Thursday 11 November 2010

KISAH SEBOTOL ANGGUR

KISAH SEBOTOL ANGGUR


Di suatu negeri yang kaya dengan anggur akan diadakan sebuah pesta rakyat. Sang raja yang memimpin negeri tersebut akan mengundang seluruh rakyat untuk datang ke aula kerajaan. Sang raja bertitah kepada rakyat untuk membawa sebotol anggur untuk diminum bersama pada saat pesta kelak. Rakyat menyambut gembira ide dari Raja tersebut. Hingga pada saat yang ditunggu-tunggu, kerajaan sudah dihiasi dengan berbagai macam ornamen, masakan-masakan lezat sudah disajikan oleh koki-koki istana kerajaan. Rakyat berbondong-bondong datang ke aula istana dengan membawa sebotol minuman anggur hasil panen. Lalu, di pintu masuk aula terdapat wadah besar untuk meletakkan minuman anggur. Setiap rakyat yang datang , menuangkan minumannya di wadah tersebut. Pesta rakyat akan dimulai, acara pertama dibuka dengan sambutan dari sang Raja. Sang Raja memberikan kata sambutan dan sang Raja pun berucap “Minuman anggur ini adalah sebagai bukti kekompakan kita, dan bersatunya rakyat negeri ini. Mari kita minum bersama-sama!”. Lalu, sang Raja mengambil satu gelas minuman anggur dari wadah tersebut. Beliau mengangkat gelasnya sebagai tanda penghormatan untuk rakyat nya, dan mulai meneguk minuman tersebut. Betapa terkejutnya sang Raja, karena minuman yang dia minum tidak berasa anggur. Wajahnya yang semula gembira ria berubah masam, menunjukkan kekecewaan terhadap rakyatnya. Ternyata setelah ditelusuri, para tamu undangan ada yang berpikiran, apabila dia membawa sebotol air tawar atau teh toh nanti tidak masalah, karena akan dicampurkan dengan ribuan botol anggur. Tetapi, sayang sekali tidak hanya satu dua orang yang berpikiran sama, tetapi ada ribuan orang. Sehingga minuman yang akan diminum bersama bukanlah minuman anggur, tetapi jauh dari harapan. Sama saja halnya, di kehidupan kita sekarang apabila kita ada janji rapat. apabila setiap orang berpikiran kalo kedatangannya tidak berarti apa-apa, karena ada banyak orang yang akan datang. Bagaimana halnya kalo setiap roang berpikiran seperti itu? Bisa juga dikaitkan dengan masalah keterlambatan, apabila setiap orang berpikiran toh cuma dia saja yang ijin terlambat, acara bisa berjalan dengan baik. Tapi bagaimana jadinya kalo semua orang berpikiran sama? Semoga PNS kelakuannya ga kayak gini. Hehe.. :)




Hatiku selembar daun...

No comments: