Thursday, 11 November 2010

PENDAKI GUNUNG DAN HARTA KARUN

PENDAKI GUNUNG DAN HARTA KARUN


Pada suatu hari, seorang climber (pendaki gunung) mengajak beberapa temannya untuk mendaki sebuah gunung yang tinggi sekali. Gunung itu menjulang megah, namun penuh dengan jurang-jurang yang terjal. Konon katanya, di puncak gunung itu ada harta karun yang tersembunyi selama berabad-abad lamanya. Jarang sekali orang dapat sampai ke sana. Kalau pun sampai, harta karun itu tetap tak pernah diketemukan. Gunung itu memang penuh dengan misteri.

Sebelum memulai perjalanan, sang pendaki gunung dan teman-temannya mempersiapkan segala perlengkapan pendakian. Mereka membawa air minum, makanan secukupnya, kompas, peta, parang, dan lain-lain. Pokoknya segala perlengkapan yang diperlukan dalam perjalanan yang jauh. Setelah berbagi tugas, mereka pun memulai perjalanan. Suasana dingin dan berkabut, ditambah pemandangan kiri-kanan yang mengerikan. Tampaklah jurang-jurang bebatuan yang terjal dan pemandangan ke bawah yang menciutkan hati. Untuk mendaki, mereka harus bekerjasama, saling mengulurkan tangan dan membantu, bergantian membawa tas teman yang kelelahan, dan sebagainya.

Namun ada seorang teman yang kecewa dengan jalan yang telah mereka tempuh. Dia menunjuk ke satu arah yang tampaknya lebih nyaman untuk dijalani. Semua temannya yang lain tidak setuju. Namun karena dia bersikeras, akhirnya dia memilih jalan lain tersebut. Teman-temannya tidak bisa berbuat lain kecuali merelakan dirinya. Untuk itu, dia harus menuruni jurang terjal dengan susah payah untuk mencapai perbukitan kecil yang berada di seberang. Sementara dia menuju ke lembah, sang pendaki gunung bersama teman-temannya yang lain sudah meninggalkannya jauh di depan.

Sang climber dan teman-temannya terus berjalan. Kendati sulit, mereka saling membantu satu sama lain. Temannya yang berada di depan bertugas sebagai perintis jalan, yang berada di tengah sebagai pembuang sampah, dan yang berada di belakang mulai menandai pepohonan sebagai penunjuk jalan bila mereka sesat. Yang lain lagi bertugas sebagai penghibur lewat ceritanya yang lucu mau pun nyanyiannya yang menyenangkan hati.

Akhirnya, mereka pun sampai di puncak yang menjadi tujuan perjalanan mereka. Kendati lelah, mereka berbahagia karena telah dapat menaklukkan gunung misteri itu. Bagi mereka, harta karun misterius itu tidak berarti apa-apa lagi. Mereka telah menemukan bahwa harta karun yang mereka cari selama ini sesungguhnya ada di antara mereka sendiri. Harta karun itu adalah: semangat persaudaraan yang kokoh di antara mereka.





Hatiku selembar daun...

No comments: