Sunday, 5 December 2010

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969


REPUBLIK INDONESIA
Presiden Republik Indonesia Djenderal Soeharto

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA



Saudara Ketua dan para Wakil Ketua M.P.R.S; Saudara Ketua dan para Wakil Ketua DPR-GR;
Saudara-saudara Ketua Mahkamah Agung, Ketua Dewan Pertimbangan Agung dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
Sidang Dewan Perwakilan Rakjat jang terhormat; Saudara-saudara sekalian;
Hari ini, Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong telah membuka masa sidang untuk tahun 1969/1970. Seperti jang telah disetudjui oleh Dewan, sedjak tahun ini, Tahun Anggaran telah kita robah: mulai tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret tahun berikutnja.
Karena itu, Saudara Ketua, pada kesempatan ini - berbeda dengan tahun-tahun sebelumnja - saja tidak akan menjampaikan pendjelasan jang berhubungan de- ngan Rantjangan Anggaran Pendapatan dan Belandja Negara.
Sidang jang terhormat;
Seperti halnja tradisi jang telah kita rintis sedjak tahun 1967, idjinkan saja, menggunakan kesem- patan ini untuk sekaligus berbitjara dengan seluruh Rakjat Indonesia.
Dalam kesempatan sematjam ini saja ingin men-djelaskan berbagai soal kepada Rakjat; baik jang mereka utjapkan maupun jang tidak mereka utjapkan; baik bagi mereka jang mampu mengeluarkan suaranja maupun jang hanja berbitjara didalam hatinja.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Besok, 17 Agustus 1969, kita merajakan ulang tahun Kemerdekaan jang ke-24. Sebagai ummat beraga- ma, dalam menjongsong hari jang sangat penting itu, pertama-tama kita mengutjapkan kebesaran Tuhan Jang Maha Esa dan memandjatkan segala pudji sjukur ke- pada-Nja. Tanpa ridho-Nja, hari ini kita tidak mungkin berkumpul ditempat ini, besok kita tidak akan dapat merajakan ulang tahun Proklamasi.
Kita jakin, bahwa Kemerdekaan jang kita nikmati dan Negara Republik Indonesia ini, adalah atas se- gala Rachmat-Nja. Rachmat itu telah diberikan-Nja, karena kita telah memohon dan karena kita telah berdjoang.
Hanja memohon tanpa berdjoang keinginan kita tidak akan dikabulkan-Nja; hanja berdjoang tanpa mengindahkan petundjuk-Nja, kita pasti akan ter- sesat.
Kita terus berdjoang; dan kita tidak ingin ter-sesat.
Pada setiap peringatan hari jang paling penting ini, marilah kita selalu menilai kembali posisi dalam perdjalanan sedjarah Kemerdekaan kita; Apakah dalam usaha menudju tjita-tjita Bangsa itu kita mundur, mandeg atau madju?
Saudara-saudara sekalian;
Tjita-tjita Bangsa Indonesia sudah djelas, se-perti apa jang terumuskan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Dalam djangka pandjang, tjita-tjita itu adalah terwudjudnja kesedjahteraan umum, kehidupan Bangsa jang tjerdas, kemakmuran dan keadilan jang merata bagi seluruh Rakjat Indonesia.
Landasan-landasannja pun telah kita tetapkan bersama, ialah Pantja Sila sebagai landasan ideolo-
-2-
gis, landasan moralitas dan landasan kepribadian Bangsa, sedangkan sebagai landasan hukum Dasar, se-bagai patokan dan norma-norma tata kehidupan negara dan masjarakat, kita telah memiliki Undang-undang Dasar 1945. Landasan-landasan ini sangat penting bagi setiap bangsa, oleh karena landasan-landasan itu merupakan kebulatan pandangan hidup; dan seka-ligus tjita-tjita jang hendak diwudjutkan serta tata-krama - "rules of the games" - daripada usaha-usaha mentjapainja. Tanpa landasan-landasan dan pandangan hidup ini, sesuatu bangsa akan terombang-ambing; karena tidak memiliki dasar berpidjak jang kuat dan tidak tahu arah tudjuannja sendiri.
Landasan-landasan tersebut diatas telah kita terima dan sepakati bersama pada tanggal 28 Agustus 1945, satu hari setelah pernjataan proklamasi kita.
Dengan demikian, maka sedjak Proklamasi Kemer-dekaan dan dengan lahirnja Undang-undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, kita tahu dasar ber-pidjak kita dan. kita tahu apa tudjuan jang akan kita tjapai serta bagaimana tjara-tjara mentjapainja.
Lima tahun, 1945 sampai 1950, kita telah mem-berikan segala-galanja dalam Perang Kemerdekaan. Dalam fase ini, kebulatan persatuan kita benar- benar terwudjud. Kita semua berada di-pos masing- masing - digaris depan pertempuran maupun digaris belakang -, melaksanakan tugas kita masing-masing, dengan penuh keichlasan dan kemurnian tudjuan: jaitu menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia jang berdasarkan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945 itu.
Perdjoangan itu membawa hasil, kedaulatan kita diakui oleh dunia.
Dalam periode berikutnja, landasan perdjoangan kita jang murni dan luhur, jang telah mengilhami perdjoangan sehingga memperoleh kemenangan ternjata berobah.
-3-
Kita mengalami periode berdirinja Negara Fede- ral R.I.S., jang sjukur alhamdulillah dalam waktu
singkat telah dikoreksi oleh Rakjat sendiri, kem- bali kepada Negara Kesatuan. Tetapi Undang-undang Dasar 1945 tidak dikembalikan, melainkan diganti dengan Undang-undang Dasar Sementara 1950, jang pada hakekatnja mengandung demokrasi jang dilandasi oleh faham liberalisme, bukan demokrasi Pantja Sila jang berintikan demokrasi musjawarah untuk mufakat.
Dalam suasana demokrasi liberal itu, timbul ge-djala-gedjala dan pikiran-pikiran untuk merobah dasar Negara Pantja Sila, diganti dengan dasar jang lain; sifat Negara Kesatuan didesak oleh sifat ke-daerahan jang sempit, semangat persatuan dikalahkan oleh nafsu golongan. Akibatnja djelas sangat buruk: Pemerintahan djatuh-bangun, jang mengakibatkan tidak adanja stabilitas politik dan stabilitas eko-nomi, sehingga pembangunan terbengkalai. Keadaan lebih mendjadi buruk lagi, karena perbedaan pen- dapat tak terkendalikan dan meruntjing, sehingga menimbulkan pemberontakan-pemberontakan, jang sangat mahal dan memakan banjak korban pula untuk memulihkannja.
Pada tahun 1959, kita kembali kepada Undang-un-dang Dasar 1945. Sajang, dalam periode ini kemudian timbul penjimpangan-penjimpangan dalam pelaksanaan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945. Sementara kita tidak bersatu-padu dalam periode 1950-1959, sementara kita tidak sungguh-sungguh setia kepada dasar dan tudjuan Kemerdekaan, PKI jang anti Pantja Sila itu sempat menjusun kekuatan jang besar. Kita selalu mengutjap sjukur alhamdulillah, bahwa pun- tjak penjelewengan Orde-Lama dengan pemberontakan G-30-S/PKI pada achir tahun 1965 itu, dapat kita achiri.
Sedjak tahun 1966 kita membuat lembaran se- djarah baru, ialah dengan lahirnja Orde-Baru.
Djaman baru ini intinja adalah: pemurnian kembali tjita-tjita Kemerdekaan, pelurusan kembali djalan- nja sedjarah kita, pelaksanaan kembali Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945.
Saja perlu menegaskan, bahwa Orde-Baru itu bukan hanja berarti menghantjurkan pemberontakan PKI, bukan hanja meruntuhkan Orde-Lama; melainkan merupakan koreksi total dari segala penjimpangan jang pernah terdjadi selama ini. Koreksi total ini bukan hanja dibidang ideologi, politik, ketatane-garaan; melainkan djuga harus disertai dengan ko- reksi-koreksi sikap mental dan tjara-tjara bekerdja kita.
Segala matjam pemberontakan tidak boleh ber- ulang lagi, segala matjam penjelewengan terhadap landasan perdjoangan 1945 tidak boleh terdjadi lagi. Dengan Orde-Baru ini kita harus dapat menor-malisir keadaan, agar kita dapat segera membangun Bangsa ini, menikmati hasil Kemerdekaan dengan ke-sejahteraan bersama.
Normalisasi keadaan itupun harus tetap berdiri diatas landasan perdjoangan dan berdjalan kearah tudjuan perdjoangan.
Sedjarah kita selama ini menundjukkan, bahwa me-reka jang akan keluar dari landasan perdjoangan, mereka jang akan menjimpang dari tudjuan perdjoang- an, pasti mengalami kehantjuran.
Sekarang, pada peringatan ulang tahun Prokla- masi Kemerdekaan jang ke-24 ini, marilah kita per- kuat kebulatan tekad kita untuk terus berpidjak pada landasan perdjoangan dan bersatu-padu menerus- kan perdjalanan kita bersama menudju tudjuan jang sudah djelas itu.
Saja mengetahui, bahwa sebagian kita merasa bahwa- proses normalisasi dalam suasana Orde-Baru ini berdjalan "lambat". Tiga tahun jang lalu saja
telah mengatakan, bahwa terwudjudnja Orde Baru itu melalui proses sosial jang menjangkut segala segi kehidupan Bangsa kita; jang memang melalui suatu periode transisi, tidak dapat dipaksakan, apalagi dipaksakan dari atas, karena paksaan-paksaan sema- tjam itu bertentangan dengan prinsip-prinsip demo- krasi jang djustru akan kita tegakkan kembali. Itu- lah sebabnja, saja djuga pernah menegaskan, bahwa terwudjudnja Orde-Baru ini adalah tanggung-djawab kita bersama; bahwa demokrasi bukan sadja hak, me-lainkan sekaligus adalah kewadjiban dan tanggung djawab.
Saudara-saudara sekalian;
Apakah kewadjiban dan tanggung djawab pokok kita?
Kewadjiban dan tanggung-djawab pokok itu, pada tingkat pertama, adalah memelihara persatuan dan kesatuan Bangsa serta memperkuat Negara Kesatuan Republik ini sebagai wadah tunggal kita semuanja. Selama perdjoangan menegakkan Orde-Baru kita memi- liki solidaritas jang luar biasa, kita memiliki konsensus Nasional jang bulat, ialah menegakkan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945. Kebulatan inilah jang harus terus kita pelihara.
Memang, kita berbeda-beda dan boleh berbeda- beda. Lambang Negara kita sendiri telah menundjukkan hal itu, Bhinneka Tunggal Ika. Akan tetapi, dengan perbedaan-perbedaan itu kita harus tetap dapat mewudjudkan persatuan Nasional.
Kita terdiri dari bermatjam-matjam suku, kita memiliki bahasa dan kesenian Daerah jang beraneka ragam, warna kulit kita-pun berbeda-beda, diantara kita menganut agama atau kepertjajaan jang ber- lain-lainan, kita memiliki partai-partai politik dan organisasi-organisasi massa sebagai salah satu alat demokrasi; dan perbedaan-perbedaan lainnja.
6
Perbedaan pendapat boleh terdjadi dalam demo-krasi kita jang berdasarkan Pantja Sila ini. Jang tidak boleh adalah peruntjingan perbedaan-perbedaan tersebut jang dapat mengakibatkan perpetjahan, lebih-lebih apabila usaha-usaha penjelesaiannja di- lakukan dengan menggunakan kekerasan. Marilah kita gunakan musjawarah untuk memetjahkan persoalan kita bersama. Setiap peruntjingan perbedaan, setiap penggunaan kekerasan, pasti akan menghantjurkan kita semuanja.
Dengan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945, apabila kita laksanakan sungguh-sungguh dengan kemauan baik dan penuh kedjudjuran, kepen-tingan semua golongan telah ditampung. Kepentingan Daerah didjamin dengan otonomi jang riil dan luas. Aspirasi-aspirasi politik didjamin dengan kemerde-kaan berserikat dan berkumpul, kebebasan pers, ke-bebasan mimbar, dan sebagainja. Pengusaha-pengusaha Nasional diberi kedudukan jang wajar dalam demo- krasi ekonomi; bahkan memegang peranan penting dalam pembangunan. Aspirasi-aspirasi pemuda, pela-djar, mahasiswa dan tjendekiawan djelas dapat di-kembangkan; karena salah satu tudjuan kita adalah ketjerdasan kehidupan Bangsa.
Demikian djuga, kehidupan keagamaan. Dalam Undang-udang Dasar 1945, hal ini ditegaskan setjara chusus: "Negara berdasar atas Ketuhanan Jang Maha Esa" dan "Negara mendjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanja dan untuk beribadat menurut agamanja dan kepertjajaannja itu".
Dewasa ini, gedjala-gedjala pertentangan antara pemeluk-pemeluk agama ini memang agak peka. Dibe-berapa tempat, hal itu djelas dikobarkan dan diek-ploitir oleh sisa-sisa kekuatan gelap PKI. Oleh ka-rena itu, kepada semua pemeluk agama, kepada semua pemimpin-pemimpin ummat beragama, saja serukan, agar tetap waspada. Marilah kita buktikan, bahwa kita semuanja adalah pemeluk-pemeluk agama jang
-7-
bertanggungdjawab. Marilah kita laksanakan Sila Ketuhanan Jang Maha Esa itu setepat-tepatnja; untuk mempertebal iman kita, untuk meninggikan achlak kita, untuk persatuan dan kesedjahteraan kita se-muanja.
Pengembangan agama, pelaksanaan ibadat, adalah untuk kebaktian kita kepada Tuhan Jang Maha Esa dan untuk amal perbuatan jang baik kepada sesama ummat; bukan untuk demonstrasi kekuatan, bukan untuk de-monstrasi kekajaan. Semua ummat se-agama harus ber-satu, seluruh Bangsa Indonesia jang berlain-lainan agama djuga harus tetap bersatu.
Dalam pengertian inilah, saja menjambut sepe-nuhnja diadakannja Kongres Ummat Islam Indonesia jang akan datang. Disini saja tegaskan, bahwa Peme-rintah tidak pernah sedikitpun menghalang-halangi usaha-usaha persatuan ummat Islam, bahkan saja an-djurkan; demikian djuga persatuan antara golongan-golongan lain jang manapun; djustru karena persa- tuan inilah jang harus terus kita perkuat, dalam rangka memperteguh persatuan Nasional, bukan untuk berhadap-hadapan satu sama lain.
Agar setiap golongan dapat memberikan sumbang-annja jang positif bagi persatuan dan pembangunan Bangsa kita, maka golongan-golongan itupun harus bersatu dan harus mempunjai program kerdja jang djelas dalam rangka program Nasional. Saja telah berkonsultasi dengan Panitia Penjelenggara dan pe-mimpin-pemimpin Partai Islam, djustru untuk men- djaga agar tudjuan KUII jang luhur itu tidak meng-hasilkan jang bertentangan dengan tudjuannja. Tu- djuan pokok KUII ini adalah, persatuan ummat Islam dan kemadjuan Islam untuk lebih memperoleh persa- tuan seluruh Bangsa Indonesia, dalam perdjoangan kita bersama mewudjudkan tjita-tjita Negara Repu- blik Indonesia jang berdasarkan Pantja Sila. Apa- bila masih ada tanda-tanda bahwa tudjuan itu, ka- rena sesuatu hal belum dapat tertjapai, hendaknja
-8 -
persiapan-persiapannja disempurnakan dan dimatang- kan.
Saudara Ketua dan Dewan jang terhormat;
Negara Kesatuan kita saat ini benar-benar makin kuat dengan selesainja PEPERA di Irian Barat.
Didepan Sidang ini, tepat satu tahun jang lalu saja telah menegaskan, bahwa pelaksanaan PEPERA itu "merupakan penjelesaian terachir daripada Persetu- djuan New York", jang sekaligus berarti "kita menun-djukkan iktikad baik untuk melaksanakan persetudjuan internasional jang kita sendiri menjetudjuinja". Sebagai warga dari keluarga besar bangsa-bangsa dunia, sebagai anggota daripada PBB, kita djuga wadjib mematuhi tata-tertib pergaulan dunia.
Disamping itu, ada satu hal jang paling pen- ting, ialah kejakinan Pemerintah bahwa Rakjat Irian Barat sendiri memang merasakan dirinja sebagian dari anggota keluarga besar Bangsa Indonesia.
Sekarang, semuanja telah terbukti. Dengan suara bulat Rakjat Kabupaten-kabupaten Merauke, Djajawi-djaja, Paniai, Fak-Fak, Sorong, Manokwari, Teluk Tjenderawasih dan Djajapura, telah menjatakan pen-dapatnja.
Untuk kesekian kalinja, segala pudji sjukur kita pandjatkan kehadirat Tuhan Jang Maha Esa.
Keputusan Rakjat Irian Barat adalah mutlak, tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun dan dengan dalih apapun.
Seluruh Rakjat Indonesia wadjib mengutjap sjukur dan merasa bangga, bahwa keutuhan wilajahnja telah bulat tertjapai. PBB telah membuktikan pres- tasi dan keampuhannja, karena dengan djasa-djasa baiknja, sengketa Irian Barat dapat diselesaikan dengan tjara damai. Dan jang paling penting, prinsip integritas dan kedaulatan penuh bangsa jang
merdeka telah dihargai.
Idjinkan saja, Saudara Ketua, untuk menjumpai- kan pesan-pesan chusus kepada masjarakat Irian
Barat.
Saudara-saudara di Daerah Irian Barat;
Dari mimbar ini, saja pribadi dan atas nama se-luruh Rakjat Indonesia di Daerah-daerah lain, me-njampaikan utjapan selamat jang hangat kepada Sau-dara-saudara semuanja.
Saat ini, dengan selesainja PEPERA kita semua telah menundjukkan kepada dunia bahwa seluruh Rakjat Indonesia jang berdiam diwilajah-wilajah dari Sabang sampai Merauke, merupakan satu keluarga Bangsa jang tak dapat dipisahkan lagi, Bangsa In-donesia. Tetapi PEPERA bukan achir tudjuan kita. Masalah jang paling penting adalah Pembangunan Daerah Irian Barat setjara serentak dan dalam rangka pelaksanaan REPELITA. Pemerintah tidak akan mendjandjikan hal-hal jang muluk-muluk.
Walaupun demikian, Pemerintah memberikan per-hatian jang chusus kepada Daerah Irian Barat.
Marilah kita perbaiki jang masih kurang, dan kita sempurnakan jang telah baik; kita kerahkan ke-mampuan kita jang masih mungkin.
Saja telah memperhatikan keinginan-keinginan jang telah Saudara-saudara sampaikan dengan tulus dan setjara kesatria didalam PEPERA ini. Marilah keinginan-keinginan itu kita pelajari bersama-sama. Hal-hal jang paling mendesak dan mampu kita laksanakan, marilah kita kerdjakan bersama.
Seperti halnja dengan Daerah-daerah lainnja, Irian Baratpun segera akan menerima kedudukannja sebagai Daerah tingkat I dengan otonomi jang riil dan luas.
- 10 -
PEPERA ini telah berdjalan dengan demokratis menurut tjara-tjara jang Saudara pilih sendiri, ialah musjawarah. Saja menghargai, Saudara djuga mematuhi keputusan musjawarah; dan hal itu adalah kewadjiban demokrasi.
Kepada semua pedjabat -mulai dari Gubernur Irian Barat sampai pegawai jang terendah -, kepada semua anggota ABRI -mulai dari para Panglima Daerah sampai kepada Pradjurit -, dan kepada semua petugas, saja menjampaikan penghargaan jang tinggi. Semua mereka jang berada di Irian Barat telah membuat sedjarah jang penting dalam kehidupan Bangsa kita.
Demikian djuga kepada Tuan Ortiz Sanz serta semua petugas PBB disini, Pemerintah dan Rakjat Indonesia dengan ini menjampaikan terima kasih atas pengertian dan kerdjasama jang baik. Mudah-mudahan tjara-tjara bekerdja PBB jang dapat memahami aspirasi-aspirasi nasional bangsa jang merdeka akan memperkuat organisasi dunia itu.
Saudara Ketua;
Sungguh pada tempatnja, saat ini, kita menge-nangkan kembali djasa-djasa mereka jang telah gugur, baik mereka putera Daerah Irian Barat sendiri, baik mereka anggota ABRI, baik mereka pegawai negeri, baik mereka Sukarelawan. Semoga Tuhan Jang Maha Esa memberi-Nja tempat jang lajak disisi-Nja.
Dengan ini, Saudara Ketua, kepada Dewan Perwakilan Rakjat Gotong-Rojong saja laporkan bahwa PEPERA telah kita laksanakan dan sukses!
Dan pada kesempatan ini saja menjerahkan Ran-tjangan Undang-undang tentang Pembentukan Propinsi Otonomi Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonomi di Propinsi Irian Barat.
Karena pentingnja pemberian otonomi jang riil
-11 -
dan luas kepada Daerah itu, kita semua mengharap- kan, agar Rantjangan Undang-undang ini dapat kita selesaikan setjepat-tjepatnja.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Dengan selesainja masalah Irian Barat, maka Republik kita makin bertambah kuat.
Setelah kita berdjoang 24 tahun, maka salah satu segi tudjuan kemerdekaan kita tertjapai, ialah: keutuhan wilajah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke riil dan formil, bulat setjara Nasional dan sesuai dengan sopan-santun internasional.
Marilah kita perkuat terus, wadah Negara Kesa- tuan ini, - dimana keinginan kita semuanja kita salurkan, dimana kepentingan kita semuanja kita wudjudkan.
Kita telah sepakat, bahwa semua keinginan dan kepentingan itu akan kita perdjoangkan dengan djalan demokratis, setjara konstitusionil dan ber-dasarkan hukum; jang semuanja ini, tetap kita lak-sanakan pada landasan jang telah kita tetapkan ber-sama: Pantja Sila.
Selama tiga tahun kita telah berusaha keras melaksanakan kehidupan demokrasi jang sehat ini. Antara Pemerintah dan DPR-GR, antara Pemerintah dan masjarakat, diantara golongan-golongan dalam masja-rakat - sebagian besar melalui pers - telah timbul berbagai dialoog mengenai soal-soal jang kita hadapi bersama. Dialoog ini kadang-kadang sangat keras dan sangat tadjam. Semuanja ini memang boleh terdjadi, bahkan harus terdjadi, dalam suasana de-mokrasi.
Dialoog-dialoog ini merupakan kontrol antara kita; bukan sadja kontrol masjarakat terhadap Peme-rintah, melainkan djuga kontrol antara sesama ke-kuatan dalam masjarakat sendiri.
- 12 -
Dengan sendirinja dialoog-dialoog ini harus mempunjai sopan-santun, ada dasar "aturan permainan-nja" dan ada tudjuannja; ialah kedjudjuran, lapang dada, berdasarkan kebenaran dan mentjari kebenaran, mendengarkan dan menghormati pendapat fihak lain, segala sesuatunja didasarkan pada Undang-undang Dasar 1945 dan didjiwai oleh Pantja Sila. Dan jang paling penting adalah tetap terpeliharanja persa-tuan, tetap terpeliharanja keselamatan bersama dan tertjapainja tudjuan bersama.
Dalam demokrasi berdasarkan Pantja Sila, kita tidak mengenal sikap-sikap a priori.
Jang terpenting adalah menilai apa jang baik dan apa jang buruk, menemukan apa jang benar dan apa jang salah; bukan penilaian jang didasarkan atas siapa konseptornja atau siapa jang melaksanakannja, meskipun ini djuga penting.
Diantara kekuatan Orde-Baru, diantara kekuatan Pantja Silais sedjati, hendaknja tidak digunakan apa jang dikenal dalam kamus politik "hubungan antara kawan dan lawan", "jang kawan mesti baik, jang lawan mesti tidak baik".
Kita harus menerima apa jang baik, siapapun jang mengusulkannja; dan kita harus melaksanakan apa jang benar siapapun jang mengatakannja. Itulah sebabnja, dalam melaksanakan demokrasi jang berda-sarkan Pantja Sila ini, kita mengutamakan djalan musjawarah untuk mentjapai mufakat.
Bagi kita, demokrasi bukan sekedar "kebebasan mengeluarkan suara" dan demokrasi bukan hanja "ke-bebasan berbuat". Demokrasi jang sehat, memerlukan sikap mental jang dewasa dan rasa tanggung-djawab jang besar.
Saja minta perhatian kita semuanja, bahwa "ke-bebasan" hanja untuk "kebebasan" telah membawa ekses; bukan hanja disini, melainkan djuga dinega-
-13 -
ra-negara lain jang biasanja disebut menganut demo-krasi liberal.
Saudara-saudara sekalian;
Pada kesempatan ini saja ingin menondjolkan masalah kebebasan pers, ialah salah satu manifesta- si dari kebebasan mengeluarkan pendapat jang meru-pakan salah satu hak jang sangat azasi.
Pemerintah selalu berusaha mendorong agar kebe-basan pers berkembang dengan positif; baik karena hal itu merupakan hak masjarakat, dan terutama karena bagi Pemerintah merupakan sumber informasi, pendapat dan idee jang sangat besar nilainja. Pentingnja fungsi pers dalam abad moderen sekarang ini telah diakui setjara universil; pengaruhnja kepada masjarakat tidak dapat diremehkan, baik pengaruh jang baik maupun pengaruh jang buruk.
Dengan penuh perhatian, saja selalu mengikuti berita-berita, pendapat-pendapat dan idee-idee jang dikemukakan dalam pers kita; dan banjak manfaat jang dapat saja tarik daripadanja. Akan tetapi, banjak djuga hal-hal jang saja nilai sebagai peng-gunaan jang salah dari kekebasan pers dan keku- rang-sadaran atas fungsi pers; terutama dalam hu-bungannja dengan kepentingan Nasional kita dewasa ini. Masih terlihat tjara-tjara pemberitaan jang hanja mengedjar sensasi, tidak berdasarkan fakta dan hanja semata-mata bertudjuan menjerang fihak lain setjara a priori. Bahkan ada gedjala-gedjala pemberitaan dan pemuatan gambar-gambar untuk mak- sud-maksud murah, jang hanja menurunkan martabat pers kita.
Saja sambut dengan baik - bahkan dengan utjapan terima kasih - ketjaman-ketjaman terhadap Pemerin- tah, asalkan hal itu didasarkan atas fakta-fakta kebenaran dan dengan iktikad baik untuk memperbaiki keadaan. Adanja pers jang bebas dan bertanggung-
-14 -
djawab, adalah djustru untuk maksud ini Akan teta- pi djelas tidak demikian halnja dengan pers jang isi dan iktikad pemberitaannja patut diragukan.
Dalam keadaan kita sekarang - dimana semua energi harus kita tjurahkan untuk mengatasi berba- gai masalah Nasional jang besar dan mendesak -, adalah sangat memboroskan dan tidak perlu untuk mentjiptakan dan meladeni issue-issue jang tidak pada tempatnja. Melalui forum jang terhormat ini, saja ingin mengadjak semua karyawan pers, marilah kita gunakan medium pers jang sangat vital itu untuk mendjelaskan masalah-masalah Nasional jang mendjadi tanggung-djawab kita bersama, dan djangan- lah sebaliknja bahkan mentjiptakan masalah-masalah jang dapat mengakibatkan kegelisahan masjarakat bahkan merugikan kepentingan Nasional.
Sidang jang terhormat;
Tata-tjara demokrasi melalui saluran-saluran konstitusionil adalah tugas terpenting Dewan ini; djuga antara Pemerintah dengan badan-badan perwaki- lan Rakjat jang lain.
Pada kesempatan ini, saja ingin menjampaikan penghargaan atas kerdjasama jang baik jang selama ini kita bina. Apabila saja sebutkan kerdjasama jang baik, bukan berarti bahwa Dewan telah mendjadi "yes men" atau "menurut sadja" kehendak Pemerintah. Sebaliknja, kita djuga tidak dapat membenarkan apabila orang sekedar mengatakan "tidak" atau berani mengatakan "tidak" kepada Pemerintah, seke- dar untuk menundjukkan adanja "demokrasi".
"Yes men" adalah warisan buruk dari masa lam- pau, akan tetapi sebaliknja "no men" bukanlah sikap masa depan kita.
Inti demokrasi jang terpenting adalah peranan aktif dari Rakjat - antara lain melalui wakil-wa- kilnja dalam Dewan ini - untuk ikut bertanggung-
-15 -
djawab mengenai soal-soal kenegaraan dan kepenti- ngan bersama. Demokrasi bukan hanja soal "ja" atau "tidak’’ sadja.
Saja tidak akan mengulangi hasil-hasil peker-djaan bersama antara Dewan dengan Pemerintah, jang tadi telah didjelaskan oleh Saudara Ketua jang ter-hormat.
Dari sekian banjak masalah jang harus kita selesaikan, ada berbagai hal jang sangat penting untuk memperkuat pelaksanaan demokrasi.
Jang saja maksud adalah, berbagai Undang-undang jang menjangkut soal pemilihan umum dan otonomi Daerah.
Mengenai pemilihan umum, marilah kita usahakan bersama, agar segala persiapan dapat kita lakukan tepat pada waktunja, sehingga pemilihan umum dapat terlaksana seperti jang telah ditetapkan oleh MPRS. Dari fihak Pemerintah, selaku pelaksana, waktu jang diperlukan untuk persiapan-persiapan tehnis adalah satu setengah tahun sebelum pemilihan umum dilaksa-nakan.
Kita semuanja jakin, bahwa dengan kemauan kita jang sungguh-sungguh untuk melaksanakan demokrasi, untuk mendjamin kelandjutan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945, segala persiapan termasuk pendje-lasan Undang-undangnja dan pelaksanaan pemilihan umum nanti akan dapat berdjalan dengan sebaik- baiknja.
Mengenai otonomi Daerah jang riil dan luas, maka tudjuan terpenting jang harus dapat kita tja-pai adalah terpenuhinja aspirasi-aspirasi Daerah dan pengembangan kemampuan-kemampuan Daerah dengan tetap memperhatikan sifat Negara Kesatuan kita.
Dewasa ini Pemerintah bersama-sama dengan DPR-GR sedang bekerdja keras untuk menjelesaikan Undang-undang jang berhubungan dengan Pemerintahan
-16
dan hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah se- suai dengan Ketetapan MPRS. Tetapi karena masalah- nja tidak semudah jang diperkirakan dan berhubungan erat dengan kenjataan serta kelantjaran tugas-tugas negara lainnja, maka rentjana kerdja jang semula diperkirakan akan dapat diselesaikan sebelum 5 Djuli 1969 seperti jang ditetapkan oleh MPRS, ter- njata belum dapat terkedjar. Mudah-mudahan dalam sidang-sidang mendatang hal ini dapat diselesaikan.
Sidang jang terhormat;
Hubungan dan tata-kerdja konstitusionil antara Lembaga-lembaga Negara tertinggi djuga berdjalan kearah jang lebih sehat. Saja selalu mendapatkan bahan-bahan pertimbangan jang bermanfaat dari Dewan Pertimbangan Agung mengenai berbagai masalah jang penting; dan telah didjadikan bahan pembanding dan koreksi-koreksi oleh Pemerintah.
Seperti jang telah saja sampaikan kepada Si- dang, sedjak tahun jang lalu, Pemerintah telah mulai mempertanggung-djawabkan keuangan Negara ke- pada Badan Pemeriksa Keuangan. Koreksi-koreksi oleh Badan tersebut mendapatkan perhatian jang sungguh- sungguh dari Pemerintah.
Pelaksanaan hukum sebagai djaminan objektif untuk normalisasi keadaan, untuk mendjamin keterti- ban dalam segala bidang, untuk mentjegah kesewe- nang-wenangan dan untuk mewudjudkan keadilan, dju- ga telah menundjukkan kemadjuan-kemadjuan jang prinsipiil. Kesadaran hukum masjarakat, aparatur Negara dan pedjabat-pedjabat djelas telah mulai tampak. Kekuasaan Kehakiman, demikian pula badan- badan pengadilan, telah makin leluasa bergerak sebagai kekuasaan jang bebas.
Memang, tegaknja hukum masih belum sempurna; akan tetapi perkembangan-perkembangan kearah jang lebih djelas telah terdjadi, dan Pemerintah selalu
-17 -
berusaha untuk memun8kinkan tegaknja hukum. Hal ini adalah sangat penting, bagi sesuatu negara dan tatanan masjarakat jang demokratis dan bertanggung-djawab kepada nilai-nilai jang luhur.
Dalam rangka pemurnian dan penertiban hukum jang berlaku sesuai dengan Ketetapan MPRS, maka telah berhasil dibentuk Undang-undang jang mengha-puskan semua produk-produk hukum Orde-Lama jang tidak sesuai dengan Pantja Sila dan Udang-undang Dasar 1945, jang berbentuk Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden; sebagian ditjabut dan sebagian lagi, jang materi hukumnja tidak bertentangan dengan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945 diperlaku-kan sebagai Undang-undang atau didjadikan bahan guna pembuatan Undang-undang baru atau peraturan-peraturan perundang-undangan lainnja.
Sidang jang terhormat;
Orde-Baru selain merupakan orde pemurnian sikap politik dan ideologis berdasarkan Pantja Sila dan Undang-undang Dasar 1945, mempunjai sikap dan hake-kat perdjoangan untuk kemadjuan, untuk mengadakan perbaikan keadaan. Mentalitas Orde-Baru adalah men-talitas persatuan dan demokrasi, tetapi sekaligus djuga mentalitas kemadjuan disegala bidang.
Mentalitas kemadjuan berisi sikap dan tjara berfikir jang luas dan djauh, tetapi berdasarkan pada realitas dan pragmatisme, didukung oleh perhi-tungan-perhitungan jang objektif dan tepat.
Dalam rangka inilah maka sedjalan dengan pena- taan kembali kehidupan politik dan ketatanegaraan, kita djuga telah banjak berbuat dalam mengatur kem-
bali kehidupan dibidang ekonomi, baik jang diarah-kan pada landasan jang demokratis maupun pengetra-pannja jang didasarkan pada hukum-hukum ekonomi jang wadjar.
Perobahan sikap mental inilah - meskipun tera-
-18 -
sa belum menjeluruh -, merupakan salah satu kema-djuan selama tiga tahun ini. Dahulu setiap kegiatan didasarkan pada perhitungan-perhitungan dan untuk mentjapai tudjuan-tudjuan politik serta disertai dengan slogan "ke-mertju-suar-an", sekarang kita telah mulai memaksa diri kita untuk mentjari tjara-tjara bekerdja jang lebih efisien didasarkan pada perhitungan-perhitungan jang pragmatis dan realistis, memanfaatkan teknologi dan teknik moderen jang mungkin, sehingga dapat memperoleh prestasi dan hasil kerdja jang lebih besar.
Adalah mendjadi tugas kita semua, terutama para pemimpin dan wakil-wakil Rakjat, untuk mengembang- kan dan mengadjak Rakjat agar mereka djuga memiliki dan mengetrapkan mentalitas kemadjuan itu bagi ke-madjuan mereka, bagi kemadjuan kita semua seluruh Rakjat Indonesia.
Dalam dua-tiga tahun terachir ini hasil-hasil dari perubahan sikap mental kita itu telah banjak dan mulai terasa manfaatnja bagi kemadjuan kehidu- pan Bangsa, chususnja dalam bidang ekonomi.
Pertama-tama dapat dikemukakan adanja demokra-tisasi daripada kehidupan ekonomi Bangsa. Pengi- kut-sertaan setjara luas masjarakat dalam gerak pembangunan ekonomi Nasional; pemberian keleluasan bagi pernanaman modal asing guna turut serta mengo- lah kekajaan alam Indonesia dengan persjaratan-per-sjaratan jang tjukup mendjamin pengamanan dan pe-ngembangan ekonomi Bangsa sendiri; kesempatan jang lebih besar bagi Daerah untuk membangun Daerahnja dengan inisiatif sendiri; merupakan langkah-langkah jang dapat menggairahkan dan meningkatkan kehidupan ekonomi masjarakat, jang dewasa ini sedikit demi sedikit telah kita rasakan hasil-hasilnja.
Saja perlu menegaskan, bahwa hal ini bukan ber-arti proses liberalisasi ekonomi, melainkan usaha- usaha perbaikan dan memadjukan ekonomi setjara
- 19 -
rasionil dan demokratis jang merupakan pelaksanaan daripada haluan ekonomi jang digariskan oleh MPRS.
Dengan demokratisasi ekonomi ini setiap usaha jang sungguh-sungguh akan didorong untuk bekerdja dengan efisiensi jang tinggi dan berlomba untuk mengedjar kemadjuan setjara terus-menerus, sehingga dapat menghasilkan jang lebih baik dan lebih ekono- mis dalam memenuhi kebutuhan Rakjat banjak.
Demokratisasi dan rasionalisasi usaha ekonomi inipun tidak terketjuali bagi aparatur ekonomi se-perti Perusahaan-perusahaan Negara dan Koperasi-ko-perasi. Hukum-hukum ekonomi jang rasionil dan hukum-hukum pengusahaan jang baik harus kita indahkan, apabila kita benar-benar akan membangun ekonomi. Memang, landasan konsepsionil - jaitu demokrasi ekonomi - tetap tidak boleh berobah, akan tetapi pelaksanaannja harus memperhatikan hukum-hu- kum tadi.
Dalam rangka inilah maka Pemerintah telah me-ngeluarkan Perpu No. 1 tahun 1969 jang telah disah- kan kemudian oleh Dewan jang terhormat ini mendjadi Undang-undang.
Dalam bidang pembinaan keuangan Negara, pelak-sanaan Anggaran Berimbang, jang telah berdjalan dua tahun, ternjata membantu berhasilnja usaha mereda- kan inflasi. Lebih-dari hanja usaha memperbaiki ekonomi, kebidjaksanaan Anggaran Berimbang mempu- njai arti jang sangat penting bagi perombakan men- tal. Anggaran Berimbang menimbulkan disiplin angga-ran, jang selama bertahun-tahun telah kita abaikan; mengharuskan kita bekerdja dengan rentjana jang baik, mulai tingkat teratas Pemerintah sampai apa-ratur-aparatur pelaksana ditingkat bawah. Disatu fihak mengharuskan kita menggali sumber pendapatan Negara dengan efektif, dilain fihak mengharuskan kita mempertanggung-djawabkan setiap pengeluaran Negara.
-20 -
Demikian pula keputusan Pemerintah untuk menju-sun rentjana dan mulai melaksanakan pembangunan lima tahun dalam tahun ini djuga dalam rangka melaksana- kan Ketetapan MPRS, jang diterima baik oleh DPR-GR serta disambut dengan menggelora oleh Rakjat dimana-mana, sungguh merupakan hasil langsung dari pada sikap mental dan tekad Rakjat untuk mengedjar kema-djuan jang riil.
Perobahan tahun Anggaran seperti jang berlaku sekarang - mulai 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnja -, djuga mentjerminkan perobahan sikap mental madju dalam usaha memetjahkan masa- lah-masalah ekonomi.
Perobahan tahun Anggaran ini - seperti diketa- hui - berdasarkan pertimbangan rasionil an efisien- si, sungguh kita perlukan untuk menundjang berhasil- nja atau kelantjaran pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun jang kita mulai tahun ini, bersamaan dengan mulai berlakunja tahun Anggaran baru tersebut.
Masih banjak tjontoh-tjontoh peristiwa atau fakta jang menundjukkan kemadjuan mental dan tjara berfikir kita, jang tentunja tidak mungkin untuk dikemukakan disini. Jang lebih penting adalah untuk memupuk, mengembangkan dan menjalurkan perobahan dan kemadjuan sikap mental tersebut kearah kemadju- an rill jang bermanfaat bagi peningkatan kesedjah-teraan seluruh Bangsa, serta mendjaga agar perobah- an-perobahan tersebut tidak menimbulkan ekses-ekses jang dapat merugikan perkembangan kehidupan masja-rakat atau bahkan membahajakan kepribadian Bangsa.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Dalam mengadakan penilaian keadaan Nasional pada kesempatan seperti sekarang ini, masalah eko- nomi djelas memperoleh sorotan perhatsian jang pen- ting. Dalam hal ini, saja ingin menegaskan bahwa keadaan ekonomi kita dewasa ini lebih baik dari 3- 4 tahun jang lalu, berkat usaha-usaha kita bersama
-21 -
berkat ketekunan dan kerdja keras, dan djuga seba- gai hasil dari adanja perobahan mental serta tekad jang besar untuk memperoleh kemadjuan.
Saja katakan bahwa keadaan ekonomi kita "lebih baik", saja tidak mengatakan "sudah baik". Penger-tian ini harus kita fahami benar-benar.
Kemadjuan, - progres - inilah jang penting. Kita tidak mungkin membangun dalam tempo satu-dua bulan atau satu-dua tahun. Saja pernah mengingat- kan, bahwa bangsa-bangsa lain jang sekarang telah madju ekonominja, telah melaksanakan pembangunan puluhan tahun lamanja, bahkan ada jang ratusan tahun.
Apa jang kita lakukan selama dua-tiga tahun jang terachir ini adalah mewudjudkan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi; atau dalam bahasa jang sederhana: menjembuhkan luka parah ekonomi jang te-lah merusak tubuh Bangsa kita bertahun-tahun lama-nja. Ibarat orang jang luka parah, maka luka-luka itu sekarang mulai sembuh; dan kita telah mulai da-pat berdjalan dan bekerdja.
Marilah kita lihat kehidupan kita sehari-hari.
Dahulu kita harus antri minjak tanah, antri beras, antri bensin, antri gula, dan sebagainja. Sekarang tidak lagi! Dahulu dikota-kota besar - ter-utama di Ibu Kota ini - Rakjat harus berebutan dan berdiri dipanas terik menunggu kendaraan umum. Se-karang - walaupun belum tjukup -, sudah djauh lebih lantjar! Dulu sebagian besar djalan-djalan hantjur; sekarang ribuan kilometer djalan telah halus dan lebih kuat. Dulu, giliran pemadaman listrik sangat sering kita alami, sekarang - disebagian besar daerah jang mempunjai pusat tenaga listrik - sudah djarang terdjadi.
Dan, jang sangat penting harga-harga kebutuhan pokok tidak melondjak-londjak lagi dalam djangka waktu lebih-kurang satu tahun ini, sehingga dapat
- 22 -
memberikan ketenangan dan harapan-harapaan jang baik untuk perkembangan selandjutnja.
Kegiatan dan hasil pembangunan di Daerah-daerah djuga telah mulai tampak. Meskipun disana-sini ada terdapat kelambatan-kelambatan pelaksanaan projek-projek Pembangunan Lima Tahun jang ada di Daerah, jang disebabkan oleh kesulitan tehnis dalam penggu-naan anggaran jang telah tersedia, tetapi swadaja dan kegotong-rojongan masjarakat di Daerah-daerah djelas telah menundjukkan kesanggupannja untuk me-laksanakan pembangunan Daerahnja sesuai dengan ke-mampuannja.
Bukan sadja di Ibu Kota tetapi djuga di Sumate- ra, Djawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara, Maluku dan djuga di Irian Barat, telah banjak dila-kukan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah-ru- mah ibadah, perbaikan djalan-djalan dan irigasi dengan swadaja dan kemampuan Daerah sendiri.
Di Djawa, sumbangan Pemerintah kepada setiap desa sebesar Rp. 100.000,- ternjata telah dimanfaat-kan pula setjara baik oleh desa-desa jang bersang-kutan.
Saudara-saudara sekalian;
Apabila kita mengikuti dan memperhatikan data-data ekonomi jang dapat dikumpulkan, maka kita dapat pula melihat adanja kemadjuan-kemadjuan djika dibandingkan dengan keadaan-keadaan sebelumnja.
Indeks harga 9 bahan pokok umpamanja, antara achir Desember 1968 sampai dengan Djuli 1969 telah mengalami penurunan sebesar lebih-kurang 13,8%, sedangkan angka ladju inflasi jang diukur berdasar-kan indeks harga 62 matjam barang, pada achir bulan Djuli tahun ini dibandingkan dengan keadaan pada achir tahun jang lalu hanja mengalami kenaikan 1,7%. Sepandjang tahun 1968 ladju inflasi masih lebih kurang 85% atau 7,1% rata-rata setiap bulan.
-23-
Demikian pula, data-data perdagangan luar nege- ri kita jang menentukan posisi devisa jang vital itu memperlihatkan hal-hal jang membesarkan hati.
Ekspor kita (tanpa overprice dan minjak bumi) antara Djanuari -Djuli tahun ini mencapai US $ 301,8 djuta; sedangkan dalam periode jang sama pada tahun jang lalu djumlah tersebut US $ 255,4 djuta.
Dalam bulan Djuli jang lalu ekspor tanpa over-price dan minjak bumi mentjapai US $ 48,3 djuta, angka jang tertinggi semendjak 19 bulan jang ter- achir ini.
Djumlah impor - tanpa barang kiriman, PL-480, bantuan projek dan ADO - dalam bulan Djuli jang lalu mentjapai US $ 52,5 djuta; djuga merupakan angka tertinggi dibanding dengan waktu-waktu sebe-lumnja, sedangkan komposisinja menunjukkan bahwa 50% terdiri dari bahan baku dan 28% barang modal; sedangkan pembajaran dan tjara-tjara penggunaan alat-alat pembajarannja tidak terlalu banjak meng-gunakan kredit semata-mata. Dalam garis besarnja, telah dapat dikatakan, bahwa ekspor kita telah dapat memenuhi kebutuhan impor swasta dalam tingkat sekarang ini.
Dari indikator-indikator ekonomi tadi, dapatlah dilihat tjukup terdapat tingkat kegiatan-kegiatan ekonomi kita dan jang terus bergerak kearah jang positif. Ekspor tentu tidak akan dapat naik, apabi- la tidak ada rangkaian kegiatan, mulai dari produk- si, pengumpulan, pengangkutan dan sebagainja. Demi-kian djuga, komposisi impor jang menundjukkan angka terbesar untuk bahan-bahan baku dan barang modal, berarti ada kegiatan-kegiatan jang mendorong pro- duksi dan pembangunan didalam negeri.
Sedjak semula Pemerintah sudah berpendirian, bahwa stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi chu-
susnja mengendalikan inflasi bukanlah tudjuan achir, melainkan, baru merupakan prasjarat mutlak
24 -
dan ladasan bagi pelaksanaan Rentjana Pembangunan Lima Tahun jang sekarang telah kita mulai.
Kebidjaksanaan serta langkah-langkah jang dapat mendorong kegiatan ekonomi pada umumnja dan pelak-sanaan pembangunan chususnja terus diusahakan. Pe-njediaan sarana-sarana baik jang berupa dana-dana, fasilitas-fasilitas, prasarana dan bahan-bahan baku serta penjederhanaan prosedur kerdja guna kelantja- ran usaha produksi dan pembangunan, mendjadi perha-tian sepenuhnja dari Pemerintah, oleh karena Peme-rintah memang menjadari bahwa itulah mendjadi tugas kewadjiban Pemerintah menurut urutan prioritas dan kemampuan-kemampuannja jang ada.
Dalam hubungan ini Pemerintah berusaha keras untuk dapat menjediakan dana-dana jang tjukup dan seimbang dengan kemampuan serta kemungkinan pening-katan produksi dan pembangunan, baik jang berasal
dari Anggaran Belandja - Anggaran Pembangunan - maupun melalui perkreditan. Angka-angka perkreditan bank menundjukkan kenaikan sebesar 27% selama 6 bu-lan tahun ini dan telah mentjapai djumlah lebih-ku-rang 160 miljar rupiah jang terbagi dalam 48% untuk sektor produksi, 8% untuk sektor ekspor dan 44% sektor lain-lain. Chusus mengenai kredit investasi dengan sjarat-sjarat jang tjukup menarik - bunganja 1% sebulan -, dewasa ini telah mulai menarik para usahawan untuk mengembangkan usahanja atau melaku-kan investasi-investasi baru.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Keadaan ekonomi kita setjara strategis memang lebih baik. Akan tetapi, saja tahu benar, bahwa ke-hidupan suadara-saudara sekalian - petani ketjil, buruh-buruh, pedagang ketjil, pegawal negeri, pra-djurit - masih berat. Seperti tadi saja katakan, keadaan sekarang memang belum seperti jang kita tjita-tjitakan. Tetapi jang terang, keadaan sekarang lebih madju dari sebelumnja.
-25-
Kemadjuan ini memberikan kejakinan kepada kita, bahwa djalan jang kita tempuh adalah benar.
Kita sudah berusaha keras, dan usaha itu djelas ada hasilnja. Keadaan sekarang lebih baik dari masa lampau; dan dengan bekerdja keras, keadaan kita nantipun pasti lebih baik dari sekarang.
Para Anggota DPR-GR jang terhormat;
Apa jang biasa disebut sebagai daja beli Rakjat dewasa ini memang masih rendah. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa keadaan ini bukan kita alami se-karang sadja, lebih-lebih bukan karena program sta-bilisasi dan rehabilisasi jang telah kita tempuh. Keadaan ini, kita warisi selama lebih sepuluh tahun ini, bahkan setjara strukturil merupakan warisan ekonomi masa pendjadjahan.
Peningkatan daja beli Rakjat memang tudjuan kita semuanja, jang tidak dapat kita tjapai dengan program stabilisasi dan rehabilisasi ekonomi sadja. Peningkatan daja beli Rakjat adalah masalah pening-katan pendapatan Rakjat, dan hal ini kita usahakan bersama melalui peningkatan produksi dan produkti-vitas Nasional setjara bertahap dan berentjana.
Usaha itu, telah kita susun setjara djelas dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun, jang apabila sasa-ran-sasaran jang ditentukan dalam berbagai sektor dapat kita tjapai, kita perkirakan dapat mentjapai tingkat pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% setahun.
Kegiatan-kegiatan produksi dewasa ini rata-rata dapat mentjapai kenaikan disekitar 10%. Kenaikan umumnja dapat ditjapai dalam berbagai sektor jang penting, seperti pangan, sandang, perkebunan, per-tambangan, kehutanan, industri kimia, industri dasar, industri ringan, keradjinan Rakjat dan sebagainja.
Memang ada beberapa sektor agak mundur, tetapi sebagian besar madju. Untuk beberapa djenis bahan
26
ekspor, kita menghadapi masalah-masalah pemasaran jang harus kita petjahkan setjara serius.
Saudara-saudara sekalian;
Saja perlu menjinggung masalah peningkatan pro-duksi beras, jang sangat vital itu dan jang banjak dibitjarakan oleh masjarakat, terutama melalui pers.
Kita semuanja telah sependapat, bahwa produksi beras ini harus mendapatkan perhatian kita jang terpokok, seperti jang telah ditetapkan dalam Ren-tjana Pembangunan Lima Tahun. Politik beras ini me-ngarah keberbagai sasaran, antara lain tingkat har-ga jang merangsang dan menguntungkan petani pengha-sil, tingkat harga jang terbeli oleh sebagian besar masjarakat, serta kenaikan produksi menudju swa-sembada pangan. Disamping itu, ada segi lain jang sangat fundamentil bagi Pembangunan kita dewasa ini maupun tahap-tahap Pembangunan selandjutnja. Jang saja maksudkan adalah pengenalan tehnologi – Walau- pun pada tingkat sederhana - jang sekaligus merombak sikap mental dan tjara bertani jang "tradisionil".
Pembangunan memerlukan tehnologi, pembangunan memerlukan sikap mental jang lebih terbuka. Perom-bakan ini tidak dapat sekaligus, melainkan harus bertahap; dan petani-petani kita harus jakin akan hasil-hasil pembaharuan ini. Pembaharuan harus bangkit didesa-desa, karena didesa-desa inilah ter-letak kekuatan Pembangunan kita.
Sedjalan dengan tudjuan menaikkan produksi, me-naikkan pendapatan petani dan pembaharuan ini, maka sedjak beberapa waktu telah dilantjarkan program-program intensifikasi pertanian, dengan Pantja Usa-
ha, baik melalui Intensifikasi Massal, Bimbingan Massal (Bimas) Umum maupun Bimas Gotong-Rojong. Me-mang dibeberapa Daerah program Bimas ini tidak men-tjapai sasaran jang diinginkan, akan tetapi produk- si Nasional kita tetap naik.
-27-
Peningkatan produksi dengan tjara Bimas itu, djelas memerlukan sarana produksi jang lebih besar daripada tjara penanaman biasa, sedangkan kemampuan para petani masih sangat terbatas, meskipun mereka berhasrat melakukan Bimas itu, karena mereka tahu bahwa hasilnja akan djauh lebih besar lagi. Adalah mendjadi kewadjiban Pemerintah untuk membantu me-ngusahakan penjediaan sarana produksi jang diperlu-kan, bukan semata-mata sebagai pemberian, tetapi dengan tjara-tjara perkreditan jang menguntungkan petani, sehingga lambat-laun mereka akan berkemam-puan untuk melakukan sendiri penanaman padi dengan tjara-tjara jang bare dengan menjediakan sarananja sendiri.
Oleh karena itulah, dewasa ini Pemerintah me-njelenggarakan Bimas Gotong-Rojong dimana pengusaha swasta memberikan kredit kepada petani dengan dja-minan Pemerintah, ataupun dengan Bimas Umum, jang memungkinkan para petani mendapatkan kredit dari bank untuk memperoleh sarana produksi jang diperlu-kan, serta kredit untuk biaja hidup selama mereka menungggu panenannja, dengan bunga jang rendah.
Disamping itu semua, Pemerintah akan terus mem-berikan bantuan penjuluhan, penerangan dan lain se-bagainja serta mengusahakan insentif produksi de- ngan menetapkan harga bahan sarana produksi jang seimbang dengan harga hasil produksinja. Oleh kare-na itu harga pupuk serta harga pembelian padi dari petani akan diatur sebaik-baiknja.
Dapatlah digambarkan bahwa untuk usaha intensi-fikasi ini jang sasarannja akan terus meningkat sampai mentjapai areal 4 djuta hektar pada tahun achir REPELITA, diperlukan tersedianja modal berpu-luh miljar rupiah.
Oleh karena itu, adalah menjadi tanggung jawab kita bersama, bahwa sarana produksi jang telah diu-sahakan dengan susah-pajah itu benar-benar dapat digunakan dan dimanfaatkan setjara tepat, agar su-
28
paja sasaran produksi jang diharapkan dapat ditja-pai, sedangkan dilain fihak kredit jang diberikan kepada petani oleh atau atas djaminan Pemerintah itu harus dapat dikembalikan semestinja.
Dalam hubungan ini, dari mimbar ini saja ingin menjerukan kepada para bapak-bapak tani didesa-desa jang telah mendapatkan kesempatan memperoleh Bimas
- Umum ataupun Gotong-Rojong - benar-benar melaksa-nakan petundjuk-petundjuk dari para pembimbing dan petugas jang berkompeten, tidak menggunakan pupuk, bibit dan lain-lain sarana jang diperolehnja dalam rangka Bimas ini untuk tudjuan-tudjuan lain daripa-da jang ditentukan. Demikian pula kewadjiban-kewa-djiban pengembalian kredit, baik berupa uang atau- pun padi - dalam rangka bagi-hasil - hendaknja dapat dipenuhi setjara wadjar, agar supaja tidak mengu-rangi kemampuan Pemerintah dalam menjediakan sarana produksi untuk waktu-waktu berikutnja, jang pada achirnja akan merugikan para petani sendiri.
Kepada semua petugas, saja minta agar benar-be-nar melaksanakan bimbingan massal ini dengan tepat. Program ini tidak merupakan paksaan kepada petani melainkan kewadjiban membimbing dari Pemerintah. Petani sendiri tentu tidak perlu dipaksa, apabila mereka jakin bahwa tjara-tjara baru ini lebih me-nguntungkan. Dan tjara-tjara baru ini memang lebih menguntungkan serta memberikan hasil jang djauh lebih besar, asalkan persjaratan-persjaratannja dipenuhi dengan tjukup dan tepat pada waktunja. Usahakan agar supaja pupuk, kredit uang, bibit dan sebagainja dapat sampai kepada petani dalam djumlah jang diperlukan dan tepat pada waktunja. Areal untuk di-Bimas-kan harus dipilih sawah-sawah jang pengair-annja sudah ada; - kalau belum ada harus diadakan dahulu -, penjediaan dan penjemprotan obat-obat pembasmi hama-pun harus dilakukan tepat pada waktu-nja dalam djumlah dan matjam jang tjotjok.
Bagi Daerah-daerah jang belum berhasil mentja-
-29-
pai target produksi, hendaknja berusaha mentjari sebab-sebabnja dan mengoreksi kekurangan-kekurangan nja.
Segala pengalaman ini, harus lebih menjadarkan kita semuanja bahwa pembangunan memerlukan tjara- tjara bekerja jang lebih teliti dan teratur, baik pada tingkat perentjanaan maupun pelaksanaannja.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Mengenai anggaran pembangunan memang telah tju-kup tersedia guna menggarap projek-projek jang te-lah ditentukan itu. Untuk tahun 1969/1970, anggaran rupiah jang tersedia sebesar 87 miljar, jang peng-gunaannja direntjanakan untuk semester I tahun 1969 sebesar 47 miljar, suatu djumlah jang djauh lebih besar dari seluruh anggaran pembangunan tahun 1968 jang berdjumlah 35 miljar.
Dalam pada itu, sebenarnja kebutuhan pembiajaan pembangunan kita masih djauh lebih besar lagi untuk menambah kemampuan dan memperlantjar pelaksanaan pembangunan serta peningkatan kesedjahteraan Rakjat.
Pembangunan Irian Barat, setelah berhasilnja PEPERA ini, benar-benar merupakan tantangan dan mengetuk hati kita; untuk mampu mengangkat tingkat kehidupan Saudara-saudara kita di Irian Barat jang masih djauh ketinggalan itu, ketingkat jang setaraf dengan,Saudara-saudaranja di Daerah-daerah lainnja, sungguh memerlukan pembiajaan jang tidak sedikit. Pelaksanaan dari dana PBB chusus untuk Irian Barat, tidak akan lantjar tanpa adanja pembiajaan rupiah jang setimpal.
Demikian pula masalah pendidikan jang sangat penting itu, pembangunan Daerah, perbaikan gadji pegawai dalam rangka pembangunan aparatur jang kuat dan mampu melaksanakan administrasi pembangunan, sungguh-sungguh membutuhkan biaja jang lebih besar.
- 30 -
Dalam rangka inilah Pemerintah dewasa ini se- dang mentjari sumber-sumber keuangan tambahan, jang disatu fihak tidak akan mengganggu kestabilan mo- neter, sedangkan dilain fihak masih dalam rangka kemampuan masjarakat.
Saja mengharapkan pengertian dan kesadaran dari masjarakat dan Dewan Perwakilan Rakjat, apabila Pe-merintah telah mengambil keputusan tentang hal ini.
Saudara-saudara sekalian ;
Segala usaha kita untuk meningkatkan produksi Nasional itu, harus mentjapai tingkat jang seimbang dengan kebutuhan masjarakat. Peningkatan produksi jang tidak seimbang, setjara langsung pasti tidak akan mendatangkan kesedjahteraan lahiriah, bahkan menimbulkan kegelisahan sosial dan setjara tidak langsung mengganggu kesedjahteraan rochaniah. Dalam hal ini pelaksanaan keluarga berentjana adalah sa- ngat penting.
Meskipun program-program dalam REPELITA itu te-lah memperhitungkan pula tingkat pertambahan pendu-duk, namun berhasilnja pelaksanaan keluarga beren-tjana akan mempermudah kelandjutan pelaksanaan pem-bangunan pada tahap-tahap berikutnja.
Oleh karena itulah, dengan penuh kesadaran, ki-ta harus melaksanakan keluarga berentjana. Memang, program ini djuga tidak dipaksakan; akan tetapi berdasarkan kesadaran. Tjara-tjara pelaksanaannja-pun dilakukan dalam batas-batas ukuran kesopanan, kesusilaan dan agama kita masing-masing. Akan teta-pi demi kesedjahteraan seluruh masjarakat, demi ke-sedjahteraan keluarga - terutama ibu dan anak - saja sangat mengandjurkan agar tiap-tiap keluarga mempertimbangkan semasak-masaknja dalam membentuk djumlah keluarga jang bahagia lahir dan batinnja.
Djumlah keluarga jang sesuai dengan penghasilan, akan memungkinkan memelihara kesehatan anak de-
-31 -
ngan lebih baik, menjekolahkan anak, memberi pakai-an, menikmati rekreasi dan sebagainja. Bagi para ibu sendiri, kelahiran anak jang tidak terlalu se-ring djelas akan lebih menjehatkan tubuhnja dan ti-dak melelahkan batinnja.
Saja sangat menghargai, adanja kesadaran jang makin luas mengenai hal ini, dimana masjarakat sen-diri telah banjak mendirikan perkumpulan-perkumpul-an keluarga berentjana, jang didukung oleh kaum ibu, pemuka-pemuka agama, pemuka-pemuka masjarakat, para dokter, bidan-bidan dan sebagainja.
Saja andjurkan, agar Lembaga Keluarga Berentja-na Nasional dan Perhimpunan tadi, lebih banjak me-lakukan penerangan-penerangan kepada masjarakat, bukan sadja dikota-kota melainkan didesa-desa. Pe-merintah sepenuhnja membantu dan menjediakan fasi-litas jang diperlukan dalam usaha-usaha jang sangat penting ini.
Program keluarga berentjana ini dengan sadar harus kita mulai sekarang, sebab apabila tidak, ma-ka peningkatan produksi jang baru kita tjapai, da-lam djangka pandjang akan tidak terasa hasilnja, karena dikedjar oleh pertambahan djumlah penduduk jang lebih besar.
Segi lain jang mengkaitkan masalah penduduk de-ngan soal ekonomi dan kesedjahteraan adalah masalah transmigrasi. Meskipun dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun pertama ini transmigrasi belum dilaksa-nakan setjara besar-besaran, tetapi pemikiran-pemi-kiran dan perentjanaan pelaksanaan transmigrasi dalam gelombang jang lebih besar dalam waktu-waktu jang akan datang harus kita lakukan sekarang. Ke-terlambatan pelaksanaan transmigrasi sesuai dengan rentjana akan lebih menjulitkan kelantjaran perkem-bangan ekonomi dalam djangka pandjang.
-32-
Saudara-saudara sekalian;
Memang dewasa ini masih banjak segi-segi kese-djahteraan masjarakat dan keluarga jang belum dapat
diusahakan oleh Pemerintah. Sebagian karena biaja untuk itu belum tersedia, sesuai dengan urutan pri-oritasnja, sebagian lagi karena terwudjudnja kese-djahteraan itu djuga mendjadi bagian dari tanggung-djawab masjarakat atau keluarga sendiri.
Satu segi kesedjahteraan jang sangat vital dan bahkan menentukan adalah pendidikan jang sama seka-li tidak boleh kita abaikan dari sekarang djuga. Dasar-dasarnja sudah harus kita letakkan dan segala usaha jang telah dapat kita lakukan djangan ditun-da-tunda.
Dasar dan arah pendidikan itu haruslah berkem-bangnja warga negara jang meresapi dasar negaranja Pantja Sila, jang sehat badan dan tjerdas fikiran-nja, jang memiliki inisiatif dan demokratis, jang bermoral tinggi dan berwatak kuat, jang bertang-
gung-djawab kepada Bangsa dan pembangunan selan-djutnja. Setjara konkrit sistim pendidikan dan ha- sil pendidikan haruslah berisi dan menjiapkan ke-mampuan bagi anak didik untuk hidup dalam masjara- kat jang kompleks itu, sehingga mendjadi anggota jang berguna bagi masjarakat dan dapat turut serta aktif dalam kegiatan pembangunan.
Begitu luas masalah pendidikan ini, sehingga djelas bukan hanja tanggung-djawab Pemerintah sa-dja, melainkan djuga tanggung-djawab orang tua dan masjarakat. Pendidikan dibangku sekolah, hanja se-bagian sadja dari pendidikan jang sebenarnja.
Pendidikan jang kita tjita-tjitakan memang ha-rus menampilkan berkembangnja kebebasan. Akan teta-pi, kebebasan inipun bukannja tanpa arah. Kebebasan anak-didik kita harus diarahkan kepada berkembang-nja bakat, berpandangan luas, tjinta kepada masja-
-33-
rakat dan alam; jang kesemuanja itu sangat diperlu-kan untuk pembaharuan masjarakat jang terus mem-bangun.
Terus-terang, dewasa ini, sebagian masjarakat merasa gelisah melihat perkembangan kebebasan jang dilakukan masjarakat dan pemuda-pemudi kita, seba-gian mengatakan adanja "dekadensi moral".
Sebenarnja pemuda-pemudi kita tidak merosot moralnja, masjarakat kita tidak bobrok. Memang ada golongan ketjil masjarakat jang menjalah-arahkan kebebasan ini: pergaulan bebas tanpa batas, meni-ru-niru kebudajaan asing dan tingkah laku jang ti-dak ada manfaatnja, membuat tulisan dan menjebarkan gambar-gambar jang mengeksploitir nafsu-nafsu ren-dah dan sebagainja.
Gedjala-gedjala negatif ini merupakan tantangan bagi masjarakat, merupakan tantangan bagi kebebasan jang sekarang sedang kita tegakkan. Inilah sebab-nja, sedjak semula saja selalu mengadjak kita se-muanja untuk bidjaksana dan bertanggung-djawab da-lam menggunakan setjara positif kebebasan jang se-dang kita tegakkan.
Kita memang tidak menolak pengaruh-pengaruh asing, mempeladjari dan memanfaatkan kebudajaan asing. Akan tetapi, kita harus dapat memilih mana jang baik dan mana jang tidak baik, djangan kita meniru hal-hal jang buruk, bahkan merusak.
Saja menjerukan kepada orang-orang tua, para pendidik, organisasi Pramuka, organisasi-organisasi pemuda-peladjar-mahasiswa, pemuka-pemuka agama, perkumpulan-perkumpulan olah-raga dan kesenian, hendaknja dapat menjalurkan suasana kebebasan jang sekarang telah kita nikmati ini kearah jang baik. Kegiatan-kegiatan keolah-ragaan, kesenian jang se-hat, merupakan lapangan jang sangat luas bagi pe-njaluran bakat-bakat dan sifat-sifat positif bagi anak-anak dan adik-adik kita.
-34-
Saudara-saudara sekalian;
Dalam rangka peningkatan kesedjahteraan rochani ini, saja perlu menjinggung soal pelaksanaan ibadah hadji bagi ummat Islam, jang dalam tahun ini mulai dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan baru.
Kebidjaksanaan Pemerintah jang baru ini tidak lain adalah dimaksudkan untuk memudahkan dan melan-tjarkan pengurusan pelaksanaan djemaah hadji bagi mereka jang - sesuai dengan ketentuan agama - me-mang mampu mengamalkan rukun agama tersebut. Dengan demikian kebidjaksanaan Pemerintah ini sama sekali bukan untuk "menghalang-halangi" pelaksanaan ibadah agama ini. Pemerintah djuga memperhatian keingin- an-keinginan ummat Islam agar Pemerintah melin-dunginja dari "usaha-usaha swasta" dan perbuatan mereka jang tidak bertanggung djawab seperti jang terdjadi dalam musim hadji jang lalu. Kebidjaksana- an jang sekarang ditempuh, djelas menghilangkan ke-sempatan bagi orang-orang jang tidak bertanggung djawab ini, menghapuskan kotum-kotum hadji "isti-mewa", bahkan mendjamin mereka jang benar-benar telah siap untuk melaksanakan ibadahnja itu. Dahu-lu, ribuan tjalon hadji menunggu bertahun-tahun tanpa ketentuan; sekarang ada kepastian keberang-katannja. Bagi mereka jang belum tjukup biajanja, bahkan diberi kesempatan untuk menabung.
Dalam pada itu dengan tidak digunakannja subsidi hadji mulai tahun ini, berarti bahwa akan terdapat dana jang tjukup besar untuk digunakan bagi pembia-jaan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnja.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka kebi-djaksanaan jang telah digariskan itu telah berjalan dengan semestinja dan akan tetap dilaksanakan.
Saudara-saudara sekalian;
Sementara kita sibuk dengan urusan-urusan dalam 35 -
negeri jang masih banjak itu, kitapun tidak mema- lingkan muka dari masalah-masalah dunia. Djustru untuk memperlantjar pembangunan jang sedang kita laksanakan sekarang, perdamaian dunia adalah kepen-tingan kita jang utama. Prinsip-prinsip politik luar negeri kita jang bebas aktif itulah jang sela- lu kita pegang teguh dalam pengembangan hubungan luar negeri dengan negara-negara sahabat didunia ini. Setiap langkah jang kita ambil pasti kita per-hitungkan kemanfaatannja demi kepentingan Nasional, seperti jang digariskan oleh Ketetapan MPRS.
Pendirian kita tjukup djelas terhadap masalah-masalah dunia, jang sekarang memang masih djauh daripada perdamaian jang sebenarnja mendjadi tjita-tjita setiap ummat manusia; ialah: biarkan setiap bangsa berkembang menurut kepribadiannja masing-masing, hargailah kedaulatan dan integritas setiap bangsa, segala bentuk pendjadjahan harus lenjap; dan diatas dasar-dasar tadi bangsa-bangsa akan dapat hidup berdampingan setjara damai, saling bantu-membantu dan bekerdjasama jang saling menguntungkan.
Konsep ini bukan lamunan, melainkan dapat di- laksanakan, dan sekarang main disadari oleh banjak bangsa-bangsa. Memang, masih ada bangsa-bangsa jang ingin memaksakan kehendaknja kepada bangsa lain, akan tetapi, hal ini akan dapat diatasi apabila kita memiliki ketahananNasional jang kuat dalam segala bidang.
Itulah sebabnja kita tidak menerima segala ben- tuk pakta-pakta militer. Pakta-pakta militer ter- bukti bukan bentuk pertahanan jang efektif; karena akan dapat memperlemah ketahanan Nasional dan ke- pribadian Nasional kita. Disamping itu pakta-pakta militer hanja akan mengundang fihak lain memperkuat persendjataan dan membentuk pakta-pakta militer tandingan.
-36-
Kadang-kadang kita bertanja dalam lubuk hati kita, mengapa orang membentuk pakta-pakta militer jang berbau kekerasan dan mengandung bahaja kehan-tjuran itu ? Mengapa orang tidak membentuk pakta-pakta perdamaian atau pakta-pakta pembangunan untuk kebahagiaan bersama ?
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Dalam menerima bantuan dan kerdjasama ekonomi luar negeri, kita setjara terus terang berkata, bahwa bantuan itu tidak akan kita terima djika di-sertai ikatan politik. Prinsip ini kita perlakukan sama, baik dengan negara jang biasa disebut "blok Barat" maupun dengan "blok Timur". Memang, saat ini kita banjak mendapatkan bantuan-bantuan njata dari "blok Barat", akan tetapi hal ini djelas bukan ka-rena kita menutup pintu terhadap bantuan jang ber-asal dari "blok Timur". Sementara ini, projek-pro-jek Pembangunan dengan kredit dari negara-negara Sosialis djuga tetap kita teruskan, dan kerdjasama tetap kita usahakan. Sebagian projek-projek jang tertunda, jang kebetulan berasal dari bantuan nega-ra Sosialis, penjelesaiannja bukan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan politik, melainkan semata-mata disesuaikan dengan prioritas-prioritas pem-bangunan dewasa ini dan kemampuan-kemampuan pembia-jaan selandjutnja. Pabrik semen Tonasa telah kita selesaikan tahun jang lalu dengan bantuan kredit Pemerintah Tjekoslovakia. Pabrik Citronella di Sala dan Projek Elektromotor sekarang sedang kita sele-saikan dengan kredit Bulgaria. Pabrik pemintalan di Palembang telah diselesaikan berdasarkan kredit Djerman Timur dan lain-lainnja. Dengan Jugoslavia hubungan kita sangat baik: dewasa ini kerdjasama dalam menjelesaikan berbagai projek seperti hydro-electric di Makasar dan pembuatan alat-alat berat untuk perbaikan djalan di Surabaja sedang berdja-lan. Dewasa ini kita djuga sedang menantikan keda-
-37-
tangan missi ekonomi dan tehnik dari Uni Soviet. Sidang jang terhormat;
Untuk kesekian kalinja kita merasa bersjukur, bahwa kita memiliki ideologi jang berakar pada ke-pribadian kita. Ideologi jang sesuai dengan kepri-badian bangsa inilah sjarat utama bagi ketahanan Nasional, disamping ketahanan dibidang ekonomi, so-sial, kebudajaan dan pertahanan-keamanan.
Kita dewasa ini memberi prioritas jang tinggi bagi pembangunan ekonomi, djustru untuk meningkat- kan ketahanan Nasional kita, jang dibidang ekonomi ini memang sangat parah.
Itulah sebabnja, sebagian kita kadang-kadang bertanja, mengapa suara Indonesia didunia luar ti-dak lagi "hebat" seperti dulu, seolah-olah kita su-dah melepaskan tjita-tjita dan peranan dalam mewu-djudkan perdamaian dunia.
Tidak. Tjita-tjita kita tidak berobah dan pera-nan itu hares tetap kita sumbangkan.
Soalnja ialah, bahwa kita akan dapat memainkan peranan jang lebih efektif apabila kita sendiri me-miliki ketahanan Nasional tadi.
Sementara ini, kita djuga tidak tinggal diam, melainkan tetap memberikan peranan jang sesuai de-ngan kemampuan-kemampuan jang ada.
Perhatian kita sekarang kita tudjukan kepada usaha bersama membina stabilitas diwilajah kita ini, berdasarkan politik bertetangga baik, dalam bentuk kerdjasama regional, ASEAN.
Dengan adanja perhimpunan bukan berarti bawa angggota-anggotanja menjadi "tergantung" satu terhadap jang lain; hal ini adalah negatif dan me-
lemahkan. Tudjuan kita adalah kerdjasama jang har-monis, jang masing-masing anggotanja dapat mengem-
-38-
bangkan ketahanan Nasional dan kepribadiannja sen-diri. Disamping itu dengan Perhimpunan itu ingin kita tjiptakan kerdjasama dan saling pengertian, sehingga mampu menjelesaikan segala persoalan ber-sama jang menjadi kepentingan bersama diwilajah ini. Sebagai langkah-langkah konkrit untuk memper-kuat Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ini, kita berusaha menjelesaikan projek-projek bersama dibidang sosial dan ekonomi seperti: pariwisata, transport dan komunikasi, pemasaran hasil-hasil produksi tertentu, peranan mass-media dan sebagai-nja.
Mengenai Vietnam - sesuai dengan prinsip-prin-sip kita pendapat rakjat Vietnam sendirilah jang harus menentukan masa depan negara tersebut.
Kita mengharapkan, agar Konperensi Paris dapat membawa penjelesaian jang disetudjui oleh semua fi-hak dan menjambut gembira keputusan rakjat Amerika Serikat untuk menarik pasukan-pasukannja dalam rangka mentjiptakan perdamaian dinegara tersebut, jang bebas dari segala pengaruh asing.
Pendirian kita tentang kedaulatan mutlak setiap bangsa jang merdeka adalah djelas. Kita menentang segala bentuk agresi, baik terang-terangan maupun terselubung, dengan dalih apapun.
Dalam persoalan Timur Tengah kita berdiri difi-hak rakjat Negara-negara Arab, jang memang memiliki hak-haknja jang adil atas tanah-airnja sendiri.
Kita tidak dapat membenarkan usaha-usaha Israel merobah dengan kekerasan status kota Jeruzalem, ko-ta sutji ketiga bagi ummat Islam itu. Sementara itu, kita mengharapkan agar ada kekompakan pendapat dan perdjoangan diantara bangsa-bangsa Arab sendi-ri; sehingga memudahkan kita dalam menjokong per-djoangannja itu.
Dalam perdjoangan untuk mewudjudkan perdamaian
-39-
diforum dunia, kita mendukung sepenuhnja gagasan untuk mengadakan konperensi negara-negara non-aligned.
Kita mendukung sepenuhnja prakarsa Presiden Ti-to untuk mengadakan konperensi tingkat tertinggi negara-negara non-aligned berdasarkan penilaian, bahwa dengan persatuan jang kuat dari negara-negara jang tidak terikat pada salah satu negara besar jang saling berhadap-hadapan, akan merupakan sum-bangan jang besar dan berpengaruh bagi tertjiptanja perdamaian didunia ini.
Saja telah menjerukan kepada Presiden Tito, agar persiapan-persiapan kearah konperensi jang sa-ngat penting itu dipersiapkan sebaik-baiknja; agar didalam konperensinja nanti benar-benar terdapat persamaan dasar dan pendapat diantara negara-negara non-aligned.
Saudara-saudara sekalian;
Dibidang keamanan, maka pelaksanaan operasi- tempur menumpas pemberontakan bersendjata PGRS di Kalimantan dapat dikatakan telah selesai; dan kini memasuki kegiatan-kegiatan operasi territorial untuk rehabilitasi dan memulihkan kehidupan seha-ri-hari dari Rakjat.
Dalam pemulihan keamanan ini, saja minta perha-tian chusus dari kita semuanja mengenai penjelesaian tahanan-tahanan PKI. Sedjak semula, kita menumpas pemberontakan G-30-S/PKI bukanlah karena alas- an-alasan balas dendam, melainkan karena alasan prinsipiil. Tudjuan kita jang utama adalah menjela-matkan Pantja Sila. Oleh karena itu, penjelesaian tahanan PKI-pun harus kita lakukan sesuai dengan kebesaran djiwa Pantja Sila; dengan tetap memperha-tikan keamanan Nasional berdasarkan hukum.
Mereka jang njata-njata tidak bersalah dan da-pat kita bawa kembali mendjadi warga negara Pantja
-40-
Silais, harus kita terima kembali dalam masjarakat. Dalam rangka penjelesaian tahanan G-30-S/PKI ini, saja minta pengertian dan bantuan masjarakat, chu-susnja dalam pembinaannja. Sebaliknja saja djuga menegaskan bahwa terhadap siapapun, jang akan me-ngembalikan PKI di Indonesia, alat-alat negara akan bertindak dengan tegas.
Djustru untuk ketertiban, maka tindakan-tinda-kan penahanan hanja dilakukan oleh alat-alat negara jang berwenang. Saja minta agar masjarakat tidak saling tjuriga-mentjurigai, atau tuduh-menuduh jang membawa perpetjahan, oleh karena perpetjahan itulah jang memang ditunggu-tunggu dan diusahakan oleh si-sa-sisa kekuatan gelap PKI ini.
Pada kesempatan ini saja mengumumkan bahwa se-djumlah lebih kurang 2500 tahanan G-30-S/PKI segera akan diberi lapangan hidup baru dipulau Buru. Saja perlu menegaskan, bahwa usaha-usaha ini djustru me-rupakan manifestasi kebesaran djiwa Pantja Sila ki-ta, dan diharapkan merupakan langkah positif kearah penjelsesaian masalah tahanan G-30-S/PKI jang tidak memerlukan penjelesaian pengadilan.
Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat;
Tugas-tugas mewudjudkan kesedjahteraan dan ke-amanan harus kita lakukan sedjadjar dengan tetap memperhatikan prioritas-prioritas jang telah dite-tapkan.
Oleh karena itu, terutama agar ABRI dapat me-laksanakan tugas pokoknja dengan baik, ABRI dan ma-sing-masing Angkatan - sebagai alat HANKAM - di-usahakan untuk dikembalikan kepada fungsinja ma-sing-masing jang wadjar, agar diperoleh efisiensi dan efektivitas jang maksimal.
Langkah penting kearah pengembalian tugas pokok dan fungsi Angkatan-angkatan itu, antara lain telah kita tempuh dengan mengembalikan Kepolisian Negara
- 41 -
Republik Indonesia pada kedudukkannja jang wadjar. Walaupun tindakan-tindakan prinsipiil ini baru ber-djalan beberapa bulan, hasil-hasil positifnja telah mulai terasa.
Ketertiban masjarakat, sebagai sjarat mutlak bagi kelantjaran Pembangunan, memerlukan alat Nega-ra jang dapat sepenuhnja mentjurahkan perhatian dan kegiatannja kepada tugas tersebut. Walaupun demi-kian, saja minta kepada kita semuanja - baik apara-tur Negara sendiri, ABRI maupun masjarakat - untuk bersama-sama merasa bertanggung djawab dalam mewu-djudkan ketertiban jang kita maksudkan, bukan sadja harus dipaksakan oleh alat-alat Negara berdasarkan hukum, melainkan djuga harus dibina oleh masjarakat sendiri.
Pengembalian ABRI kepada fungsinja, tidak mero-bah kedudukan ABRI sebagai kekuatan sosial-politik dan golongan karya; sama halnja tidak ada perobahan pada kedudukan dan fungsi kekuatan sosial-politik dan golongan karya jang lain.
Pengembalian ABRI kepada fungsinja, djuga tidak mengurangi kewadjiban-kewadjiban ABRI dalam memban-tu suksesnja Pembangunan Lima Tahun ini.
Kepada semua golongan, kepada partai-partai po-litik dan organisasi-organisasi massa, jang meragu-kan kedudukan dwifungsi ABRI dan chawatir akan menggunakan kedudukannja tersebut untuk menjeleweng dari demokrasi, saja serukan agar tidak perlu cha-watir atau "takut". ABRI djelas tidak akan menjadi diktator, ABRI djelas tidak akan memonopoli ke-kuasaan.
Bagi kita soalnja bukan siapa jang berkuasa, bukan "sipil menguasai ABRI" atau "ABRI menguasai sipil", bahkan ABRI tidak mempersoalkan hubungan ABRI - sipil. Bagi kita soal jang terpenting adalah tumbuhnja kekuasaan demokratis berdasarkan Pantja Sila; jang melaksanakan kehendak Rakjat, jang didu-
-42-
kung oleh Rakjat dan dikontrol oleh Rakjat. ABRI adalah sebagian dari Rakjat Kepada seluruh warga ABRI baik is Djenderal ataupun Pradjurit, sa-ja serukan agar benar-benar menjadari kedudukan dan tanggung-djawabnja jang besar dan berat itu. Hen-
daknja selalu didjaga dan dapat dihindari sedjauh mungkin perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan jang menimbulkan kesan kepada masjarakat, bahwa ABRI bertindak sewenang-wenang, main hakim sendiri dan sebagainja. Sebaliknja bawakan dan amalkanlah se-baik-baiknja sebelas azas-azas kepemimpinan ABRI jang telah menjadi pedoman perbuatan kita sehari- hari.
Sorotan-sorotan jang tadjam dari masjarakat djuga ditudjukan kepada pegawai-pegawai dan pedja-bat-pedjabat negeri kita, antara lain, karena dira-sakan adanja tindakan-tindakan birokratis jang ber-lebih-lebihan, lamban, belum tertib dan korup.
Bahkan ada jang meragukan berhasilnja usaha-usaha Pemerintah dan pelaksanaan pembangunan, djus-tru karena aparatur pelaksana umumnja, termasuk pe-gawai-pegawai negeri dan ABRI, baik tehnis maupun mental belum slap dan tidak akan mampu melaksana-kannja.
Sebagian masjarakat berpendapat, bahwa hal-hal itu disebabkan karena "rendahnja gadji" mereka, djumlah pegawai jang terlalu besar dan kesimpang-siuran tata kerdja. Rendahnja gaji pegawai dan ABRI adalah suatu kenjataan, tetapi saja jakin bahwa tindakan-tindakan korupsi dan penjalah-gunaan ini sebenarnja hanja dilakukan oleh segolongan ketjil dari seluruh pegawai negeri kita. Sebagian besar masih tjukup djudjur dan berusaha bekerdja sebaik-
baiknja.
Pegawai negeri jang sedjati selalu bangga akan tugasnja, memiliki harga dire dan kegairahan beker-dja dan mereka tjukup menjadari pula kesulitan-ke-sulitan jang masih dihadapi Rakjat dan Negara. Jang mereka harapkan adalah penghargaan dan perhatian
-43
dari Negara dan Rakjat serta harapan hari depan jang baik, terutama bagi putera-puteranja generasi jang akan datang.
Dalam pada itu djelas bahwa Pemerintah tidak tinggal diam dan bekerdja keras pula untuk mengada-kan penertiban-penertiban jang diperlukan.
Perbaikan administrasi dan aparatur pada umum-nja jang merupakan sjarat mutlak bagi kelantjaran pelaksanaan pembangunan - tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan aparatur jang merupakan bagian pula dari Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
Hal-hal negatif, seperti korupsi, penjelundup-an, penjalahgunaan wewenang, pungutan-pungutan liar dan sebagainja, memang tidak akan dibiarkan; dan tindakan-tindakan telah djuga diambil, baik terha-dap pegawai-pegawai sipil, karjawan-karjawan Perusahaan-perusahaan Negara, Bank-bank maupun anggota ABRI. Demikian djuga langkah-langkah peman-faatan jang tepat dari karyawan dan kekajaan dalam lingkungan Perusahaan-perusahaan Negara terus di-usahakan.
Saja minta, agar langkah-langkah ini tidak menggelisahkan pegawai negeri dan karyawan-karyawan lainnja. Langkah-langkah tadi diambil oleh Pemerin-tah djustru untuk memperkuat aparatur Negara dan aparatur perekonomian Negara. Tindakan-tindakan te-gas memang dikenakan kepada mereka jang bersalah; dan pendaja-gunaan tenaga tidak dimaksud untuk men-terlantarkan pegawai/karyawan.
Chusus mengenai masalah penjelundupan, perlu diperhatikan bahwa tidak djarang penjelundupan itu terdjadi disebabkan oleh. adanja kelalaian ataupun bantuan - sadar atau tidak - dari oknum alat-alat negara sendiri, baik is oknum ABRI, oknum Bea Tju-kai ataupun oknum sipil lainnja.
Dalam hal ini saja ingin mengingatkan bahwa penjelundupan ini sangat merugikan, bukan sadja bagi pemasukan uang negara, melainkan dapat mematikan usaha-usaha ekonomi didalam negeri.
- 44 -
Perlu sangat disadari bahwa "keuntungan" jang diperoleh para "pembantu" penjelundup itu sebenar-nja tidak seberapa dibandingkan dengan jang diper-oleh pelaku penjelundupnja sendiri, jang biasanja pedagang atau orang dari luar negeri. Oleh karena itu penjelundupan sematjam ini perlu diberantas dan setiap alat negara jang bertugas dalam bidang ini harus benar-benar berusaha untuk melaksanakan tu-gasnja sebaik-baiknja.
Disamping berbagai langkah-langkah penjempurna-an dan penertiban jang telah saja sebutkan tadi, maka Pemerintah djuga selalu berusaha untuk memper-
baiki nasib pegawai negeri dan anggota ABRI, baik dengan perbaikan gadji, maupun dengan tindakan-tin-dakan kesedjahteraan lainnja jang mungkin.
Sebagai prinsip umum, perbaikan nasib pegawai dan ABRI harus kita petjahkan dalam rangka seluruh usaha perbaikan nasib Rakjat, nasib kita semuanja, melalui Pembangunan Lima Tahun dan Pembangunan-pembangunan selandjutnja.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Saja mengetahui, bahwa kita belum puas atas ha-sil-hasil jang kita tjapai sekarang ini.
Ketidak-puasan ini wadjar, djustru karena manu-sia selalu mengedjar perbaikan. Kita merdeka untuk menentukan nasib ditangan kita sendiri; dan seka-rang, kita membangun untuk memperbaiki nasib kita itu
Tiga tahun jang lalu tuntutan Rakjat hanja "tu-runkan harga beras". Hari ini, tuntutan kita bukan itu lagi; dan djauh lebih banjak lagi.
Tuntutan itu memang mendjadi kewadjiban Peme-rintah, kewadjiban saja sebagai Mandataris, untuk melaksanakannja. Akan tetapi, lebih dari hanja tun-tutan, is adalah kewadjiban kita semuanja.
45
Kita semuanja memikul tanggung-djawab jang sama besar, jang berbeda adalah luasnja dan tempat tang-gung-djawab itu; sesuai dengan tempat kita masing- masing dalam masjarakat dan Negara
Kita semuanja, wadjib dan dapat memberikan andil; Menteri, pegawai negeri, pradjurit ABRI, pe-dagang ketjil, petani, buruh, pers, mahasiswa, pe-ladjar, pemuda, alim-ulama, tjendekiawan, pengusaha-pengusaha, kita semuanja.
Kepada suksesnja Pembangunan ini marilah kita pertaruhkan segala-galanja! Kemakmuran adalah tjita-tjita kita; Pembangunan adalah kewadjiban dan kehormatan kita.
Apabila pada saat ini ada bahaja jang paling besar mengantjam kita bahaja itu adalah kegagalan Pembangunan Lima Tahun.
Kegagalan Pembangunan ini, bukan hanja berarti hilangnja kepertjajaan kepada Pemerintah, melainkan berarti hantjurnja hasil-hasil kemadjuan ekonomi jang dengan susah-pajah kita tjapai hingga saat ini. Perekonomian jang lebih buruk, pasti mengakibatkan kembalinja PKI dan hantjurnja Pantja Sila.
Tetapi, Insja Allah, kita tidak akan gagal, ka-rena kita telah mentjapai kemadjuan dan kita tidak
Mau gagal!
- 46 -
Kita terus memandang masa depan dengan penuh kejakinan dan kemauan bekerdja. Kita terus bersa- tu-padu bersama-sama membangun masa depan itu.
Semoga Tuhan Jang Maha Esa memberkahi kita se-muanja.
Terima kasih.
Djakarta, 16 Agustus 1969.
Presiden Republik Indonesia,
SOEHARTO Djenderal T.N.I.
47

No comments: