Saturday, 4 December 2010

Saminisme Vs Eksploitasi Migas Blok Cepu

Saminisme Vs Eksploitasi Migas Blok Cepu



Eksploitasi minyak bumi di wilayah Blok Cepu tidak hanya menimbulkan dampak positif, tetapi juga berdampak negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah masalah sosial dan budaya masyarakat. Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan terjadi perubahan sistem sosial yang berdampak pada perubahan budaya. Artinya, nilai-nilai dalam masyarakat akan bergeser. Apabila hal tersebut dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan gagar budaya dalam kehidupan masyarakat di kawasan Blok Cepu.


Di kawasan Blok Cepu, kehidupan masyarakat Samin sangat menarik untuk dibicarakan. Masyarakat Samin sebagai salah satu kelompok etnik yang tinggal di kawasan Blok Cepu tentu memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Di usia yang sudah satu abad lebih ini masyarakat Samin sudah mengalami perubahan pada pranata sosial dan kebudayaan yang selama ini mereka anut. Tradisi Saminisme sekarang sudah berubah, artinya Saminisme sudah bukan lagi menjadi kebanggaan dalam struktur sosial dimana mereka hidup.

Apabila ditinjau dari sistem nilai, Saminisme sudah tidak lagi menjadi aturan dalam pluralitas nilai yang berada di tengah-tengah mereka. Sebenarnya jika dikaji ulang, nilai-nilai Saminisme sangat cocok untuk mencegah terjadinya gegar budaya di kawasan Blok Cepu. Misalnya saja salah satu pokok ajaran Samin Surosentiko yang menyatakan bahwa agama adalah senjata atau pegangan hidup. Paham Samin tidak membeda-bedakan agama, yang penting adalah tabiat dalam hidupnya. Selain itu, pokok ajaran yang lain misalnya jangan mengganggu orang, jangan bertengkar, jangan irihati dan jangan suka mengambil milik orang, menghargai kejujuran, dan sebagainya. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Samin ini jika diterapkan kembali akan menjadi alat pencegah terjadinya gegar budaya di kawasan Blok Cepu.

Dengan adanya eksploitasi migas di kawasan Blok Cepu selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampat negatif, misalnya perubahan budaya masyarakat dan sistem sosial masyarakat yang dapat menimbulkan gegar budaya. Solusinya, manifestasi nilai-nilai Saminisme yang mulai luntur dapat diterapkan kembali sebagai pencegah terjadinya gegar budaya yang diakibatkan adanya eksploitasi minyak bumi di kawasan Blok Cepu. Dengan menerapkan ajaran-ajaran Saminisme, khususnya ajaran yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sosial, gegar budaya akibat ekploitasi migas di kawasan Blok Cepu dapat dicegah.

Berdasarkan hal di atas, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gegar budaya akibat eksploitasi migas di kawasan Blok Cepu antara lain, masyarakat di kawasan Blok Cepu hendaknya mensikapi dengan positif terhadap eksploitasi minyak bumi yang dilaksanakan di wilayahnya serta menerapkan kembali ajaran-ajaran Saminisme yang sesuai dengan kehidupan sekarang agar tidak terjadi gegar budaya akibat adanya eksploitasi migas di kawasan Blok Cepu.

Bagi pemerintah khususnya pemerintah kabupaten Blora dan Bojonegoro melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Nasional diharapkan dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan serta melestarikan kebudayaan masyarakat Samin yang masih bisa diterapkan pada era sekarang agar tidak terjadi gegar budaya akibat eksploitasi minyak bumi di kawasan Blok Cepu.




http://citizennews.suaramerdeka.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1143&Itemid=71

No comments: