Monday 14 February 2011

Beursplein Amsterdam 1990

Beursplein Amsterdam 1990

Oleh : Agam Wispi

untuk mahasiswa
di mana saja

di pasar bursa diperjualbelikan segala
Perut negara dan jantung bangsa bangsa
boleh tanya, dong : berapa sih harganya
satu kepala manusia di Indonesia?

Cendekiawan bilang : Orang dayak biadap memenggal kepala orang untuk
kejantanan
apakah diktator Indonesia itu biadap
Menghukum orang seumur hidup lalu di eksekusi
demi mempersolek kekuasaan?

dan itu ribuan mayat di sungai - sungai?
dan itu petani yang dirampas atau dibunuh?
dan itu berondongan peluru kepada muslim yang berdoa untuk demokrasi?
dan itu 1001 razia terhadap rakyat kecil di jalanan?
dan anak2 tapol yang ditindas meski tak tau apa dosa orang tuanya?
Bukankah mereka menenggelamkan kedung ombo
merampas cinta saidja dan adindauntuk dibikin tenggelam
berapa juta dollar harga kebiadapan
kalian di pasar bursa?

duapuluhtujuh juta gulden untuk enam orang
boleh tanya : berapa harga itu kemanusiaan?

dihalaman beurplein amsterdam
mereka yang mogok-makan
membela peradapan agar kemanusiaan
tidak dihina dan mati kelaparan

hangatkan tanganmu di api unggun keadilan
juga kau yang membubuhkan tanda tangan
guna menyelamatkan mereka yang akan dieksekusi
yang kehadiranmu adalah kehangatan nafas simpati
jika kau sampai di rumah dengan secangkir kopi dan koran pagi
jangan lupa kan nama mereka-mereka ini :
ruslan widjayasastra, sukatno, iskandar subekti, asep suryaman, i.
bungkus dan marsudi
kenangkan mereka guna di wariskan di tujuh turunan
tentang kebiadapan anjing-anjing gila
dan simpan jauh-jauh kedalam hatimu

(ingatkan kau, suami-istri rosenberg dihukum-mati
di atas korsi-listrik me carthy?
lalu jean-paul satre mengutuk dalam sajaknya:
......,jika anjing-anjing sudah menjadi gila!)

camkanlah: jika regu penembak berdiri
membunuh si enam orang
atau siapapun lagi
adalah peluru eksekusi membunuh keadilan
kemanusiaan dan demokrasi

cemerlang air kanal di tepi damrak
membersitkan wajah kalian yang akan dihukum-tembak
dan bagimu hatiku meronta duka
dan memberontak




Amsterdam, 12 April 1990.

No comments: