Showing posts with label Federico Garcia Lorca. Show all posts
Showing posts with label Federico Garcia Lorca. Show all posts

Sunday, 20 February 2011

Federico García Lorca

Federico García Lorca

Federico García Lorca (5 Juni 1898 – 19 Agustus 1936) adalah seorang penyair dan dramawan Spanyol, yang juga dikenang sebagai seorang pelukis, panis, dan komponis. Ia mewakili anggota Generasi '27, yang dibunuh oleh kaum partisan Nasionalis pada usia 38 tahun pada awal Perang Saudara Spanyol.

Biografi

García Lorca dilahirkan dalam sebuah keluarga pemilik tanah yang kaya namun kurang penting, di desa Fuente Vaqueros, Granada. Ia adalah seorang anak yang cepat matang, meskipun hasil pelajarannya di sekolah tidaklah hebat. Pada 1909, ayahnya memindahkan keluarganya ke kota Granada, dan di sana ia menjadi sangat terlibat dalam kalangan para senimat setempat. Kumpulan puisinya yang pertama, Impresiones y paisajes, diterbitkan pada 1918 dan mendapatkan sambutan masyarakat setempat, namun secara komersial tidak banyak menghasilkan.

Hubungan-hubungan yang dijalinnya di Klub Seni Granada kelak menguntungkannya ketika ia pindah pada 1919 ke Residencia de estudiantes yang terkenal di Madrid. Di universitas ia bersahabat dengan Luis Buñuel dan Salvador Dalí, di antara banyak temannya yang lain yang sudah atau kelak menjadi seniman berpengaruh di Spanyol. Sebagian mengklaim bahwa ia menjalin hubungan cinta dengan Dalí, meskipun para kritik yang serius sangat meragukannya. Di Madrid ia bertemu dengan Gregorio Martínez Sierra, Direktur Teatro Eslava Madrid, dan dengan undangannya, ia menulis dan mementaskan dramanya yang pertama, "El maleficio de la mariposa", pada 1919-1920. Ini adalah sebuah drama puisi yang mendramatisasikan hubungan cinta yang tidak mungkin antara seekor kecoa dan seekor kupu-kupu, dengan peran pendukung dari serangga-serangga lainnya. Di luar panggung pementasan ini ditertawakan oleh para penonton yang tidak menghargainya, hanya setelah empat kali pertunjukan. Hal ini membuat García Lorca bersikap pahit terhadap publik penonton teater selama sisa hidupnya. Belakangan ia selalu mengklaim bahwa Mariana Pineda (1927) adalah dramanya yang pertama.

Selama beberapa tahun kemudian García Lorca menjadi semakin terlibat dalam seninya dan seni avant-garde Spanyol. Ia menerbitkan tiga lagi kumpulan puisinya termasuk Romancero Gitano (1928, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai 'Nyanyian orang-orang Gitana', 19.. (?) oleh Ramadhan KH), kumpulan puisinya yang terbaik, dan dramanya yang kedua, Mariana Pineda mendapatkan sambutan hangat di Barcelona pada 1927.

Namun, menjelang akhir 1920-an, García Lorca merasa menjadi korban depresi yang kian meningkat. Situasi ini diperparah oleh kecemasaannya karena ia semakin tidak dapat menyembunyikan homoseksualitasnya dari temanteman keluarganya. Dalam hal ini ia sangat dipengaruhi oleh sukses karyanya Romancero gitano, yang kian menambah—melalui pamor yang dihasilkannya—dikotomi kehidupannya yang menyakitkannya: ia terjebak antara pribadi seorang pengarang yang sukses, yang terpaksa ia pertahankannya di muka umum, dengan pribadinya yang tersiksa, yang hanya dapat diakuinya secara privat. García Lorca semakin terasing dari teman-teman terdekatnya, dan hal ini mencapai puncaknya ketika dua orang surealis Dalí dan Buñuel bekerja sama dalam film Un chien andalou ("An Andalusian Dog", 1929), yang ditafsirkan García Lorca, mungkin secara keliru, sebagai serangan keji terhadap dirinya. Pada saat yang sama, hubungannya yang sepihak dan sangat mendalam, namun fatal, dengan pematung, Emilio Aladrén mulai berantakan, karena Aladrén terlibat hubungan yang perempuan yang kelak menjadi istrinya. Ketika menyadari masalah-masalah ini (meskipun mungkin bukan sebab-sebabnya), keluarga García Lorca mengatur agar ia melakukan kunjungan panjang ke Amerika Serikat pada 1929-1930.

Masa tinggal García Lorca di Amerika, khususnya di New York— pengalamannya yang pertama dalam kehidupan dewasanya dengan masyarakat demokratis, meskipun ia menganggapnya sangat dipengaruhi oleh komersialisme dan penindasan sosial yang tidak resmi terhadap kelompok-kelompok minoritas—berfungsi sebagai pemicu bagi sebagian dari beberapa karyanya yang paling berani. Kumpulan puisinya, Poeta en Nueva York (Seorang Penyair di New York) menjelajahi keterasingan dan isolasinya melalui sejumlah teknik puitis yang sangat eksperimental, dan kedua dramanya Así que pasen cinco años (Ketika masa lima tahun berlalu) dan El público (Publik) jauh mendahului waktunya—, bahkan El público baru diterbitkan pada akhir 1970-an dan tidak pernah diterbitkan lengkap.

Kepulangannya ke Spanyol pada 1930 bertepatan dengan jatuhnya pemerintahan diktatur Primo de Rivera dan pembentukan kembali Republik Spanyol. Pada 1931, García Lorca ditunjuk sebagai Direktur kelompok teater mahasiswa yang disponsori pemerintah, La Barraca, yang ditugasi berkeliling Spanyol untuk memperkenalkan kepada penonton (yang umumnya di pedesaan) kepada teater 'klasik' Spanyol. Sementara berkeliling dengan La Barraca, García Lorca menulis drama-dramanya yang paling terkenal, 'trilogi desa' Bodas de sangre ("Perkawinan Darah"), Yerma dan La casa de Bernarda Alba ("Rumah Bernarda Alba"). Ia merumuskan teori-teorinya tentang penciptaan dan pertunjukan artistik dalam sebuah kuliah yang indah berjudul "Play dan Theory of the Duende," yang pertama kali disampaikan di Buenos Aires pada 1933. Di situ ia mengatakan bahwa seni tergantung pada kesadaran yang hidup akan kematian, hubungan dengan bumi, dan pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan nalar.
Patung García Lorca di Plaza de Santa Ana, Madrid

Ketika perang pecah pada 1936, García Lorca meninggalkan Madrid dan pergi Granada, meskipun ia sadar bahwa ia hampir pasti akan menemui ajalnya di kota yang terkenal memiliki oligarkhi yang paling konservatif di Andalucía. García Lorca dan iparnya, yang juga adalah wali kota sosialis Granada, segera ditangkap. Ia dihukum mati, ditembak oleh kaum milisi Falange pada 19 Agustus 1936 dan dilemparkan ke dalam sebuah kubur tanpa tanda apapun di atau di antara Víznar dan Alfacar, dekat Granada. Ada kontroversi besar, yang serupa dengan kontroversi di sekitar pembunuhan John F. Kennedy, tentant motif dan rincian kematiannya. Arsip yang disusun atas permintaan Franco belum juga dimunculkan.

Rezim Franco sama sekali melarang karyanya dan larangan itu baru diangkat ketika pada 1953 karya García Lorca (yang disensor habis-habisan), Obras completas diterbitkan. Obras itu tidak mencakup Sonnets of Dark Love (Soneta cinta gelap) yang ditulisnya belakangan, pada November 1935 dan dipertunjukkan hanya untuk teman-teman dekatnya – tulisan-tulisan ini hilang hingga 1983/4 ketika akhirnya diterbitkan. Baru setelah kematian Franco pada 1975 kehidupan dan kematian García Lorca dapat didiskusikan secara terbuka di Spanyol.

Pada 1986, terjemahan puisi García Lorca "Pequeño vals vienés" (Watlz Wina kecil) oleh Leonard Cohen dalam bahasa Inggris menduduki peringkat pertama dalam tangga lagu Spanyol (sebagai "Take This Waltz", musik oleh Cohen).

Kini, García Lorca dihormati dalam bentuk sebuah patung yang ditempatkan secara menonjol di Plaza de Santa Ana, Madrid. Filsuf politik David Crocker melaporkan bahwa "patung itu, setidak-tidaknya, masih merupakan lambang dari masa lalu yang diperdebatkan: setiap hari, kaum Kiri meletakkan sebuah sapu tangan di leher patung itu, dan seseorang dari golongan Kanan kemudian datang dan menyingkirkannya.” [1]

Karya-karya penting
Puisi

* Impresiones y paisajes ("Kesan dan lansekap", 1918)
* Libro de poemas ("Buku puisi", 1921)
* Canciones ("Nyanyian", 1927)
* Primer romancero gitano ("Romansa kaum gitana", 1928)
* Poema del cante jondo ("Puisi nyanyian dalam", 1931)
* Sonetos del amor oscuro ("Soneta cinta gelap ", 1935)
* Primeras canciones ("Nyanyian-nyanyian pertama", 1936)
* Poeta en Nueva York (terbit secara anumerta pada 1940, terjemahan pertama dalam bahasa Inggris dengan judul "A Poet in New York" (Seorang penyair di New York), 1988)

Teater

* El maleficio de la mariposa ("Sihir jahat sang kupu-kupu": ditulis 1919-20, pementasan pertama 1920)
* Mariana Pineda (ditulis 1923-25, pementasan pertama 1927)
* La zapatera prodigiosa ("Istri si tukang sepatu": ditulis 1926-30, pementasan pertama 1930, revisi 1933)
* Amor de Don Perlimpín con Belisa en su jardín ("Percintaan Don Perlimpín dengan Belisa di taman": ditulis 1928, pementasan pertama 1933)
* Bodas de sangre ("Perkawinan darah": ditulis 1932, pementasan pertama 1933)
* Yerma (ditulis 1934, pementasan pertama 1934)
* Doña Rosita la soltera ("Doña Rosita perawan tua": ditulis 1935, pementasan pertama 1935)
* Retablillo de Don Cristóbal ("The Puppet-Play of Don Cristóbal": ditulis 1931, pementasan pertama 1935)
* Los títeres de Cachiporra ("The Billy-Club Puppets": ditulis 1928, pementasan pertama 1937)
* Así que pasen cinco años ("Ketika lima tahun berlalu": ditulis 1931, pementasan pertama 1945)
* La casa de Bernarda Alba ("Rumah Bernarda Alba": ditulis 1936, pementasan pertama 1945)
* El público ("Publik": ditulis 1930-1936, pementasan pertama 1972)
* Comedia sin título ("Komedi tanpa judul": ditulis 1936, pementasan pertama 1986)

Drama pendek

* El paseo de Buster Keaton ("Buster Keaton berjalan-jalan", 1928)
* La doncella, el marinero y el estudiante ("Gadis, pelaut dan mahasiswa ", 1928)
* Quimera ("Mimpi", 1928)

Naskah film

* Viaje a la luna ("Perjalanan ke bulan", 1929)

Rujukan

* Gibson, Ian (1990). Federico García Lorca: A Life. London: Faber & Faber. ISBN 0-571-14224-9.
* Stainton, Leslie (1999). Lorca: A Dream of Life. London: Farrar Straus & Giroux. ISBN 0-374-19097-6.
* Doggart, Sebastian & Michael Thompson (eds) (1999). Fire, Blood dan the Alphabet: One Hundred Years of Lorca. Durham: University of Durham. ISBN 0-907310-44-3.

SELAMAT TINGGAL [Despedida]

Federico Garcia Lorca:


SELAMAT TINGGAL
[Despedida]

kalau aku mati
biarkan balkon senantiasa terbuka

hingga anak lelaki kecil lelaki sedang mengenyam jeruk
[dari balkon itu bisa kulihat selalu ]

[dari balkon itu juga bisa kudengar]
para penuai memanen gandumnya

kalau aku mati
biarkan balkon tetap terbuka ya!


[Dari:Ed. Francisco Garcia Lorca & Donal M. Allen, "Pilihan Puisi Federico Garcia Lorca", New Direction Publishing Corporation, New York, 1961, 180 hlm. Alih bahasa oleh JJ. Kusni]

Gacela of the Dark Death

Federico Garcia Lorca


Gacela of the Dark Death

I want to sleep the dream of the apples,
to withdraw from the tumult of cemetries.
I want to sleep the dream of that child
who wanted to cut his heart on the high seas.

I don't want to hear again that the dead do not lose their blood,
that the putrid mouth goes on asking for water.
I don't want to learn of the tortures of the grass,
nor of the moon with a serpent's mouth
that labors before dawn.

I want to sleep awhile,
awhile, a minute, a century;
but all must know that I have not died;
that there is a stable of gold in my lips;
that I am the small friend of the West wing;
that I am the intense shadows of my tears.

Cover me at dawn with a veil,
because dawn will throw fistfuls of ants at me,
and wet with hard water my shoes
so that the pincers of the scorpion slide.

For I want to sleep the dream of the apples,
to learn a lament that will cleanse me to earth;
for I want to live with that dark child
who wanted to cut his heart on the high seas.


Gacela of the Dead Child

Each afternoon in Granada,
each afternoon, a child dies.
Each afternoon the water sits down
and chats with its companions.

The dead wear mossy wings.
The cloudy wind and the clear wind
are two pheasants in flight through the towers,
and the day is a wounded boy.

Not a flicker of lark was left in the air
when I met you in the caverns of wine.
Not the crumb of a cloud was left in the ground
when you were drowned in the river.

A giant of water fell down over the hills,
and the valley was tumbling with lilies and dogs.
In my hands' violet shadow, your body,
dead on the bank, was an angel of coldness.


City that Not Does Sleep

In the sky there is nobody asleep. Nobody, nobody.
Nobody is asleep.
The creatures of the moon sniff and prowl about their cabins.
The living iguanas will come and bite the men who do not dream,
and the man who rushes out with his spirit broken will meet on the
street corner
the unbelievable alligator quiet beneath the tender protest of the
stars.

Nobody is asleep on earth. Nobody, nobody.
Nobody is asleep.
In a graveyard far off there is a corpse
who has moaned for three years
because of a dry countryside on his knee;
and that boy they buried this morning cried so much
it was necessary to call out the dogs to keep him quiet.

Life is not a dream. Careful! Careful! Careful!
We fall down the stairs in order to eat the moist earth
or we climb to the knife edge of the snow with the voices of the dead
dahlias.
But forgetfulness does not exist, dreams do not exist;
flesh exists. Kisses tie our mouths
in a thicket of new veins,
and whoever his pain pains will feel that pain forever
and whoever is afraid of death will carry it on his shoulders.

One day
the horses will live in the saloons
and the enraged ants
will throw themselves on the yellow skies that take refuge in the
eyes of cows.

Another day
we will watch the preserved butterflies rise from the dead
and still walking through a country of gray sponges and silent boats
we will watch our ring flash and roses spring from our tongue.
Careful! Be careful! Be careful!
The men who still have marks of the claw and the thunderstorm,
and that boy who cries because he has never heard of the invention
of the bridge,
or that dead man who possesses now only his head and a shoe,
we must carry them to the wall where the iguanas and the snakes
are waiting,
where the bear's teeth are waiting,
where the mummified hand of the boy is waiting,
and the hair of the camel stands on end with a violent blue shudder.

Nobody is sleeping in the sky. Nobody, nobody.
Nobody is sleeping.
If someone does close his eyes,
a whip, boys, a whip!
Let there be a landscape of open eyes
and bitter wounds on fire.
No one is sleeping in this world. No one, no one.
I have said it before.

No one is sleeping.
But if someone grows too much moss on his temples during the
night,
open the stage trapdoors so he can see in the moonlight
the lying goblets, and the poison, and the skull of the theaters.






http://kampung-puisi.blogspot.com/2009/10/poem-by-federico-garcia-lorca.html

SANG GITAR

Federico Garcia Lorca


SANG GITAR

tangisan dari gitar
terdengar.
Gelas-gelas fajar
yang pecah.
Tangisan dari gitar
terdengar.
Tak berguna
membisukannya.
Mustahil
membisukannya.
Ini tangisan jemu
seperti rintih air
seperti rintih angin
kepada salju.
Mustahil
menyumpal mulutnya.
Dia merintih untuk
seseorang yang jauh.
Panas padang pasir selatan
merindukan camelia putih
tangisan memanah tanpa arah
malam tanpa pagi
dan burung pertama mati
pada cabang pohon.
Oh, gitar
hati yang penuh luka
ditebas lima pedang.


La Guitarra


Empieza el llanto
de la guitarra.
Se rompen las copas
de la madrugada.
Empieza el llanto
de la guitarra.
Es inútil
callarla.
Es imposible
callarla.
Llora monótona
como llora el agua,
como llora el viento
sobre la nevada.
Es imposible
callarla.
Llora por cosas
lejanas.
Arena del Sur caliente
que pide camelias blancas.
Llora flecha sin blanco,
la tarde sin mañana,
y el primer pájaro muerto
sobre la rama.
¡Oh guitarra!
Corazón malherido
por cinco espadas.


The Guitar

The weeping of the guitar
begins.
The goblets of dawn
are smashed.
The weeping of the guitar
begins.
Useless
to silence it.
Impossible
to silence it.
It weeps monotonously
as water weeps
as the wind weeps
over snowfields.
Impossible
to silence it.
It weeps for distant
things.
Hot southern sands
yearning for white camellias.
Weeps arrow without target
evening without morning
and the first dead bird
on the branch.
Oh, guitar!
Heart mortally wounded
by five swords



http://kampung-puisi.blogspot.com/2010/12/federico-garcia-lorca.html