Sunday, 19 July 2009

Khoo Ping Hoo dan Video Games

Khoo Ping Hoo dan Video Games


Arif Rohman



Saya semenjak masih SD sangat menyukai bacaan komik silat seperti Khoo Ping Hoo, Gan KL, Khu Lung, Chin Yung, Gan KH, OKT, dan Batara. Saya tidak tahu kenapa. Tapi yang pasti, komik-komik sejenis Khoo Ping Hoo hampir rata-rata kebanyakan sang tokoh biasanya adalah orang yang miskin, sengsara, teraniaya, tak berdaya. Selanjutnya entah itu karena nasib baik atau kemauan yang keras, biasanya dia bertemu dengan guru-guru atau tokoh dunia persilatan yang kondang dan sakti. Disitulah dia mendapat pencerahan dan moment terselamatkan hidupnya. Seperti titik balik.. Setelah itu sang pendekar biasanya sangat lugu kemudian turun gunung dan mengamalkan ilmunya demi kebaikan (menentang kejahatan). Pas turun gunung inilah si tokoh menjadi pribadi yang matang. Seperti ungkapan 'pintar didapat di sekolahan, dewasa didapat di luar sekolahan'. Dan biasanya dalam cerita-cerita, dengan keberaniannya dan kegagahannya (hohan) dia kemudian mendapat julukan tayhiap (pendekar besar) atas prestasinya di dunia kangouw (wuxia=jianghu) dan biasanya jago-jago kosen yang sudah senior (para loocianpwee) biasanya pingin menguji sang tokoh yang baru muncul. Jamak dalam cerita-cerita biasanya jago muda karena darahnya masih segar dan semangatnya masih tinggi kemudian bisa melewati batas para loocianpwee tersebut (semisal Kwee Ceng mengalahkan si telunjuk budha dari selatan, yoko mengalahkan si botak dari mongol, thio bu kie mengalahkan si bikhuni kematian dari gobypay, dan seterusnya). Makanya dikenal istilah 'di atas langit masih ada langit'. Ilmu itu tidak statis namun berkembang terus.. Sebagaimana Thio Sam Hong jebolan Shaolin menciptakan ilmu baru yang beda dengan ajaran shaolin yang mengandung kecepatan dan kekuatan, tapi malah dia menciptakan jurus Tai Chi yang justru kebalikannya yaitu mengandalkan ketenangan dan kelembutan, dan selanjutnya dia mendirikan perguruan Butongpay yang ga kalah kerennya.. Padahal dijaman itu, siapa yang berani menggunakan jurus selain perguruan bakalan dicap murtad! Nasib Thio Sam Hong dulu ga kalah sengsaranya. Dia adalah kacung di kuil Shaolin dan tidak pernah diajarkan Kungfu. Tapi justru dia diajari oleh tukang masak dari Shaolin yang justru menguasai ilmu tertinggi Shaolin yaitu Kiu Yang Sinkang (ilmu pukulan sembilan matahari). Setelah diusir dari Shaolin karena membela gurunya si tukang masak akhirnya dia berjualan tahu di pasar untuk hidup. Tapi intan tetaplah intan, biarpun namanya diubah, biarpun dia ditempatkan diantara batu-batuan, biarpun dia kena lumpur, dia akan tetap berkilau.. Komik silat semacam Khoo Ping Hoo disamping mengajarkan kerasnya kehidupan, buku-buku ini juga mengajarkan pentingnya menuntut ilmu, menghormati ibu bapak, menghargai rakyat jelata, keberanian memperjuangkan kebenaran, kesetaraan gender (laki-laki dan perempuan sama peluangnya untuk jadi pendekar), dan yang terakhir adalah CINTA TANAH AIR, seperti dalam cerita PATRIOT PADANG RUMPUT ataupun PENDEKAR SETENGAH JURUS. Tapi sayang komik-komik ini sudah langka, kalah dengan television, cinema dan video game. Ironis.. Anaqk Huang Shi Kwan (pendekar dari Shaolin, kamar 34) memberikan anaknya 2 pilihan, pedang atau mainan. Semoga anakku nanti kalo dah gedhe dan bisa baca lebih memilih Khoo Ping Hoo daripada video games.. Huahaha..!!Armidale, April 2009.


Influence Factors of Children Who Had Committed Murders in Bandung West Java (2000).

No comments: