Monday 14 February 2011

Perahu Pinisi Tak Boleh Merapat

Perahu Pinisi Tak Boleh Merapat

Agam Wispi




begitu cepat matahari tenggelam
kilau emasnya tinggallah tembaga
begitu cepat sarat muatan
perahu pinisi, daratan bagimu hanyalah duka

Makassar, 2 April 1964.

Menjelang Mendarat

Menjelang Mendarat

Agam Wispi



pulau-pulau jamrut cemerlang
memanggil dengan suara lantang berdentang
hasrat kuat akan kemerdekaan
dan berkelilingan kilau danau dengan laut terbentang
jam berapa pesawat melambai Menado ?
anakku, di atas awan kuingat kau

Makassar-Menado, 4 April 1964.

Menyusur Tondano

Menyusur Tondano


Agam Wispi



jip melambung berguncang-guncang
hadap-hadapan bukit, danau dan hutan
tenang kereta-kuda berderak memintas sawah
kusirnya petani muda yang ketawa dan gadis bersutera merah

menyusur danau jip berguncang-gucang
Tondano tak berteriak, bagai rumah tua yang ditinggalkan
dan kulik elang menjauh hilang
tapi petani itu mukanya riang mentertawakan:
jalan jelek ! sabarlah, kita baru habis perang

Kabaret

Kabaret

Agam wispi

baru terasa sudah di Jakarta waktu cecak merayap di dinding
menerkam nyamuk gemuk oleh darahku yang kemarin
salut cecak salam untukmu dari Eropa

baru kutahu yang tak berubah di Medan
berak cewok jongkok berdiri lagi sudah kepayahan
karena lutut sudah berkarat di makan kemanjaan
meski begitu kemanapun berjalan tercium harum durian

baru sadar berdiri di pinggir
ketika berdiri di jembatan bendungan hilir
melihat sungai membusuk airnya tak mengalir
manusiaku di sini apakah mereka memang punya tanah air

baru berkenalan dengan pemerasan yang diresmikan
ketika melayang-layang di jalan layang sang kuasa
jaman kuno sudah dimodernisasi kerakusan
tiap roda pedati harus bayar kalau mau lewat gapura

baru terbangkit semangat proklamasi
ketika di mega indonesia ada megawati
perempuan kaulah bunda kemerdekaan yang menderita
melahirkan pejuang dan bandit sama saja

baru terasa ada yang hilang di Jakarta yang kucinta
baru tahu patah tumbuh hilang berganti
melihat generasi baru menempuh jalannya sendiri

Who is Agam Wispi??

Agam Wispi



The poet Agam Wispi was born in Pangkalan Susu, North Sumatera in 1930. His father led Gezaksa, one of the most well-known theater troupes in Medan prior to World War II. Wispi grew up in this environment and from his youth had a close relationship with the arts. His first poem, Stained Freedom (which unfortunately can no longer be traced) was published in the newspaper Kerakyatan, a Medan daily led by Banda Matin. Agam later went on to work as a journalist and cultural editor at Kerakyatan.

While still working as a journalist in Medan, Bakrie Siregar introduced Agam to the progressive ideas of the People’s Cultural Organization, the Lembaga Kebudayaan Rakyat or LEKRA. From that time on, Agam’s writing was based upon those ideas. Later, in 1959, he became a formal member and manager at LEKRA.

Agam Wispi believes that his fate has been shaped by poetry. The publication of his first poem in Kerakyatan led to his position as the cultural editor of that newspaper. One of his subsequent poems, a poem about Bakbo Bay, Vietnam, further determined his fate. The poem was translated and published in a Vietnamese literary magazine, which consequently invited him to visit the country.

Over several months, Agam traveled throughout the countryside and had the opportunity to meet Ho Chi Min. It was this trip that finally delivered him to his fate as a political refugee when Indonesia’s political landscape experienced a sudden reversal.

When the September 30 movement (G30S) splintered, Agam Wispi was in Beijing attending celebrations of the Proclamation of the People’s Republic October 1, 1965. On that day, Agam heard of the bloody incident that had occurred in Jakarta the previous night. As a LEKRA member, Agam had no choice but to remain in Vietnam. Along with other LEKRA members who were attending Asia Africa Writer’s Conference, Agam Wispi was interned for five years in Nanking. His works from this period were compiled as Catatan Nanking.

Agam Wispi works include, among others “Repolusi”, “Dera dan Deru” (1957), “Demokrasi”, the poetry compilation Sahabat (1959), and a one-act drama, “Gerbong” (1958). Several of Agam’s poems were collected in the LEKRA works Dinasti 650 Juta (1961) and Yang Tak Terbungkamkan (1961). Since his exile in 1965, Agam Wispi has published several volumes of poetry, including Exile, Orang-orang yang Dilupakan and Kronologi in Memoriam. The collection Pulang was written when he was allowed to return to Indonesia in 1996.

The tragedy of 1965 separated Agam from his wife and five children, who have continued to live in Jakarta during his exile. Now at over seventy years of age, Agam lives in Amsterdam, The Netherlands, having become a Dutch citizen. Despite carrying a Dutch passport, Agam Wispi confesses that he is still an Indonesian.

Agam Wispi passed away on 1 Januari 2003 in Amsterdam, Netherlands.

Sekuntum Bunga Untuk DNA Yang Dibunuh

Sekuntum Bunga Untuk DNA Yang Dibunuh

Oleh Agam Wispi

Sekuntum bunga
untuk dna
yang dibunuh
aku ingat sepatumu
yang usang capalan
namun matamu tak terbenam
ke sepatu usang yang capalan
tapi menelaah buku-buku
yang kemudian mengorbankan dirimu
karena buku-buku itu
menyuburkan cintamu
kepada rakyat pekerja
dan itu sepatu usang capalan
jadi rangkumanmu dalam sajak
itu huruf-huruf jadi palu dan bajak
menghayati kebangkitan
rakyat pekerja
ketika mereka menembakmu secara gelap
agar kebenaran tak boleh terbuka
kau telah membayar huruf-huruf dalam buku
dengan jiwa dan cinta yang gemerlap
sampai kini
juga di kemudian hari
dalam sejarah manusia beradap
kau tetap gemerlap

Amsterdam, 23 Mei 1990.

(« Sepatu usang » adalah salahsatu sajak DNA)

( Agam Wispi: Pemuda LEKRA yang meninggal di pembuangan )

Beursplein Amsterdam 1990

Beursplein Amsterdam 1990

Oleh : Agam Wispi

untuk mahasiswa
di mana saja

di pasar bursa diperjualbelikan segala
Perut negara dan jantung bangsa bangsa
boleh tanya, dong : berapa sih harganya
satu kepala manusia di Indonesia?

Cendekiawan bilang : Orang dayak biadap memenggal kepala orang untuk
kejantanan
apakah diktator Indonesia itu biadap
Menghukum orang seumur hidup lalu di eksekusi
demi mempersolek kekuasaan?

dan itu ribuan mayat di sungai - sungai?
dan itu petani yang dirampas atau dibunuh?
dan itu berondongan peluru kepada muslim yang berdoa untuk demokrasi?
dan itu 1001 razia terhadap rakyat kecil di jalanan?
dan anak2 tapol yang ditindas meski tak tau apa dosa orang tuanya?
Bukankah mereka menenggelamkan kedung ombo
merampas cinta saidja dan adindauntuk dibikin tenggelam
berapa juta dollar harga kebiadapan
kalian di pasar bursa?

duapuluhtujuh juta gulden untuk enam orang
boleh tanya : berapa harga itu kemanusiaan?

dihalaman beurplein amsterdam
mereka yang mogok-makan
membela peradapan agar kemanusiaan
tidak dihina dan mati kelaparan

hangatkan tanganmu di api unggun keadilan
juga kau yang membubuhkan tanda tangan
guna menyelamatkan mereka yang akan dieksekusi
yang kehadiranmu adalah kehangatan nafas simpati
jika kau sampai di rumah dengan secangkir kopi dan koran pagi
jangan lupa kan nama mereka-mereka ini :
ruslan widjayasastra, sukatno, iskandar subekti, asep suryaman, i.
bungkus dan marsudi
kenangkan mereka guna di wariskan di tujuh turunan
tentang kebiadapan anjing-anjing gila
dan simpan jauh-jauh kedalam hatimu

(ingatkan kau, suami-istri rosenberg dihukum-mati
di atas korsi-listrik me carthy?
lalu jean-paul satre mengutuk dalam sajaknya:
......,jika anjing-anjing sudah menjadi gila!)

camkanlah: jika regu penembak berdiri
membunuh si enam orang
atau siapapun lagi
adalah peluru eksekusi membunuh keadilan
kemanusiaan dan demokrasi

cemerlang air kanal di tepi damrak
membersitkan wajah kalian yang akan dihukum-tembak
dan bagimu hatiku meronta duka
dan memberontak




Amsterdam, 12 April 1990.

AGAM WISPI

AGAM WISPI

Sobron Aidit



Wis, kau sudah selesai
di tengah perjalanan panjang
yang terkadang tanpa ujung
entah kapan akan usai.

Wis, seperti kita sama tahu
suatu kesempatan itu betapa mahal
belum lagi orang-orang memandang
dari mana kita berasal.

Wis, kau betul-betul sudah selesai
biar sementara banyak teman
terus ke depan terus jalan
dengan tujuan akan sampai.

Wispi itu gilanya sama puisi
sama cinta terdalamnya pada istri
Wispi itu gilanya sama budaya-sastra
sama cinta terdalamnya pada keluarga.

Masih ingat Wis, kuberikan kau gelar
kataku, kaulah Pushkin muda
dengan kata-kata membeling runcing
tajam menggores luka
tapi juga berlemak
inti segala minyak
manis bermadu
inti segala tebu
kalau kau marah
hampir-hampir sejarah berubah
selamat jalan, Wis
berbaringlah - tidurlah - tenang istirah,-

--------Paris, 2 jan 02------------

Penyair Mencari Sarang

Penyair Mencari Sarang

Agam Wispi



penyair mencari sarang ditepi kanal amsterdam
camar melayang meningglkan sarang digelisahkan air tenang
penyair dan camar sama-sama dikejar gelisah senja usia
penyair sarangmu adalah kata
camar gelisahmu matahari senja
terpaut perahu puisiku di kanal Belanda

mari reguk habis segelas bir
sebelum kata terakhir untuk berpisah
pulang ke rumah kubasuh muka
dan bersibak lalu menulis sajak

Pulang

Pulang

-catatan seorang penyair Indonesia di pengasingan-




dimana kau pohonku hijau
disini aku sudah jadi batu
hai perantau darimana kau
dari mana saja aku mau melekat jadi debu
di karet, di karet katamu
wahai chairil apa kau masih disitu
atau lenyap dipasok batu
atau senyap sebelum tahun 2000

ya Banda mengena juga yang kau bilang
tak seorang berniat pulang
pulang? kemana harus pulang
si burung samudera tanpa sarang
bangga aku teringat Sujoyono berani menuding
dan bilang untung aku bukan anjing
ini juga modernisasi globalisasi
kata-kata jadi kering kebudayaan baru
dari bawah sampai atas
tukang peras atau maling

puisi hanya kaulah lagi tempatku pulang
puisi hanya kaulah pacarku terbang
puisi generasi baru yang bijak bestari menerjang
keras bagai granit cintanya bagai laut menggelombang

dimana kau pohonku hijau dalam puisimu wahai perantau
dalam cintamu jauh di pulau

Karya: Agam Wispi

ELBE

ELBE

pernah Elbe muda
mandi darah
oleh batu arang
untuk perang

kini Elbe cerlang hitam
oleh batu arang
untuk kamar yang dipanaskan
kopi pagi atau sebentar koran


Bastei, 1 Juni 1959

Dari:
Sahabat pilihan sajak-sajak Agam Wispi, bagian penerbitan Lembaga Kebudayaan Rakyat, Jakarta, 1959

ELEND

ELEND

........Untuk Renate Schifferli

berlagu gadis kecil
harum dunia di wajahnya
akordeon di tangannya

dan lagunya?
di sini lembah derita
hanya tinggal nama


Rübeland-Harz, 24 Juni 1959

Dari:
Sahabat pilihan sajak-sajak Agam Wispi, bagian penerbitan Lembaga Kebudayaan Rakyat, Jakarta, 1959

KOTA TUA

KOTA TUA

harmonika itu berderai ke langit
tiada perahu bagi venesia
boleh mimpi tak sampai-sampai
tapi di sinilah Venezia bersaudara

harmonika itu berderai ke sungai
Anak kecil berkaca di pinggirnya
biar perahu tiada, tegarnya kasih berjuntai
pada jembatan dipagut senja

harmonika itu berderai
walsa kota tua kembali muda
anak-anak berbesaran, jaka-gadis belai-membelai
sebab sudah luput Erfurt dari bencana


Erfurt, Juli 1959

Dari:
Sahabat pilihan sajak-sajak Agam Wispi, bagian penerbitan Lembaga Kebudayaan Rakyat, Jakarta, 1959

SAHABAT

SAHABAT

dua kali dimamah maut
oleh cinta hidup tertambat
baru berarti mereguk hidup
jika derita duka sahabat


Berlin, April 1959

Dari:
Sahabat pilihan sajak-sajak Agam Wispi, bagian penerbitan Lembaga Kebudayaan Rakyat, Jakarta, 1959

BERDEBUR OMBAK BERDEBUR

BERDEBUR OMBAK BERDEBUR

berdebur ombak berdebur
Pulau Kayangan jauh ditengah
hancur hatiku hancur
jika nelayan tidak berumah

digunung dan hutan orang berperang
rakyat ditindas kepala dirampas
berapa lama kuasa darul-islam
tentara liar rakyat diperas?

bedebur ombak berdebur
Pulau Kayangan hanyut ditengah
hancur hatiku hancur
jika petani tidak bertanah

apa gunaya banyak jendral
jika petani tiada aman
apa arti tanda-jasa berjubal
jika manipol dibungkamkan

selagi noda dapat dihapus
agunglah Hasanuddin dan Diponegoro
jika derita nanti ditebus
rakyatlah hakim dan kau dihalau

berdebur ombak ke Pulau Kayangan
bermalam sorga silupa-daratan
hanjur teratak, perahu, kampung-halaman
penjudi politik bersarang di hutan

berdebur ombak berdebur
berdebur ombak berdebur
berdebur ombak berdebur
rakyatku, siaplah! giring mereka ke lobang kubur!

Makasar, 30 Maret 1964

Pertemuan Di Danau

Pertemuan Di Danau

Oleh : Agam Wispi


danau putih sajakpun putih di Toba tenggelam sepenggal kasih sampan telungkup aku berenang megap-megap ke tepi tapi menang apalah arti kalau indah hanya seperti buih acap mesiu mengantarku ke danau Maninjau dan kenangan melayah ke duniaku yang hijau sungguh, danau tiada lagi putih seremaja dahulu dan kebahagiaan hanya tergenggam bagi yang tahu jip mendaki dan menyusur danau Sentani Kota Baru meraih jauh, kami berlari-lari betapapun becermin rimbun daun dan akar berjuntai kemenangan yang remaja, padamu juga hari-tua melambai sampai aku di danau paling utara Tondano, dukamu tak bisa kulupa para lelaki tak pulang, entah mengapa aku terkenang pahlawan kebahagiaan mati di tanah buangan: Ali Archam dan di sini, diantar perjuangan yang pedih danau Batur, kubu dari lahar dan abu menyembur para turis kagum berpura sedih tapi rakyat itu dengan tangannya yang perkasa jalan bergandengan dan berjanji meski mengantar mayat ke kubur


(Kintamani, 26 April 1964)

Tinoor

Tinoor

Oleh: Agam Wispi

para lelaki sudah pergi atau mati yang kembali ketinggalan hati di tanah seberang di kota ramai pulangnya tak berarti kami yang meromok tinggal di sini tak lagi bisa bersedih dulu dari jaman kompeni para lelaki sudah pergi atau mati maka minumlah saguar, abang selagi singgah di sini dan gunung akan didaki pandanglah lembah menjemput lautan sebelum Menado ditinggalkan, mari bersenang mari bersenang – walau dilupakan



(Tondano, 8 April 1964)

Wednesday 9 February 2011

My Stupid Boss... :)

Hari minggu kemaren saya main ke toko buku. Saya lihat banyak orang ngerumunin buku warna merah. Judulnya MY STUPID BOSS. Iseng2 saya buka dan baca halaman pertama gw langsung ngakak abis sampai mbak-mbak penjaganya pada noleh ke saya. Saya sarankan pada beli buku ini, kalau ga salah best seller dan dah sampai beberapa jilid. Berikut adalah beberapa cuplikan dari buku tersebut yang saya ambil dari berbagai sumber. Selamat menyimak... :)





Pak Boss nongol mukanya asemmmm banget. Kalah ketek.

Boss: Sebel banget saya sama adik saya. Dia tanya melulu ada Trojan gak di computer saya.
Gue: Ya memang ada kali, Pak. Saya cek computer bapak ya.
Boss: Eh jangan! Jangan!
Gue: Duile, segitu ketakutannya. Ada Miyabi ye?
Boss: Siapa tuh Miyabi?
Gue: Alah, gak mungkin bapak gak tau Miyabi.
Boss: Emang sih seksian dia dari istri saya...

Krik krik krik.. Bisa gitu ye. Tanya siapa Miyabi tapi tau seksian Miyabi dari bininye.

3 jam kemudian, Boss ditelpon adiknya.

"Maksud lo apaan sih? Eh gue gak begok tau gak. Gue sekolah di negara yang duluan kenal computer. Loh rusak kenapa? Apa?! Mana gue tau! Udah deh gue lagi kerja. Pokoknya computer gue gak ada Trojan!"

Gak lama kemudian, adiknya telpon lagi. Dengan pede tingkat sembalap F1, Boss menjawab:

"Pokoknya gue gak ngerasa pernah INSTALL PROGRAM TROJAN! Titik! Udah lu cari aja software bajakannya ada kali di Glodok!"

Hancur hatiku berkeping-keping....


-----------------------------------------------------------------------------------



Boss pengen punya website. Gayanya tuh yg serba ribet kayak mau mengakuisisi Google aja.



Gue: Hehehe...

Boss: Loh kok cengar cengir? Saya serius. Saya mau punya website untuk perusahaan kita.

Gue: Yg bilang bapak main2 siapa?

Boss: Trus kenapa kamu plangas plenges?

Gue: Karenaaaa... Hehehehe....

Boss: Kenapa?

Gue: Telat banget sih Paaaaaaak! Hari gini baru mikir mau punya website! Warteg aja udah punya website sendiri!

Boss: Alah udahlah. Eh gini ya, ntar saya gak mau mereka ngejek kita. Jadi saya harus punya modal ilmu dikit tentang bikin website, biar gak dikibulin. Design website pake program apaan sih?

Gue: Banyak sih, Pak..

Boss: Salah satunya aja. Jangan banyak2. Ntar lidah saya kelipet.

Gue: Umm.. Macromedia Dreamweaver..

Boss: Apa tadi namanya?

Gue: Macromedia Dreamweaver.

Boss: Ok. Ok sip! Eh eh apa tadi?

Gue: Macro..

Boss: Tar tar.. Macro?

Gue: Media.Boss: Media.

Gue: Dreamweaver.Boss: Dreamweaver.

Dream ya? Dreamweaver ya?

Gue: Iye *ngupil*

Boss: Ok ok.. Micromedia.

Gue: Bukan Micro. Tapi Macro. Macromedia Dreamweaver.

Boss: Iya. Macro ya.

Gue: Iya. Macromedia Dreamweaver.

Boss: Iya saya juga tauuuuuu! Gak usah dibilang berkali2! Saya gak begok!

Gue: *lempar upil ke Boss*



Akhirnya, terjadilah meeting maha penting untuk membuat website, dgn designer. Seperti biasa, bayangan dia sendiri di kaca aja sebel ama dia, apalagi orang lain.



Boss: Sebenarnya saya tidak perlu mengundang anda untuk mengerjakan website perusahaan saya.

Gue: ........ (apalagi nih merek kecapnya kali ini. Kecap cap Jenggo Gaya Kupu-Kupu kale)

Boss: Saya bisa buat sendiri. Bisa design sendiri. Tapi saya mau liat bagaimana kalian bisa menjual product saya melalui design kalian..



Jiaaaaaah.. Ampun dah! Trojan itu sejenis virus aja lu kagak tau... Ini ngecap bisa bikin website!



Designer: Yes website designing is actually not difficult. Everybody can. What application you use to design?

Boss: (dengan pede tingkat tinggi) Microwave Dreamweaver! It's the best!

Designer: Hah?! Microwave??

Boss: Yes. Microwave Dreamweaver.. Ya kan, Bu Kerani?



Gue -------> Pulangkan sajaaaa... Aku pada ibuku.. Atau ayahkuuu....




-----------------------------------------------------------------------------------

Ms. Yam itu cewek cantik sexy yg megang Sales untuk customer di LN. Biarpun dia cakep, tapi dia gak suka makan. Emang gak ada hubungannya sih. Gue cuman gak demen aja ngomongin dia soalnya dia cewek paling cakep di kantor ini. Ih, sebel.



Boss: Ms. Yam, masuk sini. Coba kamu liat ini apa?

Ms. Yam: Ini Sales Plan saya untuk tahun depan. Why?

Boss: Siapa yang tarok di meja saya?

Ms. Yam: I don't know. Kerani maybe.

Boss: Who is Sales here? You or me?

Ms. Yam: Me.

Boss: Then why does she put it on my table?! She should put it on your table!

Ms. Yam: (muka bete, tapi tetep cakep) How do I know? I am not her kaaaaaan??

Boss: Call her.



Gue udah nongol tanpa perlu dipanggil. Gue kasih muka sinis ke Ms. Yam. Sorry ye, makanya jadi orang jangan cakep2. Gue jutekin deh lo. Ms. Yam pergi balik ke ruangannya.



Gue: Kenapa?

Boss: Kok Sales Plan untuk Ms. Yam ditarok di meja saya?

Gue: Lah emangnya bapak gak mau tau? Mau kan? Saya kasih Ms. Yam juga, bapak juga.

Boss: Iya tapi dia mesti tau lebih dulu dari saya!

Gue: Hah? Itu Sales Plan kan dia yang buat. Jelas aja dia tau lebih dulu dari bapak. Saya cuman buatin di Excel doang secara dia gak bisa Excel! Cakep2 tapi gaptek.

Boss: Iya tapi ini kok jadinya kayak saya yg kerja. Saya kan Boss di sini, bukan staff!



Ih, gue males ribut ama si Ikan Buntal itu. Udah mau deket tanggal gajian soalnya. Entar dia cari2 alasan buat nahan gaji gua lagi. Dasar kumpeni! Gue ambil aja dokumen Export Sales Plan darit tangan dia. Dia diem aja.



2 minggu kemudian waktu meeting yang entah apaaaaaaaaa masalah utama meeting itu juga gak ada yg tau. Meeting udah 1 jam cuman dengerin dia ngomel gak jelas soal production, tapi orang production gak ada satupun yg dia ajak meeting.



Boss: ........ Jadi rencana buka cabang di Belgia dimundurin aja dulu.

Mr. Kho: You mean, postpone?

Boss: Ya dimundurin kan artinya di postpone. Gimana sih Mr. Kho? Kalo saya ngomong jgn suka dipotong2 gitu terus!

Mr. Kho: English, please.

Boss: .............



Buset deeeeh! Entah ekspresi muka kayak apa si Sotoy tunjukin. Marah enggak, bete enggak, ngambeg enggak, senyum enggak. Pokoknya aneh banget. Nahan ngeden kayaknya.



Boss: I decided to postpone the Belgia branch because I haven't seen the export sales projection plan from Ms. Yam.



Saat nyebut nama Ms. Yam, dia melotot mandangin Ms. Yam.



Ms. Yam: Oit! You got the copy, what!

Boss: No.

Ms. Yam: Yes. Kerani gave one copy for me, one for you.

Boss: When? When? Bu Kerani???

Gue: (lagi ngayal Boss dikejer2 kunti sepanjang jalur Pantura) Hah? Hah? Kenapa?

Boss: Apa yang kita bicarakan tadi?

Gue: ...........

Boss: Kamu ikutin meeting gak dari tadi?

Gue: ...... Enggak. Ngantuk, Pak. Meeting gak jelas agendanya gini.

Boss: Loh? Gimana sih? Ms. Yam bilang kamu yang distribusikan laporan Sales Projection untuk export. Kok saya gak dapet?!

Gue: Lah?! Hari itu saya kasih bapak, bapak marahin saya bilang kenapa saya kasih bapak!

Boss: When? When? Gak ada. Gak ada itu!

Gue: Ya udah saya kasih lagi.

Boss: Percuma! Rencana buka cabang di Belgia udah batal gara2 gak ada laporan itu!



Kalo kasusnya udah kayak gini sih, sama aja kayak makan buah simalakama. Dilawan gue kena diare. Gak dilawan gue mencret2. Cuma ada 1 cara yg berjaya untuk ngejinakin dia.



Mbah: Nah ini dia yang cucu minta kemaren. 1 tetes dimasukkan ke dalam air minum, bisa bikin orang yg minum kena wasir 2 minggu. Jadi jangan dicemplungin banyak2 karena jampe2 dari mbah yahud!

Gue: Makasih, Mbah. Ini uangnya, Mbah.

Mbah: Makasih, cu. Sering2 datang ya, cu.

Gue: Nggih, Mbah.



Kikikikikikikik... Ogah gue kasih si Buntal cuman setetes. Gue cemplungin satu botol ajah yihaaaaa!!!


-----------------------------------------------------------------------------------

Pesawat itu mendarat di lapangan terbang Bangkok. Seorang pria berbadan bulat keluar dan disambut angin kencang. Rambutnya tidak bergerak sama sekali biarpun diterpa angin. Bukan karena dia memakai gel rambut yang sama seperti yang dipakai Superman, tapi karena dia tidak ada rambut. Dia berjalan, eh, berguling tepatnya, ke gedung utama airport. Seorang Gue malang berjalan di belakang, terlihat tidak semangat. Sepertinya, Gue akan dijadikan tumbal persembahan dewa-dewa di puncak gunung Mordor..



Boss: Lemes amat sih kamu jalannya? Gak makan ya di pesawat tadi?

Gue: Gimana mau sempet makan kalo Bapak suruh saya buat ini itu?! Saya mau makan dulu ah. Baru pergi meeting.

Boss: Loh kita udah gak ada waktu lagi!

Gue: Nanti saya kena maag!

Boss: Ya udah beli burger aja makan di taxi.



Setelah membeli burger merek McD (taela mau sembunyi-sembunyi kok jelas banget!), mereka berdua berangkat dengan taxi, ke tujuan yang entah kemana..



Boss: Kok macet ya? Ada apa ya? Ada apa sih nih, Bu?

Gue: Gak tau.

Boss: Duh.. ada apa sih ya? Nanti kita telat. Ada apa sih Bu ya?

Gue: Saya gak tauuuu.

Boss: Coba kamu turun tanya ada apa.

Gue: Saya lagi makan, Pak.

Boss: Ada apa ya? Ada apa yah kira-kira, Bu?

Gue: Ada gajah lewat kali..



Tak lama kemudian...



Boss: Lah tuh kamu tau kalo ada gajah lewat!

Gue: Hah? Bener?

Boss: Iya! Tuuuh..



Apakah Gue salah satu dewa? Karena apa yang dia sebut barusan terbukti benar, saudara-saudara! 2 ekor gajah buesaaaaar lewat dengan tenang bersama beberapa orang pengiring. Ealaaaaaah... tuh gajah stop di tengah jalan!



Boss: Ya ampun! Ngapain dia ngejogrog di situ??

Gue: Iya ya. Mau ada acara apaan kali, Pak. Waduh jangan-jangan dia bakalan ngendon di situ sampek malem nih.

Boss: Udah kamu gak usah ngomong lagi! Tadi omongan kamu jadi kenyataan! Adddddddoh biyung! Ini kita bisa telat ini.

Gue: Ya mau bilang apa. Saya udah sms si Jerry bilang kita telat ketahan gajah.

Boss: Saya paling gak suka ini. Gak suka! Gak suka! Gak sukaaaaaa!

Gue: .............

Boss: Can someone do something? Usir kek gitu! Pawangnya juga begok banget. Huuusssh! Huuuuuuuusssshhh! Hush!!!!



Bisa gitu lu ngusir gajah 10 meter di depan lu padahal elu ada di dalam taxi? Eh eh loh loh.. ngapain dia turun?! "Pak! Mau ngapain? Udah kita tunggu di sini aja!" Boss tetap turun dari taxi dan pergi menuju pawang gajah.



Boss: Are you the pawang of these elephants?

Pawang: ????

Boss: Are you the owner of these elephants?

Pawang: Jhgfuejhsbbsko jsgvwiwosm msjsbnd (ceritanya bahasa Thailand)

Boss: Hadooh ngomong apa kamu? Ngomong jangan sembarangan ya! Ini saya mau meeting jadi telat gara-gara gajah bengkak elu! usir dong!

Pawang: Kgfdggbbdhb ouztebsjxm iybsnsnms !!!!!

Boss: Eh lu diem ya! Lu usir gajah lu sekarang!

Gue: Pak.. sudahlah. Dia juga ga ngerti bahasa kita.

Boss: Alah kamu diem ah! Cariin solusi gak bisa. Makaaaaan aja!

Gue: ................. (asem)

Boss: Heh pawang gila! Usir gajahnya!

Pawang: Koiueuir pang karang wdeohgfj..!!!

Boss: !!!!!

Pawang: !!!!!

Boss: !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Pawang: !!!!!!!!!!!!!!!!!!!



Episode ini berakhir di Boss dan Gue berjalan kaki ke Gunung Mordor dengan menyeret-nyeret koper sepanjang jalan kenangan......


-----------------------------------------------------------------------------------

Gue terharu banget Pak Boss mandang gue begitu tinggi. Dia super yakin Christopher Reeves is not the real Superman, but I am.



Boss: Saya gak mau tau! Pokoknya kapal harus jalan tanggal 15! Apa pun caranya!

Gue: Cannot. Kita bukan pemilik kapal. Kapal mundur jadwalnya, kita gak bisa buat apa pun.

Boss: Saya gak mau tau!

Gue: Ok, apa boleh buat... saya pulang dulu ke rumah ambil sayap Superman, ntar saya terbangin barang kita ke Sarawak!

Boss: Kamu gak usah ngomong sinis begitu!

Gue: Saya gak sinis. Saya cari alternatip! Setau saya perusahaan kita belum beli itu kapal, jadi kita gak bisa atur jadwal. Satu-satunya cara, ya saya bawa terbang, kan?



Boss juga yakin gue bisa do miracles. Antara lain: ngatur cuaca.



Boss: Hah? Jadi kapal terlambat sampek Sandakan? Aduuuh kenapa ada cuaca buruk? Berapa lama? Gak bisa begitu dong. Apa gak bisa dicepetin badainya? Coba lain kali kamu kerja yang betul... diatur yang bener supaya kapal jangan sampek kena cuaca buruk!



Kwa-kwaaaaaaaaa...



(Sebuah kutipan dari 70 kisah kegokilan seorang Boss, yang membuat anak buahnya hendak "mengakhiri" hidupnya)

-----------------------------------------------------------------------------------

Kemaren, gue lagi makan siang di luar. Baru aja dua suap, si Boss SMS.

Boss: Online di skype sekarang.

Gue: Gak bisa. Saya lagi makan. Ini lunch time.

Boss: Balik ke kantor dulu donk. Penting banget nih. Saya gak bisa lama-lama soalnya.

Gue: Pak… saya baru aja makan dua suap, Pak.

Boss: (pake hurup capital semua) IYA TAPI INI SANGAT URGENT! TOLONG BALIK KE KANTOR DULU!

Iiiiiiiiiiiiiiih…dasar kurap tokek! Ya udah gue bungkus tuh makanan, mana ngebungkusnya ngaco acak-adul bikin ilfil. Terus gue balik ke kantor pake lari segala. Sampe kantor, badan gue udah bekuah keringetan… gue on-kan Skype dan SMS si Boss.

Gue: Saya sudah online.

Boss: Yah… saya udah keburu jalan. Telat kamu. Nanti sore aja online lagi.


-----------------------------------------------------------------------------------


Kamu Liat Cara Saya Nego!


Itu adalah kata-kata pamungkas si Boss kalau gue gagal minta harga barang sesuai harga yang dia mau. Dia cap gue gak bisa jadi purchasing karena gak bisa nego. Dan cara dia nego...MENGERIKAN! Jadi bukannya kita dapat harga murah, malahan si Boss dimaki sama supplier.

Boss : (ke supplier) Seharusnya you tak charge saya untuk copper ini!

Supplier : Hah? Macam mana tak charge you?

Boss : Ini untuk customer saya. Dia itu Tan Sri lho! Orang besar loh! Supaya dia kasih saya bisnis lebih banyak, saya kasih dia service ini free. Jadi you pun kena bagi saya free!

Supplier + gue : (bengong pandang-pandangan)

Supplier : Itu Tan Sri kenal saya kah?

Boss : Mana saya tau.

Supplier : Nah, kalau dia tak kenal saya, dia hanya kenal you, apa urusan dia dengan saya? You bagi dia free itu you punya urusan! Otak you tak center kah?!


Kesian amat Boss gue dibilang otaknya gak di tengah-tengah...


-----------------------------------------------------------------------------------


Si Boss dapat info entah dari siapa, ada orang bule yang mau jual pabrik. Si Boss suruh gue telepon.




Boss: Nih, kamu telepon orang ini. Dari namanya sih kayaknya orangnya cute nih. Boleh juga sih saya ketemu dia, hehehe…

Gue: Orang bule ya, Pak?

Boss: Iya. Orang Perancis, katanya. Jean-Marie Jocelyn. Orang Perancis kan seksi loooh…



Ho-oh seksi banget, umur 103 taon juga seksi ….



Gue : Jangan-jangan ini cowok nih. Orang Perancis kan nama lelakinya memang kayak nama cewek, Pak.

Boss: Ah ngaco kamu. Jelas-jelas Jocelyn begitu kok. Kamu telepon dia di kantornya, bilang saya mau ketemu jam 4.

Gue: (masih ragu-ragu)

Boss: Tunggu apa lagi? Ini cewek! Memangnya kamu pikir saya bodoh apa. Saya udah keliling dunia, kamu belum pernah!



So what?OKB sindrom kok gak ilang-ilang.



Jadi gue telepon orang itu, tapi bicara sama sekretarisnya. Buat janji jam 4.



Gue: Pak, Jean-Marie Jocelyn itu lelaki.

Boss: Perempuan.

Gue: Lelaki.

Boss: Perempuan.

Gue: Lelaki.

Boss: Pasti perempuan.

Gue: Pasti lelaki. Sekretarisnya juga bilang ‘he’ gitu kok.

Boss: Memangnya kamu tanya dia lelaki atau perempuan?

Gue: Ya, enggak-lah! Malu-maluin aja …

Boss: Itu perempuan dan pasti seksi. Yang namanya Jocelyn itu kebanyakan seksi, hahaha! Saya mau pulang dulu aaaaah, mau mandi. Kamu ikut ya. Saya akan buktikan omongan saya benar.



Yah, gitu deh Boss gueh itu. Kalo meeting sama cewek, baru dia mandi. Kalo enggak sih, bakalan ada perayaan kayak nujuhbulanan judulnya Mandi Tahunan. Kalo ternyata dia itu lelaki, gue jamin si Boss nyesel seumur idup karena udah mandi. Yang ada entar dia bakalan gak mandi 2 taon. Dirapel gitu maksudnya….


So there we met Miss Jean-Marie Jocelyn yang berkumis tebal dan berbulu tangan lebat banget, kayak utan Amazon!




Chaos@work :)



Hahahaha...
Hatiku selembar daun...

Monday 7 February 2011

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)




Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena sesuatu hambatan, kesulitan atau mengalami gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehinga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunasusilaan, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. PMKS dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Balita Terlantar
Yaitu anak yang berusia 0-4 tahun yang karena sebab tertentu, orang tuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan: miskin, salah seorang sakit, salah seorang / kedua-duanya meninggal), sehingga mengganggu kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangannya, baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
Indikator :
a. Anak ( Laki-laki / perempuan ) usia 0-4 tahun.
b. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya, atau balita yang tidak pernah mendapat “ASI”/susu pengganti atau balita yang tidak mendapatkan makanan bergizi ( 4 sehat 5 sempurna ) 2 kali dalam satu minggu atau balita yang tidak mempunyai sandang yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
c. Yatim piatu atau tidak dipelihara, ditinggalkan oleh orang tuanya pada orang lain, ditempat umum, rumah sakit, dan di tempat umum lainnya.
d. Apabila sakit tidak mempunyai akses kesehatan modern ( di bawa ke puskesmas dan lain-lain ).

2. Anak Terlantar
Yaitu anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya, ( karena miskin, salah seorang dari Orang Tuannya/ wali pengasuh sakit, atau meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengampu/ pengasuh ), sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhannya dengan wajar baik secara jasmani, rohani, maupun sosial (PP No2 tahun 1998).
Indikator :
a. Anak ( laki-laki/ perempuan ) usia 5-8 tahun.
b. Anak yatim, piatu, yatim piatu.
c. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.
d. Anak yang lahir karena tindak perkosaan, tidak ada yang mengurus dan tidak mendapat pendidikan.

3. Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan/di Perlakukan Salah
Yaitu anak yang terancam secara fisik dan non fisik karena tindak kekerasan, di perlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga/ lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya secara wajar
Indikator :
a. Anak laki-laki/ perempuan berusia 5-18 tahun
b. Sering mendapat perlakuan kasar dan kejam yang mengakibatkan menderita secara psikologis
c. Pernah dianiaya dan diperkosa
d. Dipaksa bekerja ( tidak atas kemauannya ).

4. Anak nakal
Yaitu anak yang melakukan tindak pidana, atau anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang baik menurut peraturan Perundang-undangan maupun menurut Peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan (UU No3 tahun 1997 tentang pengadilan anak ).
Indikator :
a. Anak laki-laki/ perempuan berusia 8-18 tahun dan belum menikah.
b. Melakukan perbuatan secara berulang yang menyimpang atau melanggar norma masyarakat seperti :
1) sering bolos sekolah
2) sering bohong
3) ingkar/ menipu
4) sering mencuri dilingkungan keluaraga
5) seing merusak sarana umum
6) sering mengganggu orang lain
7) memancing keributan/ perkelahian
8) melakukan tindak kriminal (seperti perjudian, penodongan, pemerkosaan, pembunuhan, dll).

5. Anak Jalanan
Yaitu anak yang sebagagian besar waktunya berada di jalanan atau tempat-tempat umum.
Indikator :
a. Anak ( laki-laki/ perempuan ) usia 5-18 tahun.
b. Melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas kegiatannya dan atau berkeliaran di jalanan atau ditempat umum minimal 4 jam/ hari dalam kurun waktu 1 bulan yang lalu, seperti : pedagang asongan, pengamen, ojek payung, pengelap mobil, pembawa belanjaan di pasar dll.
c. Kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu ketertiban umum.

6. Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Yaitu seorang wanita dewasa belum menikah/ janda yang tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (Kep Mensos No 24/HUK/996).
Indikator :
a. Wanita berusia 18-59 tahun, berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi kebutuhan fisik minimum (sesuai kriteria fakir miskin)
b. Tingkat pendidikan rendah (tidak tamat/ maksimal SD)
c. Istri ditinggal suami tanpa batas waktu dan tidak dapat mencari nafkah.
d. Sakit sehingga tidak mampu bekerja.

7. Wanita yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah.
Yaitu wanita yang terancam secara fisik atau non fisik ( psikologis ) karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya.
Indikator :
a. Wanita usia 18-59 tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi sudah menikah.
b. Tidak diberi nafkah atau tidak boleh mencari nafkah.
c. Diperlakukan secara keras, kejam (dipukul, disiksa) dalam keluarga.
d. Diancam secara fisik dan psikologis (diteror, ditakut-takuti, disekap) dalam kelurga atau ditempat umum.
e. Mengalami pelecehan seksual (dikantor, dilingkungan tempat tinggal, di tempat umum antar lain diperkosa atau dipaksa menjual diri/dieksploitir).

8. Lanjut Usia Terlantar
Yaitu setiap orang karena lanjut usia ( 60 tahun keatas ) tidak mempunyai/ berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupan sehari-hari ( Undang –undang Tahun 1998 ).
Indikator :
a. Laki-laki/ perempuan yang berusia 60 tahun keatas.
b. Tidak sekolah/ tidak tamat SD, makan 2 kali sehari.
c. Pakaian yang dimiliki kurang dari 4 stel.
d. Jika sakit tidak mampu berobat ke fasilitas kesehatan.
e. Tidak ada keluarga atau orang lain yang mampu dan mau mengurusnya
.
9. Lanjut Usia yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah
Yaitu lanjut usia yang ( 60 tahun ke atas ) yang mengalami tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan terdekatnya dan terancam, baik secara fisik maupun non fisik.
Indikator :
a. Usia 60 ke atas (laki-laki/ perempuan).
b. Diperlakukan secara keras, kasar dan kejam (dipukul, dimarahi, dirong-rong, diacuhkan, disakiti, dikucilkan, disekap dll) oleh keluarga, lingkungan.

10. Penyandang Cacat
Yaitu setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu, sehingga merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara layaknya yang terdiri dari : Penyandang cacat fisik ( cacat tubuh, cacat netra/ mata dan rungu/ wicara), penyandang cacat mental serta penyandang cacat fisik dan mental ( UU No 4 tahun 1997 ).
a. Penyandang Cacat Fisik
Yaitu seseorang yang menderita kelainan pada tulang dan atau sendi anggota gerak dan tubuh, kelumpuhan pada anggota gerak dan tulang, tidak lengkapnya anggota gerak atas dan bawah, sehingga menimbulkan gangguan/menjadi lambat untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara layak.
Indikator :
1) Anggota tubuh tidak lengkap putus/ amputasi tungkai, lengan atau kaki.
2) Cacat tulang atau persendian.
3) Cacat sendi, otot dan tungkai, lengan atau kaki.
4) Lumpuh.

b. Penyandang Cacat Mata (tuna netra)
Yaitu seseorang yang buta kedua matanya atau kurang awal (low vision), sehingga menjadi hambatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/ wajar
Indikator :
1) Buta total (buta kedua mata).
2) Masih mempunyai sisa penglihatan atau kurang awas (low vision).

c. Penyandang Cacat Rungu/ Wicara
Yaitu seseorang yang tidak dapat mendengar dan berbicara dengan baik sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/ wajar
Indikator :
1) Tidak dapat mendengar atau memahami perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar.
2) Tidak dapat bicara sama sekali atau berbicara tidak jelas
(pembicaraannya tidak dapat dimengerti).
3) Mengalami hambatan atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

d. Penyandang Cacat Mental
Yaitu seorang yang menderita kelainan mental/ jiwa sehingga orang tersebut tidak ias mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain seusianya atau yang tidak dapat mengikuti prilaku biasa, sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara wajar/ layak.
Penyandang cacat mental, terdiri dari :
1) Penyandang cacat mental eks psikotik
a) Eks psikotik penderita gangguan jiwa
b) Kadang masih mengalami kelainan tingkah laku
c) Sering mengganggu orang lain
2) Penyandang cacat mental retardasi
a) Idiot : Kemampuan mental dan tingkahlakunya setingkat dengan anak normal usia 2 tahun, wajahnya terlihat seperti wajah dungu.
b) Embisil : Kemampuan mental dan tingkahlakunya setingkat dengan anak normal usia 3-7 tahun.
c) Debil : Kemampuan mental dan tingkahlakunya setingkat dengan anak normal usia 8-12 tahun.

e. Penyandang Cacat Fisik dan Mental (Cacat Ganda)
Yaitu seorang yang menderita kelainan fisik dan mental sekaligus atau cacat ganda seperti gangguan pada fungsi tubuh, pengelihatan, pendengaran dan kemampuan berbicara serta mempunyai kelainan mental atau tingkah laku, sehingga yang bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara layak dan wajar.

11. Penyandang Cacat Bekas Penderita Kronis
Yaitu seseorang yang pernah menderita penyakit menahun atau kronis, seperti kusta, TBC paru, yang dinyatakan sembuh/ terkendali. Termasuk penyandang cacat jenis ini adalah penderita HIV/AIDS dan stroke tetapi mengalami hambatan fisik dan sosial untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari secara layak/wajar.
Indikator :
a. Eks penderita penyakit TBC paru, Kusta dan stroke.
b. Mengalami hambatan dan kelainan fisik, meski badan tidak hilang (kusta).
c. Tubuh menjadi bongkok dan ringkih (TBC paru)
d. Cenderung dijauhi masyarakat karena takut terjangkit/ menular (leprophopbia dan HIV/AIDS).
e. Mempunyai rasa rendah diri.

12. Tuna Susila
Yaitu seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenisnya secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang syah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa.
Indikator :
a. Seseorang (laki-laki/ perempuan ) usia 19 tahun ke atas atau lebih.
b. Menjajakan diri di tempat umum, di lokasi atau tempat pelacuran (bordil) dan tempat terselubung (warung remang-remang, hotel, mall dan diskotik).

13. Pengemis
Yaitu orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan minta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alas an untuk mengharap belas kasihan orang lain ( PP No. 31 Tahun 1980).
Indikator :
a. Anak sampai usia dewasa.
b. Meminta-minta dirumah-rumah penduduk, pertokoan, persimpangan jalan (lampu lalu lintas), pasar, tempat ibadah dan tempat umum lainnya.
c. Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan, berpura-pura sakit, merintih dan kadang-kadang mendoakan dengan bacaan-bacaan ayat suci, sumbangan organisasi tertentu.
d. Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap membaur dengan penduduk pada umumnya.

14. Gelandangan
Yaitu orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta hidup mengembara ditempat umum ( PP No. 31 Tahun 1980 ).
Indikator :
a. Anak sampai usia dewasa, tinggal disembarang tempat dan hidup mengembara atau mengelandang ditempat-tempat umum, biasanya dikota-kota besar
b. Tidak mempunyai tanda pengenal atau identitas diri, berperilaku bebas/ liar, terlepas dari norma kehidupan masyarakat umumnya.
c. Tidak mempunyai pekerjaan tetap, meminta-minta atau mengambil sisa makanan atau barang bekas.

15. Bekas Narapidana
Yaitu seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan, dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali kedalam kehidupan masyarakat, sehingga mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara normal.
Indikator :
a. Usia 18 tahun sampai usia dewasa.
b. Telah selesai atau segera keluar dari penjara karena masalah pidana.
c. Kurang diterima/ dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan masyarakat.
d. Sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap.

16. Korban Penyalahgunaan NAPZA
Yaitu orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis (UU No. 22 Tahun 1997).
Indikator :
a. Usia 10 tahun sampai usia dewasa.
b. Pernah menyalahgunakan narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif lainnya termasuk minuman keras, yang dilakukan sekali, lebih sekali atau dalam taraf coba-coba.
c. Secara medik sudah dinyatakan bebas dari ketergantungan obat oleh dokter yang berwenang.

17. Keluarga Fakir Miskin
Yaitu orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan ( PP No 42 Tahun 1981).
a. Penghasilan rendah/ berada dibawah garis kemiskinan seperti : tercermin dari tingkat pengeluaran perbulan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
b. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah ( maksimal SD ) dan tidak ada keterampilan tambahan.
c. Derajat kesehatan dan gizi rendah.
d. Tidak memiliki tempat tinggal yang layak huni, termasuk tidak memiliki MCK.
e. Pemilikan harta sangat terbatas jumlah/ nilainya.
f. Hubungan sosial terbatas, belum banyak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan.
g. Akses informasi terbatas (baca Koran dan radio).

18. Keluarga Berumah Tak Layak Huni
Yaitu keluarga yang kondisi perumahan dan lingkungan tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial.
Indikator :
a. Kondisi rumah
1) Luas tanah perkapita kota <4 br="" desa="" m2=""> 2) Sumber air tidak sehat, akses meperoleh air bersih terbatas.
3) Tidak mempunyai akses MCK.
4) Bahan banguna tidak permanent atau atap dinding dari bambu, rumbia.
5) Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi.
6) Tidak memiliki pembagian ruangan.
7) Lantai dari tanah dan rumah lembab atau pengap.
8) Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.
9) Kondisi rusak.
b. Kondisi lingkungan
1) Lingkungan kumuh dan becek.
2) Saluran pembuangan air tidak memenuhi standar.
3) Jalan setapak tidak teratur.
c. Kondisi keluarga
1) Kebanyakan keluarga miskin, pengeluaran biaya hidup tidak melebihi Rp. 42.380 untuk perkotaan dan Rp. 33.590 untuk pedesaan untuk pedesaan setiap orang per bulan (tahun 1998).
2) Kesadaran untuk ikut serta memiliki dan memelihara lingkungan pada umumnya rendah (ikut bersih kampung, ikut kerja bakti, membuang sampah sembarang di sungai).

19. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis
Yaitu keluarga yang hubungan antar keluarganya terutama hubungan antara suami istri kurang serasi, sehingga tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.
Indikator :
a. Suami atau istri tanpa saling memperhatikan atau anggota keluara kurang komunikasi.
b. Suami atau istri sering bertengkar, hidup sendiri-sendiri walaupun masih dalam ikatan keluarga.
c. Hubungan dengan tetangga kurang baik, sering bertengkar, tidak mau bergaul/ berkomunikasi.
d. Kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun sosial kurang terpenuhi.

20. Masyarakat Terasing
Yaitu kelompok orang yang hidup dalam kesatuan-kesatuan social budaya yang bersifat lokal terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik nasional (SK Mensos No. 60/HUK/1998).
Indikator :
a. Hidup dalam kesatuan-kesatuan sosial yang bersifat lokal dan terpencil.
b. Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen.
c. Pranata sosial bertumpu pada hubugan kekerabatan.
d. Pada umunya secara geografis terpencil dan relatif sulit dijangkau atau terisolasi.
e. Kehidupan dan penghidupannya masih sangat sederhana.
f. Pada umumnya masih hidup dengan system ekonomi subsistens (hanya untuk kepentingan sendiri) belum untuk kepentingan pasar.
g. Peralatan dan teknologi sederhana, misalnya perlatan rumah tangga.
h. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi.
i. Secara sosial budaya terasing dan atau terbelakang.

21. Masyarakat yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana
Yaitu kelompok masyarakat yang lokasi pemukiman mereka berada di daerah yang relatif sering terjadi bencana atau kemungkinan besar dapat terjadi bencana dan musibah lainnya yang membahayakan jiwa serta kehidupan dan penghidupan mereka.
Indikator :
a. Wilayah bahaya gunung merapi.
b. Daerah aliran sungai yang sering dilanda banjir.
c. Daerah pantai yang tingkat abrasinya tinggi atau rawan bencana gelombang pasang/ tsunami.
d. Lereng bukit yang tandus, rawan longsor dan rawan pangan.
e. Daerah kumuh dan padat penduduk yang rawan kebakaran.
f. Daerah rawan gempa bumi.

22. Korban Bencana Alam dan Bencana Lainnya
Yaitu perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun sosial ekonomi akibat terjadinya bencana alam yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Termasuk dalam korban bencana adalah :
a. Korban bencana gempa bumi tektonik letusan gunung merapi, tanah longsor, banjir, gelombang tsunami, angin kencang, kekeringan dan kebakaran hutan/ lahan.
b. Korban kebakaran pemukiman, kecelakaan kapal terbang, kereta api dll, musibah industri (kecelakaan kerja), kekacauan/kerusuhan sosial dan kecelakaan perahu.
c. Orang terlantar dalam perjalanan seperti orang Indonesia yang terlantar diluar negeri, Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) pelintas batas, orang-orang Indonesia yang masuk negara lain tanpa ijin dan harus dipulangkan ke Indonesia.
d. Korban wabah penyakit.
Indikator :
1) Kehilangan tempat tinggal sehingga mereka ditampung sementara atau diasramakan di tempat pengungsian atau menumpang di rumah keluarganya/ kerabat.
2) Kehilangan sumber mata pencaharian sehingga mengalami hambatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
3) Kehilangan kepala/ anggota keluarga yang merupakan sumber pencari nafkah utama untuk anggota keluarga lainnya.
4) Kehilangan harta benda.
5) Kondisi mental kurang stabil, emosional/stress.
6) Kondisi fisik menderita.

23. Korban Bencana Sosial
Perorangan atau kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental maupun social ekonomi akibat terjadinya bencana social atau kerusakan yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupanya.
Indikator :
a. Korban musibah, kekacauan atau kerusuhan sosial.
b. Korban wabah penyakit.

24. Pekerja Migran
Pekerja migran adalah seorang yang bekerja diluar tempat asalnya dan menetap semetara di tempat tersebut dan potensial mengalami permasalahan sosial.
Indikator :
Orang terlantar dalam perjalanan seperti orang Indonesia yang terlantar diluar negeri, TKI yang telantar, pelintas batas, orang-orang Indonesia yang masuk Negara lain tanpa ijin dan harus dipulangkan ke Indonesia.

25. HIV/AIDS
Seseorang yang dengan rekomendasi professional (dokter) atau petugas laboratorium terbukti tertular virus HIV, sehingga mengalami sindorm menurunnya data tahan tubuh ( AIDS ).

26. Keluaraga Rentan
Keluarga yang masih berkategori tidak bermaslah, namun jika tidak diberdayakan melalui bimbinan social akan mengalami masalah tertentu. Keluarga tersebut berada pada batas marginal dan menjadi rentan terhadap masalah social lainnya. Batas marginal yang dimaksudkan diukur dari batas bawah pemenuhan kebutuhan fisik minimal didaerah yang bersangkutan.





For Full Text Pdf Program Desaku Menanti Download Here

John Lie

Laksamana Muda TNI (Purnawirawan) Jahja Daniel Dharma atau yang lebih dikenal sebagai John Lie (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 9 Maret 1911 – meninggal 27 Agustus 1998 pada umur 87 tahun) adalah salah seorang perwira tinggi di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dari etnis Tionghoa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia lahir dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio. Awalnya beliau bekerja sebagai mualim kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM lalu bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Semula ia bertugas di Cilacap dengan pangkat Kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor.

Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.

Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan the Outlaw. Seperti dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor ke Sumatera, dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari Maluku, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.

Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal the Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan naval base yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada awal 1950 ketika ada di Bangkok, ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku lalu PRRI/Permesta. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada Desember 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.

Beliau meninggal dunia karena stroke pada 27 Agustus 1998 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Atas segala jasa dan pengabdiannya, beliau dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 Nopember 1995, Bintang Mahaputera Adipradana dan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2009.