Sunday 29 June 2008

POKOK-POKOK PENGANTAR PENDEKATAN KWALITATIF

POKOK-POKOK PENGANTAR PENDEKATAN KWALITATIF*)
PARSUDI SUPARLAN
UNIVERSITAS INDONESIA




Penelitian dalam Ilmu-Ilmu Sosial:

Penelitian ilmiah adalah kegiatan sistematik, dengan menggunakan konsep-konsep dan teori-teori yang baku dan relevan, untuk mengumpulkan informasi atau fakta-fakta melalui kegiatan-kegiatan pengamatan, wawancara, dan pengamatan terlibat, untuk digunakan sebagai bukti-bukti dan/atau pembuktian dalam pembuatan teori.

Konsep-konsep dan teori-teori yang relevan, dari hasil seleksi oleh si peneliti, digunakan untuk menciptakan sebuah kerangka teori atau model teori yang digunakan sebagai acuan untuk menciptakan masalah penelitian. Sebuah masalah penelitian diciptakan berlandaskan atas hipotesa yang dibuat. Hipotesa adalah jawaban sementara, atau teori sementara, mengenai hubungan diantara gejala-gejala atau fakta-fakta yang dipertanyakan. Kerangka teori atau model teori tersebut juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan pendekatan yang digunakan. Yaitu, pendekatan kwalitatif atau pendekatan kwantitatif.

Teori-teori yang dihasilkan melalui dan oleh pendekatan kalitatif adalah teori-teori substantif. Sedangkan teori-teori yang dihasilkan dengan menggunakan pendekatan kwantitatif adalah teori-teori metodelogi dan subtantif.

Pendekatan kwantitatif menekankan pada kegiatan pengukuran kecenderungan-kecenderungan dari korelasi-korelasi yang ada diantara gejala-gejala sebagai satuan-satuan yang tergolong dalam kategori yang sejenis yang dibedakan dari kategori yang lain jenisnya yang dinamakan variabel-variabel. Karena sasaran kajiannya adalah gejala sebagai satuan, maka untuk ketepatan pengukuran hubungan-hubungan atau korelasinya haruslah menggunakan rumus-rumus statistik atau matematik. Begitu juga , data yang dikumpulkan dan diteliti atau dikaji adalah data kwantitatif, karena itu, dalam pendekatan kwantitarif digunakan konsep-konsep universum, populasi, sampel, dsb., yang mencirikan coraknya yang kantitatif.

Sedangkan dalam pendekatan kwalitatif penekanan kegiatannya adalah pada pemahaman mengenai hakekat hubungan diantara satuan-satuan gejala atau satuan-satuan permasalahan konseptual yang merupakan sebuah satuan permasalahan yang dikaji. Sasaran kajiannya adalah prinsip-prinsip mendasar yang berlaku umum, yang diperlakukan sebagai konsep-konsep; dan karena itu tidak mengenal adanya konsep-konsep universum, populasi, sampel, dan sebagainya, yang digunakan dalam pendekatan kwantitatif. Sebuah satuan kajian atau penelitian dinamakannya sebagai kasus.

Teori-teori yang dihasilkan dengan menggunakan pendekatan kwantitatif ditunjukan kebenarannya dengan cara melakukan pembuktian-menunjukkan data yang kwantitatif dan sekaligus menunjukan metodenya, tanpa tambahan interpretasi dari si peneliti atau penyaji hasil-hasil temuan penelitian. Sedangkan teori-teori yang dihasilkan dengan menggunakan pendekatan kwalitatif dilakukan dengan menunjukkan serangkain bukti-bukti, dan bukti-bukti tersebut dihubungkan dengan teori yang dibuatnya melalui interpretasi oleh si peneliti. Interpretasi yang menggunakan serangkaian teori-teori yang ada yang baku.

Pendekatan Kwalitatif

Karena tujuan kajian adalah pemahaman mengenai hakekat hubungan diantara satuan-satuan permasalahan konseptual, dan karena kenyataan-kenyataan empirik atau fakta-fakta itu diperlakukan sebagai bukti-bukti, maka dalam pendekatan kwalitatif satuan permasalahan yang diteliti itu dilihat dan diperlakukan sebagai sebuah sistem, dengan unsur-unsurnya yang saling terkait satu sama lainnya sebagai sebuah satuan yang menyeluruh. Satuan-satuan gejala yang diteliti diperlakukan sebagai unsur-unsur yang saling terkait sebagai sebuah sejumlah sub-sistem yang secara keseluruhan saling terkait secara fungsional sebagai sebuah sistem.

Dalam kegiatan penelitiannya seorang peneliti yang menggunakan pendekatan kwalitatif tidak menggunakan hipotesa uji sebagi pedoman untuk menguji hubungan-hubungan diantara gejala-gejala, tetapi menggunakan sebuah pedoman umum yang dinamakan sebagai hipotesa kerja. Hipotesa kerja ini mendefinisikan ruang lingkup permasalahan yang diteliti dan satuan-satuan permasalahan, baik secara horizontal maupun secara vertikal atau berjenjang unsur-unsur atau satuan-satuan permasalahan yang tercakup dalam masalah penelitian tersebut. Karena itu pendekatan kwalitatif seringkali juga dinamakan pendekatan yang sistematik atau holistik (unsur-unsurnya saling terkait satu sama lainnya merupakan suatu keseluruhan yang bulat).

Dalam pendekatan kwalitatif instrumen penelitian adalah si peneliti itu sendiri. Karena, dalam pendekatan kwalitatif si peneliti bukan hanya mengumpulkan informasi selama melakukan penelitian lapangan, tetapi bersamaan dengan pengumpulan bukti -bukti tersebut si peneliti melakukan penggolongan gejala-gejala atau informasi-informasi, menganalisa hubungan diantara gejala-gejala , membuat kesimpulan-kesimpulan, dan kesimpulan-kesimpulan tersebut dihubungkan lagi dengan satuan-satuan gejala atau fakta-fakta atau informasi yang ada di lapangan. Kemampuan mengidentifikasi gejala-gejala dan menggolong-golongkannya serta menganalisa hubungan-hubungan golongan-golongan atau kategori-kategori tersebut tergantung pada kemampuan konseptual dan teoretikal yang dipunyai oleh si peneliti. Seorang peneliti dengan kamampuan S1 akan mempunyai kemampuan instrumental dalam penelitian yang berbeda dengan seorang peneliti dengan kemampuan S2 atau S3.

Pendekatan kwalitatif seringkali juga disebut sebagai pendekatan yang humanistik, karena dalam pendekatan ini cara-cara hidup, cara-cara pandang, ataupun ungkapan-ungkapan emosi dari warga masyarakat yang diteliti mengenai sesuatu gejala yang ada dalam kehidupan mereka itu justu yang digunakan. Dan dalam perspektif inilah ke-obyektifan dari pendekatan kwalitatif data atau bukti-bukti tidak dirubah atau direkduksi tetapi diperlakukan sebagaimana adanya, yaitu dari perspektif para pelaku yang ditelitinya. Karena itu, dalam pendekatan kwalitatif, para pelaku yang diteliti atau yang memberikan informasi kepadanya dinamakannya sebagai informan atau pemberi informasi. Berbeda dari pendekatan kwantitatif yang menamakan pemberi informasi sebagi responden atau pemberi respons karena dalam kenyataannya pendekatan kwantitatif dalam ilmu-ilmu sosial adalah bertuan untuk memperoleh informasi mengenai respons atau tanggapan dari pelaku yang diteliti. Dalam psikologi dinamakan subyek, atau pelaku yang menjadi subyek penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Dalam pendekatan kwalitatif seorang peneliti bersikap skeptis atau tidak percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diperolehnya melalui keterangan dari informan atau melaui wawancara. Kemampuan manusia, termasuk informan, dalam memanipulasi informasi tidak terbatas; dan informasi dimanipulasi oleh dan untuk kepentingan pelaku atau informan yang bersangkutan. Untuk menghindari informasi yang menyimpang dan khususnya menghindari data palsu, maka penelitian yang menggunakan pendekatan kwalitatif terutama akan menggunakan metode pengamatan dan wawancara dengan pedoman.

Metode pengamatan terlihat pada dasarnya adalah sama dengan metode verstehen yang dikembangkan dalam filsafat. Max Weber, tokoh sosiologi klasik, menggunakan metode verstehen ini kajiannya mengenai hubungan antara etika Kristen dan munculnya kapitalisme, yaitu sebuah cara memandang dan menilai sesuatu dari kacamata atau sudut pandang orang atau warga masyarakat yang diteliti. Tingkat kemampuan untuk dapat memandang dan menilai sesuatu gejala dari sudut pandang yang diteliti ditentukan oleh tingkat kemampuan si peneliti untuk dapat secara sempurna mengikuti sudut pandang dan penilaian dari para warga masyarakat yang diteliti. Dalam hal ini, si peneliti juga menjadi instrumen penelitian.

Dalam metode pengamatan terlibat, si peneliti bukan hanya mengamati, tetapi juga melakukan wawancara, mendengarkan, melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan oleh para pelaku yang diteliti (dalam batas-batas tertentu). Wawancara yang dilakukan bukan wawancara yang formal dengan menggunakan pedoman wawancara atau menggunakan kwesioner, tetapi lebih sebagai sebuah dialog atau percakapan yang spontan. Justru yang spontan itulah yang obyektif karena tidak melalui rekayasa terlebih dahulu. Wawancara yang dilakukan dalam pendekatan kwalitatif dapat dilakukan dengan menggunakan kwesioner, untuk memperoleh data sensus yang akurat dari sebuah komuniti atau pemukiman; dan dapat juga menggunakan wawancara dengan pedoman yang terutama digunakan untuk memperoleh data mengenai sistem kekerabatan, sejarah kehidupan (life history), atau mengenai berbagai permasalahan formal-legal (perkawinan dan hak waris, misalnya).

Salah satu ciri yang juga dapat dilihat sebagai yang membedakan pendekatan kwalitatif dari pendekatan kwantitatif adalah pentingnya setting atau lingkungan kehidupan dari masyarakat yang diteliti. Metode yang digunakan untuk mencatat lingkungan kehidupan ini adalah metode pengamatan. Dengan metode pengamatan seorang peneliti mencatat dan membuat peta wilayah atau lingkungan kehidupan tersebut beserta segala isinya yang relevan. Pembuatan peta ini merupakan suatu prasyarat yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti dapat betul-betul memahami segala gejala yang ada dalam kehidupan masyarakat yang ditelitinya. Peta yang dibuat tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk betul-betul dapat mencernakan berbagai informasi yang dikumpulkannya dan lebih lanjut digunakan sebagai satuan-satuan unsur dalam analisa sistemik yang dilakukannya.


*) Pelatihan Pembimbingan, Penelitian di Lingkungan U.I., Puslit Pranata Pembangunan, U.I., Jakarta, 25 Februari - 4 Maret 1994

No comments: