Sunday, 20 February 2011

Ilmuwan Rusia: Lumpur Sidoarjo Akibat Rangkaian Gempa. Semburan tersebut merupakan hasil langsung dari pengaktifan kembali gunung lumpur tua

Ilmuwan Rusia:
Lumpur Sidoarjo Akibat Rangkaian Gempa. Semburan tersebut merupakan hasil langsung dari pengaktifan kembali gunung lumpur tua


VIVAnews - Sejumlah ilmuwan Rusia melakukan penelitian terhadap semburan lumpur Sidoarjo (LUSI), Jawa Timur. Kesimpulan tim peneliti, bencana tersebut bukan disebabkan aktivitas pengeboran sumur minyak di sekitar area tersebut.

Tim ilmuwan Rusia yang dipimpin Dr. Sergey V. Kadurin berkesimpulan bahwa semburan tersebut merupakan hasil langsung dari pengaktifan kembali gunung lumpur tua yang terjadi akibat dari serangkaian kegiatan seismik.

"Lumpur di Sidoarjo terjadi akibat dari kembali aktifnya struktur gunung lumpur yang telah terbentuk sekitar 150.000-200.000 tahun lalu," kata Kadurin dalam paparannya pada konferensi pers di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis, 30 September 2010.

Gunung lumpur itu, kata Kadurin, kemudian meletus pada 29 Mei 2006 silam dan terus berlanjut hingga kini. Letusan dipicu serangkaian kegiatan seismik yang telah dimulai 10 bulan sebelum terjadinya letusan lumpur di Sidoarjo.

Kadurin bersama timnya yang terdiri dari ilmuwan-ilmuwan terkemuka dari Russian Institute of Electro Physics, melakukan studi dari titik gempa bumi. Didapat hasil bahwa semburan lumpur di Sidoarjo itu sebelumnya telah didahului beberapa kegiatan seismik yang cukup kuat.

Hal tersebut, kata Kadurin, mempercepat penyaluran pembentukan lumpur melalui struktur lumpur yang telah ada dan struktur-struktur patahan.

"Gempa bumi yang terjadi sekitar satu tahun sebelum letusan lumpur Sidoarjo merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu pembukaan saluran lumpur," terang Kadurin yang merupakan pengajar senior di Universitas Odessa di Ukraina itu.

Dia menambahkan pergerakan patahan Watukosek yang terjadi terus menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. "Dan gempa bumi yang terjadi dua hari sebelum letusan terjadi, bisa menjadi sebuah kick-off yang terakhir."

Tim peneliti Rusia telah mengkonstruksi sebuah Sistem Informasi Geologi (GIS) yang memungkinkan mereka menciptakan sebuah model tiga dimensi dari formasi geologi bawah tanah di area semburan. Hal tersebut memungkinkan Tim memiliki gambaran sesungguhnya dari sumber lumpur dan bagaimana sumber lumpur itu memiliki saluran dan lalu menyembur keluar.

Dengan penggambaran tiga dimensi itu, Tim mampu membuktikan atau pun menyangkal beberapa teori mengenai lumpur Sidoarjo yang mencuat empat tahun belakangan.

Tim yang dipimpin Kadurin itu berada di bawah koordinasi OOO Rinefftgaz, perusahaan minyak Rusia. Hasil laporan tim peneliti Lumpur Sidoarjo telah diverifikasi sebuah tim yang terdiri dari 20 ilmuwan independen senior dari Russian Geological Research Institute (VSEGEI). Badan ini merupakan institusi pemerintah Rusia dan pemegang kewenangan tertinggi dalam menangani isu geologi, yang didirikan pada 1885 di St. Petersburg, Rusia.

Dalam konferensi itu, hadir pula Wakil Ketua Badan Penanganan Lumpur Sidoarjo, Prof Hardi Prasetyo, dan Manager Explorations Assesment Resources Management BP Migas, Awang Harun Satyana. (Laporan: M. Arief Hidayat)
• VIVAnews

No comments: