Kanan di Sulawesi Utara.
Djuga direntjanakan pembangunan projek pengembangan wilajah perairan Lampung, Bengawan Solo, Tjimanuk dan Djra-tun Selema.
Dalam rangka ekstensifikasi tanah pertanian akan dikem-bangkan persawahan pasang-surut, antara lain projek Sungai Barito di Kalimantan Tengah, Selatan; di Kalimantan Barat, Riau, Djambi, Sumatera Selatan dan lain-lain daerah.
Pertimbangan mengutamakan persawahan pasang-surut adalah karena pembukaan hutan untuk tanah persawahan pasang-surut adalah relatif lebih rendah biajanja bila diban-dingkan dengan type-type persawahan jang lain, sekaligus da-pat diselenggarakan pemindahan tenaga-kerdja dalam rangka transmigrasi dalam djumlah jang tjukup besar.
Disamping peningkatan produksi beras maka dalam djangka waktu lima tahun jang akan datang djuga diusahakan pertam-bahan produksi bahan-bahan makanan jang lain, Dewasa ini produksi djagung meningkat dengan tjepat berkat penggunaan bibit unggul. Bilamana dipergunakan pupuk dan tjara bertjotjok tanam jang lebih baik maka dalam tahun-tahun jang akan da-tang diperkirakan bahwa pertambahan produksi akan melebihi kebutuhan konsumsi sehingga selebihnja dapat diekspor. Sebe-narnja nilai gizi djagung tidak banjak bedanja dengan nilai gizi beras, akan tetapi besarnja konsumsi banjak tergantung dari selera konsumen. Sementara itu pasaran djagung diluar negeri dewasa ini dan dalam tahun-tahun jang akan datang sangatlah baik. Kesempatan ini harus dipergunakan dan untuk itu kwa-litas harus didjaga sebaik-baiknja.
62
Kebutuhan akan protein diusahakan untuk dipenuhi dengan peningkatan produksi katjang-katjangan, sajur-majur, ikan, unggas, ternak dan sebagainja. Untuk ini direntjanakan penju-luhan jang lebih intensif serta penjediaan sarana-sarana jang diperlukan. Direntjanakan pula perbaikan serta perluasan dari sumber-sumber perikanan darat, terutama melalui perbaikan dan perluasan sistim pengairan. Penjediaan alat-alat jang di-perlukan oleh para nelajan akan meningkatkan produksi ikan laut.
Dalam bidang pertanian maka perkebunan, kehutanan dan perikanan laut adalah sumber-sumber devisa jang sangat penting bagi pembiajaan pembangunan dimasa depan. Hasil-hasil perkebunan menghadapi masalah jang sulit bukan sadja karena menurunnja harga-harga dipasaran dunia melainkan djuga karena menurunnja daja saing terhadap hasil produksi negara-negara lain. Hal ini disebabkan karena sektor perkebun-an telah lama terlantar. Langkah-langkah jang direntjanakan antara lain ialah perentjanaan investasi dan peremadjaan, penanaman barn dan usaha-usaha memperluas matjam tanam-an, misalnja mengganti sebagian dari tanaman karat dengan tanaman kelapa sawit. Dibidang produksi direntjanakan untuk menggunakan tehnologi modern jang dapat lebih meningkatkan produksi dan menekan biaja.
Dibidang pemasaran diusahakan peningkatan kelantjaran, sedang kerdjasama internasional akan lebih dimanfaatkan. Salah satu hasil perkebunan jang memiliki potensi baik adalah kelapa sawit. Berlainan dengan hasil perkebunan maka kehu-tanan mempunjai prospek jang sangat baik sebagai penghasil devisa. Diperkirakan bahwa dalam tahun-tahun tudjuh puluhan nanti sektor kehutanan akan merupakan salah satu penghasil devisa jang utama. Disamping peningkatan ekspor, dengan sedjauh mungkin dalam wudjud bahan jang terolah, maka perentjanaan dibidang kehutanan djuga diarahkan kepada pemanfaatan hasil kehutanan bagi produksi dalam negeri, antara lain sebagai bahan perumahan Rakjat, pabrik kertas dan sebagainja. Disamping itu direntjanakan penanaman kembali
63
hutan-hutan dalam rangka pemeliharaan tanah serta pengenda-lian bandjir. Sumber devisa jang djuga memiliki potensi besar adalah perikanan laut, karma tersedianja udang, ikan tuna dan lain-lain dalam djumlah jang besar. Untuk memanfaatkan per-ikanan laut diperlukan investasi dalam perkapalan serta alat-alat penjimpanan dan pengolahan. Bersama-sama dengan hasil-hasil pertambangan maka ditaksir bahwa djumlah ekspor hasil-hasil perkebunan, kehutanan dan perikanan dalam beberapa tahun jang akan datang bertambah dengan 6 - 9 persen setahunnja. Pertambahan ini akan banjak tergantung dari djumlah investasi dan penjempurnaan management.
Sekalipun bidang pertanian menduduki tempat utama dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun namun dalam djangka pan-djang tudjuannja ialah untuk berangsur-angsur merobah struk-tur ekonomi Indonesia jang kini berat sebelah agraris mendjadi struktur ekonomi jang lebih seimbang.
Untuk lima tahun jang akan datang ini perkembangan industri direntjanakan untuk pertama-tama mengutamakan industri-industri jang menundjang pembangunan pertanian, diantaranja industri pupuk, obat hama dan alat-alat pertanian. Mengenai industri pupuk direntjanakan untuk memperluas pabrik pupuk PUSRI di Palembang dari kapasitas produksi 100.000 ton urea setahun mendjadi 400.000 ton setahun. Telah direntjanakan pula untuk menjelesaikan pembangunan projek pupuk mono-fosfat di Tjilatjap untuk kemudian dikembangkan mendjadi triple-fosfat dengan menambah alat-alat. Selandjutnja penje-lesaian projek petrokimia di Gresik akan menghasilkan 65.000 ton urea dan 110.000 ton amonium-sulfat. Dewasa ini di Djawa Barat sedang dilandjutkan eksplorasi mengenai persediaan gas alam untuk meneliti kemungkinan pembangunan projek pupuk dimasa jang akan datang.
Disamping industri insektisida dipersiapkan penelitian menge-nai produksi obat hama jang paling tepat bagi Indonesia. Pene-litian ini dikaitkan dengan survey mengenai hasil-hasil industri jang berasal dari garam. Selandjutnja untuk produksi alat-alat pertanian direntjanakan untuk lebih memanfaatkan industri
64
mesin jang sudah ada, diantaranja: pabrik-pabrik Bharata, Pindad, Boma, dan lain-lain. Banjak alat-alat pertanian jang dapat dibuat di Indonesia sendiri, antara lain : slat penjemprot (sprayers), pompa untuk irigasi, mesin penggilingan padi, mesin untuk perkebunan, pipa saluran dan sebagainja. Dalam lima tahun jang akan datang produksi dari alat-alat tersebut akan ditingkatkan.
Suatu segi lain lagi jang memerlukan perhatian ialah bahwa dengan penggunaan pupuk dan obat hama itu para petani me-merlukan pengeluaran tunai lebih besar. Hal ini seringkali merupakan kesulitan jang besar karena dasar usaha mereka memang sangat sempit. Dalam hubungan ini direntjanakan pengembangan lembaga per-kreditan desa, chususnja berbentuk bank desa dan lumbung desa. Dalam tahun ini telah dimulai pendidikan bagi petugas-petugas bank desa tersebut. Selandjut-nja lembaga per-kreditan Pemerintah jang bertugas dalam bidang pertanian akan diperkuat dan diperluas. Sumber lain untuk pembiajaan ialah dengan djalan memberi kesempatan sepenuhnja kepada pengusaha-pengusaha swasta dan asing untuk membantu para petani dalam penjediaan pupuk, obat hama dan alat-alat lain, seperti pompa dan sebagainja, disertai bimbingan dalam penggunaannja. Pembajaran kembali dapat dilakukan dengan menjerahkan sebagian dari hasil produksi tambahan. Dewasa ini kerdjasama antara para petani dan pengusaha-pengusaha swasta dan asing telah dimulai.
Masalah lain jang tidak kalah penting adalah bidang pema-saran. Keadaan pengangkutan jang masih sulit mengakibatkan adanja perbedaan jang besar antara djumlah jang diproduksi dan djumlah jang tersedia untuk konsumsi. Ditaksir bahwa an-tara produsen dan konsumen kurang-lebih 5 — 10 persen hilang karena kerusakan-kerusakan itu. Keadaan ini seringkali meng-akibatkan perbedaan jang menjolok antara apa jang diterima oleh para petani dan apa jang dibajar oleh para konsumen. Untuk mengatasi hal ini maka dalam rentjana perbaikan dan penjempurnaan djalan diberikan prioritas utama kepada
65
811546-(5)
„djalan-djalan beras”, jakni djalan-djalan jang menghubungkan daerah produksi pangan dan pusat-pusat konsumen.
Segi lain dalam bidang pemasaran berhubungan dengan ma-salah penjimpanan. Kurangnja fasilitas-fasilitas penjimpanan jang baik mengakibatkan kerusakan dan kehilangan jang tidak ketjil. Karena kebanjakan petani tidak memiliki fasilitas pe-njimpanan jang tjukup baik maka seringkali mereka terpaksa segera mendjual padinja sesudah panen dengan akibat timbul-nja perbedaan harga jang sangat besar antara musim panen dan musim patjeklik. Rentjana untuk memperluas pembangunan lumbung-lumbung desa diharapkan akan dapat membantu para petani dalam hal ini. Selandjutnja pembangunan pergudangan jang tjukup baik didaerah-daerah produksi maupun didaerah-daerah konsumsi akan dapat mengurangi kegontjangan-kegon-tjangan harga.
Tjara pengolahan hasil produksi djuga mempengaruhi djum-lah pangan jang tersedia untuk konsumsi. Sebagian besar dari hasil produksi padi masih diolah dengan tjara sederhana. Ren-demen jang diperoleh dengan menumbuk padi adalah lebih rendah daripada pengolahan dengan mesin-mesin penggiling. Oleh karena itu direntjanakan untuk. meningkatkan penggunaan mesin-mesin penggiling.
Djuga akan mendapatkan perhatian chusus hal-hal jang ber-sangkutan dengan usaha-usaha jang mendjamin bagian jang adil bagi petani penggarap serta aspek-aspek sosial jang lain.
Pembangunan dibidang-bidang pengangkutan, pergudangan dan pengolahan akan sangat memperlantjar pemasaran hasil produksi. Dewasa ini keadaan bidang-bidang tersebut belum dapat menampung djumlah produksi jang kini diperoleh, Pe-rentjanaan dibidang-bidang tersebut bukannja ditudjukan untuk menampung djumlah produksi jang kini diperoleh, me-lainkan diarahkan untuk menampung djumlah produksi jang ditetapkan sebagai sasaran pembangunan. Disamping itu pem-bangunan pengangkutan dan pergudangan djuga ditudjukan untuk menampung penjaluran pupuk, obat hama dan alat-alat
66
pertanian jang djumlahnja akan meningkat dengan tjepat. De- ngan demikian djelas bahwa kapasitas pengangkutan, pergu-dangan dan lain-lain harus ditingkatkan. Lantjarnja pemasaran menjebabkan bertambahnja penghasilan para produsen dan hat ini merupakan pendorong untuk menaikkan produksi lebih land jut.
Peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan hasil-hasil ilmu pengetahuan serta tehnodagi modern memerlukan perhatian chusus terhadap kegiatan penjuluhan, pendidikan dan penelitian. Berdasarkan pengalaman-pengalaman jang lampau maka direntjanakan untuk memperbaiki dan memper-luas kegiatan penjuluhan terhadap para petani agar digunakan tjara-tjara produksi dan pemasaran jang setepat-tepatnja. Pen-didikan dibidang pertanian memperoleh perhatian utama, chu-susnja pendidikan bagi tenaga penjuluh. Untuk ini diberikan pendidikan dalam tehnik penjuluhan, tehnik berproduksi dan tehnik pemasaran. Selandjutnja direntjanakan pula perkem-bangan fasilitas-fasilitas untuk menjelenggarakan penelitian jang intensif sehingga apa jang sudah. diperoleh dapat terus-menerus disempurnakan. Demikian pula hasil-hasil jang diper-oleh dinegara-negara lain dapat diteliti untuk disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kita sendiri.
Mengenai pembangunan industri jang menghasilkan barang-barang pengganti impor diutamakan pembangunan industri sendiri agar produksi meningkat dari sekitar 460 djuta meter mendjadi kurang-lebih 900 djuta meter pada achir rentjana lima tahun. Dewasa ini) tidak terdapat keseimbangan jang wadjar antara industri pemintalan, pertenunan dan finishing. Karena itu direntjanakan agar setapak demi setapak keseimbangan jang lebih wadjar dapat tertjapai. Pada waktu ini tidak semua unit-unit pemintalan bekerdja sepenuhnja antara lain karena keku-rangan spareparts dan alat-alat. Untuk keperluan tersebut direntjanakan untuk mendatangkan spareparts dan alat-alat sehingga 60.000 mata pintal jang tersebar diberbagai unit pemintalan akan dapat dimanfaatkan kembali. Selandjutnja direntjanakan pula penambahan mata pintal diunit-unit pemin-
67
talan jang sudah ada sehingga dapat berproduksi setjara lebih ekonomis. Disamping itu perlu diteliti mengenai pembangunan unit-unit pemintalan diberbagai daerah. Disamping pemintalan mata finishing djuga memperoleh perhatian chusus karena ikut menentukan mutu produksi.
Industri pengganti impor jang lain adalah industri kertas. Diberbagai pabrik kertas diadakan perbaikan-perbaikan dan diantaranja ada pula jang diperluas. Pabrik-pabrik tersebut ialah pabrik-pabrik Letjes, Padalarang, Pematang Siantar dan Blabag. Selandjutnja projek-projek kertas Goa dan Banjuwangi diharapkan dapat lekas berproduksi. Dengan demikian kapasitas produksi akan meningkat dari 12,000 ton mendjadi 40.000 ton setahun. Oleh karena terdapat tjukup bahan mentah, sedangkan kebutuhan terus meningkat maka direntjanakan pembangunan pabrik-pabrik kertas jang chusus menghasilkan kertas bung-kus, kertas koran, kertas tulis dan kertas tjetak jang diharap-kan sedikitnja berkapasitas 100 ton sehari. Selandjutnja diusa-hakan penjelesaian projek-projek kertas Martapura, Takengon dan Notog dengan modal swasta Nasional maupun asing.
Dalam rangka pembangunan industri pengganti impor maka direntjanakan modernisasi pabrik soda Waru dalam tahun 1969 untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan chloor tjair jang diperlukan untuk industri, pemurnian air dan sebagainja. Demikian pula sedang diteliti perbaikan dan penjempurnaan perusahaan negara garam untuk diarahkan ke-ekspor dan penggunaan garam untuk pembuatan soda caustic dan hasil-hasil chloor jang diperlukan oleh industri.
Selandjutnja perhatian dan diberikan pula kepada penggunaan jang lebih baik daripada pabrik-pabrik mesin dan logam jang sudah ada. Direntjanakan agar pabrik-pabrik tersebut mengha-silkan barang-barang jang diperlukan bagi pembangunan perta-nian (sprayer, penggilingan padi, pompa irigasi dan sebagai-nja, spareparts dan alat-alat untuk industri sandang, barang-barang untuk infrastruktur (barang-barang besi, pipa dan lain-lain) dan barang-barang jang diperlukan untuk
68
industri-industri jang lain (generator, kabel-kabel dan sebagai-nja).
Perkembangan industri ringan dan keradjinan Rakjat mem-peroleh perhatian utama, antara lain karena kemampuannja untuk menampung tenaga-kerdja. Untuk ini balai-balai peneli- tian akan diperbaiki dan diperluas sehingga dapat mendjalankan fungsinja jang wadjar. Diperlukan pula penjuluhan dan bim-bingan jang aktif dari Pemerintah. Dalam rangka menarik modal asing untuk ditanam dibidang industri maka dirintis usaha pembangunan „industri estate” jang akan menjediakan fasilitas-fasilitas tanah, djalan, listrik, air dan sebagainja bagi industri-industri jang barn.
Mengenai pembangunan industri jang menundjang bidang prasarana diutamakan industri semen. Sekaligus industri ini menjediakan bahan baku untuk pembangunan dam-dam, peng-airan dan untuk perumahan Rakjat. Pabrik semen Gresik diren-tjanakan untuk diperluas sehingga kapasitas produksi jang sekarang 375.000 ton setahun mendjadi 500.000 ton setahun. Perbaikan pabrik semen Padang ditudjukan untuk selangkah demi selangkah menaikkan produksi dari 120.000 ton mendjadi 220.000 ton setahun. Dan dalam waktu dekat projek semen Tonassa dengan kapasitas 120.000 ton setahun akan mulai ber-produksi. Sementara itu sedang diadakan survey geologi setjara intensif didaerah Tjibinong dalam rangka persiapan mendirikan pabrik semen baru dengan kapasitas 400 sampai 500.000 ton setahun. Dengan demikian dalam lima tahun jang akan datang djumlah produksi semen dalam negeri akan mendjadi dua-setengah kali lipat jakni dari 495.000 ton mendjadi 1.250.000 ton setahun.
Industri lain jang menundjang prasarana ialah industri assembling kendaraan bermotor jang akan ditingkatkan setjara bertahap sehingga dapat membuat spareparts dan body-parts kendaraan. Demikian pula untuk djangka waktu lima tahun ini direntjanakan perbaikan serta perluasan pabrik-pabrik ban mobil jang ada serta penjelesaian projek ban di Palembang. Kapasitas produksi seluruhnja berangsur-angsur akan bertam-
69
bah dari 625.000 ban mendjadi 1.500.000 ban setahun. Hal ini akan mentjukupi kebutuhan.
Bidang pertambangan mengandung potensi-potensi jang besar bagi usaha pembangunan. Disamping peningkatan produksi maka dewasa ini diselenggarakan eksplorasi untuk perluasan tjadangan-tjadangan barn bagi peningkatan produksi jang sudah berdjalan maupun bagi pembukaan eksploitasi pertam-bangan jang baru.
Mengenai tambang timah dewasa ini sedang diselenggara-kan rehabilitasi, antara lain dari kapal-kapal keruk, untuk di-landjutkan dengan perluasan. Dalam rangka penanaman mo-dal asing diselenggarakan eksplorasi dan akan dilandjutkan dengan pengembangan timah diperairan antara P. Singkep dan P. Bangka dan disekitar P. Karimata. Dibidang nikkel ke-tjuali melandjutkan produksi jang sudah ada djuga telah di-adakan persetudjuan untuk eksplorasi dan pengembangan nikkel didaerah Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara. Di-usahakan agar penggalian ,dikemudian hari selalu dikaitkan dengan pengolahan bahan-bahan galian didalam negeri sehing-ga jang diekspor adalah hasil-hasil jang telah diolah. Selan-djutnja terdapat pula nikkel di P. Waigeo di Irian Barat. Tem-baga terdapat di Irian Barat dan bilamana memberikan hasil jang tjukup maka akan diadakan eksploitasi dan pengolahan bidjih tembaga. Pada waktu ini bauksit diekspor keluar-ne- geri. Disamping itu sedang diusahakan penjelenggaraan eksplorasi dan eksploitasi bauksit setjara jang lebih besar dan jang dilandjutkan dengan pembangunan pabrik aluminium. Di-rentjanakan agar pembangunan projek tersebut dapat dihu-bungkan dengan pembangunan projek listrik Asahan.
Produksi minjak bumi dewasa ini meningkat dan sementara itu diadakan eksplorasi baik didaratan maupun dilautan lepas-pantai. Diharapkan bahwa pada tahun 1971 akan diperoleh tja-dangan-tjadangan baru maupun tambahan, sehingga akan me-rupakan tambahan produksi. Disamping memenuhi kebutuhan masjarakat akan bahan bakar minjak maka gas bumi jang terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Djawa Ba-
70
rat akan dimanfaatkan untuk produksi petrokimia seperti plastik, obat-obatan dan bahan pakaian. Selandjutnja diren-tjanakan pembangunan pengilangan minjak baru di Dumai.
Bidang pertambangan jang dewasa ini suram ialah batu-bara. Produksinja menurun, sehingga pemasarannja terdesak oleh bahan bakar minjak jang lebih murah harganja. Disam-ping keperluan rehabilitasi maka diusahakan adanja keseim-bangan dalam penggunaan semua djenis bahan bakar dan tenaga. Hal ini bukan sadja menjangkut minjak bumi mela-inkan djuga listrik, perkapalan, kereta api dan lain-lain.
Pembangunan bidang prasarana perhubungan memerlukan perhatian jang alias karena banjak sekali jang terlantar selama ini. Mengenai djaringan djalan direntjanakan agar dalam djang-ka waktu 5 tahun seluruh djalan negara dan djalan propinsi jang djumlah pandjangnja 17.000 Km diperbaiki sehingga kem-bali berfungsi optimal menurut klas djalan jang bersangkutan. Dari djumlah ini sepandjang 2.500 Km memiliki intensitas ken-daraan sangat tinggi sehingga sering kali rusak, untuk itu perlu adanja up-grading. Selandjutnja bagi djalan negara dan propinsi jang lalu-lintasnja padat dan mempunjai arti ekono-mi jang penting, perlu diadakan pemindahan tracee. Djembat-an-djembatan didjalan negara dan propinsi akan diperbaiki dan atau diganti. Projek-projek djalan jang sudah dikerdja-kan akan diselesaikan, diantaranja di Nusa Tenggara, Kali-mantan, Atjeh dan Riau. Kurang-lebih separo dari djalan-dja-lan jang diperbaiki dan ditingkatkan terletak di Sumatera. Di-antaranja ialah djalan Lho Seumawe — Langsa dan Bukitting-gi — Kotanopan — Sipirok. Dalam tahun 1969 akan dibangun bengkel-bengkel untuk pemeliharaan alat-alat besar bagi tra-cee Banda Atjeh — Medan dan Djakarta — Semarang. Selan-djutnja akan diselenggarakan survey dari djalan-djalan dise-luruh Indonesia dengan bantuan PBB dan Bank Dunia sebagai persiapan pengembangan djaringan djalan.
Perentjanaan perhubungan udara antara lain meliputi per-baikan dan peningkatan pelabuhan-pelabuhan udara, termasuk alat-alat telekomunikasi, penerangan, alat-alat pembantu na-
71
vigasi, alat-alat bahaja kebakaran dan lain-lain. Dalam lima tahun jang akan datang sedjumlah lapangan udara akan men- dapat perhatian utama, diantaranja pelabuhan udara Makasar, Medan, Palembang, Menado, Bandjarmasin, Pontianak, Padang, Bengkulu, Djambi, Beranti (Lampung), Rengat dan Banda Atjeh.
Pada tahun 1969 akan diperbaiki dan diselesaikan penjem-purnaan pelabuhan-pelabuhan udara Makasar, Medan, Pa-lembang.
Untuk memperbesar armada udara niaga, maka mulai tahun 1969 sudah akan dapat ditambahkan 4 buah Fokker Friend-ship serta 2 pesawat D.C. 9 baru. Dibidang perhubungan udara ini diprioritaskan penerbangan-penerbangan dalam negeri, dalam rangka memperbaiki perhubungan antar daerah. Ketju-ali itu dalam tahun 1969 akan didapatkan spareparts bagi pe-sawat-pesawat Otter. Dengan usaha-usaha tersebut diatas dimaksudkan pula supaja terdapat perbaikan dalam pelajanan dinas-dinas perhubungan udara, ketepatan waktunja dan lain-lain.
Pada waktu ini telah diidjinkan pembukaan penerbangan dalam negeri kepada 9 Perusahaan Swasta, dengan maksud memperlantjar hubungan udara jang ada sekarang ini.
Usaha perluasan dan perbaikan telekomunikasi antara lain dilakukan penambahan djumlah pesawat telpon dan pemba-ngunan hubungan micro-wave antara Djakarta — Bandung — Semarang — Surabaja. Dengan adanja hubungan micro-wave ini maka hubungan telpon, telex, TV dan lain-lain antara tem-pat-tempat tersebut dapat dipermudah. Ketjuali itu akan dila-kukan peningkatan dinas komunikasi djarak djauh antara Dja-wa dan pulau-pulau lainnja. Demikian pula dalam 5 tahun jang akan datang ini akan dibuka kantor-kantor pos Baru jang di-perlukan.
Pada tahun 1969 sudah akan dimulai pembangunan telpon otomatis di Semarang dan pembangunan hubungan micro- wave antara Bandung — Semarang.
72
Sedjalan dengan ini diusahakan survey dan penelitian dja-ringan telekomunikasi jang paling tepat dan effisien untuk seluruh Indonesia. Pada tahun ini telah ditanda-tangani kon-trak dengan I.T.T. untuk membangun Stasiun Komunikasi Satelit. Djikalau hal ini telah terlaksana maka hubungan tele-komunikasi, TV dan lain-lain dari luar-negeri dapat terseleng-gara. Achirnja dapat disebutkan bahwa pada tahun ini djuga telah dibuka satu industri telekomunikasi di Bandung jang di-lakukan dengan kerdjasama dengan perusahaan asing.
Perentjanaan pembangunan perhubungan laut antara lain meliputi perbaikan dan peningkatan pelabuhan-pelabuhan, per-luasan pelajaran, perbaikan dermaga, perambuan dan alat-alat navigasi, termasuk perhubungan antara pelabuhan-pela-buhan serta antara kapal dan pelabuhan. Djuga diutamakan sekali pekerdjaan pengerukan pelabuhan-pelabuhan diantara-nja Palembang, Bandjarmasin, Belawan dan Surabaja. Tudju-an utama jang hendak ditjapai adalah peningkatan waktu pe-makaian kapal-kapal, dinas pelajaran jang teratur, menghin-darkan kongesti dan perdjalanan kapal jang tepat waktunja. Djuga diselenggarakan pelajaran sungai, terutama disungai-sungai Asahan, Indragiri, Batanghari, Musi, Kapuas, Maha-kam dan lain-lain.
Dibidang kereta-api direntjanakan perbaikan dan pembaha-ruan djalanan kereta-api beserta djembatan-djembatan. Ke-adaan bantalan kereta-api sudah banjak sekali jang rusak dan harus diganti. Disamping itu djuga diadakan perbaikan-per-baikan persinjalan dan alat-alat telekomunikasi. Oleh karena kebanjakan lokomotif sudah terlalu tua maka direntjanakan penambahan lokomotif, jang sebagian akan tersedia dalam tahun 1969.
Mengenai penjediaan air bersih/minum akan dilakukan pula perbaikan-perbaikan serta perluasan-perluasan instalasi air minum dalam djangka waktu pembangunan jang akan datang. Untuk tahun 1969 akan dilakukan rehabilitasi serta perluasan instalasi air minum diberbagai kota, antara lain pembangunan instalasi air minum di Semarang dan Djakarta.
73
Pada achir tahun ini akan dapat diselesaikan instalasi air minum baru di Surabaja, Pontianak, Padang, Tandjunguban. Projek rehabilitasi instalasi air minum jang akan selesai pada achir tahun 1968 ialah di Makasar jang semula dengan kapa-sitas 50 liter per-detik ditingkatkan mendjadi 150 liter per-detik.
Dibidang pelistrikan rentjana lima tahun akan mengusaha-kan peningkatan penjediaan listrik.
Pada tahun ini telah dapat diselesaikan unit-unit diesel diluar Djawa dan 3 unit Pusat Listrik Tenaga Gas dikota-kota Sema-rang, Medan dan Palembang.
Dilaksanakan pula pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air di Riau Kanan dan satu tambahan unit Pusat Listrik Tenaga Uap di Djakarta, serta rehabilitasi sistim dan distribusi listrik diluar Djawa. Djuga direntjanakan untuk menambah diesel unit di Djawa Tengah dan di Djawa Timur.
Beberapa usaha-usaha dibidang pelistrikan dalam djangka waktu lima tahun jang akan datang antara lain ialah penambah-an pelistrikan di Djakarta, penambahan diesel unit di Djawa dan diluar Djawa, pembangkitan listrik Karangkates, transmi-si listrik di Djawa, perbaikan pembangkitan tenaga listrik di Garung, pelistrikan desa, penelitian daerah Asahan dan survey mengenai sumber-sumber tenaga.
Disamping pro jek-projek jang sifatnja nasional jang saja sebutkan diatas, usaha-usaha pembangunan Daerah akan men-dapatkan perhatian jang perlu disesuaikan dengan sasaran-sasaran nasional jang dalam pengarahannja didasarkan pada kemungkinan-kemungkinan perkembangan Daerah jang ber-sangkutan.
Untuk keperluan pembangunan daerah ini diperlukan penge-rahan dana dan pemanfaatan modal didalam masjarakat sendiri. Dalam hal ini Pemerintah akan memperhatikan unsur-unsur prasarana jang diperlukan.
Dalam rangka pembangunan Daerah, pembangunan desa ha-rus mendapat perhatian utama. Pembangunan desa didalam
74
rangka pembangunan daerah, diusahakan dengan mendorong prakarsa dan mengikut-sertakan Rakjat desa dalam usaha-usaha pembangunan untuk memperbaiki tingkat kehidupannja.
Ini penting karena projek-projek pembangunan nasional ada-lah djangka pandjang sifatnja, sedangkan bagi masjarakat didesa perlu diberikan pendorong untuk memungkinkan melak-sanakan pembangunan „projek-projek desa” jang dapat tjepat dan langsung dirasakan kemanfaatannja oleh Rakjat didesa.
Prioritas pertama ditudjukan kepada pembangunan pengair-an, djalan-djalan dan lain-lain sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, balai-balai pertemuan dan fasilitas-fasilitas desa lainnja.
Dalam tahun 1969 Pemerintah akan memulai dengan penje-diaan kredit desa 'kepada setiap desa diseluruh Indonesia sebe-sar Rp. 100.000,— untuk digunakan dalam rangka usaha pem-bangunan desa, antara lain untuk menjediakan barang-barang atau bahan-bahan jang tidak dapat dihasilkan oleh desa terse-but, seperti paku, semen dan lain-lain.
Dalam rangka pembangunan desa ini djuga akan diusahakan bantuan dalam rangka projek-projek padat karya, kemudian perlu diperbaiki pula lembaga perkreditan desa.
Transmigrasi diselenggarakan dalam bentuk penjediaan dan pemindahan tenaga kerdja jang dibutuhkan oleh. projek-projek pembangunan, dibidang pertanian, industri, pertambangan dan prasarana, jaitu dengan tjara-tjara jang menggunakan banjak tenaga kerdja.
Dibidang pariwisata telah direntjanakan untuk meningkatkan djumlah kedatangan wisatawan-wisatawan dari luar negeri sebanjak 20.000 orang pada tahun 1969.
Potensi pariwisata ini merupakan sumber penambahan devisa jang besar. Dalam tahap pertama prioritas diberikan kepada Pulau Bali, sedjauh jang menjangkut pembiajaan jang mendja-di beban Negara. Untuk ini pembangunan lapangan terbang Tuban telah dapat diselesaikan, dan djaringan djalan-djalan akan diperbaiki.
75
Pada waktu ini sudah dapat diselesaikan studi-studi mengenai design perumahan Rakjat jang sehat, kuat dan murah dan pem-bangunan proto-type-type jang melalui penjuluhan akan dise-barkan guna meningkatkan keadaan dan mutu perumahan Rak-jat baik kwalitatif maupun kwantitatif.
Hal jang terachir ini misalnja dapat dilakukan melalui suatu projek pembangunan perumahan Rakjat murah dan pemba-ngunan perumahan melalui sistim sewa-beli.
Bidang pembangunan Pertahanan & Keamanan tidak dapat dipisahkan daripada pembangunan nasional dalam keseluruhan-nja. Dalam djangka waktu pembangunan lima tahun jang per-tama itu pembangunan fisik militer memang belum banjak jang dapat dilakukan, namun demikian usaha-usaha pembangunan dibidang-bidang lain sekaligus merupakan usaha pembangunan prasarana pertahanan dan keamanan, baik bagi pengembangan kekuatan didarat, laut maupun udara dalam tahap-tahap lan-djutan pembangunan Hankam dikemudian hari.
Potensi jang ada pada ABRI baik organisatoris, tehnis mau-pun kekuatan tenaga, manusianja wadjib dimanfaatkan bagi usaha pembangunan. Oleh karena itu akan diselenggarakan Operasi-operasi Dharma (Civic Action) jang dapat membantu usaha-usaha pembangunan; baik jang bersifat fisik maupun spirituil, baik pada matra darat, laut maupun udara.
Saudara-saudara sekalian;
Demikianlah pokok-pokok rentjana pembangunan lima tahun jang menurut perhitungan sementara akan dapat kita tjapai dalam waktu tersebut. Apabila saja dalam kesempatan ini hanja menitik beratkan projek-projek pembangunan fisik/materiil dan belum menjebutkan projek dibidang sosial dan mental-spi-rituil, itu tidaklah berarti bahwa bidang dikesampingkan atau kurang penting artinja, melainkan karena untuk meren-tjanakan dan melaksanakan pembangunan dibidang ini memer-lukan perhitungan-perhitungan jang lebih teliti; terutama dalam bidang pembiajaan. Dalam pelaksanaan pembangunan tahap pertama ini, sasaran utama adalah peningkatan produksi nasi-
76
onal dan pendapatan nasional, jang dengan sendirinja dengan peningkatan itu langsung atau tidak langsung akan dapat mem-perluas kesempatan dan pengembangan kesedjahteraan rakjat dan mental spirituil Bangsa.
Pokok-pokok rentjana itu dewasa ini sedang dipeladjari dan diolah oleh BAPPENAS beserta tenaga-tenaga achlinja untuk dihitung setjara lebih teliti persjaratan-persjaratan dan kebu-tuhan-kebutuhannja. Untuk kemudian disusun dalam suatu ren-tjana pembangunan setiap tahun jang pasti. Rentjana Pemba-ngunan untuk tahun 1969, sepandjang jang memerlukan pem-biajaan dari Negara akan diadjukan dalam bentuk Rantjangan Undang-undang APBN 1969 jang akan diadjukan pada achir tahun 1968.
Saudara-saudara sekalian jang terhormat;
Untuk melaksanakan pembangunan Nasional setjara ber-sungguh-sungguh diperlukan biaja jang tidak ketjil. Untuk ini kita wadjib menggerakkan segala kemampuan jang ada pada kita sendiri. Tidak mungkin dan tidak lajak bagi sesuatu Bangsa untuk menggantungkan usaha pembangunannja kepada bantuan dari Bangsa-bangsa lain. Setiap bantuan jang diterima dari luar negeri haruslah dipandang sebagai tambahan. Sumber utama dari pembiajaan pembangunan harus datang dari kemampuan kita sendiri. Ini berarti bahwa kita harus berani berkorban demi berhasilnja pembangunan. Apabila pembangunan berhasil maka besar sekali pengaruhnja terhadap penghidupan kita lebih-lebih lagi terhadap penghidupan serta hari depan anak-tjutju kita. Tetapi tanpa kesediaan untuk berkorban maka tidaklah mung-kin pembangunan tersebut berhasil. Hal ini harus kita resapkan benar-benar apabila kita sungguh-sungguh menghendaki pem-bangunan.
Untuk memungkinkan pembiajaan pembangunan maka sum-ber pembiajaan Pemerintah harus ditingkatkan. Hal ini dapat ditjapai dengan meningkatkan penerimaan Pemerintah setjara maksimal, sedang dilain pihak pengeluaran routine harus di-kendalikan dengan sungguh-sungguh.
77
Dengan demikian tersedialah biaja bagi anggaran pemba-ngunan. Makin besar perbedaan antara djumlah penerimaan Pemerintah dan djumlah pengeluaran routine, makin besar pula kemampuan kita untuk membangun. Oleh karena itu adalah ke-wadjiban dari kita masing-masing untuk membantu menambah penerimaan Pemerintah dan membantu meniadakan pengeluar-an routine jang tidak sungguh-sungguh penting. Kita dapat membantu menambah penerimaan Pemerintah dengan men-djalankan segala kewadjiban keuangan kita terhadap Pemerin-tah pada waktunja. Pada hakekatnja membantu menambah penerimaan Pemerintah berarti membantu diri kita masing-masing, karena jang merasakan hasil dari pembangunan adalah kita sendiri, dan lebih-lebih lagi anak tjutju kita masing-masing.
Adalah kewadjiban Pemerintah untuk senantiasa meningkat-kan efisiensi dan intensifikasi pemungutan-pemungutan sehing-ga Pemerintah memperoleh apa jang seharusnja diterima. Di-lain fihak Pemerintah berkewadjiban pula untuk senantiasa berusaha mengendalikan pengeluaran routine setjara selektif dan mengadakan penghematan jang benar-benar efektif. De-ngan demikian djumlah jang tersedia untuk anggaran pemba-ngunan bukan sadja terdjamin, melainkan djustru bertambah dari tahun ke-tahun. Anggaran pembangunan tidak lagi semata-mata tergantung dari tersedianja penerimaan jang berasal dari bantuan luar negeri.
Sumber pembiajaan pembangunan jang lain berasal dari ma-sjarakat sendiri. Sumber-sumber ini perlu dikerahkan dengan djalan mentjiptakan iklim jang mendorong kearah investasi pro-duktif. Penjempurnaan lembaga-lembaga keuangan dan per-bankan serta kebidjaksanaan-kebidjaksanaan fiskal dan mone-ter jang berhasil memelihara stabilitas finansiil akan menum- buhkan perangsang jang kuat bagi pengerahan dan penanaman modal.
Selandjutnja berbagai matjam kegiatan pembangunan da-pat pula dilaksanakan setjara gotong-rojong sehingga penge-luaran dalam bentuk tunai dapat ditekan serendah mungkin
78
Oleh karena sebagian dari biaja pembangunan berbentuk devisa maka peningkatan ekspor merupakan keharusan mutlak. Karena itu segala hambatan fisik dan administratif terhadap kelantjaran ekspor harus disingkirkan. Disamping bahan-bahan ekspor jang sudah ada dan jang terutama berasal dari pertani-an dan perkebunan, perlu segera dikembangkan potensi-potensi ekspor jang terdapat dibidang-bidang kehutanan, pertambang-an dan perikanan. Selain daripada itu perkembangan pariwisata harus pula dipertjepat.
Dilain fihak penggunaan devisa haruslah sehemat mungkin. Susunan impor harus benar-benar mentjerminkan kebutuhan Rakjat banjak dan kebutuhan untuk peningkatan produksi. Dalam hubungan penghematan penggunaan devisa ini maka produksi jang menghasilkan barang-barang pengganti impor harus ditingkatkan dengan tjepat, lebih-lebih lagi jang banjak menggunakan bahan-bahan dalam negeri.
Dalam rangka memanfaatkan modal luar negeri maka dalam hal penanaman modal asing perlu senantiasa diusahakan agar investasi dilaksanakan dalam bidang-bidang jang sesuai dengan prioritas Rentjana Pembangunan Lima Tahun. Modal luar negeri jang diperoleh melalui pindjaman harus diusahakan agar persjaratannja lunak dalam arti pengembaliannja dilaku-kan dalam djangka waktu pandjang dan dengan tingkat bunga rendah serta grace-period jang tjukup lama.
Dalam usahanja memperbaiki iklim untuk berusaha dan untuk penanaman modal bagi pembangunan Pemerintah meng-gunakan berbagai kebidjaksanaan, diantaranja kebidjaksanaan anggaran belandja, kebidjaksanaan perkreditan, dan sebagai-nja jang satu sama lain harus serasi.
Disamping itu segala kebidjaksanaan jang ditudjukan untuk menggairahkan pembangunan tersebut tidak boleh membaha-jakan usaha stabilisasi melainkan djustru harus lebih meman-tapkan lagi tingkat kestabilan jang telah tertjapai. Tingkat kestabilan jang lebih mantap merupakan dorongan jang kuat bagi proses pembangunan.
79
Pengalaman dari masa lampau menundjukkan bahwa pemilih-an projek-projek pembangunan harus dilakukan setjara hati-hati. Hal ini adalah penting sekali untuk menghindarkan terulangnja kegagalan pembangunan dan terhamburnja uang Rakjat. Karena itu kegiatan penelitian serta penjelenggaraan survey adalah sangat penting dan merupakan bagian jang in-tegral daripada kegiatan perentjanaan.
Pelaksanaan dari projek-projek pembangunan meliputi pem-biajaan jang bertanggung djawab dan hemat, lebih-lebih mengingat terbatasnja dana jang tersedia. Karena itu ditetap-kan sistim pembiajaan dan sistim pembelian jang sedjauh mungkin menghindarkan pemborosan dan jang disertai sistim pengawasan jang efektif.
Saudara Pimpinan dan Anggota-anggota DPR-GR jang terhormat ;
Saja telah mendjelaskan masalah-masalah stabilisasi politik dan ekonomi, penertiban aparatur Pemerintahan dan Rentjana Pembangunan Lima Tahun jang merupakan sebagian daripada togas pokok Kabinet Pembangunan.
Berikut ini saja ingin minta perhatian atas persiapan-per-siapan pelaksanaan Pemilihan Umum, salah satu Krida daripada Pantja Krida.
Meskipun batas waktu penjelenggaraan Pemilihan Umum masih agak lama, tetapi persiapan-persiapan penjelenggaraan-nja, terutama bidang teknisnja harus dilakukan mulai sekarang. Dalam hubungan ini Pemerintah mengharapkan agar supaja penjelesaian rantjangan-rantjangan Undang-undang jang berhu-bungan dan mendjadi landasan hukum dari Pemilihan Umum, dapat segera diselesaikan, oleh karena tanpa adanja Undang-undang jang dimaksud, belum dapat dilakukan persiapan-per-siapan setjara terperintji dan pasti.
Saudara-saudara sekalian;
Sekarang, saja akan meminta perhatian jang sungguh-sung-guh dari kita semuanja akan adanja bahaja PKI jang masih tetap mengantjam. Apabila saja tekankan hal ini, bukanlah
80
maksud saja untuk „menakut-nakuti” ataupun bukan untuk „menimbulkan” rasa pesemisme, tetapi djustru untuk menggu-gah kesadaran dan kewaspadaan kita kembali. Harus kita akui bahwa sebagian dari kita memang banjak jang kurang menja-dari bahaja-bahaja ini, bahkan ada pula jang menganggap bahwa bahaja PKI telah habis.
Setjara resmi, PKI sekarang memang telah kita larang; akan tetapi sisa-sisa dan kader-kader mereka jang bergerak dibawah tanah masih ada.
Kita hendaknja selalu berani melihat sedjarah dan beladjar dari sedjarah. Pada tahun 1948 kita memang telah berhasil menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Akan tetapi, karena kesibukan-kesibukan kita menjelesaikan perang kemerdekaan waktu itu kita tidak sempat memberantas PKI sampai keakar-akarnja. Kita barn sadja mengalami, bahwa 17 tahun kemudian sesudah pemberontakan Madiun itu, PKI untuk kedua kalinja telah mengadakan pemberontakan dan teror kedjam pada tahun 1965.
Dari hasil-hasil operasi jang telah dilakukan oleh ABRI, seka-rang saja dapat memberitahukan, bahwa PKI telah berusaha untuk bangun kembali dan merentjanakan melakukan pembe-rontakan lagi. Putjuk pimpinan mereka, jaitu CC-PKI gelap telah lama terbentuk. Dibeberapa daerah jang terpentjil, PKI telah berhasil membuat basis-basis revolusi, sebagai pangkalan dan tempat latihan pemberontakan bersendjata. Organisasi-organisasi gelap mereka terdiri dari tiga unsur, jaitu bagian organisasi, bagian agitasi/propaganda (politik) dan bagian perdjuangan bersendjata. Disamping mengadakan persiapan didaerah-daerah terpentjil itu, kegiatan gelap PKI djuga meng-adakan pengatjauan dikota-kota. Untuk melemahkan kekuatan-kekuatan kita, mereka berusaha mengadu-domba antara kita dengan kita, antara suku dengan suku, antara golongan dengan golongan, antara partai dengan partai, antara pengikut Agama jang satu dengan pengikut Agama jang lain, antara Angkatan dengan Angkatan, antara atasan dengan bawahan, dan seba-
81
811546-(6)
gainja. Pendek kata, dalam usaha mereka untuk memetjah-belah persatuan dan kesatuan kekuatan Pantja-Sila mereka berusaha menjusup kedalam seluruh tubuh kita, termasuk djuga tubuh ABRI.
Dibeberapa daerah, organisasi gelap mereka telah terbentuk mulai dari tingkat desa sampai ketingkat Propinsi. Didesa-desa mereka membentuk kekuatan fisik jang disebut Regu Bela Diri, didaerah Ketjamatan dan Kabupaten mereka membentuk „Gerilja Desa” dan diwilajah jang lebih besar mereka memben-tuk „Detasemen Gerilja”. Dari hasil-hasil penjelidikan jang diperoleh alat-alat keamanan menundjukkan, bahwa sebagian dari perampokan dan teror jang dilakukan dikota-kota dan didesa-desa djustru dilakukan oleh PKI gelap ini. Dibeberapa tempat mereka djuga telah melakukan kegiatan-kegiatan sabo-tase terhadap objek jang vital; bahkan pernah melakukan pe-njerbuan kegudang sendjata ABRI.
Berkat kewaspadaan dan kegiatan-kegiatan operasi ABRI terns-menerus, maka sebagian besar dari organisasi-organisasi gelap mereka telah dapat dibongkar dan pemimpin-pemimpin-nja ditangkap.
Karena kegiatan-kegiatan operasi ABRI ini, maka sebagian dari basis-basis revolusi mereka djuga dapat dihantjurkan. Oleh karena itu mereka kemudian memusatkan kekuatannja dan basisnja didaerah Blitar Selatan (Djawa Timur). Basis inipun segera ,diketahui dan dapat dihantjurkan oleh ABRI.
Disini setjara resmi saja menjatakan, bahwa sebagai hasil operasi ABRI didaerah Blitar Selatan ini, maka telah dapat di- tangkap hidup-hidup atau tertembak mati tokoh-tokoh PKI, seperti: Oloan Hutapea (mati), Tjugito, Munir, Ir. Surachman (mati), Nj. Sukatno, Ruslan Widjojosastro, Rewang, Suwandi, bekas Kapten Sutjiptohadi, Sukarman alias Bedjo, bekas Pem-bantu Letnan Mustadjab Dipo, Sukatno alias Teguh, Iskandar Subekti Jusuf alias Suripto dan ratusan kader-kader PKI lain-nja.
82
Kesempatan ini ingin saja gunakan setjara chusus untuk menjampaikan penghargaan jang setinggi-tingginja kepada ke-satuan-kesatuan ABRI jang telah melaksanakan tugasnja de-ngan sangat berhasil itu. Walaupun demikian, saja meminta perhatian kepada seluruh ABRI untuk sama sekali tidak lengah terhadap bahaja-bahaja jang masih mengantjam dari PKI ini.
Dalam menghadapi antjaman bahaja ini, bahkan hams terus menerus meningkatkan kewaspadaan dan pembersihan-pem-bersihan kedalam.
Saudara-saudara sekalian ;
Apabila didaerah-daerah lainnja kekuatan fisik PKI berben-tuk teror dan sabotase jang dipadukan dengan pengadu-domba-an antara sesama kekuatan Pantja-Sila; maka didaerah Kali-mantan Barat kekuatan fisik mereka lebih besar, lebih terorganisir dalam ikatan kesatuan dan memiliki persendjataan. Gerombolan bersendjata ini, jang menamakan dirinja Pasukan Gerilja Rakjat Sarawak atau Pasukan Rakjat Kalimantan Utara merupakan kelandjutan dari pada pemberontakan G-30-S/PKI jang telah kita gagalkan itu.
Disini, sisa-sisa PKI telah bergabung dengan gerombolan Tjina Komunis.
Dari operasi-operasi penumpasan jang telah dilakukan oleh gabungan kesatuan-kesatuan dari keempat Angkatan Bersen-djata kita, maka telah ditjapai hasil-hasil sebagai berikut
392 orang musuh ditewaskan; 209 orang musuh ditawan; 490 orang musuh menjerah; 227 putjuk sendjata musuh dari berbagai djenis dirampas.
Dari hasil operasi ini maka kekuatan fisik pokok gerombol-an PGRS/PARAKU telah dapat dihantjurkan dan mereka se-karang berada dalam keadaan tjerai-berai. Namun demikian operasi-operasi pengedjaran masih tetap terns dilakukan oleh kesatuan-kesatuan kita.
83
Sidang jang terhormat ;
Dengan gambaran umum diatas hendaknja kita benar-benar menjadari akan bahaja jang masih ,dapat ditimbulkan oleh sisa-sisa kekuatan PKI. Kita sama sekali tidak perlu merasa takut akan kembalinja PKI, selama kita masih berketetapan hati untuk mempertahankan Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945. Alat-alat keamanan Negara dewasa ini telah tjukup me-ngetahui strategi dan taktik pembangunan kembali PKI.
Walaupun demikian, kita semuanja tidak boleh lengah sedi-kitpun. Sebagian dari sisa-sisa kekuatan mereka masih ada; dan mereka tetap berusaha untuk menimbulkan kekatjauan-kekatjauan dikalangan masjarakat.
Disamping kewaspadaan jang tinggi, saja minta agar masja-rakat djangan bertindak sendiri-sendiri atau saling tjuriga-mentjurigai. Setiap tindakan terhadap sisa-sisa kekuatan PKI hendaknja selalu bekerdja sama dengan alat-alat Negara. Dengan demikian, maka tindakan jang kita laku- kan tetap tertib dan dapat menghindarkan kemungkinan salah pengertian. Saling tjuriga-mentjurigai, salah pengertian dan perpetjahan diantara kita hanja akan menguntungkan PKI dan merugikan kekuatan-kekuatan jang setia kepada Pantja-Sila.
Saudara-saudara sekalian ;
Betapa luas kegiatan, penjusupan dan sasaran-sasaran jang ditudju oleh PKI gelap ini. Penghantjuran sisa-sisa kekuatan PKI djelas bukan merupakan tugas ABRI sadja; melainkan mendjadi tugas dan tanggung djawab kita semuanja. Oleh ka-rena itu, saja meminta kepada semua fihak untuk terus-mene-rus mengadakan penelitian dan pembersihan diri kedalam.
Satu hal jang perlu sangat diperhatikan adalah, bahwa di-samping pembersihan kedalam, kita djuga harus dapat meru-bah sikap mental kita sehingga dapat terwudjud persatuan dan kesatuan Nasional jang bulat, berdasarkan konsensus Nasio-nal jang telah kita tjapai bersama.
84
Sikap dan tindakan jang sempit jang hanja mementingkan golongan sendiri, sikap dan tindakan jang berbau kesukuan, sifat-sifat jang mementingkan kepentingan diri sendiri, me-nondjolkan kemewahan ditengah kemelaratan Rakjat, tindak-tanduk anggota-anggota ABRI jang menjakitkan hati Rakjat, memperuntjing-runtjing pertentangan Agama, sebenarnja sama hanja dengan memberi kesempatan peluang kepada PKI untuk kembali lagi.
Kita telah banjak berkorban untuk menegakkan dan meng-amankan Pantja-Sila; kita hendaknja dengan penuh kesung-guhan hati melakukan perbuatan-perbuatan njata untuk meng-amalkan Pantja-Sila.
Bahaja terhadap Pantja-Sila memang bukan berasal dari PKI sadja, melainkan djuga dari golongan ekstrim lainnja dan dari mereka jang tidak mengamalkan Pantja-Sila dengan penuh kedjudjuran, dari mereka jang tidak mengamalkan Pantja-Sila dalam sikap dan perbuatan hidup sehari-hari.
Terhadap setiap bentuk penjelewengan terhadap Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945, Pemerintah akan bertindak tegas, sesuai dengan tugas jang diberikan oleh MPRS.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;
Marilah kita pada Hari Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan ini merenungkan kembali dasar-dasar dan tudjuan perdjoangan kita. Marilah kita dengan tenang melihat masalah-masalah jang kita hadapi dewasa ini.
Seperti jang telah dengan pandjang lebar saja djelaskan tadi, maka dewasa ini kita sebenarnja mempunjai tiga masalah Na-sional jang besar jang harus dapat kita laksanakan setjara serentak. Ketiga masalah Nasional jang besar itu adalah :
P e r t a m a: memperkuat pelaksanaan sistim konstitusionil, menegakkan hukum dan menumbuhkan kehidupan demokrasi jang sehat sebagai sjarat mutlak untuk mewudjudkan stabilisasi politik;
85
K e d u a: melaksanakan Pembangunan Lima Tahun jang pertama sebagai usaha njata untuk memberi isi kepada ke-merdekaan;
K e t i g a: tetap waspada dan sekaligus memberantas sisa-sisa kekuatan latent PKI.
Ketiga masalah Nasional kita jang besar itu bergandengan sangat erat satu dengan jang lain. Pembangunan Nasional mutlak memerlukan stabilisasi Nasional jang mantap dan di-namis. Stabilisasi Nasional akan lebih tjepat tertjapai apabila kita bersatu-padu dan dapat memberantas kegiatan-kegiatan gelap sisa-sisa PKI. Dengan membiarkan sisa-sisa PKI melaku-kan gerilja politik, dengan membiarkan PKI mengadu-domba, dengan membiarkan PKI hidup kembali berarti tidak memung-kinkan kita mentjapai stabilisasi Nasional itu. Bahkan, pem-berantasan PKI bagi kita adalah merupakan satu prinsip; oleh karena berhasil atau gagalnja kita memberantas PKI akan me-nentukan berhasil atau gagalnja kita mempertahankan Pantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945, akan menentukan pula berhasil atau gagalnja kita mempertahankan tjita-tjita kemer-dekaan. Makin tjepat kita dapat melaksanakan pembangunan itu, berarti makin tjepat pula kita dapat meningkatkan kese-djahteraan Rakjat dan hal ini berarti bahwa PKI akan kehilang-an dasar propagandanja bagi Rakjat.
Landasan-landasan untuk melaksanakan pembangunan jang akan datang telah kita letakkan bersama. Marilah kita terus menjelesaikan pekerdjaan-pekerdjaan besar didepan kita dengan semangat gotong-rojong.
Dengan semangat persatuan dan semangat bekerdja itu, mari-lah kita tingkatkan Orde-Baru jang kita letakkan landasan-landasannja mendjadi Orde-Pembangunan.
Untuk membulatkan semangat ,dan tekad kita, marilah kita kenang kembali perdjoangan dan pengorbanan jang telah di-berikan oleh segenap perintis kemerdekaan. Marilah kita kenang kembali perdjoangan dan pengorbanan pars pedjoang penegak kemerdekaan jang telah mendahului kita. Marilah kita kenang
86
perdjoangan dan pengorbanan Para Pahlawan Ampera. Kita pandjatkan do'a kehadirat Tuhan Jang Maha Esa, semoga ar-wahnja diberi tempat jang 1ajak sesuai dengan djasa dan pe-ngorbanannja.
Marilah kita bekerdja terns untuk memberikan warisan ke-bahagiaan kepada anak-anak dan tjutju-tjutju kita, generasi jang akan datang.
Semoga Tuhan Jang Maha Esa senantiasa memberikan ke-bidjaksanaan, bimbingan dan kekuatan kepada kita semuanja.
Sekian dan terima kasih.



Djakarta, 16 Agustus 1968. Presiden Republik Indonesia, SOEHARTO.
Djenderal — TNI.
87

No comments: