Showing posts with label S. Anantaguna. Show all posts
Showing posts with label S. Anantaguna. Show all posts

Wednesday, 26 January 2011

KEPADA PARTAI : Kumpulan Sajak

KEPADA PARTAI
Kumpulan Sajak

Kepada Partai


Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djuga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?


Perasaanpun memburu bertarung berebut menang
rasa klasku kuberi djalan madju menerdjang
Akupun Rakjat dan aku komunis! Dulu tidak begitu kurasakan arti kata ini
Kepahitan mengadjarkan kebesaran arti keteladanan dalam revolusi
Malam ini – entah sudah berapa batang rokok – mentjari djawaban dalam diri
Seorang bisa terdjatuh, barangkali dua atau tiga. Tetapi proletariat
siapa bisa menghantjurkannja, karena dia kehidupan.
Betapa dahsat
kehantjuran bumi tanpa manusia-manusia pekerdja, karena mereka penegak kehidupan
Proletariat sendiri berarti kehidupan dan kemerdekaan.


Kenangan seperti rangkaian benang ditenun, sangat pandjang
Kedjajaan negeri tanpa proletariat tidak bisa kubajangkan
Kebesaran Partai tanpa massa Rakjat tidak bisa kutjeritakan
Malam ini kurasakan bobot baru kata berdjuang.


Menghitung-hitung perasaan kesedihan
gugurnja seorang kawan
terpelesetnja seorang komunis, karena puas diri
tersungkurnja si lupa daratan berpidjak di angan-angan
Berhasilnja seorang kawan mengatasi kesulitan
seribu kawan, berdjuta dan banjak lagi
menenangkan perasaanku, setetes perasaan
dari djutaan jang tjinta revolusi.


Satu kata: komunis.
Apa jang tidak tertjermin di dalamnja?
Segala jang paling baikpun masih kurang
dan segala kemampuan dajabajang
menghitung bintang-bintang, kekuatan matahari
dan gerak lautan
Apa artinja ini
Apa artinja seorang diri
Kebahagiaan tumbuh, karena aku tak pernah seorang diri.
Komunispun manusia, katanja, ada jang menanjakan soal ketakutan.
Baiklah. Satu jang harus diingat: komunis manusia klas!
Kaum revisionis takut revolusi dan takut mati-matian membela revolusi
Kaum munafik djatuh pingsan takut Rakjat bangkit berlawan
Kaum imperialis takut karena api sudah mengepung
Kaum otak-otakan putus-asa dan takut hidup
Baiklah. Kau tanja djuga aku sebagai komunis.
Takut kalau tidak mendjadi teladan dan bukan komunis jang baik
Malam ini – kurasakan arti dan bobot baru dalam kata keteladanan
Tidak tjukup perdebatan, omongan, apalagi ditakutkan;
karena keteladanan adalah perbuatan


Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djuga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?
Aku akui, rasanja seperti merangkak
dan rasa bentji kepada diri sendiri, belum berbuat banjak
Memang memalukan, kekurangan waktu
sering membuang waktu
sedang kehidupan tidak mau menunggu
Ah, anak tetanggaku menangis
Tak tahu! lapar atau dingin atau basah popoknja
Baji-bajipun sedjak lahir berhadapan dengan perdjuangan
Komunispun dalam perdjuangan punja sedih dan gembira, berwatak klas


Perasaan klas! Alangkah gampang diutjapkan
betapa rumit dialami dan tumbuh dalam hati
Sebagai djuga kehidupan penuh pergulatan
menundukkan alam
menundukkan ketidakadilan
menundukkan waktu
menundukkan kemalasan
Dan betapa besar pengertian jang terkandung
menundukkan kepentingan diri
di bawah kepentingan Partai, Rakjat dan Tanah air.


Aku rasakan sesuatu jang baru dalam sumpah Partai
jang pernah kita utjapkan
dan perasaan kebanggaan komunis
bahwa aku seorang komunis!
Seperti hendak menangis
Aku ingat di suatu desa
seorang kader resort berkata:
Djadikan aku kader revolusi
Berikan padaku tugas lebih berat lagi!
Keterharuan komunis
kau akan bisa mengerti perasaan kadang-kadang akan menangis
perasaan pergulatan untuk benar-benar mendjadi komunis
dalam omongan dan perbuatan.


Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djuga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?

Kenangan, di dalam kepahitanpun tumbuh kebanggan
derita jang membadjakan
keraslah dalam hati
kekalahan jang membangkitkan
tekad sampai mati
Dan akupun ingat masa kanak-kanak
masa gerilja, dari kepahitan dan kepahitan
Betapa kesatuan dalam Partai kita perdjuangkan dan kita selamatkan
Betapa persatuan nasional telah meminta korban dan mematangkan
Kita ingat ketika-ketika kita makan daun, tidak makan,
pengedjaran dan tawanan
Dalam bajangan tergambar muka seorang kawan, putjat, 14 tahun jang lalu


Kutanja: sakitkah, kawan?
Tidak, didjawabnja
Bolehkan aku menginap di rumahmu?
Maaf hari ini aku sibuk dan tidak pulang


Dan sekali aku njelonong ke rumahnja
sudah sebulan keluarganja hanja makan pepaja
Dan kau akan mengenal seorang komunis
betapa besarnja Partai
karena keteladanan kader-kader seperti ini
dan berapa jang lebih berat dari padanja?
Ketika dia dibui, Partai tidak bisa dibui
dan Partaipun tidak pernah berhenti
berapa kader-kader, gembira dengan djusakeng tanpa uang
membawa pesan pimpinan
dari desa ke desa memberi kursus
dari gunung ke gunung membangun Partai
dengan segala kekangan dan kenangan
kemanisan makan singkong mentah
di tepi kali


Segala jang membajang pada malam mendjelang pagi
kurasakan kebesaran Partai dan negeri
dari tekad orang-orang pernah dihina dan bangkit dengan kegemasan
bukan perasaan sekedar terlandjur basah dan terdjun sekali
karena perasaan dibangun seperti mengangkut pasir jang digali dan didukung
sedjak semula dengan kejakinan
keharusan merebut kemenangan


Hari ini, kurasakan nafas baru dalam kata kepahitan
kemanisan dan kegemasan
ketjintaan dan kebentjian
dalam mengibarkan tinggi-tinggi Pandji-pandji Partai
dalam menegakkan dan mempertahankan Sang Merah Putih.

Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djuga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?



S. Anantaguna

KEPADA PARTAI : Kumpulan Sajak

KEPADA PARTAI
Kumpulan Sajak


Tanjalah Kapuas


Sebagai Kapuas
tak pernah puas
mengisi laut
Tak takut
kemenangan harus direbut.


Dalam bertjermin air sendja
langit tenang dan hati penuh kata-kata
gadis-gadis mendajung sampan
pemuda-pemuda mandi senjuman
buruh penoreh karent hutang bertimbun
pemandjat kelapa lapar dikebun
nelajan berlawan dikedjar padjak
petani menundukkan hutan setapak demi setapak
prang bilang koperasi menolong petani
disini koperasi menelan gula, kopra, karet, ikan
ah malam jang datang
sampai mati terus berdjuang
djika kehidupan melawan maut
kemenangan harus direbut
kita berlawan kehidupan
dan djatuh tjinta kehidupan.


Seorang kawan menepuk bahu
kutanja bagaimana Kapuas Hulu?
sampan berkedjaran
anak-anak bermain bersimburan
ditengah hutan
perbatasan
palu arit digambarkan dipohon-pohon
tanpa pandji, sepenuh hati
disumpahlah kawan baru dengan chidmat dan djabat tangan


Apa jang lebih besar dari kesederhanaan dan kebenaran
mendukung kepertjajaan Partai dan harapan diperdjuangkan
ada orang berdjuang mentjari kekajaan
ada orang berdjuang mentjari pembebasa
Mengapa kau tanja Djakarta?
kotaku tjantik
kita beladjar dari patriot paling baik
dalam mimpin meludahi tuan-tuan paling tengik.


O, malam gerimis
djangan tjoba mengantjam hati Komunis
sedalam-dalam laut
masih dalam bentji dan tjinta sekudjur tubuh
Mengalirah Kapuas, mengalir
segala tjita, tanpa batas, tanahair
O, malam pandjang
menggenggam pukulan datang berulang
tetapi kesedaran mendjemput pasti menang
biar gelisah air Kapuas, biar gelisah air laut
derdatangan angin lembut
sebelum tidur
pradjurit siap bertempur
siap pahit, kuat manis, berani hidup, berani gugur
Apalagi jang harus diutjapkan kepada Kapuas?
Partai meluas
Apalagi jang harus diutjapkan kepada pantai?
dimana-mana Partai
Djuga di dalam hati
djantung berdenjut diwaktu pagi
Partai ditjubit, Rakjat sakit
Rakjat diganggu, Komunis bangkit


Sebagai Kapuas
tak pernah puas
Tak takut
betapapun kemenangan harus didjemput



S. Anantaguna