Sunday, 14 November 2010

A.Y.O. !

A.Y.O. !

Drama Pendek Puntung CM Pudjadi





(naskah ini pernah dimuat di Harian BERNAS Yogya tahun 90-an)

DRAMA dimulai saat seorang laki-laki terkapar mengerang-erang di atas panggung. Nampaknya ia baru saja dianiaya. Mukanya bersimbah darah yang meleleh dari hidungnya.

Seseorang mendatangi kemudian nampak panik dan berteriak-teriak meminta tolong. Ia meraih sebuah kenthongan atau entah apa yang kemudian ia bunyikan dengan irama gaduh.

Datang serombongan orang yang kemudian ikut-ikutan panik dan kacau. Lantas lebih kacau lagi ketika orang-orang yang datang kemudian itu ikut-ikutan memukul-mukul benda apa saja asal menimbulkan bunyi.

Kemudian datang seorang lagi yang agaknya keheranan melihat sekumpulan orang panik tanpa berbuat sesuatu kecuali memukul-mukul. Ia berusaha melerai orang-orang, menenangkan.

Seseorang
Tenang dulu, Saudara. Tenang dulu…. Ini ada apa? Mengapa tiba-tiba kalian menjadi panik dan gaduh tidak karuan? Ada apa?

Suara kenthongan dan kegaduhan yang lain berhenti.

Seseorang
Coba dijelas kan dulu pada saya ada persoalan apa? Kok tiba-tiba saja menjadi begini.

Yang lain
Iya. ada apa?

Yang lain
Lho, ada apa?


Si orang yang datang pertama kali tentu saja perlu menjelaskan.

Orang yang I
Ini begini. Orang yang terkapar ini adalah warga kita. Tadi saya melihat ia bertengkar dengan seorang prajurit pengawal raja. Lantas tiba-tiba plok! dan bak-buk-bak-buk! Kemudian ia terkapar.

Yang lain
Jadi orong ini dipukuli dengan semena-mena dan tanpa peri kemanusiaan oleh seorang prajurit pengawal raja?

Orang I
Ya.

Yang lain
Tanpa perlawanan'?

Orang I
Tanpa perlawanan.

Yang lain
Kamudian ditinggal pergi?

Orang I
Kemudian ditinggal pergi

Yang lain
Biadab!

Yang lain
Tidak berperikemanusiaan!

Yang lain
Sewenang-wenang!

Yang lain
Main hakim sendiri!

Yang lain
Tidak bertanggung jawab!

Yang lain
Kurangajar!

Lantas suasana kembali menjadi gaduh. Seseorang tampil kembali menjadi penenang.

Seseorang
Tenang dulu saudara-saudara. Kita harus bisa berpikir dengan jernih! (Suasana menjadi tenang kembali). Nah, apakah yang akan kita lakuka, mari kita rembug secara baik-baik.

Seseorang tampil mengobarkan semangat.

Pemberi semangat
Saudara-saudara, kita telah melihat sebuah tindakan sewenang-wenang di depan mata kita. Kita telah melihat pelangaaran kemanusiaan. Kita melihat main hakim dan tindakan dari orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab. Apakah kita akan biarkan terus kejadian seperti ini akan terjadi setiap saat?!

Orang-orang
Tidaaaaakkk!

Pemberi semangat
Ini bukan kejadian yang pertama kalinya, Saudara. Dan kejadian ini tidak akan berhenti apabila kita tidak bertindak. Apakah Saudara bersedia untuk menghentikan sebuah tindakan kesewenang-wenangan ini dan menjadi patriot, perintis tegaknya sebuah keadilan di bumi ini?

Orang-orang
Bersediaaaa!!!

Pemberi semangat
Lantas apakah kita harus menunggu sampal kita sendiri menjadi korban pembantaian oleh oknum kurang ajar dan tak bertanggungjawab itu?

Orang-orang
Tidaaak!

Yang lain
Kita harus melakukan sesuatu.

Yang lain
Kita harus tegakkan keadilan di bumi pertiwi ini.

Yang lain
Ini bukan kejadian yang pertama. Dulu ada juga warga kita yang diperlakukan seperti ini

Yang lain
Dan kejadian ini akan terus terulang.

Yang lain
Dulu orang kampung sebelah malah sampai sekarat

Yang lain
Kita harus menghentikan kebiadaban tni

Yang lain
Ini tidak bisa kita biarkan.

Yang lain
Kita harus menghentikan kesewenang-wenangan ini. Kita harus melakukan sesuatu.

Yang lain
Ya! Kita harus melakukan sesuatu.

Yang lain
Tapi 'sesuatu' itu apa?

Yang lain
Ya entah pokoknya yang bisa menghentikan tindakan sewenang-wenang ini.

Yang lain
Kita harus meminta pertanggungjawaban oknum yang menganiaya warga kita ini.

Yang lain
Kita tuntut beramai-ramai.

Yang lain
Berbondong-bondong kita datangi komandan si oknum, kita laporkan tindakannya yang kurang ajar.

Yang lain
Kalau perlu kita datangt sambil membawa poster-poster dan slogan- slogan.

Yang lain
Sambil kita teriakkan yel-yel

Yang lain
Kalau perlu kita hubungi pers!

Yang lain
Mari kita lakukan !

Yang lain
Ayo !

Yang lain
Ayo !

Yang lain
Ayo ! Ayo !

Seseorang
Sebentar! Kalau kita mau menghadap komandannya dan melaporkan tindakan oknum tadi, kita betul-betul harus tahu permasalahannya, kronologis peristiwanya, apakah Saudara mengerti dengan jelas urut-urutan kejadiannya?

Semuanya bengong.

Yang lain
Lho, tadi yangmelihat pertama siapa?

Yang lain
Iya, yang mengetahui urutan kejadiannya siapa?

Yang lain
Siapa?

Yang lain
Kalau tidak salah kamu toh yang melihat dan menjadi saksi kebiadaban oknum prajurit kurangajar tadi?

Orang I
Saya cuma lihat sedikit

Yang lain
Itu sudah cukup. Untuk seterusnya kita sudah bisa membayangkan kejadiannya.

Yang lain
Tidak bisa dong, kita harus jelas dan pasti dengan kejadiannya agar laporan kita bisa dipertangungjawabkan.

Yang lain
Lha, tadi urutan kejadian yang Saudara lihat bagaimana?

Orang I
Saya sedangberdiri di sana, kemudian saya mendengar ada pertengkaran antara korban ini dengan seorang oknum prajurit kerajaan. Kemudian plok dan lantas bak-buk-bak-buk. Kemudian orang ini terkapar di sini mengerang-erang.

Yang lain
Jadi bertengkar lantas plok-bak-buk-bak-buk?

Orang 1
Lantas nyekakar dan mengerang-erang!

Yang lain
Biadab!

Yang lain
Kurang ajar!
Yang lain
Tidak berperikemanusiaan!
Yang lain
Barbar dan kurangajar!

Pemberi semangat
Diam! Kalau kita sekedar mengumpat-umpat. persoalannya tidak bakalan selesai. Begini, kita harus melakukan sesuatu!

Yang lain
Lantas bagaimana tindakan kita?

Pemberi semangat
Kita sudah mendengar ceritanya. Kita sudah melihat korbannya, maka sekarang saatnya kita bertindak!

Yang lain
Bertindak bagaimana?

Pemberi semangat
Pokoknya bertindak!

Yang lain
Bertindak bagaimana?

Pemberi semangat
Melakukan sesuatu !

Semua
Ayoooo!

Seseorang
Sesuatu yang bagaimana?

Pemberi semangat
Pokoknya menghentikan tindakan sewenang-wenang dan menegakkan keadilan di muka bumi!

Semua
Ayooo!

Seseorang
Bagaimana caranya?

Pemberi semangat
Kita datangi komandan pasukan si oknum. Kita beri laporan. Kita tuntut!

Semua
Ayooo!

Seseorang
Lantas?

Pemberi semangat
Kita tuntut si prajurit edan itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Semua
Ayooo!

Seseorang
Setelah itu?

Pemberi semangat
Kita suruh si prajurit mengakui kesalahannya, agar ia menjadi jera, kemudian tidak melakukan perbuatan ini lagi dan keadilan kita tegakkan!

Semua
Ayooo!

Seseorang
Apakah semudah itu?

Pemberi semangat
Akan kita coba! Saudara-saudara, apakah saudara rela kesewenang-wenangan mendera kita tiap hari?

Semua
Tidaaaakk!

Pemberi semangat
Apakah akan kita biarkan satu per satu warga kita akan mengalami kejadian seperti korban kali ini?

Semua
Tidaaakk!

Pemberi semangat
Lantas kenapa Saudara tetap di sini. Apa yang kalian tunggu???

Yang lain
Ayo kita lakukan sekarang!

Yang lain
Sekarang!

Yang lain
Ayo!

Yang lain
Ayo!

Yang lain
Ayo! Ayo!

Yang lain
Ayo, Saudara saja nanti yang nienjadi juru bicara kita, cucuking ajurit kelompok ini.

Si pemberi semangat justru celingak-celinguk.

Yang lain
Ayo! Kenapa jadi lembek!

Pemberi semangat
(Kendor) Lho. untuk menjadi cucuking ajurit toh tidak mesti saya. . .

Yang lain
Lantas siapa?

Yang lain
Tidak ada yang lainnya.

Yang lain
Kita semua sudah melihat bagaimana pandainya Saudara berbicara dan berpidato membangkitkan semangat kami. Maka tak ada colon lain kecuali Saudara.

Pemberi semangat
Jangan saya, bagaimana kalau saya tunjuk saja. Saudara...

Yang lain
Wah., jangan, saya… saya tak biasa berbicara, apalagi di depan umum dan melaporkan suatu kejadian penting.

Pemberi semangat
Apa Saudara?

Yang lain
Wah, saya sok kecetit lidah kalau berbicara di depan pejabat Jangan jangan laporan saya malah terbalik.

Pemberi semangat
Bagaimana kalau Saudara saja.

Yang lain
Enak saja menunjuk saya. Saya ini dari tadi kan cuma ikut-ikutan saja, masak ditunjuk jadi pimpinan.

Pemberi semangat
Lantas siapa?

Semua
Ya Saudara!

Pemberi semangat
(Ciut nyalinya) Jangan saya. . . Saya sebaiknya berada di belakang.

Yang lain
Saudara harus mau!
Yang lain
Ya. Harus!

Pemberi semangat
(ciut nyali namun tiba-tiba mendapat ilham)
Ah, jangan saya. Saya lebih tepat menolong korban ini saja. Merawatnya.
Lho, korban ini keadaannya sangat parah, butuh segera pertolongan. Nah, saya menyediakan diri untuk merawatnya...

Pemberi semangat lantas mencoba merawat korban.

Yang lain
E. e, benar juga, merawat korban yang terluka seperti ini juga membutuhkan suatu pengorbanan tertentu. Sebaiknya saya bantu saudara itu...

Yang lain
Kemanusiaan memang harus ditegakkan. Kita tolong dia.

Yang lain
Betul sekali, mari saya bantu.

Yang lain
Mau diangkut ke mana? Mari saya bantu.

Yang lain
Yuk dibantu yuk...

Seseorang
Lho, bagaimana dengan keadilan yang mau kita tegakkan

Pemberi semangat
Silahkan diperjuangkan Mas, saya lebih cocok memperjuangkan kemanusiaan. Tugas kemanusian saya pikir juga tugas yang mulia.

Mereka beramai-ramai menggotong korban.


Tinggal di panggung cuma satu orang. Si orang I, saksi yang melihat kejadian pertama kali. Beberapa saat kemudian terdengar suara pertengkaran dari sudut panggung. Lantas terdengar suara : Plok! Bak-buk-bak-buk!

Lantas seseorang yang berlumuran darah terhuyung masuk panggung kemudian terkapar jatuh. Si orang I segera membunyikan kentongan. Ribut dan secara perlahan layar di tutup***

No comments: